"Atau Nona Cassandra dan Tuan Alex terlalu sering menengok baby, dan mainnya sedikit kasar, itu bisa juga membuat kandungan lemah karena mendapatkan guncangan yang berlebihan dari luar," jawab Dokter Vita dengan sedikit penjelasan.Haniya langsung menatap sinis ke arah Alex dan Cassandra."A ... Aku enggak terlalu sering begituan." Cassandra mengatakan itu dengan malu-malu dan sangat takut melihat ekspresi istri pertama suaminya.Alex mencoba menggenggam lengan Haniya guna tidak marah-marah. Dokter Vita sudah mengetahui ke tiga orang yang ada di depannya, Vita tahu jika Alex memiliki dua istri, karena Haniya menceritakan pada Dokter jika Haniya tidak ingin mengandung, jadi Haniya mengizinkan Alex untuk menikahi wanita lain. Hm, sebenarnya Dokter Vita selaku Dokter pribadi keluarga itu sempat tidak setuju. Namun, Vita tidak memiliki hak atas semua itu."Tolong berikan vitamin atau obat apapun itu untuk Cassandra, buat kandungannya kuat!" titah Haniya pada sang Dokter."Baik, Nyonya." D
Alex mengentikan mobilnya di pinggir jalan setelah keluar dari area Apartment. Alex menatap tajam ke arah Haniya dan Haniya terus menatap Alex, Haniya hanya membutuhkan jawaban atas pertanyaannya."Aku udah bilang sama kamu, aku enggak pernah mencintai Cassandra!" tegas Alex. "Aku enggak mungkin mencintai wanita lain selain kamu," sambungnya.Haniya terdiam dengan tatapan yang terus menatap Alex."Sekarang kita harus menjaga Cassandra agar mudah melahirkan anak kita, kamu tau kalau aku selalu menuruti apa yang kamu mau," tutur Alex. "Aku tau kalau kamu enggak mau lahirkan anak kita karena kamu takut perut kamu buncit dan badan kamu besar," lanjutnya. "Aku udah menuruti semua itu, Sayang." Suaranya terdengar lelah, lelah karena sang istri terus saja membahas hal yang seperti ini.Alex menggenggam lengan Haniya dan mengecup lengan itu, lengan mulus yang selalu terawat oleh Haniya."Oke, maafkan aku sudah membuat kamu tidak nyaman." Haniya langsung meminta maaf pada suaminya atas pembaha
Tiba-tiba saja Cassandra mengidam sesuatu. Cassandra ingin pergi keluar dari Apartment untuk membeli sesuatu, sesuatu yang sederhana. Namun, ingin makan diluar di tempat tersebut."Aku pengen makan McDonald's," gumam Cassandra dengan tiba-tiba.Cassandra mulai mengotak-atik ponselnya dan ingin menghubungi Alex, tapi tidak jadi. Cassandra gengsi dan tidak ingin mengganggu Alex, tapi Cassandra tidak bisa pergi dengan seorang diri, bukan karena tidak diizinkan Alex untuk pergi keluar. Namun, Cassandra ingin makan berdua di McDonald dengan Alex. Hm, sungguh merepotkan sekali ngidam Cassandra saat ini."Semoga Alex mau temenin aku deh." Cassandra tidak punya pilihan lain untuk menghubungi sang suami.Akhirnya, Cassandra menghubungi Alex. Namun, Alex menjawab telepon dari Cassandra membuatnya sedikit terkejut dan bengong."Hallo?" Alex menyapa saat panggilan itu sudah tersambung.Cassandra masih terdiam."Ada apa, Kirana?" tanya Alex setelah sapaan itu tidak mendapatkan respon."E ... Eh?"
