Share

Diagnosa dokter

Penulis: Akina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-30 06:00:19

Saat makan siang, Alvin ada di rumah. May yang sudah menyiapkan sop ikan sedikit gugup karena baru pertama kali memasak. karena selama ini, seperti Bela, May tidak pernah memasak dan hanya mengandalkan asisten rumah tangga di rumah.

Alvin masuk ke dalam rumah dan disambut oleh May. "Apakah kamu akan pulang?" May bertanya.

"Ya, aku sudah memberitahumu. Dan ternyata aku tidak perlu kembali ke kantor karena urusanku sudah selesai dan aku bisa berdua denganmu," jawab Alvin lalu mencium kening May.

Setelah bersih-bersih Alvin menuju ke meja makan bersama May. "Aku baru tahu kalau makanan kesukaanmu sup ikan," katanya.

“Saya suka semua yang saya makan. Tapi agak condong ke sop ikan. Jarang ada kuliner yang menjual sop ikan,” kata Alvin.

"Aku sedang mencoba membuat sup ikan untukmu. Tapi maaf kalau masakanku tidak enak, ya!" kata May.

"Serius kamu masak? Aku mau coba ini," tanya Alvin.

May segera mengambilkan Alvin seporsi makanan lengkap dengan sop ikan yang telah dibuatn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Penguatan

    May melihat ke bawah. Dia terdiam. Pesan dari dokter adalah harus segera istirahat karena besok pagi akan dilakukan operasi. Sebisa mungkin May berusaha untuk bisa memejamkan mata. Meski sulit, ia juga harus tampil maksimal besok. Tiba-tiba sudah pagi. May ingin makan tapi tetap tidak bisa. Dia hanya diperbolehkan minum air. Selain tidak bisa. Pagi itu, Deva dan Bela menjenguk May di rumah sakit. "Boleh, kamu harus kuat! Bagaimana kamu bisa melewati semua ini," kata Bela. "Kamu di sini juga, Bela. Terima kasih sudah mendukungku. Tapi apapun kekuatan ini, inilah takdirku," kata May. Waktu operasi May telah tiba. May langsung dibawa ke ruang operasi. Alvin pun mengantar ke depan ruang operasi. Tapi tidak bisa masuk. May juga telah meminta restu dari orang tuanya untuk melakukan operasi ini. May memasuki ruang operasi dengan mata berkaca-kaca. Bela tidak tega. Dia ingin bertemu dengan May dan menanyakan tentang pernikahan dan juga malam pertama May. Tapi sebenar

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Suami yang baik

    Satu minggu kemudian May dinyatakan diperbolehkan pulang. Ia merasa sedikit lega karena menurut dokter tumor di payudaranya sudah hilang. Sekarang baru pemulihan. May memilih pulang ke rumah Alvin sendirian. Entah bagaimana dia merasa nyaman ketika dia pulang. Padahal disana dia akan sendirian jika Alvin tidak ada disana. Tapi untuk sementara, Bu Mike menemani May di rumah. Hari ini Bela juga mengunjungi rumah May. Dia diantar oleh Deva. Dan siang ini adalah jadwal kuliah pertama semester ini. "May, apakah kamu merasa jauh lebih baik?" tanya Bela. "Iya, saya merasa lebih baik. Hanya saja kadang masih agak nyeri di bagian ini," jawab May sambil duduk di sofa ruang tamu. Bela tidak tahu apa yang May rasakan saat itu tapi dia bisa melihat bahwa May memang terlihat lebih baik. Ia juga melihat rumah May dan Alvin cukup luas dan indah. Bela juga disuguhi makanan dan minuman untuk cemilan oleh asisten rumah tangga May. "Rumahmu juga nyaman, ya?" "Iya, aku juga senang d

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Perhatian Deva

    Perhatian Deva Setelah melihat Bela kembali bekerja, itulah tugas yang dimaksud, Deva menatap istrinya dengan senyum tipis. "Semangat Bela!" Ucap Deva sambil mengepalkan tangannya, membuat Bela yang mendengar suara itu menoleh dan tersenyum lebar. Dia juga akhirnya mengepalkan tinjunya dan berkata dengan keras. Bela menyukai Deva, membuatnya semakin bersemangat. Setelah itu, Bela berkutat dengan tugasnya dan waktu berjalan cepat hingga Bela menyelesaikan semuanya. Dia menarik napas dalam-dalam dan juga merentangkan tangannya yang sakit. Deva yang tak sengaja melihat Bela yang sudah selesai menatap wajah istrinya dari jauh. Deva melihat Bela terlihat sangat lelah. "Apakah kamu sudah menyelesaikan tugasmu?" tanya Deva sambil mendekati Bela yang masih belum tahu kalau Deva sudah melihat istrinya tadi. Bela menoleh dan tersenyum melihat Deva yang sudah pulang dan bertanya padanya. Bela merasa sangat senang karena suaminya yang seorang CEO sibuk masih sangat peduli padanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Cinta untuk Bela

