Keesokan harinya. Pukul 12 siang di ruangan meeting. Alex baru saja meeting dengan Mulan. Namun, tiba-tiba saja Haniya masuk ke ruangan itu.
"Sayang," panggil Haniya dengan sangat manja dan mulai duduk dipangkuan suaminya. Alex tersenyum lebar, pastinya Alex sangat senang dengan kedatangan Haniya. Namun, Mulan menatap sinis ke arah suami istri yang ada didepannya. "Bukannya harus profesional kalau sedang di kantor," sindir Mulan. "Ini jam makan siang jadi terserah," sahut Haniya. "Kita udah selesai meeting, kau bisa pergi dari kantorku!" Alex mengusir wanita yang didepannya. Mulan menatap kesal ke arah Alex. "Sepertinya kamu tidak bisa melupakan suamiku." Haniya berbalik menyindir. "Hah?" Mulan mengernyitkan dahinya. "Sudah, jangan bahas ini." Alex tidak suka pembahasan itu. Haniya bangun dari pangkuan Alex dan Alex bangun dari duduknya, Alex menggenggam lengan Haniya dengan erat. "Tidak perlu seperti itu, Haniya. Seharusnya kau segera berikan keturunan untuk keluarga Mahendra sebelum orang tuanya Alex mencarikan wanita lain untuk di nikahi, karena kau tidak bisa memberikan keturunan." Mulutnya Mulan sangat tajam seperti silet. "Pergi kau!" Haniya mengusir wanita itu wanita yang pernah menjadi mantan suaminya. Mulan Safira adalah mantan kekasihnya Alex Bima Mahendra, Mulan menjadi CEO SAF Company, SAF Company adalah perusahaan milik keluarganya Mulan. Fara dan Farhan masih selalu bersikap baik pada Mulan, dan Haniya sangat kesal dengan perlakuan mertuanya. "Jangan merasa bangga jika mertuaku masih baik padamu, wanita tua yang tidak laku!" Haniya mulai menghina. "Jaga ucapan kau!" Mulan tidak terima dengan hinaan itu. "SUDAH!" Alex menendang kursinya. "Istri mandul di nikahi." Mulutnya Mulan semakin jahat. Haniya ingin melempar tasnya ke arah Mulan, tapi Alex menahannya. "Sudah, kita makan siang aja, yuk!" Alex mencoba menenangkan istrinya dan segera mengajak sang istri untuk makan siang bersama. Setelah Mulan keluar dari ruangan tersebut, kini pasangan suami istri yang begitu romantis juga keluar dari ruangan itu, Alex dan Haniya mulai masuk ke ruang kerjanya Alex, Alex memerintahkan Hans untuk memesan menu makan siang dan hari ini Alex akan makan siang dengan Haniya. ** Pukul 5 sore di sebuah Apartemen mewah. Haniya baru saja datang dan duduk di sofa yang berada di ruang tengah. Cassandra membuatkan beberapa cemilan dan minuman untuk Haniya, dan Cassandra mulai bingung harus mengatakan apa pada istri pertama suaminya. "Semalam Alex tidur sama saya," ucap Haniya dengan tiba-tiba. "Iya, aku tau." Cassandra sebenarnya tidak ingin membahas kejadian semalam, apa lagi Cassandra tahu jika suaminya lebih memilih istri pertamanya dari pada dirinya. Haniya terus menatap wajah dan lekuk tubuhnya Cassandra yang sangat bagus dan begitu ideal bagi pandangannya. "Di mana kau bertemu dengan suami saya?" tanya Haniya yang begitu penasaran dengan awal mula pertemuan suaminya dengan madunya. Cassandra bingung harus menjawab apa, karena tidak mungkin Cassandra bilang jika dirinya di culik oleh asisten suaminya. "Oh, mungkin kau di temukan di pinggir jalan." Suaranya Haniya terdengar seperti merendahkan dan menghina gadis yang ada didepannya. "Ma ... Maaf, Ibu Haniya ke sini ada perlu apa? Apa mencari Bapak Alex?" Cassandra langsung membahas inti dari kedatangan istri pertama suaminya. "Apa? Ibu? Bapak?" Haniya tertawa kecil. "Apa ada yang salah?" Cassandra menatap bingung. "Salah!" Haniya sedikit menggebrak meja membuat