Home / Rumah Tangga / Terperangkap Gairah Dokter Tampan / 148. Pendapat Jeany Tentang Damien

Share

148. Pendapat Jeany Tentang Damien

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-04-04 19:39:36

"Dasar. Selalu pintar memancing."

Setelah mengatakan itu, tanpa melepas bajunya, Richard buru-buru masuk ke bak mandi.

Dia lantas mencium Jeany dalam-dalam, menyedot lidahnya. Pada saat itu, Richard seperti merasakan rasa haus yang tak terpuaskan yang sepertinya akan menghabisinya.

Sembari meletakkan tangannya di p*ssy Jeany, Richard berbisik ke telinga wanita itu.

"Hmmm, tapi di sini terasa lebih hangat."

Ucapan dengan nada menggoda Richard, membuat pipi Jeany semburat kemerahan karena malu.

Apalagi ketika suaminya bertingkah kikuk seperti pria yang baru pertama kali mengalaminya. Richard mengerutkan kening saat pakaian yang menempel di tubuhnya tidak mau lepas seperti yang dia harapkan.

Untuk menggoda Richard yang kini kesusahan melepaskan kemeja dan terlihat tak sabar, tangan Jeany dengan lembut bertumpu pada pusaka suaminya yang tegak dan berkata dengan suara lembut.

"Kami memiliki banyak waktu, Sayang."

Kata-kata Jeany yang lembut seketika menenangkan Richard dan dia kini ba
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Linda Manurung
kpn hamilnya Jenny Thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   149. Perayaan Ulang Tahun

    Hari berlalu dan semuanya masih aman-aman saja. Jeany masih belum tahu dan Richard juga fokus menyelesaikan urusan kematian Damien dan rencana memanipulasi kematiannya, serta mengejar jejak orang yang menanam chip di kepala Damien sehingga membuat pria itu terbunuh. Dia sangat fokus menyelesaikan urusan itu sampai tak sadar jam pulang sudah terlewat beberapa saat. "Haaa, kita selesaikan besok lagi. Jangan lupa, besok pengumuman kematian Damien, buat seakan-akan dia meninggal karena kecelakaan mobil," ucap Richard kepada Kyle bawahannya. Kyle mengangguk dan Richard pun merapikan berkas-berkas yang berserakan, lalu bersiap untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, dia selalu gelisah membayangkan bagaimana jika Jeany tahu jika Damien sudah meninggal dan menuduh Richard yang membunuh saudara tirinya itu. Sehingga saat mobilnya semakin mendekati rumah, Richard menjadi gugup tanpa alasan. "Aku tak bisa membayangkan jika Jeany sangat kecewa padaku dan pergi meninggalkanku. Tidak bisa, ak

    Last Updated : 2024-04-05
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   150. Hadiah Istimewa

    "Tapi bekas luka itu sangat istimewa, Jeany."Richard berkata sambil melihat Jeany yang meletakkan mulutnya di puting datarnya. Tentu sangat istimewa baginya, karena luka-luka itu didapatkan Richard saat berusaha melupakan wanita yang kini berada di atas tubuhnya. Saat merasakan bibir kecil Jeany di sana, Richard tiba-tiba merasakan sesuatu yang unik. Hooh, apa ini?Pria itu membatin dengan mata berbinar senang. Richard tiba-tiba menjadi sangat gembira hanya dengan melihat Jeany yang kini berbaring di atas tubuhnya dan meletakkan bibir mungilnya di dadanya. "Diskriminasi itu buruk, Rich," ucap Jeany, yang selama ini dadanya sering dijilat Richard, seperti tengah melakukan balas dendam kecil. Jeany lantas menjilat pvting Richard lagi dengan lidahnya, menyebabkan benjolan kecil itu menjadi tegak dan keras. Jeany bahkan melebarkan lidahnya lebar-lebar dan menelusurinya di sepanjang area dekat pvting. "Unnh."Richard tak bisa untuk tidak mengerang pelan. Dia masih tidak terbiasa den

    Last Updated : 2024-04-06
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   151. Sebelum Kekacauan Melanda

