Kyle tidur dengan tenang, akhir-akhir ini seperti menjdi kebiasaan dirinya yang selalu bisa tidur dengan tenang dengan memeluk Luana. Luana menunggu dengan tenang, seraya memuaskan diri memeluk pria yang terlihat sangat rapuh ketika tertidur itu.Pikirannya mengembara ke masa SMA mereka, ketika Kyle yang 'kehabisan kekuatan' mencari dirinya.Beberapa kali Kyle berada di antara hidup dan mati karena kekuatan istimewa melebihi manusia biasa yang dimilikinya, dan Luana selalu datang untuk membantu Kyle kembali ke keadaan normal.Luana sendiri tiba-tiba memikirkan hal aneh, kenapa sekarang setelah dewasa bos-nya sama sekali berbeda dengan ketika SMA, di mana katanya dulu dia sering lepas kendali dan melampiaskan kekuatannya yang berlebihan itu untuk membunuh orang?Sementara itu, saat ini, sejauh yang diketahui Luana, Kyle kini benar-benar tak ubahnya manusia biasa. Beberapa saat kemudian, bos-nya itu bangun, makan bersama makanan yang dipesan Luana melalui gofood, mandi lalu kembali b
"Aku harus bagaimana?"Luana mondar-mandir dengan gusar. Tadi Kyle yang meragukan keselamatannya di sayembara besok, dan kini Gio memberi tahu bahwa ada buronan yang bersembunyi di pulau terpencil tersebut.Apakah dia menuruti Kyle saja untuk mengundurkan diri dari sayembara ini? Tapi ... Luana ingin membuat Kyle bangga dengan hasil latihannya selama seminggu ini.Apalagi bos-nya tersebut bahkan sudah mengeluarkan uang lima puluh juta untuknya.Bagaimana pun caranya, Luana ingin menang dalam sayembara ini dan membuat Kyle bangga.Melihat kegamangan yang bercampur kegelisahan serta ketakutan di wajah Luana, Gio lama-lama merasa kasihan juga."Sini tangan kamu," ucapnya, memberi isyarat kepada Luana agar mau mengulurkan tangan."Buat apa?"Refleks, Luana menyembunyikan tangannya ke belakang karena takut dijahili oleh pria di depannya tersebut."Sini," ulang Gio, kali ini sambil meraih lengan Ahra dan memeganginya kuat-kuat agar tidak ditarik oleh gadis tersebut."Mau apa, sih?"Luana b
Seremoni pemberangkatan anggota yang ikut sayembara berjalan lancar dan meriah.Total yang ikut sayembara ini ada empat puluh orang, kabarnya yang bisa terpilih ikut melewati tes yang sangat berat sehingga dari ribuan karyawan, hanya empat puluh orang ini yang terpilih.Mungkin hanya Luana saja yang tidak ikut tes apa pun, dia bahkan terkaget-kaget saat para peserta menceritakan apa yang saja yang mereka alami untuk bisa sampai sini.Inilah yang dinamakan kekuatan orang dalam.Tahu kalau Luana terpilih karena keinginan Kyle, gadis itu memilih diam karena tak ingin menjadi sasaran kecemburuan sosial, dia pun berpura-pura mengalami penderitaan yang sama.Dari kantor pusat terpilih delapan orang termasuk Luana dan Jasmine, sedangkan tiga puluh dua sisanya dari kantor cabang dan beberapa perusahaan yang berafiliasi dengan Zeus group."Jadi kamu harus melakukan shit up, push up serta treadmill setiap hari untuk bisa sampai sini?" tanya salah satu peserta sayembara yang duduk satu bangku de
