Share

Wawancara

Penulis: Akina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-26 05:49:15

Bela masih ditanya soal isi wawancaranya. Mengingat tugas tersebut dinilai cukup berat karena bisa saja mahasiswa kesulitan untuk mewawancarai seorang CEO hanya dalam waktu satu hari.

Namun Bela mengatakan jika dia memiliki saudara laki-laki yang menjadi CEO dan itu memudahkannya menyelesaikan tugasnya. Dosen pembunuh mengerti dan Bela meninggalkan ruangan dosen. Di depan ruang dosen, Parka sudah menunggu kedatangan Bela.

"Bela," panggil Parka sambil menarik tangannya.

"Apa?" tanya Bela.

"Kenapa kamu tidak membalas pesan dariku? Hanya karena kamu salah paham sedikit saja kamu mengabaikanku," tanya Parka.

“Aku sibuk, aku juga tidak sempat melihat ponselku dan aku baru membukanya saat hendak berangkat ke kampus,” jawab Bela.

"Baiklah kalau begitu. Sekarang ikut aku! Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," kata Parka.

"Saya tidak bisa. Suami saya menunggu di gerbang," Bela menolak.

"Katakan saja kalau ada tugas atau hal lain seperti biasa," saran Parka.

"Nggak bisa. Kan udah g
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Parka Pergi

    “Ya, karena aku ingin mengajakmu ke suatu tempat,” jawab Deva. "Kemana?" tanya Bela. Sebelum pukul 13.00, Bela tiba di kampus ditemani Deva. Dan Deva menunggu di pintu gerbang. Bela menyerahkan tugas kepada dosen pembunuh itu. Namun, itu tidak berhenti di situ. Bela masih ditanya soal isi wawancaranya. Mengingat tugas tersebut dinilai cukup berat karena bisa saja mahasiswa kesulitan untuk mewawancarai seorang CEO hanya dalam waktu satu hari.Namun Bela mengatakan jika dia memiliki saudara laki-laki yang menjadi CEO dan itu memudahkannya menyelesaikan tugasnya. Dosen pembunuh mengerti dan Bela meninggalkan ruangan dosen. Di depan ruang dosen, Parka sudah menunggu kedatangan Bela. "Bela," panggil Parka sambil menarik tangannya. "Apa?" tanya Bela. "Kenapa kamu tidak membalas pesan dariku? Hanya karena kamu salah paham sedikit saja kamu mengabaikanku," tanya Parka. “Aku sibuk, aku juga tidak sempat melihat ponselku dan aku baru membukanya saat hendak berangkat ke kampus,”

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Jika hamil

    "Masuk saja dulu!" ajak Deva. Bela masuk ke dalam mobil yang biasanya ada sopirnya, kali ini Deva sendiri yang menyetir. Deva kemudian melajukan mobilnya ke suatu tempat. Bela yang penasaran terdiam hingga akhirnya mereka singgah di sebuah resort. "Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Bela. "Ingin bersenang-senang? Kamu bilang besok tidak ada kelas. Jadi aku ingin kita menghabiskan waktu bersama di sini. Apakah kamu menyukainya?" jawab Deva. Untuk kedua kalinya, Deva mengajak Bela ke sebuah resort. Dulu saat pengantin baru, Deva, mengajaknya ke sana karena masih sangat enggan berduaan. Kali ini Bela sudah mulai mencintai Deva. Tidak ada persiapan apapun bagi Bela untuk pergi ke sana. Bahkan masih menenteng tas kuliahnya. "Kenapa nggak bilang? Aku bisa bawa baju," protes Bela. "Jangan khawatir! Kita belanja apa saja yang kamu butuhkan, Bela. Jadi jangan khawatir! Sekarang kita makan dulu, aku cukup lapar! Habis itu kita belanja," kata Deva. Bela menurut saja. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Snorkeling

    "Tidak apa-apa. Aku suka kamu belum atau sudah mandi. Setelah sarapan, kita turun! Pemandangan di sana bagus banget. Jadi kita langsung ke restoran di bawah," kata Deva. Bela sedikit kesal. Mengetahui bahwa dia akan diajak snorkeling, tentu saja dia tidak akan mandi pagi ini. Tapi itu terjadi. Bela membayangkan kalau sore ini ada jadwal kuliah tapi pagi ini masih ada. Bukankah akan terlambat jika dia pergi ke perguruan tinggi nanti? "Kenapa kamu masih berdiri di sana?" tanya Deva. "Aku ada jadwal kelas sore ini. Lalu jam berapa kita pulang?" Jawab Bela. "Cek HP dulu! Mungkin ada informasinya," jawab Deva. Bela bingung. Ia lalu membuka ponselnya dan ternyata ada pesan dari rombongan kelas bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas hari itu dibatalkan dan diganti dengan tugas lain. “Jadwal kuliah hari ini dibatalkan,” kata Bela menatap wajah Deva. "Yah, itu berarti kita bisa pulang malam ini. Besok juga hari Minggu, jadi sebaiknya kita bermalam lagi. Jika kamu mau, jika kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Hamil