Cassandra mulai takut. "Kau harus memanggil saya Nyonya dan suami saya Tuan!" titah Haniya. "Jika kau sedang berdua dengan saya," sambungnya. "Baik." Cassandra tidak ingin membantah atau apapun, karena Cassandra tidak menyukai kedatangannya dengan tiba-tiba. Setelah beberapa saat. "Cepat segera hamil dan segera bercerai, saya tidak ingin suami saya berlama-lama menikah dan bermalam denganmu!" Suaranya Haniya sangat tinggi, dan ekspresi wajahnya begitu khawatir, khawatir jika suaminya benar-benar berpaling darinya. Sejak tadi Haniya terus memperhatikan wajah cantik dan tubuh ideal Cassandra, pasti semua pria yang melihat Cassandra akan menyukainya, apa lagi Cassandra memiliki tatapan mata yang tajam seperti elang. Cassandra juga memiliki kulit yang mulus, bibir yang seksi. Semua itu membuat pikirannya Haniya tidak karuan, Haniya benar-benar takut jika Alex akan jatuh hati pada Cassandra. "Bagaimana saya bisa hamil, saya di sentuh oleh Tuan Alex saja, tidak." Cassandra mulai kesal. Namun, mencoba mengimbangi emosinya. Mendengar kata-kata itu membuat Haniya ingin sekali menjambak rambutnya Cassandra, tapi Haniya mencoba menahannya. "Kau berharap suamiku menyentuhmu?" Haniya sedikit tertawa. "Saat ini Tuan Alex juga suami saya, Nyonya Haniya." Cassandra menegaskan. "Ya, kau benar!" Haniya tidak bisa mengelak tentang itu. Haniya mulai bangun dari duduknya membuat Cassandra ikut bangun juga dari duduknya. Haniya mengambil tasnya, dan akan pergi dari Apartemen tersebut. "Pokoknya kau harus segera mengandung dan setelah mengandung jangan coba-coba kau tidur dengan suami saya lagi!" Haniya mulai memperingatkan. "Baik." Saat ini Cassandra hanya bisa mengiyakan saja. "Jangan sampai kau mencintai suami saya dan membuat suami saya jatuh cinta pada kau!" Haniya kembali mengingatkan itu pada madunya. "Baik, Nyonya Haniya." Cassandra memberikan senyuman manis. "Saya tidak menyukai Om-Om seperti Tuan Alex," sambungnya. "Oke, saya pegang perkataan kau, awas jika kau bohong!" Sepertinya Haniya akan melakukan sesuatu jika ada kebohongan dari perkataan itu. Haniya pergi dari unit Apartemen itu, Apartemen yang di tempati oleh Cassandra. "Dasar wanita gila!" Cassandra mengumpat setelah Haniya pergi, Cassandra mulai membaringkan tubuhnya diatas sofa. Sejenak Cassandra memejamkan matanya setelah mendapatkan banyak perkataan yang tidak mengenakkan dari Haniya, Cassandra merasa lelah menjadi istri kedua yang seperti ini, tapi Cassandra tidak bisa mengakhiri semua ini sebelum memberikan keturunan untuk Alex. "Pengen mati, tapi mati enggak semudah yang ku bayangkan," gumam Cassandra yang masih memejamkan matanya. Hampir 30 menit Cassandra tertidur di sofa, dan tanpa tersadar Alex sudah berada di Apartemen dengan duduk di sofa yang berhadapan dengan Cassandra. Alex terus menatap Cassandra yang sedang tertidur lelap, tapi wajahnya seperti memikirkan banyak hal. 'Kasihan umur yang masih muda harus menanggung seperti ini,' batin Alex yang merasa sedih melihat nasib istri keduanya. Beberapa hari ini Alex mencaritahu tentang istri keduanya, Cassandra. Alex sangat salut dengan Cassandra yang merupakan gadis muda penuh kerja keras selama ini demi menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun, Alex benar-benar tidak menyangka jika orang tuanya Cassandra harus memiliki banyak hutang demi hobi bermain judi. 