Jasmine adalah tipe wanita cantik, dengan tinggi semampai dan rambut lurus hitam legam yang biasa membuat wanita insecure ketika berada di dekatnya.Namun, Luana tidak insecure karena kecantikan Jasmine sebab saat SMA dulu sudah sangat kenyang dekat orang seperti Jasmine, yaitu temannya yang bernama Yui, gadis yang dulu selalu menghina Luana yang katanya terlalu mungil untuk ukuran seorang perempuan.Luana merasa terancam tiap kali dekat dengan Jasmine, karena merasa gadis yang kini berdiri di sampingnya ini sedang merencanakan sesuatu yang jahat padanya."Apa aku salah mengenali orang? Kamu benar-benad Luana yang bekerja jadi sekertaris ketiga Kyle itu, bukan?"Jasmine bertanya lagi. Luana kini buru-buru mengangguk, karena tinggi tubuh Jasmine, Luana yang badannya mungil itu pun merasa sedikit terintimidasi."Y-ya."Jasmine mengangguk, melirik Luana sebentar sebelum menumpukan tangan di pegangan balkon dan melayangkan pandangan jauh ke depan."Kamu tahu tidak? Hubunganku dan Kyle it
Luana menatap waspada pada Jasmine, dan wanita itu mulai membuka mulutnya. "Maafkan aku yang sudah merendahkan dirimu tadi," ucap gadis semampai tersebut dengan anggun.Luana yang terkejut dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba hanya bisa mengangguk dengan sedikit bingung."Ngomong-ngomong, aku boleh pinjam syal-mu?"Jasmine bertanya seperti itu sambil menggosok lenganya yang terbuka karena dirinya yang hanya memakai tank top."Di sini dingin sekali, maaf. Tapi sebenarnya aku tidak betah dingin," lanjutnya dengan suara memelas.Meski ragu dan curiga, Luana akhirnya melepaskan syal yang tadi membungkus bahunya kepada Jasmine."Silahkan. Kebetulan aku juga sudah mau masuk," jawab Luana. Bagaimana pun, satu tempat dengan Jasmine benar-benar tidak nyaman. Entah kenapa jantungnya selalu berdebar kencang seperti ada sesuatu yang tidak beres.Buru-buru Luana pamit untuk segera menjauh dari gadis itu dan menceritakan segalanya pada Kyle atas ketidak nyamanan yang aneh ini."Terima kasih,
Pagi hari tiba dengan cepat. Jia, sang penanggung jawab acara ini tadi setelah sarapan menemui para peserta sebentar, menjelaskan apa saja yang harus mereka lakukan besok serta membagikan peta pulau ini, terutama lokasi tempat diadakannya tantangan untuk sayembara.Tantangan-tantangan tersebut ada tiga putaran, lokasi tantangan diadakan juga telah ditandai oleh tim penyelenggara di peta yang mereka bagikan.Putaran pertama: tantangan yang dilakukan bersama tim yang dibentuk dari empat puluh orang peserta, masing-masing tim berisi lima orang.Putaran kedua: tantangan yang dihadapi oleh sesama tim, seperti pertarungan dalam tim dan penyelenggara belum memberi tahu jenis tantangan apa itu.Lalu, jika lolos di putaran pertama dan kedua, maka harus mengikuti putaran ketiga, tantangan paling sulit yaitu pertarungan antar peserta yang sudah lolos di putaran pertama maupun kedua.Penyelenggara sama sekali tidak menjelaskan tantangan seperti apa yang akan mereka hadapi, tapi Luana sudah berde
"Kenapa kamu sangat cerewet, sih? Arrrghhh! Aku kalah lagi!" umpat Gio kesal seraya membanting ponselnya ke meja.Dia memijat keningnya karena merasa benar-benar tak berdaya dengan game buatan manusia tersebut. Seharian ini dia selalu gagal dan gagal."Ayolah, Tuan. Kalau begitu tolong katakan pada saya, di mana terakhir Anda mendeteksi keberadaan vampir baru itu?" tanya Evan, memancing Gio agar mau segera bergerak dan membereskan masalah ini."Hm, di kota ini? Tapi sepertinya dia sudah pergi sekarang," jawab Gio santai, mengambil ponselnya kembali."Ke mana? Ke kota sebelah? Mencari mangsa baru?" kejar Evan tak sabar."Tidak. Dia sekarang sudah pergi pulau yang sangat jauh, sepertinya ada yang bawa dia ke pulau itu," jawab Gio santai, benar-benar tanpa beban pikiran.Evan menepuk tangan satu kali dengan semangat dan menatap Tuan mudanya sebagai isyarat untuk mulai bergerak."Baiklah, ayo kita datangi pulau itu dan meringkusnya sebelum terjadi korban jiwa. Sepertinya memang ada dalang