    "Hm, um! Mmmm!"Itulah satu-satunya suara yang bisa dia keluarkan dengan mulut penuh. Itu sangat tidak senonoh sehingga hanya semakin mengobarkan nafsu Richard. Buk, Buk!Dorongan pusaka Richard di mulut Jeany semakin cepat, dan air liur dari mulutnya menetes ke buah zakar Richard. "Uh.... "Sebuah percikan seperti terbang di depan matanya. Pusaka Richard hendak ejakulasi, dan pembuluh darah di atasnya menonjol."Berhenti."Richard dengan kasar mengeluarkan p*nisnya tepat sebelum dia hendak mencapai klimaks. Dia tidak ingin masuk ke mulut Jeany pada oral seks pertama mereka.Pilar merah berlumuran air liur yang keluar dari mulut Jeany, bergetar seolah tidak pucas."Mengapa?"Seperti seorang anak kecil yang mainannya diambil, Jeany menyeka air liur yang bercampur dengan pre-c*m dari tangannya dengan ekspresi kosong.Hal itu membuat Richard mendesah. Wanita seperti apa dia?Richard dibuat sangat terpesona. Jeany sungguh sangat erotis hari ini. "Cukup untuk hari ini, Jeany," ucap Ri

    Last Updated : 2024-04-06
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   152. Dipaksa Poligami?

    "Nyonya, tuan meninggalkan hadiah ini untuk Anda," ucap Mayes seraya menyerahkan sekeranjang buah segar yang terlihat berkualitas premium kepada Jeany. Saat ini Jeany sedang menghabiskan waktu menjelang sore di taman luar rumahnya yang indah dan cantik.Angin sepoi-sepoi membelai rambutnya, dengan datangnya hadiah dari Richard, suasana menjadi semakin cerah. Parcel buah itu dihias dengan sangat cantik sehingga Jeany otomatis tersenyum saat melihatnya. "Terima kasih, Mayes. Aku juga akan mengucapkan terima kasih kepada Richard.""Ya, Nyonya."Mayes tersenyum saat melihat Jeany ceria dan mengangguk, sebelum kemudian pamit pergi. "Hmm, dia masih ingat jika aku menyukai buah. Betapa romantisnya," ucap Jeany dengan senyuman lebar, terkagum-kagum dengan kejutan yang diberikan suaminya. "Aku akan melakukan selfie dengan parcel buah ini dan mengirimkannya pada Richard," gumam Jeany, mengambil parcel buah dan ponsel, lalu bersiap melakukan selfie. "Hmm, apakah aku terlihat cantik?"Dia

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   153. Apakah Kamu Menyembunyikan Sesuatu?

    Lelah karena terus memikirkan ucapan mertuanya, Jeany akhirnya tertidur. Dia terbangun oleh kecupan lembut seseorang di pipinya, saat membuka mata, Jeany mendapati suaminya yang sudah pulang ke rumah. "Jeany, apakah sakit? Tidak biasanya kamu tidur jam segini?"Richard menyapa sambil menyentuh kening istrinya, tampak sangat khawatir. Jeany biasanya tidak tidur jam segini, dia bahkan biasanya masih terbangun meski Richard pulang agak larut. Hari ini Richard pulang lebih awal dan mendapati sang istri sudah tertidur, bagaimana dia tidak khawatir? Jeany sendiri begitu tahu jika suaminya sudah pulang, mengucek mata dan segera menggeleng. "Eh? Ah, tidak... aku sehat-sehat saja, Rich. Kamu pulang lebih awal?" tanya Jeany, segera bangkit dan duduk. "Oh, itu... ibuku tadi berkunjung ke kantor dan mengajak makan bersama, dia memaksa aku untuk meninggalkan pekerjaan lebih awal," jawab Richard, mengendikkan bahu."Hmm, begitu. Lalu... apakah ibumu membicarakan sesuatu?" Jeany bertanya den

    Last Updated : 2024-04-08
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   154. Kenapa Richard Dengan Wanita Lain?

    "Aku tidak bisa terus seperti ini," ucap Jeany, yang awalnya merasa sangat hancur saat membaca status whatsapp mertuanya, kini bertekad untuk diam saja. Jadi, meski jari jemarinya gemetar, Jeany tetap memaksakan diri menulis pesan kepada suaminya, untuk bertanya tentang maksud sang mertua. Richard adalah anak tunggal, jadi siapa lagi yang dimaksud ibu mertuanya selain Richard? [Rich, apa maksud status whatsapp ibu?]Jeany menunggu dengan cemas jawaban suaminya, berharap Richard akan menjawab dengan perkataan yang menenangkan hatinya, tapi balasan pesan Richard adalah.... [Kalau mengganggu, blokir saja.]Saat membaca pesan suaminya, darah di kepala Jeany seperti langsung mendidih. "H-hah?! Apa maksudnya ini? Apa Richard juga setuju dengan rencana ibu?"Jeany membaca pesan suaminya sekali lagi, merasa tak terima kenapa Richard malah menjawab seperti itu, padahal ini jelas-jelas menyangkut pernikahan mereka. "Tidak... kenapa dia menjawab dengan sangat ketus? Apa salahku?" desahnya.

