Cassandra masih menggunakan gaun pengantin dan wajahnya masih penuh riasan, tapi riasan itu sudah tidak beraturan lagi karena sedari tadi Cassandra terus menangis membuat riasan di wajah cantiknya hancur.
"Andai Ayah dan Ibu enggak punya hutang, pasti aku enggak perlu jadi istri kedua." Cassandra terus membahas itu dengan seorang diri di Apartemen. Cassandra berguling-guling di lantai yang penuh bunga tabur, dan tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar di telinganya. Cassandra menoleh ke arah pintu kamar dan sosok pria sudah berdiri di sana. "Kenapa? Kau menyesal menikah denganku?" tanya Alex yang tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu kamar. Cassandra mulai bangun dari lantai dan duduk di lantai, Cassandra juga mengusap air matanya dengan tangannya. "Aku lelah, aku ingin istirahat." Cassandra bangun dari duduk dan ingin melangkah menuju kamar mandi. Namun, langkahnya terhenti. Alex tertawa dan berkata. "Kau pikir malam ini kita akan malam pertama?" Alex pastinya sudah tahu isi otaknya Cassandra. "Bu ... Bukan gitu." Cassandra mulai gugup. "Malam ini aku harus ke rumah dan bermalam dengan istriku, kau tidur di sini saja sendirian." Sepertinya Alex sengaja mengatakan itu. Alex ingin melangkah pergi dari kamar, dan Cassandra membalikkan tubuhnya dan menatap tubuh kekar suaminya, Alex. "Tapi, aku juga istrimu, Om Alex." Suaranya Cassandra pelan seolah-olah sedang berbisik. "Om? Kau memanggil suamimu dengan panggilan Om?" Alex segera mendekati Cassandra dan menyentuh dagunya, kini Alex dan Cassandra saling menatap satu sama lain, bahkan deru napas mereka terasa di wajahnya masing-masing. "Kau sudah tidak perawan, kan?" Entah apa yang merasuki Alex, tiba-tiba saja Alex memberikan pertanyaan itu. Cassandra langsung menepis tangannya Alex dan mendorong tubuhnya Alex. "Jawab!" Alex menarik tangan istrinya. "Kenapa aku harus menjawab itu!" Cassandra kesal. "Karena aku tidak suka perawan, apa lagi kita menikah hanya karena perjanjian," ucap Alex. "Terserah kau." Cassandra tidak menghiraukan itu, Cassandra segera pergi ke kamar mandi. Alex pergi dari kamar menuju dapur. Alex mulai memanaskan beberapa makanan yang ada di kulkas. Alex harus menyiapkan menu makan malam untuk Cassandra, walaupun Alex tidak mencintai Cassandra, tapi Alex harus memperhatikan makannya Cassandra. Apa lagi Cassandra akan mengandung anaknya membuat Alex harus selalu perhatian tentang itu, dan Alex juga diberitahu oleh Haniya untuk memastikan Cassandra selalu minum susu untuk proses kehamilan, Alex juga akan selalu mendengarkan apa yang di perintahkan oleh Haniya. "Yang pasti Cassandra belum pernah melahirkan," gumam Alex yang tiba-tiba saja memikirkan itu. Di kamar mandi. Cassandra sudah melepaskan gaun pengantin dan mencuci wajahnya dengan sabun yang sudah tersedia di kamar mandi. "Kenapa kalau aku panggil dia Om? Dia emang Om-Om kok." Cassandra masih menggerutu tentang itu. Hampir 40 menit lamanya. Cassandra sudah selesai mandi dan menggunakan piyama, lalu Cassandra pergi menuju dapur yang menyatu dengan ruang makan, karena Cassandra mencium aroma masakan dari sana. "Katanya mau pulang dan bermalam dengan istri, kenapa masih di sini." Cassandra menyindir suaminya yang masih berada di Apartemen. Alex tersenyum tipis tanpa Cassandra tahu. "Pulang sana, nanti istrinya nyariin." Cassandra mengusir suaminya sendiri. "Ini Apartemen aku, kenapa kau mengusirku?" Alex kembali menyentuh dagu istrinya dan mereka kembali