Seketika, ekspresi para nyonya kaya di sekitar langsung berubah.Sementara Celine malah tersenyum sinis dengan tenang lalu maju untuk merapikan gaun Lily yang agak terlalu besar untuknya sambil berkata dengan santai, "Gaun dari K&K selalu disesuaikan dengan ukuran pembelinya. Lily, ukuran kita nggak sama. Kamu harusnya bilang dari awal kalau kamu suka gaun ini, biar aku bawa ke K&K untuk sesuaikan lagi ukurannya, jadi kamu pakainya nggak kebesaran gini."Para nyonya kaya baru sadar kalau gaun Lily tidak terlalu pas untuknya.Mereka seketika lupa sosok kasihan Lily yang tadi dan ekspresi mereka berubah jadi merendahkan Lily."Ternyata itu bukan gaunnya? Jangan-jangan dia mencuri gaun kakaknya? Kulihat ukurannya kayak ukuran Nona Celine.""Nggak kusangka Nona Lily suka pura-pura begitu. Dengar-dengar dia itu anak mantan suami ibunya, biasanya orang seperti itu lebih licik dari anak haram!"Anak mantan suami .... Anak haram ....Lily tidak bisa mengendalikan ekspresinya lagi, tangannya ya
Celine melihat ke sekeliling, lalu dia melihat sosok belakang Andreas melalui tirai pintu.Punggung itu tampak sangat familier.Tepat ketika Celine mau melihat lebih dekat, Reza malah berjalan menghampirinya dan menghalangi penglihatannya. "Celine, cepat, aku bawa kamu menemui Paman."Reza mau menggenggam tangan Celine, tapi Celine malah menghindar dengan jijik.Muncul kekesalan di mata Reza, tapi begitu teringat dengan paman ketiga dari Keluarga Jayadi, dia terpaksa menahan emosinya."Celine, hari ini adalah kesempatan yang sangat baik untukku dan Keluarga Linoa. Keluarga Jayadi adalah keluarga nomor satu dari tiga keluarga besar di Kota Mastika. Apalagi Paman adalah kepala keluarga baru, asalkan Paman menjadi saksi pernikahan kita, ditambah dengan bantuan Perusahaan Perhiasan Aurora, posisiku sebagai pewaris Keluarga Linoa akan makin kuat!"Meskipun Reza adalah satu-satunya keturunan laki-laki Keluarga Linoa, tapi sekarang sebagian besar bisnis Keluarga Linoa dipegang oleh ayahnya, F
Celine refleks memberontak, tapi pria itu tiba-tiba jari-jari pria itu masuk ke sela-sela jarinya dan menggenggam tangan Celine dengan erat.Wajah pria itu bersandar di bahu Celine dan napasnya yang berat berembus di tulang selangka Celine, membuatnya merinding.Celine refleks gemetar dan tanpa sadar mau menendang bagian bawah pria itu. Namun, baru saja kakinya diangkat, lututnya sudah ditahan oleh tangan pria itu.Di kegelapan, tatapan Andreas yang ganas sangat menakutkan. Suaranya juga terdengar menyindir, "Kejam sekali!"Dua hari sebelumnya, wanita ini baru saja membeli satu malamnya. Malam ini, dia malah mau merusak kemampuan reproduksinya?Celine kurang ajar!Ketika Celine masuk kamar, Andreas sudah mengenalinya.Jadi, dia sengaja menuang alkohol ke lantai agar aroma alkohol memenuhi ruangan untuk menutupi aroma tubuhnya.Saat ini, dia juga sengaja merendahkan suaranya agar Celine tidak mengenalinya.Di benak Andreas, muncul noda lipstik yang ada di kerah baju Andreas. Api amarah
