Share

4. Kehidupan Istri Kedua

Cassandra masih menggunakan gaun pengantin dan wajahnya masih penuh riasan, tapi riasan itu sudah tidak beraturan lagi karena sedari tadi Cassandra terus menangis membuat riasan di wajah cantiknya hancur.

"Andai Ayah dan Ibu enggak punya hutang, pasti aku enggak perlu jadi istri kedua." Cassandra terus membahas itu dengan seorang diri di Apartemen.

Cassandra berguling-guling di lantai yang penuh bunga tabur, dan tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar di telinganya. Cassandra menoleh ke arah pintu kamar dan sosok pria sudah berdiri di sana.

"Kenapa? Kau menyesal menikah denganku?" tanya Alex yang tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu kamar.

Cassandra mulai bangun dari lantai dan duduk di lantai, Cassandra juga mengusap air matanya dengan tangannya.

"Aku lelah, aku ingin istirahat." Cassandra bangun dari duduk dan ingin melangkah menuju kamar mandi. Namun, langkahnya terhenti.

Alex tertawa dan berkata. "Kau pikir malam ini kita akan malam pertama?"

Alex pastinya sudah tahu isi otaknya Cassandra.

"Bu ... Bukan gitu." Cassandra mulai gugup.

"Malam ini aku harus ke rumah dan bermalam dengan istriku, kau tidur di sini saja sendirian." Sepertinya Alex sengaja mengatakan itu.

Alex ingin melangkah pergi dari kamar, dan Cassandra membalikkan tubuhnya dan menatap tubuh kekar suaminya, Alex.

"Tapi, aku juga istrimu, Om Alex." Suaranya Cassandra pelan seolah-olah sedang berbisik.

"Om? Kau memanggil suamimu dengan panggilan Om?"

Alex segera mendekati Cassandra dan menyentuh dagunya, kini Alex dan Cassandra saling menatap satu sama lain, bahkan deru napas mereka terasa di wajahnya masing-masing.

"Kau sudah tidak perawan, kan?" Entah apa yang merasuki Alex, tiba-tiba saja Alex memberikan pertanyaan itu.

Cassandra langsung menepis tangannya Alex dan mendorong tubuhnya Alex.

"Jawab!" Alex menarik tangan istrinya.

"Kenapa aku harus menjawab itu!" Cassandra kesal.

"Karena aku tidak suka perawan, apa lagi kita menikah hanya karena perjanjian," ucap Alex.

"Terserah kau." Cassandra tidak menghiraukan itu, Cassandra segera pergi ke kamar mandi.

Alex pergi dari kamar menuju dapur. Alex mulai memanaskan beberapa makanan yang ada di kulkas. Alex harus menyiapkan menu makan malam untuk Cassandra, walaupun Alex tidak mencintai Cassandra, tapi Alex harus memperhatikan makannya Cassandra. Apa lagi Cassandra akan mengandung anaknya membuat Alex harus selalu perhatian tentang itu, dan Alex juga diberitahu oleh Haniya untuk memastikan Cassandra selalu minum susu untuk proses kehamilan, Alex juga akan selalu mendengarkan apa yang di perintahkan oleh Haniya.

"Yang pasti Cassandra belum pernah melahirkan," gumam Alex yang tiba-tiba saja memikirkan itu.

Di kamar mandi. Cassandra sudah melepaskan gaun pengantin dan mencuci wajahnya dengan sabun yang sudah tersedia di kamar mandi.

"Kenapa kalau aku panggil dia Om? Dia emang Om-Om kok." Cassandra masih menggerutu tentang itu.

Hampir 40 menit lamanya. Cassandra sudah selesai mandi dan menggunakan piyama, lalu Cassandra pergi menuju dapur yang menyatu dengan ruang makan, karena Cassandra mencium aroma masakan dari sana.

"Katanya mau pulang dan bermalam dengan istri, kenapa masih di sini." Cassandra menyindir suaminya yang masih berada di Apartemen.

Alex tersenyum tipis tanpa Cassandra tahu.

"Pulang sana, nanti istrinya nyariin." Cassandra mengusir suaminya sendiri.

"Ini Apartemen aku, kenapa kau mengusirku?" Alex kembali menyentuh dagu istrinya dan mereka kembali berhadapan.

Detak jantungnya Cassandra berdetak dengan sangat cepat, sepertinya Cassandra harus pergi ke rumah sakit, pikirnya.

"Aku lapar." Cassandra melengos dan duduk di kursi.

"Oke, selamat makan dan jangan tidur malam-malam." Alex terlihat ingin pergi.