berhadapan. Detak jantungnya Cassandra berdetak dengan sangat cepat, sepertinya Cassandra harus pergi ke rumah sakit, pikirnya. "Aku lapar." Cassandra melengos dan duduk di kursi. "Oke, selamat makan dan jangan tidur malam-malam." Alex terlihat ingin pergi. "O ... Om, enggak makan di sini sama aku?" Cassandra menatap punggung gagah itu. Alex membalikkan tubuhnya. "Jadi kau menikah dengan Om-Om?" "Iya, kan umur kita beda jauh, dan kamu cocok di panggil Om," kekeh Cassandra yang memanggil suaminya dengan panggilan Om. "Oke." Alex membiarkan nama panggilan itu. "Besok aku kembali, bye." Alex langsung pergi. Setelah Cassandra mendengar pintu unit Apartemen sudah tertutup, Cassandra hanya bisa menghela napasnya dengan panjang. Cassandra tidak menyangka jika hidupnya benar-benar menyedihkan seperti ini. "Seperti inilah kehidupan istri kedua," gumam Cassandra dengan wajah sedih. Walaupun Cassandra diperlakukan baik oleh Alex, tapi Cassandra merasa kesepian, apa lagi status Cassandra saat ini sudah menjadi istrinya Alex, walaupun istri kedua. Cassandra juga menikah dengan sederhana, karena Haniya tidak ingin banyak orang yang mengetahui tentang pernikahan keduanya Alex dengan Cassandra. Apa lagi Haniya adalah seorang model terkenal membuat Haniya harus menjaga rumah tangganya dengan baik dari para media dan orang-orang sekitarnya. ** Pukul 8 malam di sebuah restoran yang memiliki privasi sangat tinggi. Haniya baru saja mencicip beberapa cemilan dan minuman di sana. "Kau yakin suamimu enggak akan cinta sama istri barunya?" tanya Riana. "Yakin, Alex cuma cinta sama aku," jawab Haniya dengan penuh yakin. "Bagus kalau yakin, aku juga percaya kalau Alex cuma cinta mati sama kamu," tutur Riana. "Ya." Pandangannya Haniya kosong, sepertinya banyak sekali yang sedang dipikirkan olehnya. Riana adalah sahabatnya Haniya sekaligus manager dan asistennya Haniya selama di dunia hiburan. Riana Yoseph sudah bersahabat cukup lama dengan Haniya Maira, mereka sudah saling mengenal luar dan dalam masing-masing. "Kenapa sih kau enggak mau punya anak dari Alex? Kau tau Alex itu tampan dan hartanya tidak perlu di ragukan lagi," tutur Riana. Riana selaku sahabatnya Haniya masih bingung kenapa Haniya tidak ingin mengandung dan melahirkan anak dari Alex, padahal Alex adalah pewaris dari keluarga Mahendra Company. "Aku enggak mau merusak badanku." Seperti itulah perkataan yang dilontarkan oleh Haniya. Riana tertawa kecil. "Alex bakalan keluarin banyak uang demi merubah tubuhmu lagi menjadi bagus seperti ini, kau selalu aja mengelak." Haniya tertawa. "Kau masih mencintai Aldo?" Tiba-tiba saja Riana membahas pria lain. Haniya menatap tajam ke arah Riana. "Sorry." Riana langsung meminta maaf. Haniya menghela napasnya dengan panjang dan menghembuskan dengan perlahan. "Aldo cuma masa laluku, aku mencintai Alex sampe kapanpun," ucapnya. "Bagus, emang seharusnya begitu, sekarang Aldo cuma Bos kita di dunia permodelan ini." Riana mengingatkan sahabatnya. "Aku tau." Pandangannya Haniya masih kosong. Aldo Saputra adalah mantannya Haniya Maira. Aldo Saputra adalah pemilik AS Management, Haniya berada dalam naungan Management tersebut. "Aku harus pulang, pasti Alex udah pulang ke rumah." Haniya bangun dari duduknya. "Besok aku harus ke Apartemen dan bertemu dengan maduku," ucapnya. "Ngapain?" Riana mengernyitkan dahinya. "Aku harus terus mengingatkan dia untuk segera mengandung, biar Alex tidak berlama-lama menikah dengan dia." Haniya pastinya merasa khawatir dengan pernikahan kedua suaminya, walaupun semua ini adalah ide dari dirinya sendiri. "Bagus, emang harus gitu." Riana setuju. Haniya mulai sedikit resah dengan pernikahan kedua Alex yang baru saja resmi beberapa jam yang lalu. Namun, Haniya yakin jika Alex tidak akan mudah berpaling darinya. 