Nah, lo. Kira-kira si Langit, mau ngomong apa, ya?
Kemudian sembari memegang kedua tangan Cahaya, dengan wajah yang tampak serius pria itu menatapnya dalam. Lalu ia mulai berkata, "Cahaya, mungkin untuk saat ini aku belum bisa mencintaimu dengan sepenuh hati. Tetapi aku akan berusaha untuk selalu membahagiakanmu dan menjagamu. Tolong beri aku waktu untuk menata hatiku untukmu. Kamu mau, 'kan?"Degg!Hati Cahaya langsung bergetar ketika mendengarnya."Jadi, mulai sekarang marilah kita belajar dengan saling menerima dan saling mencintai," lanjutnya lagi.Gadis bergaung pink itu masih tampak tertegun menatapnya. Ia masih merasa syok juga senang dan sekaligus tidak percaya kalau pria yang ada di hadapannya ini akan berkata seperti itu padanya.Karena melihat Cahaya yang masih terdiam seperti patung. Sehingga membuatnya langsung salah tingkah saja."Hehehe ... mungkin aku kurang bisa berkata-kata romantis seperti orang lain. Tetapi itulah yang ingin aku katakan padamu, Ya,"
Setelah selesai mandi, Langit dan Cahaya memutuskan untuk datang berkunjung ke rumah orang tuanya Langit . Kini sepasang suami istri itu sudah berada di rumah keluarga Pak Bagus .Sekarang gadis cantik yang menggunakan dress pendek dibawah lutut itu sedang berada di dapur untuk membantu mama mertuanya memasak untuk makan siangnya nanti. Hingga beberapa menit kemudian makanan pun telah siap.Langit, Thalita dan juga Pak Bagus kini sudah berada di meja makan. Sedangkan Sintya dan Cahaya masih terlihat sibuk menata makanan di atas meja makan. Setelahnya mereka pun turut duduk di kursinya masing-masing."Gimana pekerjaanmu di kantor, Lang? Apakah semua lancar?" tanya Pak Bagus sembari mulai memasukkan makanannya ke dalam mulut."Ya, begitulah, Pah. Alhamdulillah lancar gak ada masalah, kok!" jawab Langit. Lelaki jangkung berkaos putih lengan pendek itu mulai mengunyah makanannya."Lalu kapan kamu mau mengumumkan pernikahan kalian ke pablik, Lang?" sahut Sintya."Iya ya, nanti aku pikirkan
"Ih, si Aya! Jangan bikin aku kesel dan penasaran aja, deh!" Thalita mulai mencebikkan bibir."Hahaha ... duh, adik iparku yang cantik ini jangan ngambek dong!" ujar Cahaya seraya mencolek hidung mancung gadis itu."Tau ah, aku ngambek nih!" Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, gadis itu mendengus kesal."Ya udah, daripada kamu ngambek gini. Mending sekarang kita jalan-jalan aja yuk! Ke mana gitu, bosen tahu di rumah terus," celetuk Cahaya."Eh, iya ya benar. Gimana kalau kita ke mall aja yuk sekarang!" Gadis berambut lurus sepunggung itu langsung sumringah mendengar usulan dari Cahaya."Ya udah, ayo kita langsung berangkat aja sekarang! Tapi ... tunggu bentar! Aku mau telepon Kak Langit dulu! Mau kasih tau kalau kita sekarang mau ke mall.""Oke." Thalita pun mengangguk."Dan, gimana kalau kita ajak si Novi juga?" usul Cahaya."Ya, boleh."Kemudian gadis cantik berkuncir kuda itu segera menelpon suaminya untuk memberitahunya dan minta izin kepada pria tersebut. Setelah itu bar
Aditya yang kebetulan sedang berada di mall. Tak sengaja melihat ada keributan terjadi di tengah Mall yang menjadi pusat perhatian banyak orang. "Ada apa ini? Kok orang-orang pada ngumpul di sini?" batinnya.Karena merasa penasaran pria tersebut langsung menerobos di antara orang-orang yang ada di sana."Hah, itu, 'kan Cahaya dan Thalita! Ngapain mereka di sini?" Dengan membelalakan kedua mata, pria itu tampak terkejut melihatnya."Tunggu-tunggu! Sepertinya mereka sedang ribut. Aku harus melerai mereka!" Lalu dengan segera pria itu langsung berlari mendekatinya."Ada apa ini?" Suara bariton seorang laki-laki sontak membuat para gadis itu terkesiap kaget.Dan secara serempak keenam gadis itu langsung menoleh ke arah sumber suara.Dan betapa terkejutnya Cahaya saat melihat ada seorang pria tampan berkemeja hitam sedang berdiri tak jauh dari tempat mereka berada.Lalu sambil membeliakan kedua mata gadis itu langsung terpekik. "Ka-kamu!"Begitu juga dengan Thalita yang tak kalah kagetnya