"O ... Om, enggak makan di sini sama aku?" Cassandra menatap punggung gagah itu.

Alex membalikkan tubuhnya. "Jadi kau menikah dengan Om-Om?"

"Iya, kan umur kita beda jauh, dan kamu cocok di panggil Om," kekeh Cassandra yang memanggil suaminya dengan panggilan Om.

"Oke." Alex membiarkan nama panggilan itu. "Besok aku kembali, bye." Alex langsung pergi.

Setelah Cassandra mendengar pintu unit Apartemen sudah tertutup, Cassandra hanya bisa menghela napasnya dengan panjang. Cassandra tidak menyangka jika hidupnya benar-benar menyedihkan seperti ini.

"Seperti inilah kehidupan istri kedua," gumam Cassandra dengan wajah sedih.

Walaupun Cassandra diperlakukan baik oleh Alex, tapi Cassandra merasa kesepian, apa lagi status Cassandra saat ini sudah menjadi istrinya Alex, walaupun istri kedua. Cassandra juga menikah dengan sederhana, karena Haniya tidak ingin banyak orang yang mengetahui tentang pernikahan keduanya Alex dengan Cassandra. Apa lagi Haniya adalah seorang model terkenal membuat Haniya harus menjaga rumah tangganya dengan baik dari para media dan orang-orang sekitarnya.

**

Pukul 8 malam di sebuah restoran yang memiliki privasi sangat tinggi. Haniya baru saja mencicip beberapa cemilan dan minuman di sana.

"Kau yakin suamimu enggak akan cinta sama istri barunya?" tanya Riana.

"Yakin, Alex cuma cinta sama aku," jawab Haniya dengan penuh yakin.

"Bagus kalau yakin, aku juga percaya kalau Alex cuma cinta mati sama kamu," tutur Riana.

"Ya." Pandangannya Haniya kosong, sepertinya banyak sekali yang sedang dipikirkan olehnya.

Riana adalah sahabatnya Haniya sekaligus manager dan asistennya Haniya selama di dunia hiburan. Riana Yoseph sudah bersahabat cukup lama dengan Haniya Maira, mereka sudah saling mengenal luar dan dalam masing-masing.

"Kenapa sih kau enggak mau punya anak dari Alex? Kau tau Alex itu tampan dan hartanya tidak perlu di ragukan lagi," tutur Riana.

Riana selaku sahabatnya Haniya masih bingung kenapa Haniya tidak ingin mengandung dan melahirkan anak dari Alex, padahal Alex adalah pewaris dari keluarga Mahendra Company.

"Aku enggak mau merusak badanku." Seperti itulah perkataan yang dilontarkan oleh Haniya.

Riana tertawa kecil. "Alex bakalan keluarin banyak uang demi merubah tubuhmu lagi menjadi bagus seperti ini, kau selalu aja mengelak."

Haniya tertawa.

"Kau masih mencintai Aldo?" Tiba-tiba saja Riana membahas pria lain.

Haniya menatap tajam ke arah Riana.

"Sorry." Riana langsung meminta maaf.

Haniya menghela napasnya dengan panjang dan menghembuskan dengan perlahan. "Aldo cuma masa laluku, aku mencintai Alex sampe kapanpun," ucapnya.

"Bagus, emang seharusnya begitu, sekarang Aldo cuma Bos kita di dunia permodelan ini." Riana mengingatkan sahabatnya.

"Aku tau." Pandangannya Haniya masih kosong.

Aldo Saputra adalah mantannya Haniya Maira. Aldo Saputra adalah pemilik AS Management, Haniya berada dalam naungan Management tersebut.

"Aku harus pulang, pasti Alex udah pulang ke rumah." Haniya bangun dari duduknya. "Besok aku harus ke Apartemen dan bertemu dengan maduku," ucapnya.

"Ngapain?" Riana mengernyitkan dahinya.

"Aku harus terus mengingatkan dia untuk segera mengandung, biar Alex tidak berlama-lama menikah dengan dia." Haniya pastinya merasa khawatir dengan pernikahan kedua suaminya, walaupun semua ini adalah ide dari dirinya sendiri.

"Bagus, emang harus gitu." Riana setuju.

Haniya mulai sedikit resah dengan pernikahan kedua Alex yang baru saja resmi beberapa jam yang lalu. Namun, Haniya yakin jika Alex tidak akan mudah berpaling darinya.

'Sepertinya ada yang Haniya sembunyikan dariku,' batin Riana yang sepertinya merasa janggal kenapa sahabatnya tidak ingin mengandung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status