'Sepertinya ada yang Haniya sembunyikan dariku,' batin Riana yang sepertinya merasa janggal kenapa sahabatnya tidak ingin mengandung.Keesokan harinya. Pukul 12 siang di ruangan meeting. Alex baru saja meeting dengan Mulan. Namun, tiba-tiba saja Haniya masuk ke ruangan itu."Sayang," panggil Haniya dengan sangat manja dan mulai duduk dipangkuan suaminya.Alex tersenyum lebar, pastinya Alex sangat senang dengan kedatangan Haniya. Namun, Mulan menatap sinis ke arah suami istri yang ada didepannya."Bukannya harus profesional kalau sedang di kantor," sindir Mulan."Ini jam makan siang jadi terserah," sahut Haniya."Kita udah selesai meeting, kau bisa pergi dari kantorku!" Alex mengusir wanita yang didepannya.Mulan menatap kesal ke arah Alex."Sepertinya kamu tidak bisa melupakan suamiku." Haniya berbalik menyindir."Hah?" Mulan mengernyitkan dahinya."Sudah, jangan bahas ini." Alex tidak suka pembahasan itu.Haniya bangun dari pangkuan Alex dan Alex bangun dari duduknya, Alex menggenggam lengan Haniya dengan erat."Tidak perlu seperti itu, Haniya. Seharusnya kau segera berikan keturunan untuk keluarga Mahendra sebelum
"Be ... Bercinta?" Cassandra membulatkan matanya."Ya, kenapa? Kau sudah lama tidak bercinta dengan pria, kan?" tanya Alex.Pertanyaan Alex membuat Cassandra terus membulatkan matanya. Cassandra merasa jika Alex terlalu merendahkan harga dirinya. Namun, saat ini bukan saatnya membahas harga diri karena harga diri Cassandra sudah hilang sejak dirinya menikah dengan Alex."Aku harus mandi dan membuat tubuhku wangi." Cassandra tidak berniat menjawab pertanyaan itu, Cassandra segera pergi menuju kamar mandi.Alex hanya bisa menatap kepergian Cassandra dengan otak yang sedang berpikir."Kapan terakhir kalinya dia melakukan hubungan suami istri?" tanya Alex yang di tunjukkan pada istri keduanya."Kenapa aku harus mikirin itu." Alex geleng-geleng kepalanya.Alex segera merogoh ponselnya dan mulai mengotak-atik. Alex berniat mengirim pesan pada istri pertama, Haniya."Bercinta? Bahkan aku belum pernah melepas keperawanan aku," gumam Cassandra yang sudah berada didalam kamar mandi.Sebenarnya
Seharusnya Alex tidak perlu bertanya seperti itu pada Cassandra. Jelas saja Cassandra marah, tapi Cassandra tidak ingin menunjukkannya."Marah? Untuk apa marah." Cassandra mengalihkan pandangannya. "Sebaiknya Om segera pulang dan temui istri Om," sambungnya."Kamu tau kalau tadi yang telepon adalah istriku?""Ya iya, tadi Om panggil istri, pastinya itu Nyonya Haniya.""Kenapa harus panggil Nyonya?" Alex sedikit bingung dengan panggilan itu."Udah deh, jangan bahas sesuatu yang enggak penting, sebaiknya Om pergi temui istri Om, sepertinya dia sangat membutuhkanmu, Om." Cassandra mendorong tubuh suaminya keluar dari kamar.Cassandra bukannya mengusir Alex, tapi Cassandra tidak ingin mendapatkan masalah karena Alex datang terlambat menemui Haniya."Maafkan aku." Alex meminta maaf."Berhenti minta maaf, udah wajar bagi suami yang punya dua istri." Cassandra terdengar menyindir suaminya."Hm, oke." Alex mengangguk dan tidak ingin memperpanjang semuanya.Alex pergi dari Apartemen, tapi sebe