    "Nggak kemana-mana. Tapi saya mau membicarakan pekerjaan sebentar dengan anak buah saya. Saya tidak libur. Di balkon depan saja," jawab Deva. "Oh, aku pikir kamu mau kemana," kata Bela lalu menempatkannya di posisinya. "Kau tidak ingin menjauh dariku, kan?" goda Deva. Bela hanya mengerucutkan bibirnya. Deva segera melanjutkan pekerjaannya. karena dia sudah berjanji jika ada pekerjaan. Bela dengan santai berbaring di tempat tidur yang begitu empuk. Dia merasa bebas. Lupakan semua kenangan bersama Parka. karena dulu Parka juga sering memakainya untuk makan. Lebih tepatnya dengan makan parasit. Bela tidak merasa kehilangan banyak uang. karena Bela juga memegang kartu kredit yang bisa dia gunakan dengan bebas untuk apa saja kapan saja. Parka juga beberapa kali diminta untuk membeli sesuatu yang mahal seperti jam tangan, tas, atau sepatu. Saat itu Bela pun dengan senang hati memberikannya. karena baginya, Parka juga bisa memberikan kebahagiaan. Tapi begitu Parka hendak me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Panti Asuhan

    Suatu hari tidur di rumah Ayah, Bela merasa sangat rindu. Selama ini Deva tidak pernah mengajak Bela pulang karena tidak mau. Lebih nyaman di rumah Deva. Namun tiba-tiba Bela teringat pada keluarga Deva yang tak pernah dikenalkan padanya. Saat Deva baru saja selesai berbicara dengan mertuanya. Dia memasuki ruangan. "Saya ingin bertanya," kata Bela. "Tanya apa sayangku?" kata Deva. "Hah, dimana orang tuamu? Selama menikah aku tidak pernah bertemu dengan orang tuamu," tanya Bela. Deva menelan ludah. "Saya tidak tahu siapa orang tua saya. Karena sejak kecil saya berada di panti asuhan. Dan ketika saya bisa bekerja saya membuat rumah sendiri." Bela mengernyitkan dahi. "Apa? Apakah kamu panti asuhan?" "Ya, benar. Kenapa?" "Kenapa kamu tidak memberitahuku?" tanya Bela. "Karena kamu tidak pernah bertanya. Jadi aku tidak memberitahumu. Kalau kamu bertanya seperti ini, aku bisa menjawab dari hati ke hati," jawab Deva. "Apakah kamu tidak ingin tahu siapa orang tuamu?" tanya B

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Pengakuan Bela

    Bela menangis. Artinya, Deva dulu mengalami semua hal yang ada di panti asuhan. Bela pun mendengar bahwa sejak kecil Deva memang anak yang berpenampilan pekerja keras dan rendah hati. Jangan pernah aneh dalam melakukan apapun. Dan ternyata Deva keluar dari panti asuhan setelah lulus SMA dan kembali ke sana untuk menjadi donatur setelah bekerja sebagai CEO. Setelah Bela pulang dari panti asuhan, Bela langsung berbenah. Kemudian istirahatlah karena dia sangat lelah. Memikirkan apa yang baru saja dilihatnya di panti asuhan membuatnya merasa sangat bersyukur. Apalagi Deva memang orang yang sangat baik. "Bel, kamu mau makan apa?" tanya Deva.Bela berbalik. Sebagai seorang istri, dia harus menjadi orang yang menyiapkan makanan untuk suaminya. Bukan sebaliknya. "Aku ingin menyiapkan makanan untukmu," kata Bela. Deva tersenyum. "Tidak apa-apa. Kamu masih hamil dan muda. Jadi aku senang melayanimu." "Aku malu. Harusnya aku yang melakukan itu padamu," kata Bela murung. Deva me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Sup ikan

