Nana berganti baju cepat-cepat sebelum Raven selesai mandi kemudian mendekati ranjang besar milik Raven yang sebelumnya hampir saja menjadi saksi malam pertama mereka. Saat ini dia sudah mengganti pakaiannya dengan piama gambar kodok yang lucu. Dan mulai membaringkan tubuhnya yang lelah disana.
Jantungnya berdebar ketika beberapa menit kemudian dia mendengar pintu kamar mandi terbuka, suara pelan seperti berganti baju dan dilanjutkan dengan langkah kaki mendekat membuat Nana reflek meremas sprei. Gadis itu berbaring miring dan berusaha memejamkan matanya karena malu. Tapi matanya kembali terbuka dengan sempurna ketika sebuah tangan kokoh memeluknya dari belakang. Wangi tubuh Raven sehabis mandi langsung menguar dan memanjakan indra penciumannya.
"Baju tidur kamu emang lucu-lucu begini yah Na?" Ucap Raven sambil terkekeh geli.
"Kaya anak kecil yah mas?" Tanya Nana malu-malu. Raven terkekeh sambil mengeratkan pelukannya. Nana sedikit risih dengan pelukan itu karen
Anggi terus menemani Nana di ruang keluarga, anak itu terlihat lemah tapi tidak separah saat dia masuk rumah sakit sebelum pernikahan saat itu. Sepertinya memang pernikahan mendadak ini membuat gadis itu stress sehingga membuat haidnya tidak begitu lancar. Raven sedikit merasa bersalah karena membuat Nana seperti itu. Laki-laki itu diam saja sambil terus berada di samping Nana berusaha menenangkan.“Mama ada jadwal di rumah sakit, Jayden juga sudah berangkat sekolah. Kalian baik-baik berdua di rumah yah. Nanti mama ngonrolin masalah haid setelah mama pulang. Lagipula Nana terlihat pulas tidurnya.” Ucap Anggi yang diangguki oleh Raven.“Kamu jangan kemana-mana Ven!” Tambahnya lagi. Raven lagi-lagi hanya mengangguk saja membuat Anggi berdecak kesal.“Ngomong iya doang aja pelit banget.” Gumam Anggi seorang diri. Padahal putranya memang seperti itu sejak dulu tapi Anggi tetap saja kesal.“Mama tadi ngomong apa?&rdquo
Bunga tidak tahu bahwa ditinggal menikah oleh Raven akan sehancur sekarang. Sebelumnya dia pikir perasaanya pada Raven tidak sebesar ini tapi ternyata dia salah. Dulu dia selalu beranggapan bahwa Raven tidak mungkin memiliki wanita lain. Karena selalu Bunga yang jadi prioritasnya. Sekalipun Raven tidak pernah berusaha mendekatinya secara intim atau secara terang-terangan tapi Bunga tahu bahwa laki-laki itu memiliki perasaan dengannya. Bahkan ketika wanita bernama Vera sempat mengisi hari-hari Raven dulu, Bunga tidak bereaksi berlebihan seperti sekarang. Sebab dia tahu bahwa Raven memacari Vera hanya untuk membuat pacar Bunga dulu tidak cemburu.Tapi dengan Nana berbeda. Tatapan Raven pada gadis yang Bunga anggap ingusan itu berbeda. Raven menatap Nana lebih berharga dari cara laki-laki itu menatap Bunga dan itu membuat Bunga tidak terima. Bunga merasa seperti Nana mencuri Ravennya. Padahal sebenarnya Nana tidak mencuri apapun. Karena Bunga tidak pernah memiliki Raven. Dia sib
Sampai pukul delapan malam lebih, Raven mengurung dirinya di ruang kerja. Memikirkan segalanya masak-masak. Menanyai hatinya apakah masih ada bunga disana ataukah rasa ibanya hanya karena mereka berteman lama saja. Raven belum sanggup menemui Nana jika dia belum mendapatkan jawaban tentang perasaaannya. Dia tidak mau melukai Nana lagi lebih dari ini.Nana sudah mengorbankan banyak hal dan masih harus mengorbankan perasaannya lagi hanya karena sikap Raven yang tidak dewasa. Gadis itu yang paling terluka disni dan Raven merasa semua itu gara-gara dia. Setelah di pikirkan ulang, perasaan Raven tetap lebih berat ke Nana. Dari segi manapun jawabannya tetap Nana. Membuat laki-laki itu memberanikan diri untuk keluar dari ruangan itu menuju kamarnya. Dimana disana Nananya yang polos tertidur cukup lelap.Raven kembali tersayat melihat luka diwajah cantik istrinya itu. Jika saja dia tidak meninggalkannya maka semua itu tidak akan terjadi. Jika saja dia lebih menjaganya maka Nan