Saat Gio sedang kesal sendiri memikirkan Kyle Ivander, Evan bicara lagi, seperti sengaja menuangkan minyak di dalam api. "Dia bukan Berengsek, dia pemimpin yang kompeten tidak seperti Anda, Tuan Muda. Wajah kalian sama tapi dia jauh lebih unggul daripada Anda," ucap Evan mengklasifikasi, membuat Gio cemberut seketika Gio yang kesal tiap kali ingat bagaimana pria di foto ini merengkuh pinggang Luana dengan nyaman, melayangkan tatapan tajam pada bawahannya tersebut."Tuan mudamu itu aku apa dia, sih? Kenapa malah terus memuji si berengsek tukang modus ini? Dasar," gerutunya sambil bersungut-sungut. "Saya hanya berbicara kenyataan supaya Anda segera insyaf dan sadar."Evan malah membalas dengan tenang, dia seperti balas dendam karena terus menerus dibuat lelah oleh tindakan Gio."Ah, aku aku mengubah rambut jadi warna hitam seperti dia, ah."Entah ide dari mana, Gio tiba-tiba punya pikiran seperti itu. Gio tersenyum sendiri membayangkan Luana yang salah mengenali Kyle sebagai dirinya
Setelah diam beberapa saat, dengan suara berat Kyle menjawab. "Sebenarnya itu juga hal yang terus mengganggu pikiranku beberapa hari ini, Rion. Masalah tentang jika suatu hari Luana ingin mengandung buah cinta kami berdua." "Astaga, lalu apakah Anda sudah menemukan jalan keluar, Tuan?" Dengan sangat berat hati, Kyle menggeleng. "Enggak. Ehm, untuk saat ini belum. Aku sama sekali nggak menemukan jalan keluar atas masalah itu." Kyle berkata seraya mengusap wajahnya dengan gerakan kasar menandakan betapa putus asanya dirinya. Pria itu sama sekali tidak masalah jika tak bisa memiliki keturunan untuk menjaga Luana dari kematian, tapi bagaimana dengan Luana? Gadis itu mungkin saja memiliki pemikiran berbeda. Itulah yang dikhawatirkan oleh Kyle. "Jadi ... apakah Anda akan menyerah untuk menikah dengannya? Karena jika menikah maka masalah itu pasti ..." "Aku tetap nggak akan menyerah untuk menjadikan dirinya istriku. Tapi tentang masalah mengandung bayiku setelah kami menikah ters
"Ah, Tuan."Tiba-tiba Rion teringat kembali tentang percakapannya dengan ayah Kyle tadi pagi tentang cinta Kyle kepada Luana sehingga ingin bertanya sedikit kepada bos-nya tersebut."Menurut Anda, apakah jika kalian sudah menikah besok, Anda akan membiarkan Luana meninggal demi melahirkan buah hati Anda?"Pertanyaan ringan dari Rion tersebut serta merta membuat Kyle menutup dengan keras map yang sedang dibacanya dan menghadiahi Rion tatapan tajam."Apa maksudmu?"Kyle bertanya dengan suara dingin yang membuat Rion seketika gelagapan karena tak menyangka kalau Kyle akan bereaksi seperti itu.Dia buru-buru menggeser kursi di depan meja Kyle dan duduk dengan ekspresi pucat."Tolong jangan tersinggung atas ucapan saya, Tuan. Saya hanya tiba-tiba teringat akan ibu Anda melihat kemesraan Anda dan Luana tadi. Saya berpikir ... mungkin ayah dan ibu Anda dulu juga semesra ini hubungannya, sebelum akhirnya ibu Anda meninggal dunia," ralat Rion buru-buru.Rion menyembunyikan maksud sebenarnya da