'Ngapain aku mikirin itu,' batin Alex yang baru sadar jika dirinya mulai merasa sedih dengan kisah hidup istri keduanya. Alex bangun dari duduknya dan menyenggol meja, tidak lama kemudian Cassandra terbangun karena senggolan itu mengusik pendengarannya. "O ... Om, udah pulang!" Cassandra terkejut saat melihat suaminya sudah ada didekatnya, Cassandra mulai bangun dari baringnya dan mulai duduk di sofa. "Mandi sana, dan buat tubuhmu wangi!" titah Alex. "Malam ini kita harus bercinta," sambungnya."Be ... Bercinta?" Cassandra membulatkan matanya."Ya, kenapa? Kau sudah lama tidak bercinta dengan pria, kan?" tanya Alex.Pertanyaan Alex membuat Cassandra terus membulatkan matanya. Cassandra merasa jika Alex terlalu merendahkan harga dirinya. Namun, saat ini bukan saatnya membahas harga diri karena harga diri Cassandra sudah hilang sejak dirinya menikah dengan Alex."Aku harus mandi dan membuat tubuhku wangi." Cassandra tidak berniat menjawab pertanyaan itu, Cassandra segera pergi menuju kamar mandi.Alex hanya bisa menatap kepergian Cassandra dengan otak yang sedang berpikir."Kapan terakhir kalinya dia melakukan hubungan suami istri?" tanya Alex yang di tunjukkan pada istri keduanya."Kenapa aku harus mikirin itu." Alex geleng-geleng kepalanya.Alex segera merogoh ponselnya dan mulai mengotak-atik. Alex berniat mengirim pesan pada istri pertama, Haniya."Bercinta? Bahkan aku belum pernah melepas keperawanan aku," gumam Cassandra yang sudah berada didalam kamar mandi.Sebenarnya
Seharusnya Alex tidak perlu bertanya seperti itu pada Cassandra. Jelas saja Cassandra marah, tapi Cassandra tidak ingin menunjukkannya."Marah? Untuk apa marah." Cassandra mengalihkan pandangannya. "Sebaiknya Om segera pulang dan temui istri Om," sambungnya."Kamu tau kalau tadi yang telepon adalah istriku?""Ya iya, tadi Om panggil istri, pastinya itu Nyonya Haniya.""Kenapa harus panggil Nyonya?" Alex sedikit bingung dengan panggilan itu."Udah deh, jangan bahas sesuatu yang enggak penting, sebaiknya Om pergi temui istri Om, sepertinya dia sangat membutuhkanmu, Om." Cassandra mendorong tubuh suaminya keluar dari kamar.Cassandra bukannya mengusir Alex, tapi Cassandra tidak ingin mendapatkan masalah karena Alex datang terlambat menemui Haniya."Maafkan aku." Alex meminta maaf."Berhenti minta maaf, udah wajar bagi suami yang punya dua istri." Cassandra terdengar menyindir suaminya."Hm, oke." Alex mengangguk dan tidak ingin memperpanjang semuanya.Alex pergi dari Apartemen, tapi sebe
"I ... Iya." Cassandra langsung bangkit dari baringnya dan segera berlari menuju kamar.Cassandra tidak ingin membuat Alex marah. Namun, saat Cassandra sampai di kamar. Alex masih memejamkan matanya, Alex masih tertidur.Cassandra mengernyitkan dahinya. "Apa dia mengigau?" Cassandra mulai bermonolog sendiri.Cassandra mulai duduk ditepi ranjang dan memperhatikan wajah Alex. Cassandra tersenyum dengan malu-malu, tangannya mulai menyentuh hidung Alex yang mancung."Huh, menyebalkan." Cassandra tersadar jika dirinya masih sedikit kesal karena Alex.Cassandra mulai bangun dari duduknya dan melangkah pergi dari kamar mandi. Cassandra kembali ke ruang tengah, Cassandra akan tidur di sana."Masih sakit." Saat Cassandra berbaring, rasa sakit masih dirasakan olehnya.Waktu berputar begituu cepat, sampai terik matahari mulai menyinari kamar di Apartemen tersebut."Hm." Perlahan-lahan Alex membuka matanya dan memegangi kepalanya yang sedikit pusing.Alex mulai melirik ke arah sekitar dan memperh
