Nathan menggeleng dengan tegas atas pertanyaan Kyle. "Anda jangan pura-pura lupa, Tuan Muda. Ingat, kalo Anda sembrono, Anda bisa membuat Luana berada dalam bahaya karena efek obat penenang yang Anda minum tadi, sangat membahayakan manusia biasa, Tuan.""Ah, baiklah."Kyle menjawab dengan ekspresi tak peduli. Melihat tuan mudanya yang acuh tak acuh atas ucapan Nathan, Nathan pun sekali lagi mengingatkan."Obat yang Anda konsumsi ini memang efeknya untuk Anda bisa menenangkan sehingga Anda tak perlu membunuh orang untuk membuat diri Anda rileks, tapi untuk manusia biasa, obat ini seperti racun dengan kualitas yang sangat tinggi. Anda sudah mengonsumsi ini bertahun-tahun, bisa jadi racun tersebut sudah bersatu dengan darah Anda, Tuan."Kyle dengan malas melirik Nathan yang terlihat sangat kompeten dalam pekerjaannya tersebut.Kyle memang sudah berhenti membunuh orang untuk menenangkan dirinya ketika efek kekuatan 'succubus'nya muncul semenjak Nathan menemukan obat penenang ini, tapi d
Luana berdehem dengan wajah sedikit panik."M-maksud saya ... pokoknya nanti saya jelaskan, tapi sekarang kasih tahu saya lebih dulu, Anda Kyle atau bukan?""Kyle.""Buktinya?" kejar Luana yang masih belum percaya. "Kalau kamu kenal aku, kamu pasti dia mengenali aku."Kyle mengatakan itu sambil mengendikkan bahu dengan acuh tak acuh."Ih."Luana hanya bisa cemberut mendengar itu. Akhirnya, untuk memastikan kalau pria di depannya ini adalah Kyle yang sangat dicintainya, Luana pun mendekat dan mengendus kemeja Kyle. "Eh, kamu kenapa mencium cium badanku?"Kyle reflek mundur karena kaget, sedangkan Luana hanya menatap polos padanya dan berkata. "Ah, ini aroma parfum yang biasa Anda pakai, sekarang saya yakin kalau Anda adalah bos saya," ucap Luana dengan senyum lebar."Dasar."Gemas dengan kelakuan gadisnya, Kyle pun menyentil pelan kepala Luana yang dibalas gadis tersebut dengan bibir cemberut."Kenapa kamu menghalangi pintu seperti itu? Aku tidak boleh mampir?"Kyle melirik Luana y
Setelah mengatakan itu, Kyle dengan tenang naik ke ranjang Luana dan berbaring miring di sana dan melambaikan tangan ke arah Luana. "Sini," panggilnya. Pose Kyle yang sedang berbaring miring dengan satu tangan menopang kepala, benar-benar sangat hot sehingga Luana pun menelan ludah."Tunggu apa lagi, Lun? Sini, berbaring sama aku," ajak Kyle dengan santai, membuat Luana seketika kehilangan akal sehat karena pria tampan tersebut.Pelan, Luana pun mulai ikut naik ke atas ranjang dan mendekat ke arah bos-nya tersebut."A-apakah Anda sudah membawa pengaman?" tanya Luana pelan, yang menyingkirkan rasa malu dan masuk ke dalam pelukan pria tampan yang berbaring di ranjangnya. "Pengaman?"Bingung, Kyle bertanya. Luana menelan ludah dan menjawab. "I-iya, bukankah kita akan m-melakukan ...."Luana yang kini melingkarkan tangan di punggung lebar pria tersebut dan membenamkan wajah di ketiak Kyle yang wangi, tak sanggup meneruskan ucapannya."Melakukan apa, Lum?"Terdengar tawa geli keluar d
Kyle tidur dengan tenang, akhir-akhir ini seperti menjdi kebiasaan dirinya yang selalu bisa tidur dengan tenang dengan memeluk Luana. Luana menunggu dengan tenang, seraya memuaskan diri memeluk pria yang terlihat sangat rapuh ketika tertidur itu.Pikirannya mengembara ke masa SMA mereka, ketika Kyle yang 'kehabisan kekuatan' mencari dirinya.Beberapa kali Kyle berada di antara hidup dan mati karena kekuatan istimewa melebihi manusia biasa yang dimilikinya, dan Luana selalu datang untuk membantu Kyle kembali ke keadaan normal.Luana sendiri tiba-tiba memikirkan hal aneh, kenapa sekarang setelah dewasa bos-nya sama sekali berbeda dengan ketika SMA, di mana katanya dulu dia sering lepas kendali dan melampiaskan kekuatannya yang berlebihan itu untuk membunuh orang?Sementara itu, saat ini, sejauh yang diketahui Luana, Kyle kini benar-benar tak ubahnya manusia biasa. Beberapa saat kemudian, bos-nya itu bangun, makan bersama makanan yang dipesan Luana melalui gofood, mandi lalu kembali b