Rion ingin berkata bahwa cinta Kyle kepada Luana tidaklah sedangkal itu, dia bahkan rela menghancurkan dunia demi bisa bersama dengan Luana. Rion yakin jika usaha ayah Kyle ini akan sia-sia saja bahkan jika yang datang itu Leanna yang merupakan teman masa kecil Kyle. Namun, Rion tidak bisa menjamin jika Luana lagi-lagi tahu bahwa Kyle kembali dijodohkan saat dia dalam posisi yang 'katanya' diuji sebagai menantu baik, apakah gadis itu akan bertahan?Dia bisa merasakan bagaimana putus adanya Luana jika tahu hal ini, karena itu Rion bertekad untuk menyembunyikan kabar berita ini sampai Luana selesai melakukan misinya.Rion mengepalkan tangan dan benar-benar bertekad untuk menutup sumber berita apa pun tentang hal ini dari Luana, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang."Aku tahu mungkin kamu memandang aku sebagai orangtua egois, tapi aku benar-benar tidak ingin Kyle di masa depan akan menjadi pria menyedihkan seperti aku, karena itu aku melakukan semua ini."Rion berusaha membujuk ayah
Pagi hari di kantor. "Selamat pagi, Tuan." Luana segera berdiri dari tempat duduknya dan menyapa Kyle yang baru saja dari luar bersama dengan Rion di belakangnya. Kyle berhenti berjalan menuju ruangannya dan menoleh kepada Luana yang sedang berdiri di balik meja kerja. Pria itu berjalan mendekat dan melayangkan kecupan lembut di pipi sang gadis yang membuat Rion terperanjat kaget, sedang Kyle sendiri tersenyum penuh kasih kepada gadis mungil itu. "Maaf morning kiss-nya telat," ucapnya lembut, yang dibalas Luana dengan gelengan. "Tidak apa, saya tahu Anda sibuk." Kyle menaruh tangannya di pipi Luana dan membelai penuh kasih sayang dengan sorot mata penuh minta maaf. "Sudah makan?" "Sudah." Semenjak Luana menginap di tempat tinggal Kyle selama seminggu, Kyle memang membuat peraturan bahwa harus ada morning kiss sebelum keduanya sama-sama berangkat bekerja. Namun, karena hari ini dia sudah harus berangkat bekerja sejak pukul enam pagi maka morning kiss tersebut pun telat d
Luana menyingkirkan tangan Kyle dari pundaknya dan menarik napas panjang sambil memejamkan mata. Ini seperti disuruh memilih antara mati di tangan para hantu demi menikah dengan orang yang dicintai atau hidup dengan melepaskan satu-satunya pria yang sangat dicintainya tersebut. "Mau bagaimana lagi, Lun? Aku jugannggak punya kuasa untuk menolaknperintah ayah. Aku ingin membuktikan pada ayah kalau wanita pilihanku ini benar-benar bisa diharapkan. Kamu bisa membantu aku,'kan, Lun?" "Terima kasih atas kepercayaanmu padaku yang begitu besar ini, Kyle. Meski aku .. aku merasa nggak yakin kalau bisa mengatasi semua ini," tukas Luana dengan lemas lunglai. "Kamu pasti bisa, Lun. Kamu selalu bisa menghadapi kesulitan apa pun, jadi kali ini pun aku yakin kamu pasti bisa menyingkirkan rumor tersebut." Melihat keyakinan di mata Kyle, tiba-tiba Luana teringat akan sesuatu. "Aaah, sebentar. Kenapa nggak kamu buktikan sendiri apakah tempat itunberhantu atau enggak? Bukankah kamu berteman dengan
"K-kamu serius? Berhantu?" Luana bahkan tidak tahu sekarang harus berekspresi bagaimana, dia sudah sangat terkejut ketika diberi tahu bahwa akan dipindah kerja karena ayah Kyle yang tak ingin melihat calon menantunya dirumorkan sebagai wanita penggoda. Lalu sekarang, tempat kerja barunya adalah.. hotel berhantu? Ingin sekali rasanya Luana berteriak melontarkan pertanyaan kepada pemilik utama Zeus grup tersebut seperti ini: "Are you kidding me?" Luana bertanya, hanya bisa tertawa sumbang sambil menyugar rambutnya. Sepertinya, sepertinya ini hanya alasan Tuan Besar itu untuk mengusir Luana jauh-jauh dari sisi Kyle, putranya, bukan karena ingin memberi tantangan padanya untuk membuktikan kualitas yang dia miliki. Dia memandang pria yang terasa semakin sulit digapai tersebut dengan sorot putus asa dan bahu lunglai. "Apakah kamu serius saat mengatakan hal itu, Kyle? Serius, apakah hotel itu benar-benar dirumorkan berhantu?" Kyle mengangguk pelan seakan itu bukanlah sebuah masalah