"I ... Iya." Cassandra langsung bangkit dari baringnya dan segera berlari menuju kamar.Cassandra tidak ingin membuat Alex marah. Namun, saat Cassandra sampai di kamar. Alex masih memejamkan matanya, Alex masih tertidur.Cassandra mengernyitkan dahinya. "Apa dia mengigau?" Cassandra mulai bermonolog sendiri.Cassandra mulai duduk ditepi ranjang dan memperhatikan wajah Alex. Cassandra tersenyum dengan malu-malu, tangannya mulai menyentuh hidung Alex yang mancung."Huh, menyebalkan." Cassandra tersadar jika dirinya masih sedikit kesal karena Alex.Cassandra mulai bangun dari duduknya dan melangkah pergi dari kamar mandi. Cassandra kembali ke ruang tengah, Cassandra akan tidur di sana."Masih sakit." Saat Cassandra berbaring, rasa sakit masih dirasakan olehnya.Waktu berputar begituu cepat, sampai terik matahari mulai menyinari kamar di Apartemen tersebut."Hm." Perlahan-lahan Alex membuka matanya dan memegangi kepalanya yang sedikit pusing.Alex mulai melirik ke arah sekitar dan memperh
"Ma ... Maaf." Cassandra meminta maaf. "Handphone Om Alex ketinggalan," ucap Cassandra yang ketakutan."Hah? Om?" Haniya heran saat mendengar kata Om."Ma ... Maksudku, Tuan Alex." Cassandra langsung meralat panggilan suaminya.Haniya mengakhiri telepon itu secara sepihak. Cassandra langsung menatap heran pada ponsel Alex, lalu Cassandra kembali menyimpan ponsel itu diatas meja."Mereka pasangan suami istri yang aneh," gumam Cassandra.Cassandra pergi dari kamar menuju dapur. Cassandra harus mengisi perutnya yang terus berdemo."Aku jawab telepon Nyonya karena handphone itu terus berdering, lalu apa salahnya?" Cassandra bermonolog sendiri.Hampir empat puluh menit berlalu. Tiba-tiba saja seseorang masuk ke Apartemen membuat Cassandra hampir saja menjatuhkan gelas yang sedang dipegang olehnya."Nyo ... Nyonya." Cassandra terkejut dengan kedatangan Haniya dengan wajah yang penuh amarah. Haniya juga hampir saja menampar Cassandra."Kau hanya istri kedua, tolong sadar diri, jalang!" Hani
Alex menyentuh dagu Haniya dengan lembut, tatapan Alex pada Haniya begitu terlihat sayang. Cassandra yang melihat itu hanya bisa terdiam, dan ingin sekali Cassandra mengusir pasangan suami istri itu yang ada di depannya. Namun, Cassandra tidak bisa melakukan itu karena saat ini Cassandra hanya menumpang hidup pada mereka, bahkan Cassandra tinggal di Apartment milik Alex."Sayang, aku beneran ada meeting, tolong mengerti, ya?" Suara Alex sangat lembut sekali pada Haniya.Sekilas Haniya melirik ke arah Cassandra yang terlihat jengah dengan momen itu. Haniya tertawa puas dalam hatinya, Haniya sangat bahagia melihat Cassandra yang terlihat cemburu. Hah? Cemburu? Sungguh Haniya sedikit khawatir dengan itu, bahkan sejak semalam Haniya khawatir, khawatir jika Alex menyukai Cassandra, karena Haniya tahu jika semalam Alex akan melakukan malam pertama pada Cassandra, itu membuat Haniya sangat khawatir."Kalau terus di sini, bukannya meeting akan terlambat," celetuk Cassandra yang benar-benar mu
Siapa lagi kalau bukan Alex, karena hanya Alex yang bisa masuk ke Apartment tersebut."O ... Om Alex." Cassandra terkejut."Om terus, aku suamimu!" Alex mulai tidak suka saat dirinya di panggil seperti itu."Maaf." Cassandra langsung meminta maaf.Cassandra ingin bangun dari duduk, tapi Alex menhan tangan Cassandra membuat Cassandra kembali duduk di kursi. Alex mulai duduk di kursi samping, dan Alex menatap lekat pada Cassandra."Apa hari ini hari ulang tahun kamu?" tanya Alex setelah melihat hidangan di atas meja makan yang terlihat sangat banyak.Sejenak Cassandra terdiam dan menatap lekat pada Alex."Kamu ulang tahun? Maaf aku enggak tau." Kini Alex meminta maaf pada istri keduanya.Perlahan-lahan Cassandra menggeleng dan berkata. "Bukan, aku enggak ulang tahun," ujarnya."Lalu? Siapa yang ulang tahun?" tanya Alex yang semakin penasaran."Ini bukan ulang tahun, ini Anniversary kita yang ke satu bulan," jawab Cassandra yang akhirnya memberitahu itu.Alex terdiam."Maaf, aku enggak b
