Jasmine adalah tipe wanita cantik, dengan tinggi semampai dan rambut lurus hitam legam yang biasa membuat wanita insecure ketika berada di dekatnya.Namun, Luana tidak insecure karena kecantikan Jasmine sebab saat SMA dulu sudah sangat kenyang dekat orang seperti Jasmine, yaitu temannya yang bernama Yui, gadis yang dulu selalu menghina Luana yang katanya terlalu mungil untuk ukuran seorang perempuan.Luana merasa terancam tiap kali dekat dengan Jasmine, karena merasa gadis yang kini berdiri di sampingnya ini sedang merencanakan sesuatu yang jahat padanya."Apa aku salah mengenali orang? Kamu benar-benad Luana yang bekerja jadi sekertaris ketiga Kyle itu, bukan?"Jasmine bertanya lagi. Luana kini buru-buru mengangguk, karena tinggi tubuh Jasmine, Luana yang badannya mungil itu pun merasa sedikit terintimidasi."Y-ya."Jasmine mengangguk, melirik Luana sebentar sebelum menumpukan tangan di pegangan balkon dan melayangkan pandangan jauh ke depan."Kamu tahu tidak? Hubunganku dan Kyle it
Luana menatap waspada pada Jasmine, dan wanita itu mulai membuka mulutnya. "Maafkan aku yang sudah merendahkan dirimu tadi," ucap gadis semampai tersebut dengan anggun.Luana yang terkejut dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba hanya bisa mengangguk dengan sedikit bingung."Ngomong-ngomong, aku boleh pinjam syal-mu?"Jasmine bertanya seperti itu sambil menggosok lenganya yang terbuka karena dirinya yang hanya memakai tank top."Di sini dingin sekali, maaf. Tapi sebenarnya aku tidak betah dingin," lanjutnya dengan suara memelas.Meski ragu dan curiga, Luana akhirnya melepaskan syal yang tadi membungkus bahunya kepada Jasmine."Silahkan. Kebetulan aku juga sudah mau masuk," jawab Luana. Bagaimana pun, satu tempat dengan Jasmine benar-benar tidak nyaman. Entah kenapa jantungnya selalu berdebar kencang seperti ada sesuatu yang tidak beres.Buru-buru Luana pamit untuk segera menjauh dari gadis itu dan menceritakan segalanya pada Kyle atas ketidak nyamanan yang aneh ini."Terima kasih,
Pagi hari tiba dengan cepat. Jia, sang penanggung jawab acara ini tadi setelah sarapan menemui para peserta sebentar, menjelaskan apa saja yang harus mereka lakukan besok serta membagikan peta pulau ini, terutama lokasi tempat diadakannya tantangan untuk sayembara.Tantangan-tantangan tersebut ada tiga putaran, lokasi tantangan diadakan juga telah ditandai oleh tim penyelenggara di peta yang mereka bagikan.Putaran pertama: tantangan yang dilakukan bersama tim yang dibentuk dari empat puluh orang peserta, masing-masing tim berisi lima orang.Putaran kedua: tantangan yang dihadapi oleh sesama tim, seperti pertarungan dalam tim dan penyelenggara belum memberi tahu jenis tantangan apa itu.Lalu, jika lolos di putaran pertama dan kedua, maka harus mengikuti putaran ketiga, tantangan paling sulit yaitu pertarungan antar peserta yang sudah lolos di putaran pertama maupun kedua.Penyelenggara sama sekali tidak menjelaskan tantangan seperti apa yang akan mereka hadapi, tapi Luana sudah berde
"Kenapa kamu sangat cerewet, sih? Arrrghhh! Aku kalah lagi!" umpat Gio kesal seraya membanting ponselnya ke meja.Dia memijat keningnya karena merasa benar-benar tak berdaya dengan game buatan manusia tersebut. Seharian ini dia selalu gagal dan gagal."Ayolah, Tuan. Kalau begitu tolong katakan pada saya, di mana terakhir Anda mendeteksi keberadaan vampir baru itu?" tanya Evan, memancing Gio agar mau segera bergerak dan membereskan masalah ini."Hm, di kota ini? Tapi sepertinya dia sudah pergi sekarang," jawab Gio santai, mengambil ponselnya kembali."Ke mana? Ke kota sebelah? Mencari mangsa baru?" kejar Evan tak sabar."Tidak. Dia sekarang sudah pergi pulau yang sangat jauh, sepertinya ada yang bawa dia ke pulau itu," jawab Gio santai, benar-benar tanpa beban pikiran.Evan menepuk tangan satu kali dengan semangat dan menatap Tuan mudanya sebagai isyarat untuk mulai bergerak."Baiklah, ayo kita datangi pulau itu dan meringkusnya sebelum terjadi korban jiwa. Sepertinya memang ada dalang
