Share

6. Sedikit Gangguan

"Be ... Bercinta?" Cassandra membulatkan matanya.

"Ya, kenapa? Kau sudah lama tidak bercinta dengan pria, kan?" tanya Alex.

Pertanyaan Alex membuat Cassandra terus membulatkan matanya. Cassandra merasa jika Alex terlalu merendahkan harga dirinya. Namun, saat ini bukan saatnya membahas harga diri karena harga diri Cassandra sudah hilang sejak dirinya menikah dengan Alex.

"Aku harus mandi dan membuat tubuhku wangi." Cassandra tidak berniat menjawab pertanyaan itu, Cassandra segera pergi menuju kamar mandi.

Alex hanya bisa menatap kepergian Cassandra dengan otak yang sedang berpikir.

"Kapan terakhir kalinya dia melakukan hubungan suami istri?" tanya Alex yang di tunjukkan pada istri keduanya.

"Kenapa aku harus mikirin itu." Alex geleng-geleng kepalanya.

Alex segera merogoh ponselnya dan mulai mengotak-atik. Alex berniat mengirim pesan pada istri pertama, Haniya.

"Bercinta? Bahkan aku belum pernah melepas keperawanan aku," gumam Cassandra yang sudah berada didalam kamar mandi.

Sebenarnya hati Cassandra sedih karena mendengar pertanyaan itu dari Alex, tapi Cassandra tidak bisa mempermasalahkan semua itu, karena tujuan Cassandra hanya ingin melunasi semua hutang orang tuanya dan memberikan keturunan untuk Alex dan Haniya.

"Aku tidak tau kapan semua ini akan berakhir." Baru juga menikah, Cassandra merasa dirinya sudah lelah menjalani rumah tangga ini, rumah tangga yang tidak pernah ada dalam benaknya.

Setelah Cassandra selesai mandi dan menggunakan pakaian tidur yang sedikit seksi, Cassandra keluar dari kamar dan mencari keberadaan Alex yang ternyata sedang tertidur di sofa.

"Sepertinya dia lelah," gumam Cassandra yang terlihat mengkhawatirkan suaminya.

Cassandra menekuk lutut dihadapan Alex yang masih memejamkan mata. Posisi Alex tidur di sofa dengan memiringkan tubuhnya, dan perlahan-lahan Cassandra menyentuh wajah tampan Alex. Sekilas Cassandra tersenyum, Cassandra tidak menyangka jika dirinya akan menikah dengan pria tua seperti Alex, pria tua yang masih sangat tampan.

"Mungkin kalau brewoknya tidak ada akan lebih tampan." Cassandra kembali bergumam.

Cassandra terus menatap wajah Alex, dan tanpa disadari Alex membuka mata membuat Cassandra terjatuh di lantai.

"Sudah memandangi wajah tampan ku?" Dengan percaya diri Alex mengatakan itu didepam istri keduanya.

"A ... Apaan sih, enggak jelas banget." Cassandra mulai salah tingkah.

Cassandra berdiri dan duduk di sofa lain, lalu Alex bangun dari baringnya dan terus menatap tubuh Cassandra yang begitu indah.

"Ayo kita lakukan malam pertama," ajak Alex. "Aku tidak bisa menunda dan menunggu lama-lama lagi." Alex sepertinya memiliki pikiran yang sama dengan istri pertamanya.

"I ... Iya." Cassandra mulai gugup, karena malam ini akan menjadi malam yang paling berarti baginya.

Alex menatap tajam kearah Cassandra, Alex terlihat tidak bisa melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain, walaupun Cassandra adalah istri kedua Alex. Namun, Alex terlihat enggan melakukan itu, tapi Alex harus segera melakukan hubungan itu dengan Cassandra supaya Alex segera mendapatkan keturunan.

"Kamu tidak mandul, kan?" tanya Alex.

"Harusnya Om tanya itu sama istri pertama Om, bukan sama aku." Suara Cassandra terdengar ketus.

Alex mengusap kasar wajahnya. Alex merasa menyesal sudah bertanya seperti itu.

"Ayo, aku tidak punya banyak waktu." Alex bangun dari duduknya dan mengajak istrinya untuk ke kamar.

Cassandra tidak mengatakan apapun, tapi Cassandra bangun dari duduknya dan mengikuti langkah Alex menuju kamar. Namun, saat diambang pintu, tiba-tiba saja ponsel Alex berdering. Alex menghentikan langkahnya dan mengambil ponsel itu, lalu Alex menjawab telepon tersebut.

"Hello, iya Sayang, ada apa?" tanya Alex pada sambungan telepon itu.

Mendengar kata Sayang membuat ekspresi wajah Cassandra semakin kesal, dan Cassandra langsung masuk kedalam kamar dengan sedikit menyenggol lengan Alex. Alex hanya menatap bingung dengan tingkah Cassandra, tapi Alex masih menerima telepon tersebut.

"Oh, oke, aku segera pulang ke rumah, tunggu aku." Alex langsung mengakhiri telepon itu.

Alex menatap Cassandra yang sudah duduk ditepi ranjang, Alex merasa menyesal karena dirinya harus pergi.

"Selalu ada gangguan," celetuk Cassandra seolah-olah menyindir sang suami.

Helaan napas Alex sangat kasar. "Ya begitu, maaf, sepertinya malam ini kita tidak bisa melakukannya."

"Ya udah, kita enggak perlu lakukan itu selamanya aja." Suara Cassandra terdengar kesal.

Istri mana yang tidak kesal jika malam terpenting mendapat gangguan. Walaupun Cassandra hanya istri kedua, tapi Cassandra tetap harus melakukan tugasnya. Apa lagi Cassandra sudah merelakan dirinya untuk menjadi istri kedua, istri kedua yang hanya dibutuhkan untuk memberikan seorang anak.

"Apakah kamu marah padaku?" Alex terus menatap wajah istrinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status