Cassandra terlihat sekali ingin di manja oleh Alex. Sudah pasti semua istri akan selalu ingin di manja oleh suaminya jika sedang mengandung, bahkan tidak saat mengandung saja. Namun, Cassandra harus tahu batasan bahwa dirinya hanya istri kedua."Ya sudah, ayo kita ke McDonald's." Alex menuruti ngidam istri keduanya.Kedua bola mata Cassandra membulat sempurna. "Sa ... Sayang, apa kamu serius?" Cassandra tidak percaya."Ya, aku serius sayang." Alex membelai mesra wajah sang istri, lalu mengecup bibir seksi itu, bibir yang sudah menjadi candu baginya."Yeay!" Cassandra terlihat sangat girang sekali saat ini.Cassandra pasti sangat bahagia ketika sedang mengidam, Alex menurutinya."Sayang, ayo kita pergi sekarang!" Cassandra tidak sabar dan sudah bangun dari tidurnya, lalu tangannya menarik tangan sang suami.Alex tersenyum tipis. "Kamu ganti baju dulu, setelah itu, kita pergi." Menatap pakaian yang di pakai sang istri."Oh iya, aku lupa." Cassandra menepuk jidatnya sendiri.Cassandra se
Damar yang ingin mengejar mobil tersebut kemudian kehilangan jejak, sepertinya mobil itu sadar jika Damar mengikutinya.Damar berhenti di pinggir jalan. "Apa itu Kirana?" Damar seperti tidak yakin jika itu mantan kekasihnya, karena didalam mobil tersebut terlihat sekali jika sosok gadis sedang manja dengan sosok pria disamping."Sudahlah, sepertinya itu bukan Kirana." Damar kembali mengemudi mobil menuju rumah.Sejenak Damar harus melupakan Cassandra terlebih dahulu karna Damar sedang dalam perjalanan pulang. Damar ingin langsung ke rumah untuk istirahat setelah memikirkan mantannya terus-menerus. Namun, Damar yakin jika Cassandra masih berada di kota ini, dan Damar harus segera mencari keberadaannya. Damar tidak ingin Cassandra kenapa-napa, apa lagi Damar masih sangat mencintai dan perduli pada Cassandra.**Pukul 9 di sebuah Apartment mewah. Cassandra tengah menahan tangis saat dirinya lagi dan lagi mendapatkan hinaan dari wanita yang ada di depannya, wanita yang merupakan istri per
Keesokan harinya, pukul 12 siang. Cassandra kegirangan karena Alex ada di Apartment, Alex ingin makan siang dengan Cassandra. Namun, saat Cassandra ingin ke kamar mandi karena ingin buang air kecil, tiba-tiba saja Cassandra terjatuh di kamar mandi."KIRANA!" Alex berteriak saat mendengar suara yang agak kencang dari kamar.Alex yang berada di ruang tengah langsung berlari menuju kamar dan melihat Cassandra tidak ada di kamar, tapi Cassandra ada di dekat pintu kamar mandi dengan posisi tergeletak. Alex berlari dan menggendong Cassandra menuju ranjang, di ranjang Cassandra di baringkan. Alex panik dengan wajah yang begitu pucat, dan Alex segera menelepon Dokter Vita."Sayang, sabar, ya."Cassandra setengah sadar, Cassandra terus menggenggam erat lengan Alex. Alex mengecup tangan mungil itu berkali-kali dengan mata yang berbinar. Alex begitu khawatir dengan kandungan Cassandra. Namun, Alex terlalu mengkhawatirkan keadaan Cassandra. Sepertinya Alex mulai mencintai Cassandra."Sa ... Sayan
Cassandra tersenyum lebar saat mendengar itu dari mulut suaminya. Cassandra tersenyum bukan karena sesuatu yang akan di pinta padanya pada sang suami. Namun, Cassandra bahagia karena Alex memanggil dirinya dengan panggilan 'Sayang' panggilan itu sangat jarang di keluarkan oleh Alex untuk Cassandra, jadi wajar saja Cassandra sangat bahagia dengan semua itu."Sayang?" Alex memanggil istrinya lagi yang tengah senyum-senyum sendiri tanpa merespon perkataannya."Iya Sayang, oke Suamiku," kata Cassandra.Alex tersenyum dan mengecup kening Cassandra dengan penuh kasih sayang."Pokoknya aku akan terus mengawasi kamu sampai kamu melahirkan," ucap Alex yang terdengar mulai perhatian pada istri keduanya."Terima kasih." Cassandra bersyukur memiliki suami seperti Alex, walaupun Cassandra hanya istri kedua, tapi Cassandra merasa bahagia, dan Cassandra tahu jika kebahagiaannya hanya sesaat, mungkin saja setelah ini Cassandra akan menangis. Namun, Cassandra paham jika kebahagiaan akan ada kesedihan