    Last Updated : 2024-04-09
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   155. Akibat Ulah Shena

    "Aku tidak bisa menahan ini lagi," gumam Jeany, segera berbalik pergi tanpa bertemu dengan suaminya. Hatinya hancur, pikirannya kacau. Selama ini, bagi Jeany, Richard hanya melihat dirinya seorang. Jadi, saat melihat suaminya bisa 'ramah' dengan perempuan lain, apalagi itu adalah perempuan yang dianggap mertua Jeany sebagai menantu baru, Jeany merasa tak bisa berpikir jernih lagi. Dia bergegas masuk mobil, pikirannya benar-benar keluar dari akal sehat, Jeany bahkan tak tahu bagaimana dia bisa sampai di rumah dan sebagainya. Yang Jeany tahu hanyalah, baju-baju miliknya sudah masuk koper dan kini dia sudah dalam perjalanan ke stasiun kereta api. "Anda mau diantar ke mana, Nyonya?""Tinggalkan saja aku di stasiun, aku sudah mengurus sisanya."Jeany menjawab dengan tanpa tenaga, entah kenapa saat melihat koper di sebelah tempat dia duduk, dia merasa sebuah ketenangan yang aneh. Sopir tampak kebingungan, tapi tak bertanya apa pun. "Aku merasa tak sanggup jika melihat Richard untuk

    Last Updated : 2024-04-11
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   156. Richard Marah Besar!

    Beberapa saat setelah berada di luar, Richard kembali masuk ruangan dan mendapati Shena yang tersenyum lebar padanya. Ponsel Richard sudah kembali ke tempatnya sehingga Richard sama sekali tak tahu apa yang baru saja dilakukan Shena. Dia hanya merasa gerah dengan senyuman lebar Shena, merasa ingin cepat-cepat menyelesaikan ini dan pulang ke rumah bertemu Jeany. Richard meraih ponsel miliknya, mengerutkan kening saat melihat fakta bahwa ponsel itu sepi tanpa pesan dari Jeany. 'Kenapa dia tak mengirim pesan lagi? Biasanya dia sangat rajin mengirim pesan,' gumam Richard dengan ekspresi muram. Shena yang gelisah ketika melihat ekspresi muram Richard saat menatap ponsel, merasa sedikit panik, takut jika aksinya beberapa waktu ketahuan dan buru-buru berkata. "Dante, bukankah sudah terlalu lama kita membicarakan pekerjaan? Bagaimana kalau makan siang?" tawarnya dengan senyuman manis. "Makan siang? Kamu ingin makan siang?""Ya! Ayo istirahat makan siang," jawab Shena dengan penuh sema

    Last Updated : 2024-04-12

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   407. Jebakan Licik Gio

    Luana, mengusap air matanya dan menatap Gio dengan bibir cemberut. "Kamu tadi minta aku buat menemani kamu main, kan? Sini aku temani. Aku temani sampai kamu bosan main game, kalau perlu sampai pagi." Luana mengatakan itu dengan suara serak. Untunglah besok hari Sabtu, sehingga dia tidak perlu bertemu dengan Kyle sampai hari Senin depan. Gio menggeleng tegas, menunduk untuk menyamakan tinggi wajahnya dengan wajah Luana dan menatap gadis mungil itu dengan tajam. "Luna, kamu janji bakal balik sambil tersenyum, kenapa malah nangis lagi? Ada apa? Cerita sama aku, Luna." Ucapan Gio itu dijawab Luana dengan gelengan, dia balas menatap tajam kepada pria jangkung yang wajahnya sama persis dengan Kyle tersebut. "Nggak usah tanya-tanya karena aku nggak bakal mau cerita!" Melihat kekeras kepalaan di wajah gadis itu, Gio hanya menarik nafas panjang dan memilih untuk mengalah. "Ya sudah. Kamu mau ajak aku ke mana sekarang?" Luana kembali menyeret tangan Gio menuju pinggir j

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   406. Salah Paham Lagi

    "Kenapa kamu manggil aku Luna terus,sih, dari tadi? Namaku tuh Luana. L-U-A-NA." Luana mengeja namanya di depan Gio karena kesal pria itu mengubah panggilannya sesuka hati. "Bagiku, kamu Luna-ku," jawab Gio cuek, tersenyum geli melihat Luana yang lagi-lagi cemberut. "Luna?" "Ya, kamu memberi kehidupan baru padaku, kamu sudah seperti rembulan bagiku," jawab Gio dengan tenang. Luana yang masih tidak mengerti kenapa Gio melihat dirinya seperti rembulan, memilih tidak memikirkannya lebih lanjut. "Hm, terserahlah. Tapi kamu agak aneh, kenapa menyamakan aku dengan rembulan, kenapa nggak matahari?" tanya Luana, bingung. Gio lagi-lagi hanya mengendikkan bahu. "Pengen aja." "Dasar aneh." Atas ejekan dari Luana tersebut, Gio tertawa lebar. "Tapi aku tampan, 'kan? Kalau kamu nggak bilang aku tampan, berarti Kyle juga jelek karena wajah kita tuh sama," ancamnya. "liih. Kenapa kamu itu nyebelin banget, sih! Serius deh!" Luana menatap sebal vampir jangkung di depannya