Setelah semuanya menjadi baik, malam ini Raven menunggu Nana memasak dengan bahagia. Dia memang kelaparan sekali karena dari siang dia belum makan. Istri kecilnya itu rupanya memang sudah terbiasa di dapur melihat dari betapa lihainya dia di sana. Raven tersenyum karena merasa beruntung mendapatkan Nana.“Kamu biasa masak di rumah Na?” Tanya Raven pelan. Laki-laki itu kemudian mendekat dan berdiri sambil bersandar di meja dapur memperhatikan Nana. Membuat gadis itu merasa sedikit grogi diperhatikan seintim itu.“Iya mas, bunda sama ayah kan sibuk ngajar kadang sampai sore baru pulang. Jadi Nana yang masak dan mengerjakan pekerjaan rumah.” Jawab Gadis itu pelan. Wajahnya sedikit memerah karena Raven memperhatikannya degan penuh cinta. Itu membuatnya malu.“Miko juga jarang di rumah yah?”“Kak Miko malah sering di rumah mas, soalnya Nana kan sendirian. Nana suka kasihan sebenernya malam minggu aja kalau ayah sama bu
Pagi hari yang cerah, semua kembali seperti kemarin sebelum masalah Bunga ada. Raka juga sudah biasa saja karena kemarin dia dan Raven sudah menyelesaikan permasalahan mereka. Nana tersenyum senang. Dia sudah takut semua akan terasa canggung tapi ternyata keluarga Raven bukan jenis orang-orang yang memendam kekesalan hingga mempengaruhi keseharian mereka. Nana betah sekali berasa disini. Semua orang tidak ada yang jahat padanya. Semuanya penuh kasih sayang.“Luka kamu udah diobatin kan Na pagi ini?” Raka bertanya. Nana yang sedang membantu Anggi mempersiapkan sarapan langsung menoleh kemudian tersenyum.“Sudah pah tadi diobatin sama mas Raven.” Ucapnya, Raka tersenyum.Raka sendiri mirip dengan Raven. Bukan orang yang suka berbicara tapi bukan jenis yang cuek dan peduli. Mereka mungkin bisa dibilang jenis yang romantis karena diam-diam ternyata peduli.“Hari ini nggak ke kantor kan Ven?”“Nggak pah, sudah d
Ketika Raven masuk kembali ke dalam kamar, Nana tampak sedang menunggunya. Wajah Raven tampak sangat marah tapi begitu Nana menoleh ke arahnya laki-laki itu tersenyum lembut. Nana merasa tersentuh sekali dengan sikap Raven mempertahankannya tadi. Dia tidak tahu bahwa Raven yang tenang dan tidak banyak bicara itu ternyata bisa semarah itu bahkan berbicara kasar hanya untuk mempertahankannya. Nana merasa sangat berharga dan itu membuatnya berkaca-kaca tanpa diminta.Raven kemudian menghampiri istrinya itu dan memeluknya dengan erat. Nana yang tadinya tidak ingin menangis jadi terisak. Raven mengerti pasti istrinya itu kaget sekali dengan suaranya yang sedikit membentak dan keributan yang terjadi. Raven mengelus rambut wanita itu dengan lembut tanpa banyak bicara. Kemudian setelah isakkan Nana rena, Raven menyuruhnya duduk di ranjangnya dan dia beranjak ke dapur membuatkan teh hangat.“Kamu minum dulu nanti kita bicara.” Ucap Raven lembut. Nana kembali tersent