    Sup ikan"Sayang sekali. Kalau ada, aku ingin laki-laki seperti suamimu," kata Nita. "Tidak perlu banyak berfantasi! Ketika tiba waktunya jodohmu datang, tentu kamu juga akan menikah," jawab May. "Berapa umurmu, Bela?" "Masih 1 bulan. Ayo makan ini dulu!" kata Bela. Satu jam kemudian May dan Nita berpamitan. Karena aku merasa tidak enak jika bermain terlalu lama saat suami Bela ada di rumah. Bela menghampiri Deva yang berada di ruang tamu. "Temanmu ada di rumah?" tanya Deva. "Sudah. ​​Mereka bilang kamu ganteng. Sampai mereka bilang kalau ada lagi yang dia mau," kata Bela. "Lalu bagaimana kabarmu?" "Maksud Anda?" Bela bingung. "Maksudku, jika ada orang sepertiku lagi, bagaimana denganmu?" "Sudahlah, biarkan saja. Yang penting kamu milikku," kata Bela. "Apakah kamu bersedia membiarkan aku dimiliki oleh orang lain?" "Wah nggak boleh. Jangan sampai kamu disentuh wanita lain padahal itu temanku," kata Bela. "Bisa dibilang begitu. Menurutmu bagaimana perasaanku saat bersa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Acara di pesta

    Bela merasa disambut di pesta itu. "Kamu bohong, kan? Bukan pihak pegawaimu. Tapi anak direkturmu." Deva menggelengkan kepalanya. "Tidak. Putranya juga bekerja di kantor. Dan kebetulan dia adalah putra direktur kepresidenan. Saya tidak ingin berbohong kepada Anda. Saya mengatakan yang sebenarnya." "Tapi tadi kamu bilang kamu karyawan. Bukan anak direktur utama," kata Bela kesal. "Baiklah, jangan terlalu berisik! Makan saja apa yang kamu punya! Jangan malu-malu!" kata Deva. Bela senang makan di pesta itu. Dia juga menikmati beberapa hidangan yang sudah tersedia. Deva pun ikut menemani Bela. “Pak Deva, saya sangat senang Bapak mau datang ke acara saya,” kata Dirut. Bela bertanya-tanya mengapa sutradara sepertinya mengikuti mereka. "Bagaimana mungkin saya tidak datang pada acara penting pemilik perusahaan, Pak? Saya akan usahakan bisa datang," kata Deva. "Terima kasih banyak, Pak Deva. Anda memang yang terbaik. Ngomong-ngomong, kapan Anda akan menggunakan hadiah saya?" tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Kebahagiaan

    Long weekend membuat Deva banyak waktu bersama keluarga nya. Setelah kemarin ikut mengantarkan sang buah hati ke mall untuk ikut lomba menggambar hari ini Deva memiliki rencana untuk ke panti asuhan dimana dulu ia dibesarkan. Deva ingin menanamkan rasa syukur dan berbagi pada kedua buah hatinya. Kalau Indra mungkin belum mengerti tapi saat ini ia ingin mengajak mereka semua untuk ke panti asuhan."Bu, kapan kita berangkat?" tanya Luna yang sedang antusias untuk berangkat ke panti asuhan. Deva memang sudah menyiapkan beberapa hal yang perlu dibawa ke sana seperti paket alat tulis, uang dan juga paket makanan yang akan diberikan pada penghuni panti asuhan dan ia juga sedang bersiap."Iya, tunggu kakek dan nenek. Kalau mereka sudah datang kita berangkat bersama," jawab Bela. Ia sedang bersiap dengan Indra juga. Tak berselang lama ternyata kakek dan neneknya Luna datang."Yey, kakek dan nenek sudah datang," ucap Luna begitu gembira menyambut kedatangan kakek dan nenek nya. "Apakah semu

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Ulang Tahun Pernikahan

    Saat ini Bela sedang menemani Luna belajar. Luna adalah anak yang suka belajar tanpa disuruh. Bela senang melihat anaknya begitu. Meskipun masih duduk di bangku taman kanak-kanak tapi bakat Luna terlihat yaitu senang menggambar. Bela bangga padanya karena ia juga gigih dan sabar. Bela berencana ingin mencoba mengikuti sebuah perlombaan menggambar yang akan digelar di sebuah mall besar."Luna, besok ada lomba menggambar apa kamu mau ikut?" tanya Bela."Dimana, Bu?" balas Luna."Di mall. Ibu nggak minta kamu untuk bisa menang kok yang penting kamu berani saja itu sudah membuat ibu bangga," jawab Bela mencoba memberikan semangat untuk Luna."Iya, Bu, Luna mau ya? Tapi diantar Ibu ya?" pinta Luna."Ya, tentu saja. Besok kita berangkat sama-sama." Bela pun membiarkan Luna melanjutkan menggambar bunga.Keesokan harinya sesuai janji Bela akan mengantarkan Luna ke mall untuk mengikuti lomba. Perlengkapan seperti pensil warna dan alat lain juga sudah disiapkan. Karena hanya tempat menggambar

