Suara motor yang mendekat ke arah Alex membuat Alex segera berdiri dan melambai ke arah suara motor, matanya yang masih perih membuat dia masih memejamkan matanya.''Tolong,'' teriak Alex.pengendara motor yang ternyata adalah Rafa dan Dimas, segera menghentikan motornya dan menghampiri Alex yang masih meringis perih.''Lo gak papa? tanya Rafa sambil berlari pelan ke arah Alex yang di susul oleh Dimas di belakang.Alex yang mengenali itu suara Rafa, berjalan pelan ke arahnya ''Mata gue perih,'' jawab Alex yang belum membuka matanya.''Nanti papa obatin sekarang pulang dulu,'' ucap Dimas sambil, menghampiri motor Alex yang tergeletak di aspal, ia mengangkat motor tersebut dan melihat bagian seblah kiri yang tergores cukup parah.Dimas menggelengkan kepalanya, padahal baru di beli ini motor tapi sudah ruksak lagi, untung saja Alex tak ada luka yang cukup parah, hanya matanya saja yang perih.Dimas menaiki motor Alex, dan menyuruh Alex naik di jok belakang, di bantu oleh Rafa agar menunt
"Jangan coba-coba buat kabur," ucap seseorang di belakang Laura membuat ia terkejut.Laura membalikan tubuhnya, dan melihat Ezra yang masuk sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman."Kenapa lo kurung gue di sini?" tanya Laura sambil melangkah mendekat ke arah Ezra dengan langkah pelan."Mungkin karena dosa-dosa lo di masa lalu," ucap Ezra gamblang.Laura menyeritkan keningnya tak mengerti, dosa apa yang telah ia perbuat pada Ezra juga Bianca."Ngomong yang bener, gak usah setengah-setengah gitu," ucap Laura kesal.Ezra menatap Laura sekilas lalu menyenderkan tubuhnya ke dinding setelah menyimpan nampan yang berisi makanan di atas meja."Bianca yang akan ngasih tau lo,''"Ini di rumah Biancakan?" tanya Laura.Tak ada jawaban dari Ezra membuat Laura menghela nafas kecewa."Lepasin gue, gue mau pulang," ucap Laura memohon."Lo gak akan pernah pergi dari sini sebelum lo nebus semua dosa-dosa lo sama Bianca," jawab Ezra yang Laura tak paham sama sekali.Ezra melangkahkan kakinya be
"Kita tunggu reaksi obatnya selama 10 menit," ucap Bianca tiba-tiba, saat Ezra kembali ke dapur dan menyimpan piring serta gelas kotor ke wastapel, matanya tak lepas melihat ke arah laptop mengintai semua pergerakan Laura."Apa yang kamu berikan di makanan Laura Bi?" tanya Ezra penasaran, sambil mencuci piring kotor."Nanti juga kamu tau," jawab Bianca, sambil melihat ke arah Ezra sekilas.Bunyi ponsel Bianca membuat ia mengalihkan tatapannya pada laptop ke ponsel, tertulis di layar ponsel "papa".Bianca segera menggeser tombol hijau dan mengangkat panggilan dari papanya.Ezra yang melihat Bianca sedang menelepon dengan papanya hanya memperhatikan Bianca yang sesekali tertawa lepas, membuat Ezra mengangkat bibirnya.Ezra menatap ke arah layar laptop yang melihat Laura terus bergerak dengan gelisah, sambil sesekali mengibaskan bajunya.Ezra terheran dengan perilaku Laura, bukanya tadi Laura masih merasa kedinginan lalu sekarang.Apa jangan-jangan! Ezra menatap Bianca dengan penuh curig
Sinta terbangun dari tidurnya, kepalnya terasa pusing mata sembab juga hidungnya karena menangis semalam memikirkan keadaan Laura yang entah sekarang di mana.Sinta membangungkan Rio yang masih tertidur di sampingnya, "Yah bangun," sambil mengguncangkan tangan Rio yang berada di sampingnya Rio mengerjapkan matanya, ia melihat ke arah Sinta yang sudah bangun dan bersabar di ranjang."Jam berapa bun?" tanya Rio pada Sinta sambil bangun dari baringnya."Jam 8," jawab Sinta pelan.Rio bangkit dari kasur , "Aku mau hari Laura lagi," ucap Rio pada Sinta."Yah temuin Laura dalam keadaan selamat," pinta Sinta penuh harap."Tentu," Rio berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan kemudian lanjut mencari Laura.Sinta turun dari kasurnya dan berjalan ke luar kamar, ia melihat ke sekitar ruang tamu tak ada siapapun hanya terdengar suara bising di arah dapur.Sinta langsung melangkahkan kaki ke dapur, terlihat Anita sedang menata meja makan, aroma nasi goreng yang harum langsung me