"Ma ... Maaf." Cassandra meminta maaf. "Handphone Om Alex ketinggalan," ucap Cassandra yang ketakutan."Hah? Om?" Haniya heran saat mendengar kata Om."Ma ... Maksudku, Tuan Alex." Cassandra langsung meralat panggilan suaminya.Haniya mengakhiri telepon itu secara sepihak. Cassandra langsung menatap heran pada ponsel Alex, lalu Cassandra kembali menyimpan ponsel itu diatas meja."Mereka pasangan suami istri yang aneh," gumam Cassandra.Cassandra pergi dari kamar menuju dapur. Cassandra harus mengisi perutnya yang terus berdemo."Aku jawab telepon Nyonya karena handphone itu terus berdering, lalu apa salahnya?" Cassandra bermonolog sendiri.Hampir empat puluh menit berlalu. Tiba-tiba saja seseorang masuk ke Apartemen membuat Cassandra hampir saja menjatuhkan gelas yang sedang dipegang olehnya."Nyo ... Nyonya." Cassandra terkejut dengan kedatangan Haniya dengan wajah yang penuh amarah. Haniya juga hampir saja menampar Cassandra."Kau hanya istri kedua, tolong sadar diri, jalang!" Hani
Alex menyentuh dagu Haniya dengan lembut, tatapan Alex pada Haniya begitu terlihat sayang. Cassandra yang melihat itu hanya bisa terdiam, dan ingin sekali Cassandra mengusir pasangan suami istri itu yang ada di depannya. Namun, Cassandra tidak bisa melakukan itu karena saat ini Cassandra hanya menumpang hidup pada mereka, bahkan Cassandra tinggal di Apartment milik Alex."Sayang, aku beneran ada meeting, tolong mengerti, ya?" Suara Alex sangat lembut sekali pada Haniya.Sekilas Haniya melirik ke arah Cassandra yang terlihat jengah dengan momen itu. Haniya tertawa puas dalam hatinya, Haniya sangat bahagia melihat Cassandra yang terlihat cemburu. Hah? Cemburu? Sungguh Haniya sedikit khawatir dengan itu, bahkan sejak semalam Haniya khawatir, khawatir jika Alex menyukai Cassandra, karena Haniya tahu jika semalam Alex akan melakukan malam pertama pada Cassandra, itu membuat Haniya sangat khawatir."Kalau terus di sini, bukannya meeting akan terlambat," celetuk Cassandra yang benar-benar mu
Siapa lagi kalau bukan Alex, karena hanya Alex yang bisa masuk ke Apartment tersebut."O ... Om Alex." Cassandra terkejut."Om terus, aku suamimu!" Alex mulai tidak suka saat dirinya di panggil seperti itu."Maaf." Cassandra langsung meminta maaf.Cassandra ingin bangun dari duduk, tapi Alex menhan tangan Cassandra membuat Cassandra kembali duduk di kursi. Alex mulai duduk di kursi samping, dan Alex menatap lekat pada Cassandra."Apa hari ini hari ulang tahun kamu?" tanya Alex setelah melihat hidangan di atas meja makan yang terlihat sangat banyak.Sejenak Cassandra terdiam dan menatap lekat pada Alex."Kamu ulang tahun? Maaf aku enggak tau." Kini Alex meminta maaf pada istri keduanya.Perlahan-lahan Cassandra menggeleng dan berkata. "Bukan, aku enggak ulang tahun," ujarnya."Lalu? Siapa yang ulang tahun?" tanya Alex yang semakin penasaran."Ini bukan ulang tahun, ini Anniversary kita yang ke satu bulan," jawab Cassandra yang akhirnya memberitahu itu.Alex terdiam."Maaf, aku enggak b
"Mandul? Tidak salah bicara?" Cassandra tidak senang jika dirinya di katakan mandul.Cassandra sekarang paham arah pembicaraan Haniya.Haniya tersenyum. "Jadi, kenapa kau belum juga mengandung?" tanyanya lagi."Karena Tuhan belum memberikan anak untukku," jawab Cassandra."Bukan Tuhan yang tidak memberikan anak padamu, tapi kamu memang mandul!" Haniya terus mengatakan itu.Cassandra ingin sekali melempar sesuatu pada wajah Haniya, tapi Cassandra harus menahan diri dan sadar diri jika saat ini Cassandra hanya istri kedua, istri kedua yang memiliki kontrak atas semua itu."Sayang, jangan terus bicara seperti itu." Alex juga tidak menyukai pembicaraan istri pertamanya. "Ayo kita pulang." Alex sepertinya tidak menyukai kehadiran istri pertamanya.Haniya bangun dari pangkuan Alex, Alex ingin menggandeng lengan Haniya. Namun, Haniya menepis tangan itu."Hari ini ada pesta di rumah Riana, aku akan ke sana dan bermalam di sana," ucap Haniya yang menatap suaminya."Oke." Alex mengangguk. "Hati