Anggi dan Raka mendengarkan cerita Raven dengan cermat dan terlihat sangat marah. Tapi mereka tidak menyela sedikitpun apapun yang Raven katakan hingga laki-laki itu selesai bercerita.“Jadi ini alasan Haryo tiba-tiba saja meminta pernikahan tanpa membuktikan kamu dan Nana melakukan hal yang tidak baik?” Raka yang petama berbicara. Raven mengangguk dan Anggi mulai mengerti tentang semua kecurigaanya.“Tapi mama yakin Nana tidak tahu apapun. Pokoknya papa sama Raven nggak boleh hakimi Nana atau mama akan marah.” Ucap Anggi membela. Dia sudah sayang sekali pada Nana karena menantunya itu mewujudkan impian Anggi untuk memiliki anak gadis yang manis dan baik hati. Dia pokoknya tidak rela jika putri kesayangannya itu sampai terluka.“Mana mungkin kami begitu mah, papa tahu Nana tidak tahu apapun dan dia mungkin sekarang sedang menanggung beban rasa bersalah. Kamu harus terus disampingnya Ven!” Ucap Raka yang diangguki oleh putranya
Haryo menjelaskan dengan detai mengenai perjanjian yang bertahun-tahun lalau dia sepakatai dengan keluarga Aditya Suherman. Sebuah perjanjian yang tercipta karena saat itu Nana sedang sakit dan membutuhkan biaya banyak sehingga keluarga Adit memberikan pinjaman dan menjadikan Nana sebagai imbalan. Bram menginginkan Nana yang manis menjadi calon menantunya. Laki-laki itu merasa bahwa Nana adalah orang yang tepat untuk bersanding bersama putra semata wayangnya itu. Dalam keadaan terdesak Haryo menyetujuinya.Awalnya Haryo merasa tidak ada masalah dengan semua perjanjian itu. Sekalipun awalnya dia melihat Nana tidak bisa dekat dengan Adit karena laki-laki itu jutek, tapi Haryo pikir cinta bisa ditanam seiring berjalannya waktu. Haryo bahkan sangat menjaga putrinya, terutama dari laki-laki lain karena dia merasa bertanggungjawab untuk menjaga Nana karena dia sudah di jodohkan dengan seorang laki-laki. Tapi tiga bulan lalu, ketika Haryo dapat tugas ke luar kota dia melihat Adit di
Sejak kehadiran Vena di rumah, semua orang harus rela mengucapkan selamat tinggal pada ketentraman dan kedamaian. Pertama karena anak kecil itu sangat cengeng dan kedua karena anak itu tidak suka jika tidak digendong. Selain itu orang favoritnya adalah Jayden. Dia terpaksa menjadi korban hingga tangannya pegal dan punggungnya sakit setiap hari karena Vena akan menangis jika lepas dari gendongannya ketika sudah nyaman. Sebenarnya Jayden bisa saja tidak menggendong Vena agar tidak terjebak dalam kelelahan, Tapi dia juga tidak tahan jika sehari saja tidak menggendong keponakan lucunya itu.Lalu setelah umurnya genap setahun, yang menjadi favoritnya gantian Raven. Vena benar-benar tidak bisa ditinggal oleh Raven pergi jika ketahuan. Karena itu Nana akan mengajak Vena jalan-jalan sebentar ke luar agar Raven bisa berangkat kerja. Anggi benar-benar menghentikan segala kegiatannya di luar kecuali Rumah Sakit semenjak kehadiran Vena di rumah. Nana sendiri tetap melanjutkan kuliahnya s
Menjelang minggu-minggu terakhir kehamilan Nana, Raven mulai mempersiapkan pekerjaanya agar bisa segera di kerjakan di rumah saja. Raven tidak ingin kehilangan moment paling penting sebagai seorang ayah dan seorang suami hanya gara-gara pekerjaan saja. Raven ingin berada di samping Nana ketika istri kecilnya itu melahirkan nanti.Anggi dan Raka juga sudah mewanti-wanti kepada Raven agar lebih siaga di rumah. Raka bahkan sudah mengomel karena sampai sekarang Raven masih saja berangkat ke kantor padahal kehamilan Nana sudah besar. Raven bukan bermaksud kejam, dia hanya berusa untuk bertanggung jawab baik itu usrusan kantor maupun urusan keluarga. Hari ini Raven benar-benar mengerjakan semua pekerjaan yang harus di selesaikannya sampai tuntas, dia juga menyerahkan beberapa hal penting pada Fitri dan sebagian lagi di pegang oleh Raka sehingga besok dia sudah bisa bekerja dari rumah dan menemani Nana hingga melahirkan kelak.Dokter bilang, sekitar tiga minggu lagi Nana akan