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   405. Dasar Cengeng

    Gio mengetuk pelan puncak kepala Luana satu kali sambil sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis itu. "Kenapa kamu nggak tanya baik-baik kenapa dia tadi ngusir kamu, Luna? Aku tebak, kamu langsung pergi dan menangis seperti ini, kan?" tanyanya tenang. Luana membuang pandang sembari menggigit bibir bawahnya. "Itu.... " Dia tidak bisa menjawab. Dia tidak mau mengakui, bahwa dirinya takut bertanya pada Kyle dan mendapat jawaban yang membuat gadis itu semakin hancur, semisal benar kalau Kyle memang membuang dirinya setelah menikmati tubuhnya. Gio, memandang Luana seperti seorang kakak laki-laki yang menasehati adik perempuannya yang menangis karena bertengkar dengan pacar. "Kamu bilang, Kyle bukan tipe yangbakal memukul atau maki-maki kamu, dia nggak mungkin ngelakuin hal itu ke kamu. Jadi, dia juga bukan tipe yang akan ngusir kamu setelah make kamu, kan?" Luana menatap Gio, mengerjapkan mata berkali-kali dengan ekspresi sendu seperti anak kecil

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   404. Dihibur Gio

    "Sudah kubilang, jangan nangis," ucap Gio. Luana menggeleng, mengusap pipinya yang basah dan menjawab. "Siapa yang nangis, aku nggak nangis." Gio menyilangkan tangan di dada dan menatap Luana dengan pandangan mengejek. "Ah, benar. Kamu, kan, gengsian." Sindiran Gio tersebut seketika membuat bibir Luana cemberut. "Ngapain juga aku gengsi sama kamu!l" serunya sambil menatap jengkel kepada Gio. Gio hanya tertawa kecil, mencondongkan badannya yang tinggi ke arah Luana dan bertanya dengan tenang. "Si Tuan Muda itu nyakitin kamu? Kamu masuk lagi ke dalam bukan karena ada barang yang ketinggalan, tapi menemui dia, bukan?" Luana melengos sebal, mengarahkan pandangan ke jalanan sore depan kantor yang penuh lalu lalang mobil. "Sok tau. Nyebelin," jawabnya dengan bibir cemberut dan muka ditekuk. Gio tersenyum melihat ekspresi manyun gadis mungil itu, lalu dengan santai berucap. "Berarti jawabannya iya." "Enggak!" Luana segera melayangkan tatapan judes padanya, men

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   403. Kenapa Kamu Menangis?

    Saat keluar dari ruangan Kyle, Luana berusaha tegar dan bersikap seakan tak ada apa-apa. Namun, begitu sampai depan kamar mandi kantor, langkahnya mulai goyah. "Ah." Luana membuka pelan pintu kamar mandi, duduk dia atas toilet dan membuang celana dalamnya yang basah ke tempat sampah dengan ekspresi lunglai. "Kenapa.... " Gadis itu mendesah, menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar suara isakannya tidak terdengar sampai luar. "Kyle, kenapa kamu begini padaku?" gumamnya nelangsa. Menangis seperti itu rasanya lebih sakit dan menyesakkan, tapi hal itu tidak sesakit yang di rasakannya sekarang. Dirinya merasa hancur saat diusir seperti wanita murahan oleh Kyle tadi, hati gadis itu kini remuk redam. "Teganya kamu, Kyle. Teganya.... " Dia menangis sampai bahunya naik-turun, menekan dadanya yang terasa sangat sesak sampai kesulitan bernapas. Dengan pandangan penuh kaca-kaca air mata yang siap tumpah,

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   402. Apakah Aku Pelacur Pribadimu?