"Mandul? Tidak salah bicara?" Cassandra tidak senang jika dirinya di katakan mandul.Cassandra sekarang paham arah pembicaraan Haniya.Haniya tersenyum. "Jadi, kenapa kau belum juga mengandung?" tanyanya lagi."Karena Tuhan belum memberikan anak untukku," jawab Cassandra."Bukan Tuhan yang tidak memberikan anak padamu, tapi kamu memang mandul!" Haniya terus mengatakan itu.Cassandra ingin sekali melempar sesuatu pada wajah Haniya, tapi Cassandra harus menahan diri dan sadar diri jika saat ini Cassandra hanya istri kedua, istri kedua yang memiliki kontrak atas semua itu."Sayang, jangan terus bicara seperti itu." Alex juga tidak menyukai pembicaraan istri pertamanya. "Ayo kita pulang." Alex sepertinya tidak menyukai kehadiran istri pertamanya.Haniya bangun dari pangkuan Alex, Alex ingin menggandeng lengan Haniya. Namun, Haniya menepis tangan itu."Hari ini ada pesta di rumah Riana, aku akan ke sana dan bermalam di sana," ucap Haniya yang menatap suaminya."Oke." Alex mengangguk. "Hati
Damar sebenarnya tidak ingin melacak Cassandra melalui nomor handphone, tapi karena Damar khawatir membuatnya harus melakukan itu, dan akhirnya Damar mulai menghubungi seseorang yang ahli seperti itu, kini Damar hanya bisa menunggu kelanjutan dari seseorang tersebut. Damar berharap jika seseorang tersebut mampu mencari keberadaan mantan kekasihnya, mantan yang masih ada didalam hatinya."Kirana, jaga selalu dirimu," gumam Damar yang sangat mengkhawatirkan mantannya.Damar memang tidak bisa melupakan Cassandra, tapi sepertinya Cassandra sudah tidak berniat menjalin hubungan lagi dengan Damar, dan Damar tidak bisa memaksa semua itu. Saat ini, Damar hanya ingin mengetahui keberadaan Cassandra saja. Damar juga ingin tahu kabar Cassandra, karena Damar benar-benar mengkhawatirkan Cassandra."Tuhan, jaga Cassandra." Damar mendoakan mantannya.Setelah Damar mengetahui di mana Cassandra berada, Damar juga berniat untuk memata-matai sang mantan, karena Damar tidak ingin jika mantannya kenapa-na
Haniya tertawa dan berkata. "Malu? Apa maksudnya malu? Kamu malu punya istri sepertiku?" Haniya menatap heran suaminya.Alex sudah tidak tahu harus mengatakan apa pada Haniya, saat ini Alex tidak ingin bertengkar dengan Haniya, karena hari ini adalah hari Cassandra dan Calvin bisa pulang dari rumah sakit, dan Alex ingin istirahat bersama istri kedua dan anaknya. Namun, sepertinya tidak bisa, karena Haniya terus saja membuat Alex kesal."Sayang, sepertinya kamu harus pergi liburan." Tiba-tiba saja Alex mengatakan itu pada istri pertamanya seolah-olah mengusir sang istri secara halus."Liburan? Kau mengusirku?" Sepertinya pemikiran Haniya memang sudah jelek pada suaminya sendiri.Alex mengusap wajahnya sendiri dengan kasar."Aku kecewa padamu Alex!" Haniya mengatakan itu dengan raut wajah kecewa dan kesal secara bersamaan. "Aku curiga kalau kalian ingin bersenang-senang dan mengusirku," sambungnya.Haniya kembali mencurigai Alex, dan sepertinya pemikiran Haniya selalu jelek pada Alex ma