Setelah menerima uang dari Aditya, Selly dengan sengaja menunggu lelaki itu keluar dari mall. Ia berniat untuk mendekati pria yang menurutnya cukup tampan dan juga kaya. Saat ini wanita tersebut sedang menunggu di lobby mall.Hingga tak berapa lama, orang yang ia tunggu akhirnya keluar juga. Begitu ia melihatnya, wanita bercelana jeans dan kemeja bermotif abstrak itu segera ingin mendekatinya.Ketika Aditya sedang berjalan keluar dari pintu mall, ia langsung berpura-pura berjalan dan menabrak lelaki itu.Bruggh!Suara benturan ketika Selly menabrak pundak Aditya."Eh, maaf, Pak!" Sambil menunduk wanita licik itu berpura-pura meminta maaf.Sedangkan Aditya hanya terdiam dan memicingkan sebelah matanya melihat ke arah wanita tersebut. "Nih, cewek mau ngapain lagi dia sekarang?" batinnya merasa curiga. Ia merasa ada gelagat yang tidak baik dari wanita itu.Lalu Renita mengangkat wajahnya untuk menatap ke arah pria tersebut. Kemudian ia memasang wajah yang tampak terkejut."Eh, ka-kamu o
Seperti biasa, Cahaya akan selalu terbangun di pagi hari untuk melaksanakan sholat subuh. Ia terbangun masih dengan keadaan telanjang tanpa ada pakaian yang melekat di tubuhnya, hanya selimut tebal saja yang menutupi dirinya dan juga seorang pria yang masih terlelap sambil memeluknya dari belakang.Sebenarnya ia merasa sangat risih apabila harus tidur dalam keadaan telanjang seperti ini. Tetapi karena sudah terlalu lelah melayani keinginan suaminya semalam, sehingga membuat gadis tersebut langsung saja tertidur.Terkadang Cahaya sampai kualahan menuruti keinginan sang suaminya ini yang selalu meminta jatah di malam hari. Belum lagi di pagi harinya pria tersebut juga terkadang masih saja meminta tambah lagi. Sehingga beberapa hari ini pria tersebut selalu datang terlambat ke kantor.Gadis itu pun merasa heran dengan tenaga sang suaminya tersebut, yang seperti tak mengenal kata lelah. Berbeda dengan dirinya yang selalu dibuat kualahan olehnya.Dengan perlahan gadis itu ingin melepas tan
Setelah semua pekerjaan beres-beresnya telah selesai. Sesuai janjinya kemarin gadis cantik berambut ikal sebahu itu ingin segera pergi menemui Aditya. Sekarang gadis tersebut berdiri di depan apartemen. Ia sedang menunggu taksi online yang telah dipesannya tadi, untuk mengantarnya ke restoran xxx tempat mereka janjian.Tak berapa lama sebuah taksi pun mendekat ke arahnya."Dengan Nona Cahaya?" tanya sang supir taksi."Iya, Pak," jawabnya sambil mengangguk. Kemudian ia pun masuk ke dalam taksi itu."Mau ke mana, Non?" tanya sang supir lagi."Oh restoran xxx, Pak."Setelah 15 menit kemudian, gadis cantik yang memakai gaun sederhana bermotif bunga sakura itu akhirnya telah sampai di sebuah restoran mewah yang terletak di pinggiran kota Jakarta.Cahaya pun langsung masuk ke dalam restauran tersebut. Dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang, ia mencari keberadaan lelaki itu."Hai, Aya! Aku di sini!" seru Aditya melambaikan tangan ke arahnya.Tanpa menunggu lama, Gadis berkucir kud
Aditya bangkit dari tempat duduknya dan hendak mengejar Cahaya. Tetapi tiba-tiba saja malah ada seorang pelayan yang langsung mencegatnya."Em-maaf, Pak! Anda mau ke mana? Bayar dulu baru Anda boleh pergi dari sini?" ucap si pelayan ìtu."Oh iya, maaf! Tadi saya sedang terburu-buru jadi saya lupa belum bayar. Berapa semuanya tadi, Mas?"Kemudian sang pelayanan itu menyerahkan bil tagihan makanan tadi. Lalu Aditya membayar dan ingin segera pergi dari tempat itu tanpa menunggu kembalian uang tersebut.Begitu Cahaya sudah berada di luar restoran. Gegas ia menghubungi Langit, agar lelaki tersebut segera datang menjemputnya sebelum Aditya bisa melihatnya nanti.Sementara di dalam restauran, lagi-lagi Aditya dibuat kaget. Tak kala ia melihat dari jendela kaca restauran ada sebuah mobil sport berwarna hitam yang berhenti tepat di depan Cahaya. Sehingga membuatnya merasa penasaran ingin mengetahui siapa yang telah menjemputnya kini.Dengan samar-samar ia dapat melihat ada seorang pria di dal