Seperti biasa, Cahaya akan selalu terbangun di pagi hari untuk melaksanakan sholat subuh. Ia terbangun masih dengan keadaan telanjang tanpa ada pakaian yang melekat di tubuhnya, hanya selimut tebal saja yang menutupi dirinya dan juga seorang pria yang masih terlelap sambil memeluknya dari belakang.Sebenarnya ia merasa sangat risih apabila harus tidur dalam keadaan telanjang seperti ini. Tetapi karena sudah terlalu lelah melayani keinginan suaminya semalam, sehingga membuat gadis tersebut langsung saja tertidur.Terkadang Cahaya sampai kualahan menuruti keinginan sang suaminya ini yang selalu meminta jatah di malam hari. Belum lagi di pagi harinya pria tersebut juga terkadang masih saja meminta tambah lagi. Sehingga beberapa hari ini pria tersebut selalu datang terlambat ke kantor.Gadis itu pun merasa heran dengan tenaga sang suaminya tersebut, yang seperti tak mengenal kata lelah. Berbeda dengan dirinya yang selalu dibuat kualahan olehnya.Dengan perlahan gadis itu ingin melepas tan
Setelah semua pekerjaan beres-beresnya telah selesai. Sesuai janjinya kemarin gadis cantik berambut ikal sebahu itu ingin segera pergi menemui Aditya. Sekarang gadis tersebut berdiri di depan apartemen. Ia sedang menunggu taksi online yang telah dipesannya tadi, untuk mengantarnya ke restoran xxx tempat mereka janjian.Tak berapa lama sebuah taksi pun mendekat ke arahnya."Dengan Nona Cahaya?" tanya sang supir taksi."Iya, Pak," jawabnya sambil mengangguk. Kemudian ia pun masuk ke dalam taksi itu."Mau ke mana, Non?" tanya sang supir lagi."Oh restoran xxx, Pak."Setelah 15 menit kemudian, gadis cantik yang memakai gaun sederhana bermotif bunga sakura itu akhirnya telah sampai di sebuah restoran mewah yang terletak di pinggiran kota Jakarta.Cahaya pun langsung masuk ke dalam restauran tersebut. Dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang, ia mencari keberadaan lelaki itu."Hai, Aya! Aku di sini!" seru Aditya melambaikan tangan ke arahnya.Tanpa menunggu lama, Gadis berkucir kud
Aditya bangkit dari tempat duduknya dan hendak mengejar Cahaya. Tetapi tiba-tiba saja malah ada seorang pelayan yang langsung mencegatnya."Em-maaf, Pak! Anda mau ke mana? Bayar dulu baru Anda boleh pergi dari sini?" ucap si pelayan ìtu."Oh iya, maaf! Tadi saya sedang terburu-buru jadi saya lupa belum bayar. Berapa semuanya tadi, Mas?"Kemudian sang pelayanan itu menyerahkan bil tagihan makanan tadi. Lalu Aditya membayar dan ingin segera pergi dari tempat itu tanpa menunggu kembalian uang tersebut.Begitu Cahaya sudah berada di luar restoran. Gegas ia menghubungi Langit, agar lelaki tersebut segera datang menjemputnya sebelum Aditya bisa melihatnya nanti.Sementara di dalam restauran, lagi-lagi Aditya dibuat kaget. Tak kala ia melihat dari jendela kaca restauran ada sebuah mobil sport berwarna hitam yang berhenti tepat di depan Cahaya. Sehingga membuatnya merasa penasaran ingin mengetahui siapa yang telah menjemputnya kini.Dengan samar-samar ia dapat melihat ada seorang pria di dal
Sepulang dari kuliah, dengan sengaja gadis manis berkulit putih, dan berbadan ramping itu ingin menenui kakaknya di kantor. Ia ingin mengatakan sesuatu hal tentang Cahaya kepada sang kakak.Dengan menaiki sebuah taksi online yang telah dipesannya tadi, gadis itu kini telah sampai di depan sebuah gedung bertingkat yang super megah. Setelah membayar, gadis becelana jeans dan berkemeja putih motif polkadot itu segera turun dari taksi. Kemudian dengan berjalan santai ia langsung saja memasuki gedung tersebut.Lalu ia segera menaiki lift untuk menuju ke lantai 10, di mana letak kantor kakaknya berada. Begitu sampai di sana, ia langsung menuju ke resepsionis.Sang pegawai resepsionis itu pun sudah pasti dapat mengenali siapa gadis tersebut. Ya, walaupun Thalita jarang dan bahkan hampir tidak pernah mengunjungi kantor itu. Akan tetapi para karyawan di sana pernah sesekali melihatnya, di saat ia datang ke kantor dalam acara-acara tertentu saja."Mbak, Kak Langit ada?" tanya Thalita."Eh, Non
