Share

Bab 33

Author: Hibatillah S.
last update Last Updated: 2024-04-01 18:56:37

Sejak Gara masih berada di parkiran ia tampak diperhatikan banyak orang. Mereka berbisik-bisik seperti sedang membicarakan Gara. Entah apa yang dibicarakan. Tapi ini sedikit aneh bagi Gara. Apalagi saat Gara seperti menjadi pusat perhatian dimana-mana. Ia malah merasa risih.

"Nah, ini dateng juga orangnya!" Seru Edo. Ia langsung menarik tangan Gara tidak sabaran. Kemudian mendudukkan Gara ke kursinya.

"Ada apa sih?" Tanya Gara heran.

"Aku kira akun sosmedmu dah mati Ra. Eh ternyata sekarang meledak viral satu sekolah."

"Maksudnya?" Gara masih tidak paham.

"Ni bocah ngebego atau memang nggak buka sosmed sih?" Revan heran.

"Ngomong yang jelas dong." Gara jadi jengkel karena kedua sahabatnya ini terkesan tidak to the point. Yang ada malah bikin penasaran.

"Buka akun sosmedmu deh Ra." Perintah Edo.

Gara pun mengambil gawainya.

"Kenapa? Ada yang aneh?"

Gara memang semalam sempat mengganti foto profilnya dari yang semula gambar kucing menjadi foto dirinya tengah memeluk Bella yang ia ambil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 34

    Gara dan Bella baru saja tiba dirumah ketika gawainya berdering. Gara melihat nama yang muncul di layar gawainya adalah Edo."Ya, Do?" Tanya Gara begitu ia mengangkat telepon."Ra! Revan Ra! Revan!" Edo langsung terteriak kencang begitu telepon tersambung bahkan nada Edo terdengar panik."Kenapa dengan Revan?" Bicara yang jelas dong Do!""Revan dihajar anak SMA negeri!""Hah??? Kok bisa???""Panjang ceritanya Ra. Bisa dateng kesini buat nolongin dia nggak? Posisinya sekarang nggak berdaya." Edo menjelaskan situasi dan kondisi di sana dengan singkat."Kalian ada dimana?""Jembatan pinggir kota." Jelas Edo. Setelah itu panggilannya terputus. Entah apa yang terjadi tapi hal ini malah membuat Gara panik. Ia khawatir kedua sahabatnya itu diapa-apakan oleh anak-anak dari SMA negeri."Kenapa Ra?" Tanya Bella penasaran."Kayaknya Revan terlibat masalah dengan anak-anak SMA negeri Bel. Mereka sedang ada di jembatan pinggir kota.""Kamu mau kesana?" Tanya Bella."Iya Bel.""Aku ikut ya Ra," pin

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 35

    Di atas jembatan ada mobil hitam yang sedang memantau perkelahian pelajar dari 2 sekolah tersebut. Tak berapa lama setelah geng SMA negeri bubar mobil tersebut juga tampak melaku meninggalkan area jembatan menuju suatu tempat.Gerak gerik dari mobil tersebut amat mencurigakan.Gara menoleh."Kok kamu di sini Bel?" Gara sebenarnya agak greget. Bukankah dia sudah menyuruh Bella do rumah saja, mengapa malah menerjunkan diri ke dalam bahaya hingga sejauh ini."Aku nggak tenang Ra. Maaf ya."Gara mengangguk."Yasudah nggak apa-apa. Yang penting kamu tidak terluka," ucap Gara kemudian."Kak Revan, Ra." Bella menunjuk ke arah Revan. Disana sudah ada Edo yang sibuk menyadarkan Revan."Van, sadar Van. Kamu nggak apa-apa kan Van?" Tanya Edo khawatir.Gara dan Bella mendekat."Kita bawa ke rumah sakit aja Do," ucap Gara.Edo mengangguk."Kamu bawa aja. Biar aku bawa motornya dia."***Di markas Black Dragon, 4 geng sekolah SMA negeri bertemu seseorang."Jadi, kenapa kalian mukuli Gara?" Tanya ga