Raven tidak pernah menyangka bahwa akan memiliki seorang anak membuat hari-harinya berubah drastis. Pertama dia jadi tidak betah berada di kantor lama-lama. Lebih tidak betah dibanding ketika dia menikahi Nana. Kedua dia jadi merasa selalu was-was, sehingga menambah jumlah orang yang dia suruh mengawasi Nana. Dan yang paling berubah adalah dia jadi sangat sensitif dengan berbagai macam wewangian. Untuk hal yang satu ini, Raven bahkan sampai membuat peraturan bahwa karyawannya tidak boleh memakai parfum ketika meeting dengannya.Anggi dan Raka saja selalu dia protes jika pagi-pagi sudah wangi sekali. Awalnya kedua orang tua Raven itu merasa sedikit aneh dengan sifat Raven itu tapi sekarang sudah paham dan malah tertawa geli. Rupanya bayi yang di kandung Nana sangat adil, tidak hanya membuat ibunya merasakan penderitaan mual muntah saja tapi juga menyiksa ayahnya agar tidak tahan mencium berbagai wewangian. Raven akan mual dan muntah jika mencium wangi yang tidak dia sukai. Dan
Semenjak Nana hamil, Raven mulai tidak tenang berada di kantor. Hampir setiap sepuluh menit sekali dia akan mengirim pesan pada istrinya itu atau sedikit menyusahkan Laras jika Nana sedang di kampus. Raven merasa jam di kantor setiap hari jadi lebih panjang padahal sebenarnya sama saja.Sejauh ini belum ada permintaan aneh dari istrinya yang membuat Raven kesulitab. Nana hanya lebih sensitif kadang menangis tanpa sebab yang jelas. Atau kadang suka marah-marah dengan menggemaskan. Sejauh ini hanya tentang mood Nana saja yang berubah.Tapi sehari yang lalu, Laras melaporkan sesuatu yang mengejutkan. Dia bilang Nana mendorong kakak kelas yang mengganggu hingga terjatuh dengan keras ke tembok dan dia tidak merasa bersalah. Nana bukan orang yang seperti itu, apa kehamilan mempengaruhi hal itu? Raven sendiri sejujurnya masih belum mau percaya tapi Laras untuk apa berbohong bukan?“Ven, ngalamun aja? Nih berkas yang papa pengen kamu lihat.” Raka tiba-tiba s
Raven tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagianya ketika mengetahui bahwa istrinya yang kini sudah tumbuh dewasa itu sedang mengandung anaknya. Seisi rumah langsung bersuka cita membuat ruang gerak Nana seketika berkurang. Nana tidak boleh ke dapur, tidak boleh mngerjakan hal berat pokoknya tidak boleh mngerjakan pekerjaan rumah apapun. Dan ketika berita itu sampai ke telinga keluarga Nana pun mereka langsung bergembira sekali. Haryo, Yuli dan Miko datang dan menginap beberapa hari untuk menemani Nana dan membuat gadis itu merasa senang sekali karena keluarganya berkumpul.Dan Nana mulai menyadari bahwa kehamilan ternyata tidak mudah. Nana mual dan muntah hebat pada awalnya sampai tidak bisa makan apapun dan membuat Raven panik sekali. Untung saja Anggi adalah seorang dokter yang bisa menenangkan keluarganya megenai kondisi Nana.Tapi Raven berubah jadi lebih romantis menurut Nana. Seperti sekarang ketika Nana bangun, maka secangkir teh mint dan biskuit per