    Bela tidak hanya cantik, tapi juga baik hati, meski seperti anak manja, tapi bagi Deva, itulah yang istimewa dari istri kecilnya. “Bayangkan saja siapa yang akan menerima seseorang yang menikah 10 tahun lebih tua dariku? Dan Anda menerimanya. Aku sangat berterima kasih, Bela," bisik Deva lagi sambil membelai lembut rambut Bela. Pria itu tidak henti-hentinya memuji istrinya, yang dianggapnya sebagai anugerah dalam hidupnya. Bela adalah sosok yang sama sekali berbeda dengan segala kepribadiannya yang tegas dan kaku. Gadis itu mengajarkan warna baru dalam hidupnya dan membuat Deva merasa cantik dan penuh kebahagiaan. "Oke, sepertinya kamu sudah jauh dari mimpi indahmu ya, Bela? Jadi aku akan membawamu ke tempat yang lebih nyaman. Kursi itu bukan pilihan yang baik dan juga tidak sehat untuk tidur. Jadi bekerja samalah." , jangan bangun ya, sayang?” Deva tersenyum mengingat ucapannya tadi. Wah, sepertinya dia jarang menyebut kata itu saat Bela sadar. Dan jika Bela mengetahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    May kembali

    Sudah hampir sebulan sejak May menjalani operasi pengangkatan tumor payudara. Dia membaik pasca operasi. Dan kini setelah masa pemulihannya selesai, dokter telah menyatakan bahwa May dapat kembali beraktivitas seperti biasa. "Selamat, sekarang kamu bisa pulang. Kamu boleh memulai semua hal seperti biasa lagi, Bu. Tapi selalu ingat bahwa kamu tidak boleh terlalu lelah dan juga menggunakan energimu secara berlebihan!" Perkataan dokter itu membuat senyum May melebar. Dia sangat senang tentang ini. Dia telah memimpikan ini sejak lama. Ia kembali menikmati kuliah dosen bersama Nita dan Bela, juga jajanan kantin dan terkadang bolos kuliah adalah hal yang dinantikannya saat hari itu tiba. “Ah iya hampir lupa. Karena ini masih masa pemulihan yang kedua, mungkin saat beraktivitas terkadang akan terasa sedikit pegal. Jadi jangan panik! Karena itu bentuk adaptasi tubuh terhadap rangkaian aktivitas normal. .” May mengangguk. Alvin menggenggam tangan May dengan erat. Pria itu memas

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    May merasa bersalah pada Alvin

    “Wah, ini enak. Sepertinya kita sudah lama tidak kesini, kita bertiga. Kalian sibuk dengan dunia baru, meninggalkan Nita yang cantik sendirian dan kesepian. Apalagi setelah May harus dirawat.” .Ini kencan pertama kita lagi.” May tersenyum dan mengangguk, hari ini memang pertama kali mereka dipertemukan setelah entah kapan terakhir kali mereka disini. "Baru saja pelayan kafe itu bertanya. Dia bahkan mengatakan sudah lama sekali tidak datang ke sini. Biasanya dua kali sehari." Kata-kata Bela membuat mereka tertawa. Dulu, karena tidak ada pekerjaan, mereka sering datang ke sini. Sekarang mereka tampak sangat sibuk dengan semua hal yang dimiliki setiap orang pada level yang berbeda. “Eh May, kamu udah sembuh? Apakah tidak apa-apa makan seperti ini? Saya khawatir saya tidak bisa. Apakah Anda mencoba bertanya pada Alvin dulu! May menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Sekarang sudah tahap kedua penyembuhan. Dan lebih longgar lagi makan yang tidak begitu sehat. Tidak sepe