Ezra membuka pintu dan langsung melihat Laura yang terus menerus bergerak gelisah, sambil menggesekan bagian intimnya.Ezra yang sudah minum obat perasang pun ikut terangsang ketika melihat Laura yang terlihat menggoda.Tanpa basa-basi Ezra segera menghampiri Laura, tak lupa melucuti pakaiannya terlebih dahulu sehingga ia telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.Laura yang melihat Ezra menanggalkan semua pakaiannya, menatapnya takut-takut.Tapi saat Ezra mulai menyentuh tubuh Laura pelan, Laura seolah tak bisa menolak sentuhan tersebut dan malah menginginkan lebih jauh.Ezra membuka pakaian yang di kenakan Laura, tanpa ada perlawanan dari Lauranya sendiri, melihat Laura yang seperti ini membuat Ezra tak bisa menahan lagi."Jangan Zra," mohon Laura dengan suara serak serta matanya yang sayu.Ezra tak mendengarkan ucapan Laura ia asik memainkan serta melumat dua daging kenyal yang begitu pas di tangan Ezra."Aah Zra stop," pinta Laura memohon, tapi ia tak bisa bohong bahwa tubuhnya men
Mereka berdua kini sudah sampai di rumah Alex yang memang sedang kosong karena Anita dan Dimas masih berada di kediaman Laura menemani Sinta di sana.Mereka berdua melangkah masuk menuju ruang tamu, lalu merebahkan tubuhnya yang terasa penat di atas sofa.Alex mengambil ponselnya yang berada di saku celana, sejak tadi ia belum memainkan ponselnya itu karena sibuk mencari keberadaan Laura.Ia mulai menekan tombol yang berada di samping ponsel, terlihat ada notifikasi pesan masuk merupakan video yang entah siapa pengirimnya karena nomornya tidak ada dalam kontak Alex.Tangan Alex dengan lincah menari di atas layar ponsel, menekan nomor pin pada ponselnya yang memang ia kunci, ia membuka aplikasi hijau berlogo gagang telepon tersebut.Setelah itu ia memutar video tersebut matanya membulat seketika ia yang tadi sedang berbaring langsung duduk dengan tegap, matanya tak lepas dari ponsel yang kini terdengar suara-suara desahan yang saking bersahutan, cengkramannya semakin kuat pada ponsel
"Mendingan kita susul bokap lo ke kantornya?" Usul Rafa pada Alex yang masih tertunduk lesu."Jangan lembek kaya cewek, hayu ah," seru Rafa sambil menarik lengan Alex agar mengikutinya.Alex melangkah dengan pelan, mengambil kunci motor yang berada di saku jaket ya g di kapai oleh Alex, ketika mereka keluar, di sebrang jalan tepat di rumah Laura, Sinta melihat mereka berdua."Kalian berdua ke sini?' Suruh Sinta.Alex dan Rafa nenganggukan kepala, mereka menyebrangi jalan menuju rumah Laura, Sinta masih setia berdiri menunggu rua pemuda tersebut."Kalian dari tadi sudah pulang?" Tanya Sinta."Terus kenapa malah pulang ke sana gak kesini?" Tanya Sinta kembali sambil menyipitkan mata."Salah belok ma," jawab Alex enteng lalu masuk ke dalam rumah melewati Sinta yang terbengong dengan jawaban aneh anaknya."Kalau salah belok kenapa gak di belokin lagi," ucap Sinta sambil menyusul Alex, tak lupa mengajak Rafa yang hanya bisa cengengesan mendengar ucapan sahabatnya."Baru ingetnya sekarang,"
Pov Laurahiks hiks hiksSudah sejam aku menangis meskipun aku ingin berhenti menangis entah kenapa air mata ini tak mau berhenti, aku tak mengerti kenapa Ezra melakukan semua ini padaku apa salah ku padanya?Tubuh ku terasa sakit apalagi di bagian bawah Ezra melakukannya sangat kasar, ketika teringat kejadian tadi aku kembali menangis lagi, aku merasa kotor sekarang.Aku tak tahu apa yang terjadi pada tubuh ku tadi, hati ku memang menolak di sentuh oleh Ezra tapi tubuh ku menginginkan itu malah lebih.Apa dia mencampurkan sesuatu ke dalam makanan atau minuman yang tadi ia beri, keterlaluan dia!''Ayah Bunda! Laura pengen pulang,'' ucap ku lirih.Pasti mereka berdua kini sangat mencemaskan ku karena menghilang tiba-tiba, aku hanya berharap agar mereka segera menemukan ku dan membebaskan ku dari genggaman Ezra.Benar kata bunda, Ezra bukan cowok baik-baik aku malah sempat cekcok hebat dengan bunda hanya karena membela Ezra yang aku sendiri baru mengenal cowok tersebut.Padahal bunda ha