Hallo teman-teman pembaca. Kenalkan saya Desti penulis kisah manis ini yang semoga saja mampu menghibur kalian semua. Kisah ini saya akhiri di bab 54 setelah mengantarkan Nana dan Raven pada kebahagiaan yang mereka harapkan. Tapi semua belum benar-benar berakhir karena akan ada beberapa ekstra part bonus berisi keseruan pasangan gemas ini dalam menantikan buah hati. Terimakasih pada teman-teman yang bersedia menunggu cerita ini setiap hari sedikit demi sedikit hingga akhirnya selesai. Terimakasih untuk setiap komentar kalian baik di review maupun di setiap bab yang membuatku seperti merasa lebih bersemangat ketika membacanya. Terimakasih buat kalian yang mencintai Raven dan Nana dengan tulus. Terimakasih karena mau memaklumi segala kekuranganku yang masih banyak ini. Tidak ada kisah yang sempurna, layaknya sebuah kehidupan. Tapi terimakasih banyak karena cinta kalian pada karya ini, menyempurnakan kebahagiaanku. Aku bukan penulis hebat, kesalahanku masih ribuan atau
Semua lebih Ringan untuk Nana lewati setelah langkah baru yang berhasil dia mulai. Kehidupan kampusnya menjadi sangat menyenangkan dan kehidupannya menjadi istri seorang CEO juga tidak kalah menyenangkan. Raven mulai berani mengajak Nana menemaninya pada acara-acara penting di kantor maupun acara penting di tempat kolega-koleganya. Seluruh staf kantor Raven juga sudah mengenal Nana sebagai istri boss yang baik hati dan sangat lembut.Anggi dan Raka lega sekali karena akhirnya Nana terlihat tidak lagi tertekan berada di samping Raven. Haryo, Yuli dan Miko merasa bersyukur sekali karena princess mereka yang polos dan masih belum mengerti banyak hal kini lebih terlihat bahagia dalam menjalani perannya sebagai istri dan mahasiswa. Seminggu sekali, Nana dan Raven akan menginap di rumah Haryo mengobati rindu Nana. Kerja sama Miko dan Raven juga berjalan dengan sangat lancar. Perusahaan Miko kini sudah berkembang semakin pesat dan memiliki banyak cabang atas dukungan Raven. Begitupu
"Kita nggak pulang ke rumah mas?” Tanya Nana melihat bahwa jalan yang Raven lalui berbeda.“Temenin mas Meeting dulu yah Na, nggak formal banget kok Cuma sama temen-temen mas aja. Sekalian mas kenalin kamu kan, walaupun beberapa diantara mereka ada yang datang di pernikahan.” Ucap Raven membuat Nana terdiam sambil merasakan gemuruh di dadanya. Tapi bukankah ini saatnya dia mempraktekan semua wejangan Laras? Jika Nana terus takut maka sampai kapan dia bisa berbaur dengan teman-teman Raven?Gadis itu menghembuskan napas kemudian tersenyum. “Oke mas, tapi baju Nana nggak jadi masalah kan?” Tanya gadis itu terlihat Ringan membuat Raven sedikit kaget karena dia pikir Nana akan sedikit mengeluarkan drama ketakutan.“Nggak masalah kok, mas aja santai kan?” Tutur Raven sambil mengeluarkan senyuman yang menurut Nana selalu yang paling indah.“Oke deh, nanti Nana ikut meetingnya juga apa Nana nunggu dimana gitu?&rdquo
Raven makin uring-uringan karena memakai baju apapun Nana terlihat begitu cantik. Bahkan memakai kemeja kebesaran dan celana jins saja Nana malah terlihat seperti artis Korea. Sudah seminggu istrinya itu kuliah dan setiap hari selalu terjadi perdebatan mengenai pemilihan baju.Anggi tersenyum geli melihat putranya mulai terusik karena tidak mau membagikan kecantikan istrinya itu. “Udah dong Ven, Nana itu anak yang baik. Dia nggak mungkin macam-macam di kampus. Kamu tuh jangan cemburuan kelewatan gitu dong.” Tegur Anggi di ruang keluarga. Hari ini Raven libur ke kantor tapi Nana harus tetap kulian. Raven hanya ada meeting saja nanti siang sambil menjemput Nana pulang kuliah.“Mama nggak tahu aja sih, baru hari pertama aja udah ada cowok yang nempel. Raven pengen ajakin ribut jadinya.” Jawab Raven kesal. Anggi malah ketawa.“Ya kan Nana memang cantik, wajar saja kalau ada cowok yang deketin. Yang penting kan Nana tidak merespon Ven. M