Di kamar lantai dua, Andreas sudah melepaskan gigitannya di bahu Celine.Di kegelapan, matanya yang tajam menatap lurus ke Celine.Di dokumen yang diberikan James semalam, Aurora meninggal di sebuah kecelakaan mobil sepuluh tahun lalu dan ditetapkan sebagai kecelakaan.Jangan-jangan ada alasan tersembunyi di balik kematiannya?Sementara Celine datang mencarinya juga bukan demi Reza, melainkan demi kematian ibunya?Sekian lama tidak mendapatkan jawaban, Celine mulai panik. "Asalkan kamu memberitahuku kenyataan tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu, aku rela melakukan apa pun."Mata Andreas menyipit. "Kalau aku mau kamu jadi milikku, kamu juga setuju?"Celine tertegun, di benaknya tiba-tiba muncul wajah tampan "suami topnya".Reaksi ini membuat ekspresi Andreas yang membaik kembali gusar, di suara kesalnya terdengar sedikit nada cemburu. "Kenapa? Kamu nggak rela meninggalkan tunanganmu itu?"Celine langsung bingung.Reza?Dia mana pantas?Menyadari wajah suaminya terus terbayang di
"Baik, baik, aku siapkan sekarang juga." Reza langsung mengangguk setuju.Paman adalah orang yang misterius, pasti tidak ingin wajahnya dilihat terlalu banyak orang.Sementara Andreas sebenarnya hanya tidak ingin wajahnya dilihat si kucing liar itu.Saat ini, dia melihat sebuah tas kecil di kasur, milik Celine!Andreas tersenyum nakal lalu keluar sambil membawa tas kecil itu.Di bawah, Celine yang baru saja masuk aula tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia meninggalkan tasnya di kamar!Di dalam ada buku nikahnya!Tasnya boleh hilang, tapi buku nikah itu sangat penting untuk rencananya malam ini!Sekarang ini, pria yang tadi seharusnya sudah meninggalkan kamar, 'kan?Celine menggertakkan giginya, terpaksa bertaruh. Dia segera menghindari orang-orang dan kembali naik ke kamar yang tadi. Ketika tiba, kamarnya sudah kosong.Namun, pria tadi tidak ada, tasnya juga tidak ada!Pasti diambil sama pria tadi!Kalau dia mau mengambil kembali tasnya, dia harus mencari pria itu!Namun, siapa sebena
Suara ini membuktikan tebakan Celine benar.Dia orangnya! Sudah pasti!Celine terkejut setengah mati dan merasa seperti ada aliran listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia refleks ingin mendorong Andreas.Namun, Andreas seakan-akan sudah bisa menebak isi pikirannya, tangannya langsung menekan punggung Celine agar jarak mereka makin dekat. "Jangan sembarangan bergerak! Atau kamu mau semua orang tahu tadi kamu masuk ke kamarku untuk menggodaku?""Aku ...." Mana ada menggodamu!Celine ingin melawan, tapi di bawah tatapannya yang penuh dengan ancaman, Celine menutup mulutnya!Senyuman di bawah topengnya sangat jelek, dia tetap berdansa mengikuti gerakan Andreas. Mereka terlihat sangat kompak.Namun, Andreas sepertinya masih kurang puas karena tubuh Celine terlalu kaku."Rileks sedikit!" Andreas menepuk pinggang Celine.Celine langsung terkejut.Gerakan provokatif ini! Pria ini sedang melecehkannya!Celine memelototi Andreas, tatapannya penuh dengan protes.Andreas tersenyum sambil me
Saat ini di tengah aula, suara musik sudah berhenti. Andreas masih belum puas. Meskipun selama mereka berdansa Celine menunjukkan dengan jelas kalau dia terpaksa, Andreas merasa Celine sangat menarik.Tangannya masih memegang pinggang Celine, tidak rela melepaskannya."Paman, sudah bisa lepaskan aku?" tanya Celine sambil tersenyum palsu.Andreas mengernyit lalu berkata dengan nada tegas dan sedikit cemburu, "Sejak kapan aku jadi pamanmu? Lain kali nggak boleh panggil aku paman lagi."Celine bingung dari mana asal cemburunya ini, tapi tiba-tiba Andreas mengembalikan tasnya.Tasnya!Celine langsung tersenyum senang dan ingin berterima kasih pada pria di depannya. Namun, dia teringat tadi pria ini menggigitnya, sampai sekarang bahunya masih sakit.Pria ini menggigitnya, terus mencuri tasnya!Celine berkata tanpa takut sambil menggertakkan giginya, "Sialan .... Dasar pencuri!"Suaranya sangat kecil karena bagaimanapun juga pria di depannya ini adalah orang yang sangat penting.Namun, Andre