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Lengkap

    Bela sekarang disibukkan dengan mengurus dua anaknya. untung saja Deva selalu menorehkan perhatian lebih kepada Bela. Deva juga selalu membawa pekerjaannya ke rumah untuk menjaga Bela. Deva juga sering mengantar jemput anaknya di sekolah.Seperti saat ini, Deva baru saja pulang dari kantor dengan membawa setumpuk berkas di tangannya. Bela yang berada di teras rumah menatap suaminya dengan tatapan bingung. Setidaknya, Deva bisa mengerjakan berkas itu di kantor. Lagi pula, ini bukan pertama bagi Bela. Deva berjalan mendekat ke arah Bela lalu menaruh beberapa tumpukan berkas itu di meja samping Bela. Deva langsung mengecup kening Bela dengan penuh kasih sayang lalu beralih mengecu kening Indra yang berada di gendongan Bela. “Kenapa kamu membawa banyak tumpukan berkas itu ke rumah? Kamu bisa mengerjakannya di kantor, Dev. Jika seperti ini kamu akan kesusahan nantinya,” ujar Bela. “Tidak. aku tidak akan meninggalkan kamu dengan mengurus dua orang anak sendirian. Aku akan membantu kamu m

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Perasaan sedih

    “Maaf, Bel. Aku belum bisa ke sana saat ini. Tetapi aku akan segera ke sana. aku menunggu Alvin pulang,” kata May di telepon. Wanita itu memang tengah bertelepon dengan Bela. Tentu saja untuk mengucapkan selamat karena kelahiran anak keduanya. May ikut senang akan hal itu. Tetapi bila bisa jujur, ia juga merasa sedih. Bagaimana tidak? Di saat dia mengharapkan anak kedua, justru takdir berkata lain kepadanya. Siapa pun wanita seperti May tentu saja akan merasa sangat sedih. Bagi May, ini bukan perkara yang mudah. Bohong bila ia berkata, bahwa ia bisa menerima keadaannya saat ini. Dari hari terdalam, May sangat iri dengan sahabatnya itu.“Tidak apa, aku tahu,” jawab Bela. “Hari ini aku juga sudah bisa pulang,” sambung Bela. “Aku ikut senang, Bel. Jika bisa, aku akan mendatangi kamu sendiri ke sana. Tetapi Alvin mau bersama menengok kamu,” kata May. Alvin juga tadi sempat memberi tahu May bahwa Bela hari ini melahirkan. Alvin juga mengajak May untuk menengok keponakannya itu setelah

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Anggota keluarga baru

    Dua bulan sudah berlalu, kini May sudah bisa menerima keadaannya. Walau sempat kondisinya turun.Bela selama kandungannya tua juga sering berada di rumah Alvin saat suaminya tidak ada. Seperti saat ini, Bela sudah berada di rumah May. Mereka baru saja pulang mengantarkan anaknya pulang dari sekolahnya. Dan ini saatnya, mereka bersantai sambil membaca beberapa buku di ruang tamu. “Bel, lihatlah! Ada yang jual pakaian lucu untuk bayi perempuan,” kata May sambil menunjukkan ponselnya kepada Bela. Bela juga terkesima dengan satu set pakaian lucu yang ditinjukan May. “Sangat lucu!” pekik Bela. “Apakah kamu harus membelinya? Sepertinya, iya! Ini edisi terbatas, Bel. Cepat miliki,” kata May lagi. Bela terdiam. Apakah ia harus membelinya? Tetapi untuk apa? jika anaknya perempuan nanti, masih ada pakaian milik Luna. Bukannya berniat memberikan anak yang keduanya berang bekas, tetapi memang pakaian Luna yang dulu masih bagus dan ada beberapa yang baru. Jika membeli lagi bukankah sangat di

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Apakah sakit?