Keesokan harinya, pukul 11 siang. Cassandra dan Calvin benar-benar pulang ke rumah Fara dan Farhan, mereka berdua sudah menyiapkan kamar khusus untuk menantu dan cucunya. Sebenarnya Fara sudah menyiapkan dua kamar, tapi Cassandra hanya ingin satu kamar karena dirinya selalu ingin bersama didekat anaknya sebelum Cassandra benar-benar pergi dari hidup sang anak karena perjanjian. Cassandra sadar jika dirinya harus mematuhi semua perjanjian yang sudah dibuat saat itu, walaupun hatinya sedih, tapi semua itu harus dilakukan olehnya."Istirahat dulu selama satu jam, karena jam dua belas kita akan makan bersama," kata Fara pada menantu keduanya saat masuk kedalam kamar, kamar mewah dengan fasilitas lengkap.Kamar yang disiapkan oleh Fara sangat luas, bahkan didalam kamar tersebut sudah ada ranjang untuk Cassandra dan ranjang bayi untuk Calvin, didalam kamar tersebut tersedia kulkas juga untuk Cassandra menyimpan asi dan sebagainya di sana. Karena Fara tahu jika bayi laki-laki sangat kuat min
"Cepat ceraikan!" Haniya tetap ingin suaminya menceraikan istri kedua. Haniya terlihat gelisah dan takut, ia pastinya takut jika suaminya tidak nyaman dengan istri kedua."Kau benar-benar keterlaluan!" Farhan menggeleng, ia tidak percaya jika menantu pertamanya benar-benar kekeh dan tidak memiliki hati nurani."Saya baru melahirkan, kenapa anda tidak punya perasaan sekali, Nyonya!" Cassandra yang sedari tadi diam dan menahan emosinya, kini mulai mengeluarkan kekesalannya.Haniya terdiam. Alex mulai menuntun Haniya untuk menjauh dari orang-orang, Alex menggenggam lengan Haniya penuh cinta."Tolong tenangkan hatimu, kamu tau kalau aku hanya untukmu," bisik Alex ditelinga istri pertamanya."Hm." Haniya mengalihkan pandangannya.Menit berlalu. Haniya pergi dari kamar VVIP tersebut tanpa diantar Alex, karena hari ini jadwal Haniya sangat padat, dan Alex tidak mempermasalahkan itu, bahkan Alex senang jika hari ini Haniya sibuk, jadi Alex bisa menemani Cassandra dan Calvin di rumah sakit."L
"Bayi berjenis kelamin laki-laki," sambung Vita setelah menjeda perkataannya.Alex menangis, ia tidak menyangka jika dirinya mampu memiliki keturunan seorang laki-laki, laki-laki yang suatu saat akan meneruskan perusahaannya."Selamat Bapak Alex dan Ibu Cassandra," kata Vita.Vita tidak terbiasa memanggil dengan panggilan Tuan dan Nyonya, Dokter Vita terbiasa memanggil dengan panggilan Bapak dan Ibu."Terima kasih, Dok," ucap Cassandra yang akhirnya mengeluarkan suara.Setelah menit berlalu, sang bayi sudah selesai dimandikan, kini sang bayi dan sang Ibu kembali ke kamar VVIP. Alex terus berada disamping Cassandra, bahkan tangannya terus menggenggam tangan Cassandra."Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, bisa panggil saya," kata Vita setelah dirinya mengantar ke kamar VVIP."Baik, terima kasih," ujar Alex.Di kamar VVIP hanya ada Alex, Cassandra, bayi yang baru saja lahir, Fara, Farhan, dan Hans. Fara dan Farhan terlihat sangat bahagia dengan meneteskan air mata, air mata terharu karena
Sampai di rumah sakit, Hans langsung meminta kamar VVIP untuk Cassandra, karena tidak mungkin Cassandra berada di kamar umum, apa lagi Cassandra adalah istri dari Alex, istri kedua Alex, pastinya Cassandra tidak boleh diketahui oleh orang-orang yang berada di rumah sakit, Alex tidak ingin orang-orang mengetahui itu, karena itu akan menghancurkan reputasi Haniya dan Alex. Cassandra juga sadar dengan dirinya yang hanya istri kedua, Cassandra hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Alex."Jangan tegang." Alex menggunakan topi, masker, dan kacamata untuk penyamaran.Fara dan Farhan juga mengikuti Alex untuk melakukan penyamaran. Hans juga sama melakukan itu, karena Hans adalah asistennya Alex membuat Hans juga harus melakukan penyamaran.'Tuhan, mudahkan dan lancarkan,' batin Cassandra yang terus tegang saat dirinya sampai di rumah sakit.Sampai di kamar VVIP. Cassandra segera di periksa oleh Dokter kandungan dan beberapa perawat yang ada di sana. Alex meminta Hans untuk mencari D