Namun, sebelum Celine melihat jelas nama lengkapnya, Reza merebut buku nikah itu lalu merobeknya jadi beberapa bagian.Reza merasa Celine sengaja membuat buku nikah palsu untuk membalasnya karena sudah selingkuh dengan Lily.Dia sama sekali tidak melihat Celine, melainkan melihat ke para tamu di sekitar dan tersenyum dengan penuh percaya diri. "Maaf saudara-saudara, Celine orangnya memang suka bercanda. Aku dan Celine akan segera menikah dan Tuan Muda Keluarga Jayadi akan jadi saksinya. Saat itu, mohon kehadiran kalian semua."Reza harus mendapatkan Perusahaan Perhiasan Aurora.Melihat kertas sobekan buku nikahnya di lantai, Celine merasa sayang, dia masih belum melihat nama lengkap "suami topnya"!Namun tak lama kemudian, dia kembali tersenyum sinis lalu mengumumkan di depan semua orang, "Aku sudah menikah dan pengantin prianya bukan Tuan Muda Reza. Kalau memang Tuan Muda Reza nggak percaya, silakan tanya saja ke KUA. Catatan di sana nggak mungkin palsu!"Kemudian, Celine langsung ber
"Tiga hari lagi, semoga kamu berhasil, juga semoga aku ... berhasil!"Lily terdiam.Dia bisa mengerti kalau mendoakan dia berhasil, tapi Nyonya mendoakan dirinya sendiri ....Setelah sadar kembali, Lily tetap tidak mengerti, tapi dia menambahkan, "Semoga kita berhasil."Nyonya pasti merasa kalau dia berhasil, Nyonya juga berhasil.Fera tahu Lily tidak mengerti, dia tidak menjelaskan, juga tidak berharap Lily mengerti. Ini urusan dan rencananya sendiri ... masa depannya sendiri!Malam ini, Andreas tidak pulang.Celine yang awalnya menunggu Andreas menerima telepon dari Albert. Albert bilang Andreas ada urusan yang sangat penting, tidak bisa pulang, suruh Celine jangan menunggu Andreas.Sebelum menutup telepon, dia masih berkata dengan misterius, "Celly, besok aku dan Paman bakal mengunjungimu, aku ada kejutan untukmu."Kejutan?Kejutan apa?Celine tertawa, dia pun mulai menantikannya.Demi "kejutan" ini, Albert hampir semalaman tidak tidur. Sejak awalnya percaya diri, perlahan-lahan mul
Hari ini mereka bisa muncul bersamaan hanya karena Fera mau pulang untuk mengambil barang-barangnya. Mendengar kabar ini, Omar sengaja buru-buru ke sana."Fera, aku bisa memaafkanmu, nggak usah cerai lagi." Omar sudah berpikir sangat lama.Waktu mengurus masalah perusahaan, dia tidak pernah bertele-tele, kebalikan dengan waktu menemui masalah perasaan.Baik dulu Shella, ataupun sekarang Fera, sama saja.Setelah hari itu, Omar berpikir sangat lama.Fera memang mengkhianatinya, tapi sebenarnya dia juga ada salah. Selama ini, di hatinya tetap ada Shella, dia masih memikirkan orang di masa lalu, melukai hati Fera."Heh ...."Di kegelapan malam, terdengar suara Fera mencibir.Fera tiba-tiba berbalik melihat Omar, senyumannya tidak bisa dideskripsikan, tidak seanggun dan selembut dulu. Omar tidak pernah melihat senyuman ini."Fera ....""Omar ...."Fera tidak lagi memanggilnya "Kak Omar" dengan lembut. "Kamu kenapa begini? Kamu memaafkanku karena mencintaiku? Atau karena setelah bersama sela