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 36

    Ceklek!Bella membuka pintu rumahnya. Tiba-tiba Gara yang mengekor langsung memeluk Bella dari belakang."Ngapain sih Ra?" Tanya Bella heran melihat kelakuan suaminya.Gara meletakkan kepalanya di atas bahu Bella."Aku nggak mau kalah dari Edo," jawab Gara kayak bocah.Bella menoleh sambil mengusap lembut pipi suaminya."Mau aku kompres nggak lebam-lebammu?" Tanya Bella penuh perhatian."Nggak usah. Ntar juga sembuh sendiri.""Nanti wajah tampanmu nggak kelihatan lagi, kecewa nggak tuh fansmu," goda Bella."Biarin," kata Gara cuek."Hmmm... Padahal viral tuh kemarin.""Kamu tahu soal poto profilku yang viral?" Tanya Gara ingin tahu."Ya, ampun Ra kalau orang lain aja tahu apalagi aku yang istrimu masak nggak tahu sih?""Emang kamu istriku?" Goda Gara sambil tersenyum."Nggak diakui nih?""Kamu pikir aku bonyok gini demi siapa?" Gara merengut."Demi Revan kan?""Demi kamu juga. Mereka hampir aja ngebungkar kasus kita di depan Revan dan Edo. Mana pake hina-hina kamu lagi. Ngatain cewek

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 37

    Bella menukar pakaiannya dengan dengan kemeja putih panjang dan rok pendek di atas lutut. Ia juga tampak mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Sebagai pelengkap Bella mengenakan sepatu hak tinggi yang ujungnya lancip.Tuk! Tuk! Tuk!Bella tampak menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru."Mau kemana kamu?" Sergah Gara begitu melihat istrinya muncul dengan tampilan berbeda. Apalagi begitu melihat Bella menggunakan rok di atas lutut. Itu benar-benar menyakiti mata Gara. Ia masih merasa tidak ikhlas jika paha mulus istrinya dilihat laki-laki lain di luar sana."Ke markas," jawab Bella singkat. Malah terkesan cuek. Setiap kali habis berdebat ataupun bertengkar dengan Gara, Bella pasti terlihat lebih dingin."Markas apa?" Tanya Gara.Bella menghentikan langkahnya. Ia memandang tajam ke arah Bella."Markas Hell Devin tentu saja. Apa kau lupa siapa aku?" Tanya Bella balik.Gara tampak menelan ludahnya."Jangan bilang kau mau pergi sendiri.""Hei, Tuan Muda Sagara Rihanda, aku bisa menjaga

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 38

    "Benar, Tuan Putri. Seperti tradisi kita selama ini dalam menerima anggota baru maka ia baru dikatakan layak bergabung saat berhasil bertahan dari serangan kami," sambung yang lainnya."Tidak perlu. Dia bukan anggota baru. Dia suamiku. Perkenalkan. Namanya adalah Sagara Rihanda."Demi mendengar ucapan Bella seluruh anggota mafia Hell Devil langsung membungkuk hormat pada Gara.Gara menjadi bingung karena mendadak begitu dihormati oleh orang-orang yang sebagian besar terlihat seram ini."Maafkan kelancangan kami Tuan Muda. Kami benar-benar tidak tahu jika Tuan Muda adalah suami Tuan Putri.""Ah, sudahlah jangan minta maaf seperti itu," Gara jadi tidak enak dan canggung.Perlahan para anggota mafia itu menegakkan tubuhnya. Mereka tidak lagi memandang Gara dengan tatapan nyalang."Baiklah, Pak Freddy, aku ingin tahu sejauh mana perkembangan sengketa lahan anggur antara keluarga Hyuugo dengan keluarga Rudolf?""Sepertinya keluarga Rudolf akan segera kalah. Mereka tidak bisa menunjukkan bu

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 39

    "Kau sampe kapan mau marah terus Bel?" Tanya Gara."Sampe aku lupa dengan kata-katamu yang menyakitkan.""Kamu jangan marah lama-lama Bel. Pipimu jadi merah loh," goda Gara."Mana ada." Bella mengusap pipinya yang dikatai merah oleh Gara."Ada. Itu buktinya merah.""Sudahlah Ra. Tidak usah berisik. Aku lagi nggak mau ngomong sama kamu."Bella manarik baju seragam ganti di jok belakang. Ia langsung turun dari mobil Gara.Blam!Gadis itu membanting pintu mobil Gara dengan keras. Agaknya ia benar-benar kesal dengan Gara. Sedangkan si pemilik mobil hanya menghembuskan nafas pasrah. Lagi-lagi mereka bertengkar dengan masalah yang sama.Keadaan sekolah sudah ramai saat Gara turun dari mobil. Bahkan sebagian siswa sudah turun ke lapangan untuk senam bersama."Ra!" Panggil Edo begitu Gara memasuki lantai dasar gedung A.Gara berhenti melangkah demi menunggu sahabatnya."Muka bonyok masih berangkat sekolah?" Ledek Edo sambil terkekeh."Kayak mukamu lebih mulus aja Do. Itu kelompak mata masih bi