Saat Gio sedang kesal sendiri memikirkan Kyle Ivander, Evan bicara lagi, seperti sengaja menuangkan minyak di dalam api. "Dia bukan Berengsek, dia pemimpin yang kompeten tidak seperti Anda, Tuan Muda. Wajah kalian sama tapi dia jauh lebih unggul daripada Anda," ucap Evan mengklasifikasi, membuat Gio cemberut seketika Gio yang kesal tiap kali ingat bagaimana pria di foto ini merengkuh pinggang Luana dengan nyaman, melayangkan tatapan tajam pada bawahannya tersebut."Tuan mudamu itu aku apa dia, sih? Kenapa malah terus memuji si berengsek tukang modus ini? Dasar," gerutunya sambil bersungut-sungut. "Saya hanya berbicara kenyataan supaya Anda segera insyaf dan sadar."Evan malah membalas dengan tenang, dia seperti balas dendam karena terus menerus dibuat lelah oleh tindakan Gio."Ah, aku aku mengubah rambut jadi warna hitam seperti dia, ah."Entah ide dari mana, Gio tiba-tiba punya pikiran seperti itu. Gio tersenyum sendiri membayangkan Luana yang salah mengenali Kyle sebagai dirinya
Pagi hari.Para peserta sayembara dikumpulkan di sebuah ruangan besar dan diberi arahan oleh Jia, ketua panitia penyelenggara acara ini sekaligus penanggung jawab setelah Kyle. Ke-empat puluh peserta dibagi menjadi delapan kelompok dengan masing-masing kelompok berisi lima orang, sesuai kertas undian yang mereka ambil.Luana satu kelompok dengan Joanna dan Allina, teman satu kantornya, ditambah dengan satu orang dari kantor cabang yaitu Mila dan satu orang dari perusahaan akuisisi.Kelompok Luana, berisi empat orang wanita dan satu pria, satu-satunya kelompok yang dipandang remeh oleh kelompok lain karena banyak anggota perempuan daripada laki-laki.Sedangkan kebanyakan kelompok berisi tiga orang perempuan dan sedikitnya dua orang lelaki.Luana dan ketiga temannya tersebut pun mulai berkenalan, termasuk dengan satu-satunya pria di kelompok tersebut.Pertama kali melihat wajahnya, Luana sedikit tertegun karena tiba-tiba seseorang yang sangat ingin dia lupakan, Rexy.Siapakah pria ini?
Putaran pertama tantangan sayembara ini, harus diselesaikan dengan kerja sama tim.Jia mengumumkan ada tiga tempat bagi para peserta untuk mengumpulkan kunci berlambang dua trisula sebanyak-banyaknya dalam waktu dua jam.Para peserta dibebaskan memulai pengumpulan kunci tersebut dari mana dari ketiga tempat ini yaitu lapangan, kolam renang dan rumah utama keluarga Zeus yang terletak di tengah pulau.Putaran pertama sayembara ini disiarkan secara langsung oleh TV Nasional karena mengenalkan seluk beluk pulau dan wisata serta keindahan di dalamnya.Tim Luana memilih memulai pengumpulan kunci dari sisi kiri ke kanan, yaitu lapangan lebih dulu.Di lapangan yang sangat luas tersebut, bertumpuk balok kayu beserta kapak yang disiapkan."Kalian harus menemukan kunci-kunci tersebut di dalam balok kayu ini," tutur guide sayembara memberi arahan."Memotong balok kayu? Kecil! Lu, kamu cukup diam dan cari saja kunci di potongan balok kayu, aku yang akan mengerjakan ini."Joanna maju sebelum yang l
Tanpa diberitahu apa pun, tim Luana masuk ke dalam hutan.Tantangan kedua ini, mereka berlima yang asalnya teman akan berubah menjadi rival karena maksimal hanya dua orang yang bisa lolos untuk putaran berikutnya.Luana menatap jam tangan unik yang kini melingkar di tangannya meski tidak tahu fungsi jam tangan warna hitam tersebut karena hanya ada layar tanpa apa pun di sana.Kelima orang itu berhenti di depan layar besar yang disiapkan untuk mereka.Hutan ini tidak begitu lebat, meski pohon-pohon menjulang tinggi tapi semak belukar di bawahnya telah dipangkas habis, sehingga suasana terang benderang.Tidak ada tempat untuk sembunyi.Tiba-tiba layar jam tangan menyala, menampakkan sosok guide sayembara."Tantangan kedua adalah permainan domba dan serigala. Serigala harus mengejar domba dan domba harus lari untuk menyelamatkan diri, batas waktu tantangan ini tiga puluh menit."Kelima orang yang berada di situ saling pandang karena belum paham dengan apa yang harus mereka lakukan.Layar