"Ya, masuk!" ucap Langit.Ceklikk!"Permisi, Pak! Ini minumannya." Terlihat Dilla datang membawa nampan yang berisikan 2 gelas minuman untuk kedua kakak beradik itu."Ya, taruh saja di sini!" Langit menunjuk ke arah meja yang ada di hadapannya.Kemudian si sekertaris itu meletakan 2 gelas minuman yang berisikan orange jus dan es mocacino di atas meja. Setelah itu, ia pun kembali meninggalkan ruangan tersebut.Tanpa disuruh minum pun, si gadis cantik berambut kecoklatan itu langsung menyambar gelas yang berisikan orange jus. Lalu dengan segera ia mulai meminumnya.Sehingga membuat lelaki yang duduk di sebelahnya itu hanya menggelengkan kepala melihatnya. "Pelan-pelan aja, Lita, minumnya. Tar keselek loh!"Seraya terus menyeruput minuman itu dengan sedotan, gadis itu hanya mengangguk pelan. "Haus tau!" sahutnya.Kemudian Langit pun melakukan hal yang sama dengan adiknya. Ia mengambil gelas yang ada di hadapannya, dan mulai meminum minuman tersebut febgan perlahan. Setelah habis separuh
Setelah bertemu dengan Langit di kantor tadi. Kini laki-laki paruh baya itu sudah berada di rumahnya. Ia tidak mengira kalau lelaki itu akan mengatakan tentang perlakuan buruk anak gadisnya kepada Cahaya beberapa hari yang lalu.Sungguh ia merasa cukup syok dan juga sangat malu terhadap laki-laki tersebut. Bagaimana tidak? Karena perbuatan anaknya itu benar-benar telah mempermalukan dirinya di depan lelaki itu.Ya, walaupun Langit tidak meminta uang itu untuk dikembalikan, tetapi tetap saja ia merasa tidak enak hati dan tak habis pikir, bagaimana bisa si Selly meminta uang sebayak itu ke Cahaya. Lalu uang itu ia gunakan untuk apa?Pada akhirnya sang anak dari majikannya yang sekaligus suami dari keponakannya itu hanya memintanya agar dirinya selalu mengawasi putrinya dan juga memberi peringatan agar outri semata wayangnya itu jangan sampai berani menggangu Cahaya lagi.Untuk kali ini lelaki tampan itu masih bisa memberi maaf atas perlakuan buruk anak gadisnya itu. Namun, jika sampai in
Dengan seringai jahat, wanita judes yang usianya 2 tahun lebih tua di atas Cahaya itu berniat mendatangi apartemennya Langit untuk menemui Cahaya.Wanita berkulit sawo matang itu sudah tahu di mana letak apartemennya Langit berada. Karena di saat adik sepupunya itu menginap di rumahnya dulu. Secara tidak sengaja ia sempat mendengar Cahaya yang menyebutkan di mana alamat ia tinggal sekarang.Sehingga tanpa perlu bersusah payah, wanita tersebut langsung saja menuju gedung apartemen di mana tempat Cahaya tinggal.Dengan menaiki sebuah taksi online yang dipesannya tadi, akhirnya perempuan garang itu telah sampai di depan sebuah gedung tinggi pencakar langit yang berdiri kokoh di hadapannya kini.Untuk sesaat wanita berkemeja putih dan celana bahan itu sempat merasa terkagum-kagum dengan bangunan gedung megah yang terkesan mewah dan sangat modern itu terlihat indah dan sangat sedap dipandang mata."Wah ... besar sekali gedung ini. Kira-kira seperti apa ya, di dalam sana? Dari luarnya saja,
Langit yang baru saja sampai di depan gedung apartemennya langsung bergegas masuk. Lelaki itu kini berjalan ingin segera menuju lift.Namun, baru saja ia sampai di depan resepsionis, kedua pegawai resepsionis yang sedang bertugas di sana langsung menyapannya dengan ramah."Selamat sore, Pak Langi! Baru pulang kerja ya, Pak?" tanya salah satu pegawai itu."Hem." Dengan mengulas senyum, laki-laki itu hanya menganggukan kepala.Lalu, lelaki berkemeja hitam itu terus berlalu meninggalkan kedua pegawai resepsionis yang sedang terpesona memandanginya."Duh, ganteng banget sih suami orang! Senyumanya itu loh bikin hatiku meleleh," ujar salah satu pegawai wanita sembari tersenyum sumringah, ia terus menatapnya dengan "Hus! Dia itu udah punya istri tau! Kamu ini mau jadi pelakor, ya?" sahut temannya."Ah ... kamu gangguin imajinasiku saja deh! Iya, aku tau kalau dia udah punya istri. Lagian siapa juga yang mau jadi pelakor? Orang aku cuma mengaguminya saja kok, bukan ingin merebutnya, tau!" j