Share

Provokasi

Galih melongo mendengar begitu percaya dirinya sang ibu untuk memutuskan soal Aziya, padahal Aziya adalah bawahannya di kantor, keluarganya mulai ikut campur semakin jauh.

"Bu, bagaimana bisa perempuan pembawa sial itu harus berada di rumah kita? Aku samasekali nggak setuju!" protesnya tak percaya.

"Ibu tak yakin siapa yang sebenarnya kau maksud pembawa sial itu Galih, kalau kembali dipikirkan, bukankah hidupnya sial karenamu?"

Skak mat! Aziya memang menderita karenanya... tapi itu kan sudah sepantasnya?

Seharusnya Galih berpikir seperti sang ibu. Aziya hancur karenanya. Karena obsesinya membalas dendam.

"Ah, sudahlah, aku tak perduli lagi kalian mau apa. Asal ibu tau saja, aku tidak bisa menerima pembelaan ibu pada perempuan itu, emangnya siapa sih dia?" gerutunya lalu melangkah pergi meninggalkan ibunya. Kali ini ia sungguh kalah telak berdebat dengan ibunya.

Anis menggelengkan kepalanya, merasa sedih dengan apa yang terjadi pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status