"Suka." Alex masih bersikap dingin.Dokter Vita pergi setelah memeriksa Cassandra dan memberikan obat, kini hanya ada Alex dan Cassandra di Apartment tersebut."Tentu aku suka mendengar kau hamil," ucap Alex lagi. "Setelah kau hamil, kita akan bercerai," sambungnya.Mendengar kata perceraian membuat Cassandra sedih, sedih karena harus meninggalkan anaknya dan suaminya. Namun, Cassandra harus merelakan semua itu karena semuanya sudah di sepakati sebelum memulai."Kenapa?" tanya Alex pada istrinya."Enggak apa-apa," jawab Cassandra dengan gelengan kepala.Setelah Cassandra mengetahui kehamilan, Cassandra merasa jika Alex akan menjauhi dirinya."Apa kamu akan meninggalkanku?" Tiba-tiba saja Cassandra mengatakan itu."Apa maksudnya?" Alex tidak paham."Sudah, jangan dibahas." Cassandra tidak ingin membahas itu.Cassandra pergi dari kamar menuju ruang tengah, di sana Cassandra duduk disofa dan menonton televisi. Namun, Cassandra tidak menonton televisi melainkan sedang melamun, melamun den
"Atau Nona Cassandra dan Tuan Alex terlalu sering menengok baby, dan mainnya sedikit kasar, itu bisa juga membuat kandungan lemah karena mendapatkan guncangan yang berlebihan dari luar," jawab Dokter Vita dengan sedikit penjelasan.Haniya langsung menatap sinis ke arah Alex dan Cassandra."A ... Aku enggak terlalu sering begituan." Cassandra mengatakan itu dengan malu-malu dan sangat takut melihat ekspresi istri pertama suaminya.Alex mencoba menggenggam lengan Haniya guna tidak marah-marah. Dokter Vita sudah mengetahui ke tiga orang yang ada di depannya, Vita tahu jika Alex memiliki dua istri, karena Haniya menceritakan pada Dokter jika Haniya tidak ingin mengandung, jadi Haniya mengizinkan Alex untuk menikahi wanita lain. Hm, sebenarnya Dokter Vita selaku Dokter pribadi keluarga itu sempat tidak setuju. Namun, Vita tidak memiliki hak atas semua itu."Tolong berikan vitamin atau obat apapun itu untuk Cassandra, buat kandungannya kuat!" titah Haniya pada sang Dokter."Baik, Nyonya." D
Alex mengentikan mobilnya di pinggir jalan setelah keluar dari area Apartment. Alex menatap tajam ke arah Haniya dan Haniya terus menatap Alex, Haniya hanya membutuhkan jawaban atas pertanyaannya."Aku udah bilang sama kamu, aku enggak pernah mencintai Cassandra!" tegas Alex. "Aku enggak mungkin mencintai wanita lain selain kamu," sambungnya.Haniya terdiam dengan tatapan yang terus menatap Alex."Sekarang kita harus menjaga Cassandra agar mudah melahirkan anak kita, kamu tau kalau aku selalu menuruti apa yang kamu mau," tutur Alex. "Aku tau kalau kamu enggak mau lahirkan anak kita karena kamu takut perut kamu buncit dan badan kamu besar," lanjutnya. "Aku udah menuruti semua itu, Sayang." Suaranya terdengar lelah, lelah karena sang istri terus saja membahas hal yang seperti ini.Alex menggenggam lengan Haniya dan mengecup lengan itu, lengan mulus yang selalu terawat oleh Haniya."Oke, maafkan aku sudah membuat kamu tidak nyaman." Haniya langsung meminta maaf pada suaminya atas pembaha
Tiba-tiba saja Cassandra mengidam sesuatu. Cassandra ingin pergi keluar dari Apartment untuk membeli sesuatu, sesuatu yang sederhana. Namun, ingin makan diluar di tempat tersebut."Aku pengen makan McDonald's," gumam Cassandra dengan tiba-tiba.Cassandra mulai mengotak-atik ponselnya dan ingin menghubungi Alex, tapi tidak jadi. Cassandra gengsi dan tidak ingin mengganggu Alex, tapi Cassandra tidak bisa pergi dengan seorang diri, bukan karena tidak diizinkan Alex untuk pergi keluar. Namun, Cassandra ingin makan berdua di McDonald dengan Alex. Hm, sungguh merepotkan sekali ngidam Cassandra saat ini."Semoga Alex mau temenin aku deh." Cassandra tidak punya pilihan lain untuk menghubungi sang suami.Akhirnya, Cassandra menghubungi Alex. Namun, Alex menjawab telepon dari Cassandra membuatnya sedikit terkejut dan bengong."Hallo?" Alex menyapa saat panggilan itu sudah tersambung.Cassandra masih terdiam."Ada apa, Kirana?" tanya Alex setelah sapaan itu tidak mendapatkan respon."E ... Eh?"