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 40

    Bella kembali ke toilet di gedung B dengan wajah murung. Ia masih memegang seragam Gara di tangannya."Bel, kenapa?" Selidik Vanilla yang melihat kedatangan Bella seperti separuh kesadaran dirinya tertinggal."Nggak apa-apa kok La. Aku ganti baju dulu ya.""Nih rokmu Bel." Vanilla menyodorkan rok di tangannya yang langsung diterima Bella dengan diam.Gadis itu tidak bicara apapun lagi hingga saat dia selesai mengganti seragamnya."Loh, Bel. Seragamnya belum dituker?" Tanya Vanilla begitu melihat nama Gara di seragam itu saat Bella keluar dari toilet. Ukuran seragam itu juga tampak kebesaran di badan Bella."Nggak. Kak Gara lagi nggak ada di kelas." Bella beralasan."Ditelpon kan bisa.""Udahlah biarin. Nanti juga dia kelabakan kalau sadar seragamnya ketuker.""Biarin mampus sekalian. Kesel deh aku," batin Bella.Bella dan Vanilla kembali ke kelas. Mereka memulai pelajaran pertama nyaris tanpa suatu kejadian yang berarti. Semua lancar dan normal kecuali saat mata pelajaran jam pertama

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 41

    "Bel, kantin yok!" Ajak Vanilla."Kalian aja deh. Aku nggak laper," tolak Bella.Ia bukannya tidak lapar. Ia hanya malas menyaksikan Gara duduk sebangku dengan Sabia lalu gadis itu mepet-mepet suaminya sok ngasih perhatian."Yakin?" Tanya Vano."Titip beliin sesuatu nggak? Nanti kamu laper loh. Mumpung Vano lagi banyak uang nih katanya mau beliin kamu.""Iya ngomong aja Bel mau apa nanti aku beliin." Vano menimpali.Bella menggeleng. Ia malah merebahkan kepalanya di atas tumpukan tangan yang dilipat di atas meja."Nggak perlu. Kalian nikmati aja makan siangnya.""Yaudah kita tinggal ke kantin dulu ya," pamit Vanilla."Ya," jawab Bella singkat.Kedua teman akrabnya itu pun meninggalkan Bella seorang diri di dalam kelas. Mereka turun berdua saja.Setibanya di kantin Vano dan Vanilla melihat Gara duduk dengan Sabia dan juga Edo. Gara langsung bangkit mendekti Vano dan Vanilla begitu keduanya sedang mencari bangku kosong."Bella mana?" Tanya Gara."Di kelas Kak," jawab Vanilla."Nggak iku

    Last Updated : 2024-04-03

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 103

    "Udah?" Tanya Gara begitu Bella kembali ke ruang Kepsek."Udah," jawab Bella singkat."Terus, Bu Anjar mana?""Masih di belakang."Setelah percakapan itu suasana di dalam ruang Pak Kepsek menjadi hening. Mereka menunggu Bu Anjar membawa bukti yang mungkin bisa meringankan beban sanksi Bella dan Gara.Akhirnya Bu Anjar muncul juga setelah ditunggu-tunggu."Nunggu lama ya? Maafkan saya ya Bapak Ibu sekalian," ucap Bu Anjar sopan tak lupa diiringi senyuman ramah."Bagaimana dengan hasilnya Bu Anjar?" Tanya Pak Kepsek.Bu Anjar dengan gerakan sopan menyodorkan alat tes kehamilan itu ke atas meja Pak Kepek."Hasilnya Bella memang tidak hamil Pak," jawab Bu Anjar yang wajahnya jelas kentara jika ia menyembunyikan sesuatu. Rupanya Bu Anjar memilih untuk menukar hasil tes kehamilan Bella demi menyelamatkan bocah itu."Sekarang keputusan masalah ini ada pada Bapak Kepala Sekolah," ujar Bu Anjar."Baiklah, Gara dan Bella. Bapak masih belum bisa memutuskan sanksi ini. Bapak mesti memanggil wali

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 102

    SMA swasta pagi ini benar-benar gempar dengan berita pengakuan Gara di acara dance kompetition bahwa laki-laki yang memiliki banyak penggemar itu telah menikah dengan Bella.Kini Gara dan Bella duduk ruang kepala sekolah berhadapan dengan kepala sekolah beserta empat wakilnya."Jadi, tolong jelaskan bagaimana kronologi pernikahan rahasia ini Gara?" Tanya Pak Kepsek."Bukan apa-apa. Kejadian kamu ini bisa dianggap pelopor bagi siswa-siswi lain untuk mengikuti tindakanmu. Yang terjadi di masa depan justru akan ada banyak siswa SMA yang melakukan pernikahan di bawah umur," ujar Bapak Kepsek."Jika pernikahan saya dan Bella dianggap sebagai sebuah tindakan yang salah dan tidak patut dicontoh maka kami meminta maaf kepada seluruh pihak yang bersangkutan di SMA swasta. Kami menikah bukan karena sebuah kesengajaan yang direncanakan," terang Gara merendah.Ia memang siap menghadapi situasi ini kala mengumumkan pernikahannya dengan Bella."Jadi? Karena apa?" Tanya Pak Kepsek."Karena kasus pem