Pukul 9 malam. Alex berada di Apartment bersama Cassandra, Alex benar-benar menempati ucapannya saat siang tadi, Alex akan bermalam dengan Cassandra di Apartment. Alex juga sudah membawa pempek untuk Cassandra, karena saat sore Cassandra meminta Alex untuk membawa pempek tersebut. Alex tahu jika Cassandra tengah mengidam dan Alex segera membeli pempek sebelum tiba di Apartment, kini setelah pasangan suami istri selesai makan malam dan sedikit berbincang-bincang, mereka akan tidur bersama."Ternyata kamu tampan kalau enggak ada brewok nya," kata Cassandra dengan tiba-tiba."Kamu baru sadar kalau brewok ku enggak ada?""Aku sadar sejak saat itu, tapi ku perhatikan memang kamu semakin tampan kalau enggak ada brewok," ujar Cassandra.Alex memiliki kumis dan jenggot, tapi entah kenapa Alex mencukurnya dan membuat wajahnya terlihat sangat segar dan semakin tampan. Namun, bukan berarti Alex tidak tampan jika memiliki brewok, tapi saat ini Alex terlihat seperti pria muda."Apa Nyonya Haniya a
Damar sebenarnya tidak ingin melacak Cassandra melalui nomor handphone, tapi karena Damar khawatir membuatnya harus melakukan itu, dan akhirnya Damar mulai menghubungi seseorang yang ahli seperti itu, kini Damar hanya bisa menunggu kelanjutan dari seseorang tersebut. Damar berharap jika seseorang tersebut mampu mencari keberadaan mantan kekasihnya, mantan yang masih ada didalam hatinya."Kirana, jaga selalu dirimu," gumam Damar yang sangat mengkhawatirkan mantannya.Damar memang tidak bisa melupakan Cassandra, tapi sepertinya Cassandra sudah tidak berniat menjalin hubungan lagi dengan Damar, dan Damar tidak bisa memaksa semua itu. Saat ini, Damar hanya ingin mengetahui keberadaan Cassandra saja. Damar juga ingin tahu kabar Cassandra, karena Damar benar-benar mengkhawatirkan Cassandra."Tuhan, jaga Cassandra." Damar mendoakan mantannya.Setelah Damar mengetahui di mana Cassandra berada, Damar juga berniat untuk memata-matai sang mantan, karena Damar tidak ingin jika mantannya kenapa-na
Haniya tertawa dan berkata. "Malu? Apa maksudnya malu? Kamu malu punya istri sepertiku?" Haniya menatap heran suaminya.Alex sudah tidak tahu harus mengatakan apa pada Haniya, saat ini Alex tidak ingin bertengkar dengan Haniya, karena hari ini adalah hari Cassandra dan Calvin bisa pulang dari rumah sakit, dan Alex ingin istirahat bersama istri kedua dan anaknya. Namun, sepertinya tidak bisa, karena Haniya terus saja membuat Alex kesal."Sayang, sepertinya kamu harus pergi liburan." Tiba-tiba saja Alex mengatakan itu pada istri pertamanya seolah-olah mengusir sang istri secara halus."Liburan? Kau mengusirku?" Sepertinya pemikiran Haniya memang sudah jelek pada suaminya sendiri.Alex mengusap wajahnya sendiri dengan kasar."Aku kecewa padamu Alex!" Haniya mengatakan itu dengan raut wajah kecewa dan kesal secara bersamaan. "Aku curiga kalau kalian ingin bersenang-senang dan mengusirku," sambungnya.Haniya kembali mencurigai Alex, dan sepertinya pemikiran Haniya selalu jelek pada Alex ma