"Aku harus bagaimana?"Luana mondar-mandir dengan gusar. Tadi Kyle yang meragukan keselamatannya di sayembara besok, dan kini Gio memberi tahu bahwa ada buronan yang bersembunyi di pulau terpencil tersebut.Apakah dia menuruti Kyle saja untuk mengundurkan diri dari sayembara ini? Tapi ... Luana ingin membuat Kyle bangga dengan hasil latihannya selama seminggu ini.Apalagi bos-nya tersebut bahkan sudah mengeluarkan uang lima puluh juta untuknya.Bagaimana pun caranya, Luana ingin menang dalam sayembara ini dan membuat Kyle bangga.Melihat kegamangan yang bercampur kegelisahan serta ketakutan di wajah Luana, Gio lama-lama merasa kasihan juga."Sini tangan kamu," ucapnya, memberi isyarat kepada Luana agar mau mengulurkan tangan."Buat apa?"Refleks, Luana menyembunyikan tangannya ke belakang karena takut dijahili oleh pria di depannya tersebut."Sini," ulang Gio, kali ini sambil meraih lengan Ahra dan memeganginya kuat-kuat agar tidak ditarik oleh gadis tersebut."Mau apa, sih?"Luana b
Seremoni pemberangkatan anggota yang ikut sayembara berjalan lancar dan meriah.Total yang ikut sayembara ini ada empat puluh orang, kabarnya yang bisa terpilih ikut melewati tes yang sangat berat sehingga dari ribuan karyawan, hanya empat puluh orang ini yang terpilih.Mungkin hanya Luana saja yang tidak ikut tes apa pun, dia bahkan terkaget-kaget saat para peserta menceritakan apa yang saja yang mereka alami untuk bisa sampai sini.Inilah yang dinamakan kekuatan orang dalam.Tahu kalau Luana terpilih karena keinginan Kyle, gadis itu memilih diam karena tak ingin menjadi sasaran kecemburuan sosial, dia pun berpura-pura mengalami penderitaan yang sama.Dari kantor pusat terpilih delapan orang termasuk Luana dan Jasmine, sedangkan tiga puluh dua sisanya dari kantor cabang dan beberapa perusahaan yang berafiliasi dengan Zeus group."Jadi kamu harus melakukan shit up, push up serta treadmill setiap hari untuk bisa sampai sini?" tanya salah satu peserta sayembara yang duduk satu bangku de
Jasmine adalah tipe wanita cantik, dengan tinggi semampai dan rambut lurus hitam legam yang biasa membuat wanita insecure ketika berada di dekatnya.Namun, Luana tidak insecure karena kecantikan Jasmine sebab saat SMA dulu sudah sangat kenyang dekat orang seperti Jasmine, yaitu temannya yang bernama Yui, gadis yang dulu selalu menghina Luana yang katanya terlalu mungil untuk ukuran seorang perempuan.Luana merasa terancam tiap kali dekat dengan Jasmine, karena merasa gadis yang kini berdiri di sampingnya ini sedang merencanakan sesuatu yang jahat padanya."Apa aku salah mengenali orang? Kamu benar-benad Luana yang bekerja jadi sekertaris ketiga Kyle itu, bukan?"Jasmine bertanya lagi. Luana kini buru-buru mengangguk, karena tinggi tubuh Jasmine, Luana yang badannya mungil itu pun merasa sedikit terintimidasi."Y-ya."Jasmine mengangguk, melirik Luana sebentar sebelum menumpukan tangan di pegangan balkon dan melayangkan pandangan jauh ke depan."Kamu tahu tidak? Hubunganku dan Kyle it
Luana menatap waspada pada Jasmine, dan wanita itu mulai membuka mulutnya. "Maafkan aku yang sudah merendahkan dirimu tadi," ucap gadis semampai tersebut dengan anggun.Luana yang terkejut dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba hanya bisa mengangguk dengan sedikit bingung."Ngomong-ngomong, aku boleh pinjam syal-mu?"Jasmine bertanya seperti itu sambil menggosok lenganya yang terbuka karena dirinya yang hanya memakai tank top."Di sini dingin sekali, maaf. Tapi sebenarnya aku tidak betah dingin," lanjutnya dengan suara memelas.Meski ragu dan curiga, Luana akhirnya melepaskan syal yang tadi membungkus bahunya kepada Jasmine."Silahkan. Kebetulan aku juga sudah mau masuk," jawab Luana. Bagaimana pun, satu tempat dengan Jasmine benar-benar tidak nyaman. Entah kenapa jantungnya selalu berdebar kencang seperti ada sesuatu yang tidak beres.Buru-buru Luana pamit untuk segera menjauh dari gadis itu dan menceritakan segalanya pada Kyle atas ketidak nyamanan yang aneh ini."Terima kasih,