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 101

    "Kamu keren banget hari ini," puji Edo pada istrinya karena perempuan itu berani mengatakan hal sebenarnya di acara dance competition."Eh???" Sabia mendadak jadi blushing. Nggak biasa-biasanya Edo memuji dirinya."Beneran?" Tanya Sabia malu-malu."Bener." Edo berlutut di depan Sabia yang sedang duduk di sofa. Kemudian laki-laki itu mengusap perut istrinya."Kamu ngapain sih Do?" Tanya Sabia. Ia sebenarnya malu diperlakukan Edo seperti ini."Nggak apa-apa. Cuma pengen ngusap perut kamu aja. Udah keliatan agak buncit aja ya sekarang Bi?"Edo membuka baju Sabia dan mencium perut Sabia yang memang tidak serata sebelum-sebelumnya."Hai, kesayangan Papa gimana kabarnya hari ini?" Tanya Edo menyapa bayinya yang masih di dalam perut Sabia."Namanya juga udah empat bulan. Ini bahkan udah mulai kerasa gerak-gerak loh Do." Sabia memberitahu."Oh ya? Sejak kapan?" Tanya Edo antusias."Sejak dua hari yang lalu," jawab Sabia."Kok kamu diem aja nggak kasih tau aku?""Ck, kamukan sibuk tuh ngurusi

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 100

    "CUKUP!!!" Teriakan keras itu membungkam mulut semua orang seketika."Gara?" Tanya Sabia yang sejak tadi diam saja di kursi penonton.Gara naik ke atas panggung. Ia berhenti di depan Bella."Ra..." Air mata Bella sudah tumpah. Trofi dan hadian di tangannya terlepas begitu saja. Saat ini hal yang ingin Bella lakukan adalah menghilangkan dari bumi daripada merasakan rasa malu yang tak tertanggungkan ini.Gara meraih kedua tangan istrinya."Bella, kita hanya punya dua tangan jadi kita tidak bisa membungkam mulut orang sebanyak ini. Tapi..." Gara mengarahkan kedua tangan Bella ke telinga."Kita bisa menutup telinga kita hanya dengan dua tangan agar kita tidak mendengar suara orang sebanyak ini."Bella menatap Gara dengan mata yang penuh dengan bulir-bulir kristal bening yang berjatuhan.Grep!Gara menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya. Ya, laki-laki itu benar-benar memeluk Bella di hadapan banyak orang."Cih, kalian lihat saja kan. Dia benar-benar seperti gadis murahan yang bisa dipeluk

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 99

    Keadaan di belakang panggung sudah mulai ricuh. Mereka yang tidak bisa menerima kekalahan mulai melayangkan protes pada panitia acara. Tapi panitia acara mengatakan bahwa keputusan dewan juri adalah mutlak."Baiklah, ini saat-saat yang paling kita tunggu. Pengumuman juara pertama."Penonton di luar sepi. Benar-benar sepi. Seakan mereka siap menerima kejutan berikutnya."Juara pertama dance competition tahun ini diraih oleh...""SMA swasta!""Whoooaaaaaaaaaaaa!!!"Teriakan penonton di luar begitu membahana. Tepuk tangan, suita panjang, dan teriakan kemenangan menjadikan tempat ini benar-benar berisik sampai-sampai mengalahkan kerasnya bunyi pengeras suara."Good job anak-anak! Kalian luar biasa. Selamat menjadi juara!" Kata Edo kepada anak-anak seni tari yang tampil hari ini. Tak terkecuali pada Bella, Vano, dan Vanilla."Ini berkat arahan dan bimbingan Kak Edo juga loh. Kak Edo yang terbaik pokoknya." Bella tersenyum sambil mengacungkan jempolnya untuk Edo. Jika itu Edo yang dulu past