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Bela panik

    Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dulu, kandungan Bela yang masih belum terlihat, kini tepat berusia 9 bulan. Wanita itu akan berganti gelar dalam hitungan hari. Bela benar-benar tidak percaya, tapi... Hatinya sangat senang ketika dia ingat bahwa dia akan menjadi seorang ibu. "Bela, kamu tidak merasakan apa-apa?" tanya Deva sekali lagi. Ia sangat mengkhawatirkan istrinya yang kini memasuki minggu persalinan. Deva khawatir Bela tidak menyadari sedikitpun perasaan yang menandakan bayi mereka akan segera lahir karena mereka masih pasangan muda yang belum mengerti apa-apa. "Deva, aku sudah memberitahumu sepuluh kali. Apakah kamu ingin bertanya lagi setelah ini?" Balas Bela sedikit kesal. Dia hanya lelah menjawab lagi hal yang keluar dari bibir suaminya. Dia juga bisa merasakannya, dia adalah seorang ibu. "Aku hanya menjagamu dan anak kita, sayang. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu. Ini sudah hari H. Kita harus tetap waspada." Bela terkekeh. Kata-kata Deva memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Kontraksi

    “Aduh, kamu yang memintaku untuk berada di sini, tapi kamu juga yang mengusirku. Ucap Bela sambil bangun. "Tapi entah kenapa aku tetap cinta!" Lagi-lagi Bela mencubit pipi Deva. Ya Tuhan, jika ada bawahannya yang datang ke sini, otoritasnya akan hilang sekarang. Bela. Untungnya, Deva juga menyukainya. “Sampai jumpa Ayah! Saya ingin melakukan senam dengan ibu dulu!” Bela pamit menirukan suara anak kecil. Dia sekarang suka bertindak seperti itu. "Hati-hati, Sayang! Jangan lelah, oke?" Kata Deva sambil mencium perut istrinya dan juga kening Bela beberapa saat. Manis sekali. Membuat dada Bela berdesir senang. Sepertinya, dia tidak ingin melewati ini dengan cepat. Tapi tidak ada yang bisa memiliki waktu. Dia bergerak sesuai dengan sifatnya dan tentu saja, tidak bisa ditunda atau diputar ulang. Maka setiap saat dalam hidup adalah sesuatu yang sangat berharga. Tidak akan bisa terulang kembali untuk dikenang atau dikembalikan untuk hidup normal. Dan momen memalukan De

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Kebahagiaan

    Long weekend membuat Deva banyak waktu bersama keluarga nya. Setelah kemarin ikut mengantarkan sang buah hati ke mall untuk ikut lomba menggambar hari ini Deva memiliki rencana untuk ke panti asuhan dimana dulu ia dibesarkan. Deva ingin menanamkan rasa syukur dan berbagi pada kedua buah hatinya. Kalau Indra mungkin belum mengerti tapi saat ini ia ingin mengajak mereka semua untuk ke panti asuhan."Bu, kapan kita berangkat?" tanya Luna yang sedang antusias untuk berangkat ke panti asuhan. Deva memang sudah menyiapkan beberapa hal yang perlu dibawa ke sana seperti paket alat tulis, uang dan juga paket makanan yang akan diberikan pada penghuni panti asuhan dan ia juga sedang bersiap."Iya, tunggu kakek dan nenek. Kalau mereka sudah datang kita berangkat bersama," jawab Bela. Ia sedang bersiap dengan Indra juga. Tak berselang lama ternyata kakek dan neneknya Luna datang."Yey, kakek dan nenek sudah datang," ucap Luna begitu gembira menyambut kedatangan kakek dan nenek nya. "Apakah semu

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Ulang Tahun Pernikahan

    Saat ini Bela sedang menemani Luna belajar. Luna adalah anak yang suka belajar tanpa disuruh. Bela senang melihat anaknya begitu. Meskipun masih duduk di bangku taman kanak-kanak tapi bakat Luna terlihat yaitu senang menggambar. Bela bangga padanya karena ia juga gigih dan sabar. Bela berencana ingin mencoba mengikuti sebuah perlombaan menggambar yang akan digelar di sebuah mall besar."Luna, besok ada lomba menggambar apa kamu mau ikut?" tanya Bela."Dimana, Bu?" balas Luna."Di mall. Ibu nggak minta kamu untuk bisa menang kok yang penting kamu berani saja itu sudah membuat ibu bangga," jawab Bela mencoba memberikan semangat untuk Luna."Iya, Bu, Luna mau ya? Tapi diantar Ibu ya?" pinta Luna."Ya, tentu saja. Besok kita berangkat sama-sama." Bela pun membiarkan Luna melanjutkan menggambar bunga.Keesokan harinya sesuai janji Bela akan mengantarkan Luna ke mall untuk mengikuti lomba. Perlengkapan seperti pensil warna dan alat lain juga sudah disiapkan. Karena hanya tempat menggambar