Cassandra terlihat sekali ingin di manja oleh Alex. Sudah pasti semua istri akan selalu ingin di manja oleh suaminya jika sedang mengandung, bahkan tidak saat mengandung saja. Namun, Cassandra harus tahu batasan bahwa dirinya hanya istri kedua."Ya sudah, ayo kita ke McDonald's." Alex menuruti ngidam istri keduanya.Kedua bola mata Cassandra membulat sempurna. "Sa ... Sayang, apa kamu serius?" Cassandra tidak percaya."Ya, aku serius sayang." Alex membelai mesra wajah sang istri, lalu mengecup bibir seksi itu, bibir yang sudah menjadi candu baginya."Yeay!" Cassandra terlihat sangat girang sekali saat ini.Cassandra pasti sangat bahagia ketika sedang mengidam, Alex menurutinya."Sayang, ayo kita pergi sekarang!" Cassandra tidak sabar dan sudah bangun dari tidurnya, lalu tangannya menarik tangan sang suami.Alex tersenyum tipis. "Kamu ganti baju dulu, setelah itu, kita pergi." Menatap pakaian yang di pakai sang istri."Oh iya, aku lupa." Cassandra menepuk jidatnya sendiri.Cassandra se
Damar yang ingin mengejar mobil tersebut kemudian kehilangan jejak, sepertinya mobil itu sadar jika Damar mengikutinya.Damar berhenti di pinggir jalan. "Apa itu Kirana?" Damar seperti tidak yakin jika itu mantan kekasihnya, karena didalam mobil tersebut terlihat sekali jika sosok gadis sedang manja dengan sosok pria disamping."Sudahlah, sepertinya itu bukan Kirana." Damar kembali mengemudi mobil menuju rumah.Sejenak Damar harus melupakan Cassandra terlebih dahulu karna Damar sedang dalam perjalanan pulang. Damar ingin langsung ke rumah untuk istirahat setelah memikirkan mantannya terus-menerus. Namun, Damar yakin jika Cassandra masih berada di kota ini, dan Damar harus segera mencari keberadaannya. Damar tidak ingin Cassandra kenapa-napa, apa lagi Damar masih sangat mencintai dan perduli pada Cassandra.**Pukul 9 di sebuah Apartment mewah. Cassandra tengah menahan tangis saat dirinya lagi dan lagi mendapatkan hinaan dari wanita yang ada di depannya, wanita yang merupakan istri per
Keesokan harinya, pukul 12 siang. Cassandra kegirangan karena Alex ada di Apartment, Alex ingin makan siang dengan Cassandra. Namun, saat Cassandra ingin ke kamar mandi karena ingin buang air kecil, tiba-tiba saja Cassandra terjatuh di kamar mandi."KIRANA!" Alex berteriak saat mendengar suara yang agak kencang dari kamar.Alex yang berada di ruang tengah langsung berlari menuju kamar dan melihat Cassandra tidak ada di kamar, tapi Cassandra ada di dekat pintu kamar mandi dengan posisi tergeletak. Alex berlari dan menggendong Cassandra menuju ranjang, di ranjang Cassandra di baringkan. Alex panik dengan wajah yang begitu pucat, dan Alex segera menelepon Dokter Vita."Sayang, sabar, ya."Cassandra setengah sadar, Cassandra terus menggenggam erat lengan Alex. Alex mengecup tangan mungil itu berkali-kali dengan mata yang berbinar. Alex begitu khawatir dengan kandungan Cassandra. Namun, Alex terlalu mengkhawatirkan keadaan Cassandra. Sepertinya Alex mulai mencintai Cassandra."Sa ... Sayan
Cassandra tersenyum lebar saat mendengar itu dari mulut suaminya. Cassandra tersenyum bukan karena sesuatu yang akan di pinta padanya pada sang suami. Namun, Cassandra bahagia karena Alex memanggil dirinya dengan panggilan 'Sayang' panggilan itu sangat jarang di keluarkan oleh Alex untuk Cassandra, jadi wajar saja Cassandra sangat bahagia dengan semua itu."Sayang?" Alex memanggil istrinya lagi yang tengah senyum-senyum sendiri tanpa merespon perkataannya."Iya Sayang, oke Suamiku," kata Cassandra.Alex tersenyum dan mengecup kening Cassandra dengan penuh kasih sayang."Pokoknya aku akan terus mengawasi kamu sampai kamu melahirkan," ucap Alex yang terdengar mulai perhatian pada istri keduanya."Terima kasih." Cassandra bersyukur memiliki suami seperti Alex, walaupun Cassandra hanya istri kedua, tapi Cassandra merasa bahagia, dan Cassandra tahu jika kebahagiaannya hanya sesaat, mungkin saja setelah ini Cassandra akan menangis. Namun, Cassandra paham jika kebahagiaan akan ada kesedihan