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 98

    Kompetisi dance tingkat kota yang sangat dinantikan di gelar hari ini. Kompetisi antar sekolah ini adalah kompetisi paling bergengsi di antara kompetisi-kompetisi yang lain. Pasalnya pemenang kompetisi ini akan menentukan prestasi dari sebuah sekolah.Antusiasme sekolah-sekolah lain juga sangat tinggi. Tiap tahunnya peserta kompetisi dance selalu bertambah. Bahkan tahun ini juga. Maka persaingan akan semakin ketat."Gara bagaimana dengan riasan wajahku?" Tanya Bella begitu suaminya memasuki ruang ganti yang disediakan khusus untuk para peserta lomba."Cantik," jawab Gara sambil mengelus pelan pipi mulus istrinya.Bella tersenyum mendengar pujian dari suaminya."Bella, kamu yakin akan mengikuti kompetisi ini?" Tanya Gara. Perasaan laki-laki itu khawatir karena peringatan Sabia sebelumnya."Kamu bicara apa Ra? Aku sudah tiga bulan berlatih keras demi kompetisi ini dan saat kompetisi ini tinggal hitungan menit untuk dimulai kamu justru melemparkan pertanyaan meragukan itu?""Aku hanya kh

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 97

    "Aku mau ngelatih dance anak-anak kelas 11 untuk terakhir kalinya sebelum semua jabatan kita di sekolah di copot besok," pamit Edo pada Sabia.Besok memang sudah dijadwalkan untuk serah terima jabatan seluruh OSIS lama kepada OSIS baru.Sabia mengangguk. Edo sudah mau keluar dari kelas ketika Sabia memanggil."Edo!"Laki-laki yang dipanggil itu menoleh."Ya?""Kalau aku bilang jaga hati dari Bella apa boleh?" Tanya Sabia tampak ragu-ragu. Kemarin mereka memang baru saja melangsungkan pernikahan sederhana sehingga sekarang mereka sudah menjadi suami dan istri.Edo tersenyum singkat."Bella sudah jadi milik Gara. Jadi kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh kepadaku Bi."Sabia membalas senyuman Edo. Tak berapa lama laki-laki itu benar-benar meninggalkan kelas.Sabia memilih untuk ke ruang OSIS, niatnya semula ingin melihat latihan acara serah terima jabatan ketua OSIS, namun di depan koperasi yang memisahkan gedung A dengan bangunan ruang OSIS Sabia bertemu dengan Gara."Ra!" Panggil Sabi

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 96

    Bella tengah tertidur di kursi samping kemudi. Gadis kecil yang cantik jelita itu benar-benar damai sekali dalam tidurnya. Mamanya Bella tersenyum bahagia menyaksikan putri kecilnya."Lelah banget ya sayang mainnya hari ini sampe tidur pules banget," ucap mamanya Bella. Wanita itu mengemudikan mobilnya dengan tenang.Hari ini mereka baru saja bersenang-senang dari sebuah taman hiburan. Saking asyiknya main sampai-sampai mereka kemalaman di jalan saat pulang.Suasana yang tenang dan hati yang tenang seketika berganti panik kala mamanya Bella melihat datangnya sebuah truk dengan kecepatan tinggi dari arah depan. Truk itu sepertinya mengalami rem blong."Ini bagaimana? Ya Tuhan selamatkan kami," ucap mamanya Bella ketakutan.Ttttiinnnn!!! Tttiiinnnnnn!!!Truk itu mengklakson dengan keras membuat makanya Bella jauh bertambah panik. Sementara jarak truk itu semakin dekat saja.Demi menghindari tabrakan mamanya Bella membanting setir ke kanan.BBRRRAAAAAKKKKK!!!Sudut depan mobil itu mengha

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 95

    Tok! Tok! Tok!"Bi, kamu lagi apa? Aku masuk ya," kata Edo.Sabia gemetar ketakutan. Ia meletakkan cutter itu di atas meja.Ceklek!Edo muncul di depan pintu tepat saat Sabia baru selesai meletakkan cutter. Edo jelas melihat hal itu. Apalagi sekarang posisi cutternya berpindah dari dalam gelas wadah pensil ke atas meja."Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Edo penuh selidik.Sabia hanya menggeleng kaku. Edo meletakkan makanan dan susu yang dibawanya di atas meja. Ia kemudian meraih kadua bahu Sabia."Jangan gila Bi. Yang kita lakukan saja sudah gila. Kenapa kamu justru ingin menambah sesuatu yang lebih gila?"Sabia menggeleng. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Kehidupannya saat ini benar-benar di titik paling rendah. Ia tidak berdaya."Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Itu bukan solusi.""Tapi... Gara-gara aku orang tuamu."Edo meggeleng."Ini bukan gara-gara kamu saja. Tapi gara-gara kita. Kalau kamu memilih mengakhiri hidup. Bukan saja kamu yang mati tapi

DMCA.com Protection Status