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Lengkap

    Bela sekarang disibukkan dengan mengurus dua anaknya. untung saja Deva selalu menorehkan perhatian lebih kepada Bela. Deva juga selalu membawa pekerjaannya ke rumah untuk menjaga Bela. Deva juga sering mengantar jemput anaknya di sekolah.Seperti saat ini, Deva baru saja pulang dari kantor dengan membawa setumpuk berkas di tangannya. Bela yang berada di teras rumah menatap suaminya dengan tatapan bingung. Setidaknya, Deva bisa mengerjakan berkas itu di kantor. Lagi pula, ini bukan pertama bagi Bela. Deva berjalan mendekat ke arah Bela lalu menaruh beberapa tumpukan berkas itu di meja samping Bela. Deva langsung mengecup kening Bela dengan penuh kasih sayang lalu beralih mengecu kening Indra yang berada di gendongan Bela. “Kenapa kamu membawa banyak tumpukan berkas itu ke rumah? Kamu bisa mengerjakannya di kantor, Dev. Jika seperti ini kamu akan kesusahan nantinya,” ujar Bela. “Tidak. aku tidak akan meninggalkan kamu dengan mengurus dua orang anak sendirian. Aku akan membantu kamu m

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Perasaan sedih

    “Maaf, Bel. Aku belum bisa ke sana saat ini. Tetapi aku akan segera ke sana. aku menunggu Alvin pulang,” kata May di telepon. Wanita itu memang tengah bertelepon dengan Bela. Tentu saja untuk mengucapkan selamat karena kelahiran anak keduanya. May ikut senang akan hal itu. Tetapi bila bisa jujur, ia juga merasa sedih. Bagaimana tidak? Di saat dia mengharapkan anak kedua, justru takdir berkata lain kepadanya. Siapa pun wanita seperti May tentu saja akan merasa sangat sedih. Bagi May, ini bukan perkara yang mudah. Bohong bila ia berkata, bahwa ia bisa menerima keadaannya saat ini. Dari hari terdalam, May sangat iri dengan sahabatnya itu.“Tidak apa, aku tahu,” jawab Bela. “Hari ini aku juga sudah bisa pulang,” sambung Bela. “Aku ikut senang, Bel. Jika bisa, aku akan mendatangi kamu sendiri ke sana. Tetapi Alvin mau bersama menengok kamu,” kata May. Alvin juga tadi sempat memberi tahu May bahwa Bela hari ini melahirkan. Alvin juga mengajak May untuk menengok keponakannya itu setelah

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Anggota keluarga baru

    Dua bulan sudah berlalu, kini May sudah bisa menerima keadaannya. Walau sempat kondisinya turun.Bela selama kandungannya tua juga sering berada di rumah Alvin saat suaminya tidak ada. Seperti saat ini, Bela sudah berada di rumah May. Mereka baru saja pulang mengantarkan anaknya pulang dari sekolahnya. Dan ini saatnya, mereka bersantai sambil membaca beberapa buku di ruang tamu. “Bel, lihatlah! Ada yang jual pakaian lucu untuk bayi perempuan,” kata May sambil menunjukkan ponselnya kepada Bela. Bela juga terkesima dengan satu set pakaian lucu yang ditinjukan May. “Sangat lucu!” pekik Bela. “Apakah kamu harus membelinya? Sepertinya, iya! Ini edisi terbatas, Bel. Cepat miliki,” kata May lagi. Bela terdiam. Apakah ia harus membelinya? Tetapi untuk apa? jika anaknya perempuan nanti, masih ada pakaian milik Luna. Bukannya berniat memberikan anak yang keduanya berang bekas, tetapi memang pakaian Luna yang dulu masih bagus dan ada beberapa yang baru. Jika membeli lagi bukankah sangat di

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Apakah sakit?