Asli?Mana mungkin asli?Nyonya Fera dan Tuan Andreas satunya ibu tiri, satunya lagi anak dari mantan istri. Di permukaan mereka terlihat damai, tapi sebenarnya musuh bebuyutan.Sementara kali ini, Tuan berpura-pura juga untuk menipu Nyonya Fera.Nyonya Fera berkali-kali mencoba untuk mencelakai Nyonya Celine, mana mungkin mengkhawatirkan Tuan?Saat Gian sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara dari ruang operasi."Andreas ...." Yuni memanggil sambil langsung terburu-buru berjalan ke sana dengan bantuan tongkat.Yang lainnya langsung mengikutinya. Akhirnya, di depan ruang operasi, mereka melihat Andreas didorong keluar.Matanya tertutup, di wajahnya masih ada luka dari kecelakaan. Tangan, kaki dan dada meski tertutup, tapi wajahnya jelas terlihat sangat pucat, seperti orang mati.Dari baru setelah kecelakaan, tidak terlihat ada perkembangan."Andreas, Andreas, ini Nenek. Kamu harus bertahan ...." Yuni seakan-akan sedang memohon.Omar juga memanggil Andreas dengan suara kecil.Kata do
"Paman, kamu tenang saja, kalau hal sekecil ini saja nggak bisa diselesaikan Andreas, dia nggak bakal dipanggil Tuan Andreas di Mastika."Dari kata-katanya, bisa dilihat Albert sebenarnya mengakui Andreas.Cuma karena Andreas setiap hari menempel dengan Celine, dia merasa Andreas sangat menyebalkan!Sekarang ...."Seenggaknya selama dua hari ini dia harus tinggal di rumah sakit, nggak bisa pergi." Albert sangat puas, dia merasa sangat pintar bisa terpikirkan ide seperti ini.Ekspresi Donny pun berubah jadi lebih baik. "Benar juga, akting harus sempurna. Dia dirawat di rumah sakit karena luka parah, sudah seharusnya ada buktinya. Tapi, beberapa hari ke depan nggak ada yang masak untuk Celly ...."Donny mengernyit, lagi-lagi kesusahan."Memangnya kenapa, lagian bukan cuma Andreas yang bisa masak!" Albert tidak peduli.Donny menatapnya dan bertanya, "Kamu bisa?"Albert terdiam.Dia mana bisa?Namun ...."Nggak bisa, tapi bisa belajar. Nggak ada yang lahir langsung bisa masak, semua harus
Suasana di meja makan sangat aneh.Donny dan Albert tersenyum lembut sambil mengambilkan makanan untuknya. "Celly, makan ini, kesukaanmu ...."Begitu makanan itu ditaruh ke piring Celine, seseorang langsung berkata, "Sayang, aku yang masak."Andreas melihat Celine dengan wajah meminta pujian."Huh! Nggak enak!"Albert menunjukkan kekesalannya pada Andreas tanpa menyembunyikannya sama sekali. Dia memainkan makanan di piringnya lalu makan sesuap, awalnya ingin dia muntahkan, tapi tadi siang dia datang supaya bisa makan siang bersama Celly, jadi dia tidak makan siang.Siang belum makan, sudah kenyang karena emosi.Namun, meski marah, tapi waktu makanan ini masuk ke mulutnya, dia merasa sedikit lapar.Tidak disangka keahlian masak Andreas ini ... lumayan juga?Albert "memaksakan diri" menelan, tapi awalnya dia mau memuntahkannya untuk mengejek Andreas. Sekarang terpaksa ....Albert menekan bibirnya, kembali berkata, "Nggak enak! Nggak enak banget!"Namun, kecepatannya mengambil makanan tid
Berkali-kali ada yang datang, Andreas membiarkan mereka menunggu ....Begitu teringat rasa malu tiap kali dia dan Andreas turun untuk menghadapi Donny dan Albert, wajah Celine langsung memerah.Namun, wajahnya yang merona ini membuat Andreas semakin kehilangan kendali diri.Nafsu di matanya sudah tidak bisa disembunyikan lagi.Suasana di dalam kamar langsung memanas.Di bawah, Donny dan Albert sudah minum beberapa gelas teh.Albert akhirnya kehilangan kesabaran dan melihat Owen yang berdiri di samping dengan sangat canggung."Tuanmu itu nggak seharusnya tinggal di sini!" Albert tidak menemukan tempat pelampiasan, jadi dia terpaksa melampiaskan amarahnya ke Owen.Sudah berapa lama mereka menunggu?Setiap kali datang, mereka harus menunggu.Andreas apa tidak bisa menahan diri?Owen yang dipelototi dua orang dalam hati menangis.Dulu Tuan Andreas tidak seperti ini, dia juga tidak tahu kenapa tuannya jadi tidak bisa menahan diri begini.Namun ...."Tuan dan Nyonya itu suami istri, mesra be