    Makan malam hari ini terasa nikmat karena kebersamaan. Ibu Mike sejak tadi juga tidak henti-hentinya bercerita kepada kedua cucu tercintanya. Luna dan juga Inara. Sangat memenangkan! Netra Bela tidak sengaja menatap ke arah May. Wanita itu memegangi perutnya sambil keringat yang membasahi wajahnya. Apakah ada yang terjadi dengan May? “May?” panggil Bela.May langsung saja mengubah posisinya menjadi tegak. May menatap Bela dengan senyum yang wanita itu paksakan. Bela tahu itu! Lagi pula, Bela tidak satu atau dua bulan bersama May. Jelas sangat tahu bagaimana jika May tengah menyembunyikan sesuatu. “Ada apa, Bel?” tanya May. Deva dan juga Alvin kini juga ikut menatap Bela dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya. Tidak hanya itu, pak Seno pun juga ikut menatap ke arah Bela. Bela menjadi canggung saat hampir semua netra menatap ke arah dirinya. Bela menggeleng, lalu kembali melanjutkan makannya tanpa jadi berbicara kepada May. Mau tentu sangat penasaran dengan Bela. Tetapi May juga

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Perlengkapan bayi

    “Sayang, bagaimana dengan ini? Ini sangat menggemaskan,” kata Deva sambil menunjukkan sebuah baju kecil berwarna pink. Baju perempuan. “Adik Luna perempuan?” tanya Luna sambil menatap Deva bingung.Memang sampai detik ini, sudah tiga bulan berjalan. Deva dan Bela tidak mau melakukan USG. Bela mau nanti jenis kelamin anaknya menjadi kejutan. Sebenarnya Deva sudah sangat penasaran, tetapi Bela tetap tidak mau melakukan USG. Pada akhirnya, Deva yang harus mengalah. Deva atau pun Bela juga tidak pernah mempermasalahkan jenis kelamin anaknya nanti. Yang terpenting bagi Deva, anak dan istrinya sehat semua. Itu sudah cukup. Ia tidak banyak menunut. Menerima ada yang diberikan kepada Tuhan untuknya. Deva menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal. “Ayah, adik Luna perempuan?” ulang Luna lagi. “Belum tahu, Sayang. Nanti kita tahu jika sudah lahir,” jawab Bela. Deva tersenyum kepada anaknya, dia juga memasukkan baju itu ke dalam troli belanja. Bela menatap tak percaya ke arah su

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Mengunjungi Inara

    “Sayang, ada apa?” tanya Deva kala melihat wajah Bela yang sangat begitu terkejut. Bela memang tengah menelepon seorang, entah apa yang orang itu katakan kepada Bela hingga membuat raut wajah istri Deva itu berubah terkejut. Tentu saja itu membuat Deva juga ikut penasaran. Siapa yang tengah istrinya telepon? Bela mengisyaratkan Deva untuk diam, sementara Bela terus melanjutkan teleponnya. Samar-samar, Deva dapat mendengar suara yang sangat dikenalinya. May? Ya! suara itu adalah suara May! Apa yang mereka bicarakan? “Aku akan ke sana setelah ini, kamu tenang dulu,” kata Bela. “Apakah sudah selesai?” tanyanya lagi. Deva terus saja mendengarkan apa yang istrinya bicarakan dengan saksama, walau suara lawan bicaranya sama sekali tak terdengar. Deva melahap makannya dengan netra yang fokus pada Bela. “Aku turut sedih. Semoga saja semua akan baik-baik saja,” kata Bela dengan nada sedih. Deva semakin penasaran. Apa yang sedang terjadi sebenarnya?“Baiklah. Aku akan ke sana nanti. Kamu

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Kecelakaan kecil

    “Ibu, Inara merasa bosan di rumah terus,” kata gadis kecil itu kepada May-sang ibu. May yang sedang menyiram tanaman langsung saja menoleh ke arah anakannya. Saat ini hari Minggu, jadi May dan Inara bersantai di rumah. “Kamu mau ke rumah Luna?” tawar May. Inara tidak langsung menjawab pertanyaan sang ibu. Iya justru terdiam beberapa. Hal itu tentu saja membuat May penasaran. Apakah ada yang terjadi dengan Inara serta Luna? Biasanya anaknya itu selalu senang saat bermain bersama Luna. Namun berbeda kali ini. “Inara, ada apa? kamu sedang berantem dengan Luna?” tebak May. Inara menggeleng. “Tidak, Ibu. Aku hanya ingin bermain bersama Ibu. Aku bosan,” jawab gadis kecil itu. May yang mendengar hal itu bernafas lega. Setidaknya mereka tidak bertengkar, kan? May sudah berpikir yang tidak-tidak mengenai anaknya dan juga Luna. “Lalu, kamu mau ke mana?” tanya May. Wanita itu mematikan keran air dan menghampiri putrinya yang tengah bermain tanah dalam pot. May langsung saja membawa Inara

DMCA.com Protection Status