    Makan malam hari ini terasa nikmat karena kebersamaan. Ibu Mike sejak tadi juga tidak henti-hentinya bercerita kepada kedua cucu tercintanya. Luna dan juga Inara. Sangat memenangkan! Netra Bela tidak sengaja menatap ke arah May. Wanita itu memegangi perutnya sambil keringat yang membasahi wajahnya. Apakah ada yang terjadi dengan May? “May?” panggil Bela.May langsung saja mengubah posisinya menjadi tegak. May menatap Bela dengan senyum yang wanita itu paksakan. Bela tahu itu! Lagi pula, Bela tidak satu atau dua bulan bersama May. Jelas sangat tahu bagaimana jika May tengah menyembunyikan sesuatu. “Ada apa, Bel?” tanya May. Deva dan juga Alvin kini juga ikut menatap Bela dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya. Tidak hanya itu, pak Seno pun juga ikut menatap ke arah Bela. Bela menjadi canggung saat hampir semua netra menatap ke arah dirinya. Bela menggeleng, lalu kembali melanjutkan makannya tanpa jadi berbicara kepada May. Mau tentu sangat penasaran dengan Bela. Tetapi May juga

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Perlengkapan bayi

    “Sayang, bagaimana dengan ini? Ini sangat menggemaskan,” kata Deva sambil menunjukkan sebuah baju kecil berwarna pink. Baju perempuan. “Adik Luna perempuan?” tanya Luna sambil menatap Deva bingung.Memang sampai detik ini, sudah tiga bulan berjalan. Deva dan Bela tidak mau melakukan USG. Bela mau nanti jenis kelamin anaknya menjadi kejutan. Sebenarnya Deva sudah sangat penasaran, tetapi Bela tetap tidak mau melakukan USG. Pada akhirnya, Deva yang harus mengalah. Deva atau pun Bela juga tidak pernah mempermasalahkan jenis kelamin anaknya nanti. Yang terpenting bagi Deva, anak dan istrinya sehat semua. Itu sudah cukup. Ia tidak banyak menunut. Menerima ada yang diberikan kepada Tuhan untuknya. Deva menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal. “Ayah, adik Luna perempuan?” ulang Luna lagi. “Belum tahu, Sayang. Nanti kita tahu jika sudah lahir,” jawab Bela. Deva tersenyum kepada anaknya, dia juga memasukkan baju itu ke dalam troli belanja. Bela menatap tak percaya ke arah su

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Mengunjungi Inara

    “Sayang, ada apa?” tanya Deva kala melihat wajah Bela yang sangat begitu terkejut. Bela memang tengah menelepon seorang, entah apa yang orang itu katakan kepada Bela hingga membuat raut wajah istri Deva itu berubah terkejut. Tentu saja itu membuat Deva juga ikut penasaran. Siapa yang tengah istrinya telepon? Bela mengisyaratkan Deva untuk diam, sementara Bela terus melanjutkan teleponnya. Samar-samar, Deva dapat mendengar suara yang sangat dikenalinya. May? Ya! suara itu adalah suara May! Apa yang mereka bicarakan? “Aku akan ke sana setelah ini, kamu tenang dulu,” kata Bela. “Apakah sudah selesai?” tanyanya lagi. Deva terus saja mendengarkan apa yang istrinya bicarakan dengan saksama, walau suara lawan bicaranya sama sekali tak terdengar. Deva melahap makannya dengan netra yang fokus pada Bela. “Aku turut sedih. Semoga saja semua akan baik-baik saja,” kata Bela dengan nada sedih. Deva semakin penasaran. Apa yang sedang terjadi sebenarnya?“Baiklah. Aku akan ke sana nanti. Kamu

  • Terpaksa Menikah dengan Teman Kerja Ayah    Kecelakaan kecil

    “Ibu, Inara merasa bosan di rumah terus,” kata gadis kecil itu kepada May-sang ibu. May yang sedang menyiram tanaman langsung saja menoleh ke arah anakannya. Saat ini hari Minggu, jadi May dan Inara bersantai di rumah. “Kamu mau ke rumah Luna?” tawar May. Inara tidak langsung menjawab pertanyaan sang ibu. Iya justru terdiam beberapa. Hal itu tentu saja membuat May penasaran. Apakah ada yang terjadi dengan Inara serta Luna? Biasanya anaknya itu selalu senang saat bermain bersama Luna. Namun berbeda kali ini. “Inara, ada apa? kamu sedang berantem dengan Luna?” tebak May. Inara menggeleng. “Tidak, Ibu. Aku hanya ingin bermain bersama Ibu. Aku bosan,” jawab gadis kecil itu. May yang mendengar hal itu bernafas lega. Setidaknya mereka tidak bertengkar, kan? May sudah berpikir yang tidak-tidak mengenai anaknya dan juga Luna. “Lalu, kamu mau ke mana?” tanya May. Wanita itu mematikan keran air dan menghampiri putrinya yang tengah bermain tanah dalam pot. May langsung saja membawa Inara

DMCA.com Protection Status