Keesokan harinya, pukul 11 siang. Cassandra dan Calvin benar-benar pulang ke rumah Fara dan Farhan, mereka berdua sudah menyiapkan kamar khusus untuk menantu dan cucunya. Sebenarnya Fara sudah menyiapkan dua kamar, tapi Cassandra hanya ingin satu kamar karena dirinya selalu ingin bersama didekat anaknya sebelum Cassandra benar-benar pergi dari hidup sang anak karena perjanjian. Cassandra sadar jika dirinya harus mematuhi semua perjanjian yang sudah dibuat saat itu, walaupun hatinya sedih, tapi semua itu harus dilakukan olehnya."Istirahat dulu selama satu jam, karena jam dua belas kita akan makan bersama," kata Fara pada menantu keduanya saat masuk kedalam kamar, kamar mewah dengan fasilitas lengkap.Kamar yang disiapkan oleh Fara sangat luas, bahkan didalam kamar tersebut sudah ada ranjang untuk Cassandra dan ranjang bayi untuk Calvin, didalam kamar tersebut tersedia kulkas juga untuk Cassandra menyimpan asi dan sebagainya di sana. Karena Fara tahu jika bayi laki-laki sangat kuat min
"Cepat ceraikan!" Haniya tetap ingin suaminya menceraikan istri kedua. Haniya terlihat gelisah dan takut, ia pastinya takut jika suaminya tidak nyaman dengan istri kedua."Kau benar-benar keterlaluan!" Farhan menggeleng, ia tidak percaya jika menantu pertamanya benar-benar kekeh dan tidak memiliki hati nurani."Saya baru melahirkan, kenapa anda tidak punya perasaan sekali, Nyonya!" Cassandra yang sedari tadi diam dan menahan emosinya, kini mulai mengeluarkan kekesalannya.Haniya terdiam. Alex mulai menuntun Haniya untuk menjauh dari orang-orang, Alex menggenggam lengan Haniya penuh cinta."Tolong tenangkan hatimu, kamu tau kalau aku hanya untukmu," bisik Alex ditelinga istri pertamanya."Hm." Haniya mengalihkan pandangannya.Menit berlalu. Haniya pergi dari kamar VVIP tersebut tanpa diantar Alex, karena hari ini jadwal Haniya sangat padat, dan Alex tidak mempermasalahkan itu, bahkan Alex senang jika hari ini Haniya sibuk, jadi Alex bisa menemani Cassandra dan Calvin di rumah sakit."L
"Bayi berjenis kelamin laki-laki," sambung Vita setelah menjeda perkataannya.Alex menangis, ia tidak menyangka jika dirinya mampu memiliki keturunan seorang laki-laki, laki-laki yang suatu saat akan meneruskan perusahaannya."Selamat Bapak Alex dan Ibu Cassandra," kata Vita.Vita tidak terbiasa memanggil dengan panggilan Tuan dan Nyonya, Dokter Vita terbiasa memanggil dengan panggilan Bapak dan Ibu."Terima kasih, Dok," ucap Cassandra yang akhirnya mengeluarkan suara.Setelah menit berlalu, sang bayi sudah selesai dimandikan, kini sang bayi dan sang Ibu kembali ke kamar VVIP. Alex terus berada disamping Cassandra, bahkan tangannya terus menggenggam tangan Cassandra."Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, bisa panggil saya," kata Vita setelah dirinya mengantar ke kamar VVIP."Baik, terima kasih," ujar Alex.Di kamar VVIP hanya ada Alex, Cassandra, bayi yang baru saja lahir, Fara, Farhan, dan Hans. Fara dan Farhan terlihat sangat bahagia dengan meneteskan air mata, air mata terharu karena
Sampai di rumah sakit, Hans langsung meminta kamar VVIP untuk Cassandra, karena tidak mungkin Cassandra berada di kamar umum, apa lagi Cassandra adalah istri dari Alex, istri kedua Alex, pastinya Cassandra tidak boleh diketahui oleh orang-orang yang berada di rumah sakit, Alex tidak ingin orang-orang mengetahui itu, karena itu akan menghancurkan reputasi Haniya dan Alex. Cassandra juga sadar dengan dirinya yang hanya istri kedua, Cassandra hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Alex."Jangan tegang." Alex menggunakan topi, masker, dan kacamata untuk penyamaran.Fara dan Farhan juga mengikuti Alex untuk melakukan penyamaran. Hans juga sama melakukan itu, karena Hans adalah asistennya Alex membuat Hans juga harus melakukan penyamaran.'Tuhan, mudahkan dan lancarkan,' batin Cassandra yang terus tegang saat dirinya sampai di rumah sakit.Sampai di kamar VVIP. Cassandra segera di periksa oleh Dokter kandungan dan beberapa perawat yang ada di sana. Alex meminta Hans untuk mencari D