Haniya tiba-tiba saja duduk di pangkuan Aldo membuat Aldo sedikit terkejut."Aldo, kau tau? Menikah itu memusingkan, aku selalu di tuntut mertuaku untuk melahirkan dan memiliki anak, itu sangat merepotkan." Haniya terus berbicara melantur dengan nada khas mabuk, bahkan bau mulutnya bau alkohol.Aldo terdiam dan membiarkan Haniya berbicara apapun. Namun, Aldo langsung menggendong Haniya menuju kamar tamu yang ada di rumah Riana karena ada beberapa orang yang sudah melihat Haniya saat duduk di pangkuan Aldo. Aldo tidak ingin Haniya mendapatkan berita buruk tentangnya besok pagi, dan Aldo juga tidak ingin mencoreng namanya sendiri dan Entertainment miliknya."Aldo, bisakah kita kembali ke masa itu?" Haniya sudah sangat mabuk.Haniya sudah berada diatas ranjang. Haniya langsung menarik kerah bajunya Aldo membuat Aldo menindih tubuh Haniya."Haniya, berhenti. Aku tidak ingin melakukannya," ucap Aldo yang terdengar seperti menolak ajakan sang mantan.Haniya dan Aldo pernah menjadi sepasang
Damar sebenarnya tidak ingin melacak Cassandra melalui nomor handphone, tapi karena Damar khawatir membuatnya harus melakukan itu, dan akhirnya Damar mulai menghubungi seseorang yang ahli seperti itu, kini Damar hanya bisa menunggu kelanjutan dari seseorang tersebut. Damar berharap jika seseorang tersebut mampu mencari keberadaan mantan kekasihnya, mantan yang masih ada didalam hatinya."Kirana, jaga selalu dirimu," gumam Damar yang sangat mengkhawatirkan mantannya.Damar memang tidak bisa melupakan Cassandra, tapi sepertinya Cassandra sudah tidak berniat menjalin hubungan lagi dengan Damar, dan Damar tidak bisa memaksa semua itu. Saat ini, Damar hanya ingin mengetahui keberadaan Cassandra saja. Damar juga ingin tahu kabar Cassandra, karena Damar benar-benar mengkhawatirkan Cassandra."Tuhan, jaga Cassandra." Damar mendoakan mantannya.Setelah Damar mengetahui di mana Cassandra berada, Damar juga berniat untuk memata-matai sang mantan, karena Damar tidak ingin jika mantannya kenapa-na
Haniya tertawa dan berkata. "Malu? Apa maksudnya malu? Kamu malu punya istri sepertiku?" Haniya menatap heran suaminya.Alex sudah tidak tahu harus mengatakan apa pada Haniya, saat ini Alex tidak ingin bertengkar dengan Haniya, karena hari ini adalah hari Cassandra dan Calvin bisa pulang dari rumah sakit, dan Alex ingin istirahat bersama istri kedua dan anaknya. Namun, sepertinya tidak bisa, karena Haniya terus saja membuat Alex kesal."Sayang, sepertinya kamu harus pergi liburan." Tiba-tiba saja Alex mengatakan itu pada istri pertamanya seolah-olah mengusir sang istri secara halus."Liburan? Kau mengusirku?" Sepertinya pemikiran Haniya memang sudah jelek pada suaminya sendiri.Alex mengusap wajahnya sendiri dengan kasar."Aku kecewa padamu Alex!" Haniya mengatakan itu dengan raut wajah kecewa dan kesal secara bersamaan. "Aku curiga kalau kalian ingin bersenang-senang dan mengusirku," sambungnya.Haniya kembali mencurigai Alex, dan sepertinya pemikiran Haniya selalu jelek pada Alex ma