    "Luana? Bolehkah?" Pria itu meminta izin untuk menjilati leher dan dadanya yang penuh keringat. Saat Luana dengan malu-malu mengangguk, Kyle segera dengan tekun melakukan apa yang dia inginkan. Kyle baru tahu, bahwa keringat gadis ini ketika sedang terangsang ternyata bisa membantu mengembalikan kekuatan miliknya yang sempat menghilang. Magic stone bahkan tak ada apa-apanya dibandingkan ini. Saat keringat Luana habis dijilat oleh Kyle, kyle memandang Luana dengan ekspresi lapar. "Lun, cara bikin kamu berkeringat bagaimana?" bisiknya dengan suara menggoda, membuat gadis itu memandang Kyle dengan pipi merona merah, sementara Kyle menggesek penis miliknya yang sudah tegak di antara paha Luana. "Kenapa tiba-tiba ingin membuat saya berkeringat, Tuan?" Luana yang gugup, sampai tanpa sadar berbicara formal kepada Kyle. Kyle tidak menjawab, malah melesak kan mulutnya di buah dada Luana yang benar-benar menggoda, membuat gadis itu mengerang pelan dan menggeliat. "Hah

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   401. Aku Kedinginan, Luana.

    "Kamu tahu.... " Kyle berkata dengan napas tersengal-sengal. "Cuma tubuh kamu yang bisa membuat suhu tubuhku hangat kembali, Luana," lanjutnya dengan suara lemah. Mendengar itu, Luana tanpa ragu segera berdiri dan melempar jas yang ia pakai ke lantai. "Baiklah. Aku akan melakukannya, aku akan melakukan hal itu, Kyle. Aku akan melakukan apa pun! Kamu harus sembuh, kamu nggak boleh pergi!" teriak Luana dengan penuh tekad. Gadis itu segera berlari ke pintu untuk menguncinya dan menepuk tangan satu kali sebagai sensor lampu, membuat ruangan itu seketika gelap gulita. "Kyle, tunggu. Aku akan membantumu!" Luana tanpa ragu dia melepas blush hijau muda yang dia pakai dan melempar bra miliknya ke lantai, kemudian dengan tubuh atas tanpa memakai apa pun, mulai naik ke atas tubuh Kyle yang terbaring di sofa. "Kamu percaya sama aku, oke? Aku akan melakukan seperti saat membuat kamu bisa kembali normal ketika SMA, aku akan membuat kamu sembuh lagi, Kyle. Jangan pergi dulu, jang

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   400. Lun, Tolong Aku.

    Jam kerja selesai. Kyle semakin panik saat melihat Luana yang mulai berkemas, sementara Jasmine dan Gio belum juga meninggalkan meja kerja mereka. Kyle memutar otak untuk mencari cara supaya Luana masuk ke dalam ruangannya tanpa membuat Gio dan Jasmine tahu sehingga kedua makhluk brengsek itu tidak merecoki pertemuan mereka dengan alasan yang mengada-ada. Sementara itu, sakit kepala Kyle semakin parah dan demamnya mulai tinggi. Kyle meraih ponsel di meja, mengetik sesuatu dengan jemari yang gemetar karena demam. [Lun.] Bahkan untuk mengirimkan pesan singkat seperti itu, Kyle membutuhkan usaha yang sangat keras. Kepalanya seperti berputar-putar dan demam yang dideritanya membuat pria itu tidak fokus. Matanya sampai menyipit untuk menyelesaikan chat yang ia kirim ke Luana. [Sini, ke aku.] Tak sanggup lagi mengetik banyak, Kyle melempar ponselnya dan memijat kepala yang seperti meledak. Dia tak sanggup menahan sakit ini lagi, sepertinya magic stone yang dipinjamk

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   399. Memisahkan Luana dan Kyle

    Gio lagi-lagi tersenyum dengan ekspresi licik, sebelum kemudian menjawab. "Karena aku yang menukar sendiri barang itu sebelum sampai ke Kyle, jadi tentu saja aku tahu." Ekor mata Gio melirik ke Kyle yang sedang memijat keningnya dengan ekspresi puas. "Sayangnya, karena kekuatannya melemah, Kyle bahkan nggak sadar kalau barang itu palsu dan terus bergantung pada benda itu seperti orang bodoh," lanjutnya dengan bibir mencibir. "Kamu gila!" Jasmine berseru, menggeleng tak percaya, tapi juga salut pada pria yang sepertinya lebih kuat dari Kyle ini. Sepertinya, pria yang wajahnya mirip Kyle ini sedang tidak berbohong, kini Jasmine baru menyadari bahwa aura Kyle hari ini, memang tidak sekuat dan semenusuk biasanya. "Sekarang, kamu percaya padaku, kan?" Gio bertanya dengan ekspresi penuh kemenangan. Jasmine ingin mengangguk tapi dia sadar bahwa harus berhati-hati dengan pria di sampingnya ini, jadi dia menjawab. "Aku masih harus berpikir lebih dalam lagi." Gio yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status