Beberapa hari berlalu. Alex dan Haniya sudah kembali ke Indonesia. Alex segera pergi ke Apartment tanpa meminta izin pada Haniya, dan Haniya juga tidak perduli dengan sikap Alex yang seperti itu. Saat ini hubungan Haniya dan Alex seperti renggang, renggang karena Haniya terlalu sibuk dengan karirnya, dan Alex juga fokus pada kehamilan Cassandra. Terkadang Alex bingung dengan Haniya yang begitu fokus pada karir dan melupakan dirinya, tapi Alex bersyukur memiliki Cassandra yang selalu memperhatikannya, oleh sebab itu Alex mulai terfokus pada Cassandra. Namun, cinta Alex pada Haniya tidak akan pernah pudar. Hm, sepertinya Alex memang cinta mati pada Haniya, semoga saja Haniya mengubah sikapnya yang terlalu fokus pada karir."Suamiku!" Cassandra sangat bahagia melihat kedatangan suaminya ke Apartment."Aku merindukanmu." Alex tersenyum manis dan berlari ke arah istri keduanya.Fara dan Farhan masih ada di Apartment. Cassandra malu dengan Alex yang tiba-tiba memeluknya didepan orang tua Al
"Aku sangat suka, Sayang." Alex tersenyum manis untuk istri keduanya, istri yang selalu melakukan perannya sebagai seorang istri.Cassandra membalas senyuman itu dan berkata. "Syukurlah kalau kamu suka, aku akan selalu membuat masakan untukmu jika kamu ke Apartment, walaupun beberapa bulan lagi aku akan pergi." Cassandra menahan air matanya yang akan menetes.Alex menggenggam lengan Cassandra dan kembali mengecup lengan itu. Cassandra sangat menyayangi Cassandra, apa lagi Cassandra selalu menuruti apa yang dikatakan olehnya. Namun, Cassandra dan Alex harus berpisah ketika bayi yang ada didalam kandungan Cassandra lahir."Walaupun kita berpisah, kita telah memiliki momen indah," ucap Alex dengan mata yang berkaca-kaca.Alex pastinya merasa sedih saat mendengar ucapan Cassandra, walaupun mereka berkenalan dengan cara yang tidak baik, tapi mereka memiliki momen indah yang suatu saat akan selalu mereka ingat dalam memori ingatannya, ingatan yang begitu indah di otak mereka masing-masing.
Cassandra memang harus berdamai dengan keadaan, karena jika tidak, Cassandra akan merasa sakit hati sendirian, apa lagi Cassandra hanya menjadi istri kedua, Cassandra harus bisa sadar diri dengan statusnya, status yang suatu saat akan berakhir setelah dirinya melahirkan anak pertamanya untuk Alex dan Haniya. Ada rasa sedih dari diri Cassandra, tapi Cassandra mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan berdamai dan menyadari keadaan, keadaan yang memang menyakitkan, tapi Cassandra harus bisa menjalani semuanya."Pokoknya kamu harus jadi anak yang rajin kalau sudah lahir ke dunia, kamu harus membanggakan kedua orang tuamu, walaupun kamu tidak mengetahui siapa yang melahirkan kamu, tapi kamu akan menjadi anakku yang paling ku cintai." Cassandra sudah benar-benar berdamai dengan keadaan.Cassandra mulai mengatur napasnya dalam-dalam supaya bisa lebih rileks, karena kandungan Cassandra sudah besar dan Cassandra tidak ingin mengalami stress, Cassandra ingin tenang sampai melahirkan nanti."J