Keesokan harinya, pukul 11 siang. Cassandra dan Calvin benar-benar pulang ke rumah Fara dan Farhan, mereka berdua sudah menyiapkan kamar khusus untuk menantu dan cucunya. Sebenarnya Fara sudah menyiapkan dua kamar, tapi Cassandra hanya ingin satu kamar karena dirinya selalu ingin bersama didekat anaknya sebelum Cassandra benar-benar pergi dari hidup sang anak karena perjanjian. Cassandra sadar jika dirinya harus mematuhi semua perjanjian yang sudah dibuat saat itu, walaupun hatinya sedih, tapi semua itu harus dilakukan olehnya."Istirahat dulu selama satu jam, karena jam dua belas kita akan makan bersama," kata Fara pada menantu keduanya saat masuk kedalam kamar, kamar mewah dengan fasilitas lengkap.Kamar yang disiapkan oleh Fara sangat luas, bahkan didalam kamar tersebut sudah ada ranjang untuk Cassandra dan ranjang bayi untuk Calvin, didalam kamar tersebut tersedia kulkas juga untuk Cassandra menyimpan asi dan sebagainya di sana. Karena Fara tahu jika bayi laki-laki sangat kuat min
"Cepat ceraikan!" Haniya tetap ingin suaminya menceraikan istri kedua. Haniya terlihat gelisah dan takut, ia pastinya takut jika suaminya tidak nyaman dengan istri kedua."Kau benar-benar keterlaluan!" Farhan menggeleng, ia tidak percaya jika menantu pertamanya benar-benar kekeh dan tidak memiliki hati nurani."Saya baru melahirkan, kenapa anda tidak punya perasaan sekali, Nyonya!" Cassandra yang sedari tadi diam dan menahan emosinya, kini mulai mengeluarkan kekesalannya.Haniya terdiam. Alex mulai menuntun Haniya untuk menjauh dari orang-orang, Alex menggenggam lengan Haniya penuh cinta."Tolong tenangkan hatimu, kamu tau kalau aku hanya untukmu," bisik Alex ditelinga istri pertamanya."Hm." Haniya mengalihkan pandangannya.Menit berlalu. Haniya pergi dari kamar VVIP tersebut tanpa diantar Alex, karena hari ini jadwal Haniya sangat padat, dan Alex tidak mempermasalahkan itu, bahkan Alex senang jika hari ini Haniya sibuk, jadi Alex bisa menemani Cassandra dan Calvin di rumah sakit."L
"Bayi berjenis kelamin laki-laki," sambung Vita setelah menjeda perkataannya.Alex menangis, ia tidak menyangka jika dirinya mampu memiliki keturunan seorang laki-laki, laki-laki yang suatu saat akan meneruskan perusahaannya."Selamat Bapak Alex dan Ibu Cassandra," kata Vita.Vita tidak terbiasa memanggil dengan panggilan Tuan dan Nyonya, Dokter Vita terbiasa memanggil dengan panggilan Bapak dan Ibu."Terima kasih, Dok," ucap Cassandra yang akhirnya mengeluarkan suara.Setelah menit berlalu, sang bayi sudah selesai dimandikan, kini sang bayi dan sang Ibu kembali ke kamar VVIP. Alex terus berada disamping Cassandra, bahkan tangannya terus menggenggam tangan Cassandra."Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, bisa panggil saya," kata Vita setelah dirinya mengantar ke kamar VVIP."Baik, terima kasih," ujar Alex.Di kamar VVIP hanya ada Alex, Cassandra, bayi yang baru saja lahir, Fara, Farhan, dan Hans. Fara dan Farhan terlihat sangat bahagia dengan meneteskan air mata, air mata terharu karena
Sampai di rumah sakit, Hans langsung meminta kamar VVIP untuk Cassandra, karena tidak mungkin Cassandra berada di kamar umum, apa lagi Cassandra adalah istri dari Alex, istri kedua Alex, pastinya Cassandra tidak boleh diketahui oleh orang-orang yang berada di rumah sakit, Alex tidak ingin orang-orang mengetahui itu, karena itu akan menghancurkan reputasi Haniya dan Alex. Cassandra juga sadar dengan dirinya yang hanya istri kedua, Cassandra hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Alex."Jangan tegang." Alex menggunakan topi, masker, dan kacamata untuk penyamaran.Fara dan Farhan juga mengikuti Alex untuk melakukan penyamaran. Hans juga sama melakukan itu, karena Hans adalah asistennya Alex membuat Hans juga harus melakukan penyamaran.'Tuhan, mudahkan dan lancarkan,' batin Cassandra yang terus tegang saat dirinya sampai di rumah sakit.Sampai di kamar VVIP. Cassandra segera di periksa oleh Dokter kandungan dan beberapa perawat yang ada di sana. Alex meminta Hans untuk mencari D