Seperti dugaan Celine, suara itu memang terdengar tidak puas.Celine merasakan firasat buruk, dia konsentrasi penuh, pura-pura tidak dengar.Andreas yang duduk di sofa tidak jauh dari Celine pun mengernyit.Aneh, sangat aneh.Dia sudah melihat Celine selama ini, biasanya Celine harusnya bisa merasakan dan membalas tatapannya supaya dia bisa melanjutkan rencananya.Namun ....Apa Celine tidak merasakan tatapannya?Andreas bahkan sudah memainkan matanya, memperjelas tatapannya, tapi Celine tetap tidak bereaksi.Aneh, sangat aneh!Oleh karena itu, dia terpaksa memakai cara lain. "Sayang ...."Panggil sekali, Celine tetap tidak bereaksi?Kerutan di dahi Andreas semakin dalam.Tidak seharusnya begini, apa suaranya kurang kencang?"Sayang ...." Lagi-lagi.Tetap tidak ada reaksi, apa pesonanya kurang?"Sayang ...." Sekali lagi.Setiap panggilan itu membuat hati Celine seakan diremas semakin kuat. Dia tahu nggak ada yang baik dari panggilan ini. Namun, sepertinya kalau terus pura-pura tidak de
Lily mengira Hansen percaya padanya seratus persen, seketika dia pun semakin tenang. Dia semakin yakin kalau semua yang pernah dia lakukan sebelumnya tidak boleh diketahui Hansen selamanya.Sementara di masa depan ....Dia cuma perlu jadi Lala, jadi adiknya Hansen dan menikmati kebahagiaan ini!"Kak, ayo kita pulang istirahat." Lily pun langsung lega dan mulai bersikap manja pada Hansen.Dia segera menarik Hansen keluar, tanpa sadar begitu dia balik badan, mata Hansen langsung dipenuhi dengan kejijikan.Hansen ingin mengibaskan tangan Lily.Namun dia menahan diri, memberi tahu diri sendiri kalau dia harus memikirkan rencana mereka.Tinggal sebentar lagi, begitu Lily menunjukkan ekor rubahnya, mereka sudah boleh mulai menyerang!Saat ini, Hansen pun merasa iri dengan Andreas.Dengan satu kecelakaan, Andreas keluar dari perhatian publik.Hampir semua orang mengira kalau orang yang terluka parah di kecelakaan hari itu adalah Andreas.Hampir semua orang mengira kalau Andreas tidak muncul b
Tatapan itu sangat dingin.Selama ini Hansen selalu melihatnya dengan lembut, mana mungkin seperti ini?Namun tak lama kemudian, emosi dingin di matanya menghilang. Waktu Lily melihat Hansen lagi, tatapannya sudah kembali lembut.Namun tadi ... apa cuma bayangannya saja?Tidak, bukan!Hatinya jelas-jelas gemetar karena kedinginan itu, tidak mungkin cuma perasaannya saja.Lily mengernyit, dia mau mencari tahu.Tepat ketika dia sedang berpikir, dia mendengar Hansen berkata secara perlahan, "Aku cuma sisa satu adik, apa yang harus kulakukan?"Suaranya penuh dengan penderitaan.Lily segera sadar kembali. Semakin Hansen sedih, semakin dia harus menunjukkan kegunaannya. "Kak, aku bakal menemanimu seumur hidup!"Sisa satu adik itu sudah pasti dia!"Apakah sepuluh persen cukup?" tanya Hansen.Kalau tadi menghibur Hansen adalah misinya, maka sekarang waktu mendengar pertanyaan ini, dia langsung semangat.Tidak cukup! Tentu saja tidak cukup!Dia mau semuanya, seluruh Grup Nadine! Namun, takutnya