"Kamu ingat nggak, Lun, waktu dulu aku pernah bilang kalau dijodohkan oleh ayah dan para petinggi perusahaan?" "Ah, aku ingat, dan aku baru tahu hari ini kalo gadis itu adalah Jasmine. Hm, kalo pilihan ayahmu adalah gadis seperti Jasmine, dia pasti nggak akan mudah menerima diriku, ya, 'kan Seperti orang tua Rexy." Gadis itu tiba-tiba menunduk, entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sangat sakit hanya karena membayangkan bahwa ayah Kyle ternyata sama dengan ayah Rexy, mantan pacarnya. Melihat Luana yang tiba-tiba bersedih, buru-buru Kyle menjelaskan. "Nggak, bukan gitu, Luana. Ayahku nggak kayak orang tua si berengsek ituyang melihat orang lewat strata sosial. Dia nggak peduli latar belakangmu kayak apa, Luana. Percayalah padaku. Tapi dia sangat peduli dengan image perusahaan dan image-ku." Jawaban dari Kyle sama sekali tidak membuat Luana lega. "lya, lalu? Apakah itu artinya kita ... kita nggak bakal bisa menikah, Kyle?" tanya Luana pesimis. Kyle segera meraih pipi gadis itu da
Kyle tersenyum lebar sambil berbaring miring dengan satu tangan sebagai bantal sedang tangan yang lain membelai pipi Luana. "Terima kasih banyak, ya, Lun." Senyum pria itu begitu cerah dengan.mata berbinar-binar, wajahnya segar seperti orang yang baru saja mendapatkan jackpot. Luana balas menggenggam tangan Kyle yang berada di pipinya dan mengangguk sambil tersenyum manis. "Sama-sama." Memang seperti tidak masuk di akal,.tapi apa yang dikatakan oleh Kyle benar. Luana adalah obat yang amat sangat manjur untuk dirinya secara harfiah. Setelah Kyle seperti biasa meminta Luana untuk 'membantunya' dengan segala sentuhan dan keindahan tubuh sang gadis agar cairan kental milik Kyle bisa keluar, perlahan-lahan luka di tubuh Kyle pun membaik. Bahkan bibirnya yang tadi sedikit lebam kebiruan kini terlihat baik-baik saja. Hanya tersisa sedikit warna merah di ujung bibir pria tersebut. Luana mengulurkan tangan dan mengelus rambut Kyle dengan penuh kasih sayang. "Aku senang lihat kamu sem
"Jadi bagaimana? Apakah aku salah?" tanya Luana dengan gelisah. Kyle mengusap lembut pipi gadis itu untuk menghilangkan kekhawatiran di matanya sebelum kemudian menarik napas panjang. "Kamu nggak salah. Yang salah itu Jasmine," jawab Kyle. "Astaga, Jasmine benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya Jasmine mengarang hal seperti itu, dia benar-benar harus dienyahkan," geram Kyle dengan kesal. "Apa yang dia katakan benar-benar nggak masuk akal, bayi monster yang memakan daging manusia? Kenapa nggak sekalian memakan beruang atau serigala?" Pria itu menyugar rambutnya dan tertawa hambar dan berakhir dengan senyum pahit saat lagi-lagi tahu bahwa Jasmine yang tadi siang dia beri ampunan ternyata telah menyebar berita buruk seperti ini tentangnya. Gadis itu benar-benar sampah! Kyle harus mencari kesempatan untuk melenyapkan dirinya diam-diam, agar tidak terus mengganggu kehidupannya seperti sekarang. "J-jadi semua yang dikatakan Jasmine utu salah?" Ragu-ragu Luana memberanikan diri unt