Beberapa hari berlalu. Alex dan Haniya sudah kembali ke Indonesia. Alex segera pergi ke Apartment tanpa meminta izin pada Haniya, dan Haniya juga tidak perduli dengan sikap Alex yang seperti itu. Saat ini hubungan Haniya dan Alex seperti renggang, renggang karena Haniya terlalu sibuk dengan karirnya, dan Alex juga fokus pada kehamilan Cassandra. Terkadang Alex bingung dengan Haniya yang begitu fokus pada karir dan melupakan dirinya, tapi Alex bersyukur memiliki Cassandra yang selalu memperhatikannya, oleh sebab itu Alex mulai terfokus pada Cassandra. Namun, cinta Alex pada Haniya tidak akan pernah pudar. Hm, sepertinya Alex memang cinta mati pada Haniya, semoga saja Haniya mengubah sikapnya yang terlalu fokus pada karir."Suamiku!" Cassandra sangat bahagia melihat kedatangan suaminya ke Apartment."Aku merindukanmu." Alex tersenyum manis dan berlari ke arah istri keduanya.Fara dan Farhan masih ada di Apartment. Cassandra malu dengan Alex yang tiba-tiba memeluknya didepan orang tua Al
"Aku sangat suka, Sayang." Alex tersenyum manis untuk istri keduanya, istri yang selalu melakukan perannya sebagai seorang istri.Cassandra membalas senyuman itu dan berkata. "Syukurlah kalau kamu suka, aku akan selalu membuat masakan untukmu jika kamu ke Apartment, walaupun beberapa bulan lagi aku akan pergi." Cassandra menahan air matanya yang akan menetes.Alex menggenggam lengan Cassandra dan kembali mengecup lengan itu. Cassandra sangat menyayangi Cassandra, apa lagi Cassandra selalu menuruti apa yang dikatakan olehnya. Namun, Cassandra dan Alex harus berpisah ketika bayi yang ada didalam kandungan Cassandra lahir."Walaupun kita berpisah, kita telah memiliki momen indah," ucap Alex dengan mata yang berkaca-kaca.Alex pastinya merasa sedih saat mendengar ucapan Cassandra, walaupun mereka berkenalan dengan cara yang tidak baik, tapi mereka memiliki momen indah yang suatu saat akan selalu mereka ingat dalam memori ingatannya, ingatan yang begitu indah di otak mereka masing-masing.
Cassandra memang harus berdamai dengan keadaan, karena jika tidak, Cassandra akan merasa sakit hati sendirian, apa lagi Cassandra hanya menjadi istri kedua, Cassandra harus bisa sadar diri dengan statusnya, status yang suatu saat akan berakhir setelah dirinya melahirkan anak pertamanya untuk Alex dan Haniya. Ada rasa sedih dari diri Cassandra, tapi Cassandra mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan berdamai dan menyadari keadaan, keadaan yang memang menyakitkan, tapi Cassandra harus bisa menjalani semuanya."Pokoknya kamu harus jadi anak yang rajin kalau sudah lahir ke dunia, kamu harus membanggakan kedua orang tuamu, walaupun kamu tidak mengetahui siapa yang melahirkan kamu, tapi kamu akan menjadi anakku yang paling ku cintai." Cassandra sudah benar-benar berdamai dengan keadaan.Cassandra mulai mengatur napasnya dalam-dalam supaya bisa lebih rileks, karena kandungan Cassandra sudah besar dan Cassandra tidak ingin mengalami stress, Cassandra ingin tenang sampai melahirkan nanti."J