Beberapa hari berlalu. Alex dan Haniya sudah kembali ke Indonesia. Alex segera pergi ke Apartment tanpa meminta izin pada Haniya, dan Haniya juga tidak perduli dengan sikap Alex yang seperti itu. Saat ini hubungan Haniya dan Alex seperti renggang, renggang karena Haniya terlalu sibuk dengan karirnya, dan Alex juga fokus pada kehamilan Cassandra. Terkadang Alex bingung dengan Haniya yang begitu fokus pada karir dan melupakan dirinya, tapi Alex bersyukur memiliki Cassandra yang selalu memperhatikannya, oleh sebab itu Alex mulai terfokus pada Cassandra. Namun, cinta Alex pada Haniya tidak akan pernah pudar. Hm, sepertinya Alex memang cinta mati pada Haniya, semoga saja Haniya mengubah sikapnya yang terlalu fokus pada karir."Suamiku!" Cassandra sangat bahagia melihat kedatangan suaminya ke Apartment."Aku merindukanmu." Alex tersenyum manis dan berlari ke arah istri keduanya.Fara dan Farhan masih ada di Apartment. Cassandra malu dengan Alex yang tiba-tiba memeluknya didepan orang tua Al
"Aku sangat suka, Sayang." Alex tersenyum manis untuk istri keduanya, istri yang selalu melakukan perannya sebagai seorang istri.Cassandra membalas senyuman itu dan berkata. "Syukurlah kalau kamu suka, aku akan selalu membuat masakan untukmu jika kamu ke Apartment, walaupun beberapa bulan lagi aku akan pergi." Cassandra menahan air matanya yang akan menetes.Alex menggenggam lengan Cassandra dan kembali mengecup lengan itu. Cassandra sangat menyayangi Cassandra, apa lagi Cassandra selalu menuruti apa yang dikatakan olehnya. Namun, Cassandra dan Alex harus berpisah ketika bayi yang ada didalam kandungan Cassandra lahir."Walaupun kita berpisah, kita telah memiliki momen indah," ucap Alex dengan mata yang berkaca-kaca.Alex pastinya merasa sedih saat mendengar ucapan Cassandra, walaupun mereka berkenalan dengan cara yang tidak baik, tapi mereka memiliki momen indah yang suatu saat akan selalu mereka ingat dalam memori ingatannya, ingatan yang begitu indah di otak mereka masing-masing.
Cassandra memang harus berdamai dengan keadaan, karena jika tidak, Cassandra akan merasa sakit hati sendirian, apa lagi Cassandra hanya menjadi istri kedua, Cassandra harus bisa sadar diri dengan statusnya, status yang suatu saat akan berakhir setelah dirinya melahirkan anak pertamanya untuk Alex dan Haniya. Ada rasa sedih dari diri Cassandra, tapi Cassandra mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan berdamai dan menyadari keadaan, keadaan yang memang menyakitkan, tapi Cassandra harus bisa menjalani semuanya."Pokoknya kamu harus jadi anak yang rajin kalau sudah lahir ke dunia, kamu harus membanggakan kedua orang tuamu, walaupun kamu tidak mengetahui siapa yang melahirkan kamu, tapi kamu akan menjadi anakku yang paling ku cintai." Cassandra sudah benar-benar berdamai dengan keadaan.Cassandra mulai mengatur napasnya dalam-dalam supaya bisa lebih rileks, karena kandungan Cassandra sudah besar dan Cassandra tidak ingin mengalami stress, Cassandra ingin tenang sampai melahirkan nanti."J