Celine tidak suka dikelilingi orang, dia diam-diam menghela napas.Namun ....Dia melihat beberapa orang yang berjalan menghampirinya.Satu adalah pria paruh baya yang pertama bertemu terasa familier, kedua kali bertemu ternyata adalah ayah kandungnya. Dia sangat tenang dan berwibawa.Kemudian, kakak sepupunya yang selama ini selalu sayang padanya, yang awalnya cuma jadi saudara angkat, tapi tiba-tiba jadi saudara sedarah. Dia sangat berkarisma.Ketiga, kakaknya yang selalu melindunginya, yang jelas-jelas bisa menelan sendiri aset Keluarga Nadine, tapi tetap menuruti wasiat Kakek dan mengungkapkan identitasnya serta menyerahkan seluruh Keluarga Nadine padanya. Dia sangat lembut dan anggun.Kemudian ... Andreas!Mereka berjalan menghampirinya sambil bertatapan dengannya. Setiap mereka mendekat selangkah, hati Celine entah kenapa merasa lebih tenang.Orang-orang ini, satu saja sudah cukup untuk menghebohkan seluruh ruangan.Jadi, waktu mereka berjalan secara bersamaan menghampiri Celine,
Sementara bahaya yang mendatangi Celine .... Dengan adanya mereka, siapa pun jangan harap bisa melukai Celine sedikit pun!Tiba-tiba, sebuah mobil lewat di depan mereka. Orang yang duduk di mobil itu membuat mata mereka menyipit.Mobil itu melaju cepat.Albert terlihat serius. "Celly pulang ke kediaman Nadine, si Lala palsu ini apa nggak ....""Hansen nggak bakal kasih kesempatan!"Andreas yang dari tadi mengikuti mereka akhirnya bersuara.Nadanya terdengar yakin."Kamu seyakin itu?" Albert terkejut.Andreas berkata, "Iya, aku sangat yakin. Nggak hanya itu, dibandingkan kamu dan aku, Hansen bakal lebih membenci Lala palsu ini!"Tidak ada yang tahu perasaan Hansen terhadap Lala.Mereka bukan hanya saudara yang besar bersama, di antara mereka ada hal lain.Setelah Lala palsu ini "kembali", dia memanfaatkan perasaan Hansen terhadap Lala untuk membohongi Hansen, bahkan mencoba untuk mencelakai Celine.Hansen tentu saja sangat membenci dia.Sementara Lala palsu itu kalaupun licik, bisa mela
Setelah berkali-kali "baik", diikuti berkali-kali "bagus".Namun, di wajah Donny sama sekali tidak terlihat ekspresi senang.Setelah itu, dia menepuk bahu Andreas dan berkata, "Kalau begitu, aku tunggu pesta pernikahan megah yang kamu siapkan!"Memangnya kenapa kalau sudah buat akte nikah?Semuanya harus lihat keputusan Celine!Kalau Celine sedikit saja tidak puas dengan Andreas, atau Andreas tidak bisa memberi Celly kebahagiaan seumur hidup, akte itu tetap tidak dihitung!Donny berbalik dan pergi.Sedangkan Andreas tetap berdiri di tempat. Gian segera mendekat lalu bertanya, "Tuan, tadi Tuan Donny bilang apa?"Tadi Gian melihat dari jauh.Jelas-jelas Tuan Donny dan Tuan bicara sambil tertawa, tapi aura dingin yang terpancar darinya bahkan lebih dingin dari aura Tuan yang pernah dia lihat.Andreas meliriknya lalu berkata, "Kamu mau tahu?""Iya, iya."Gian mengangguk berkali-kali.Awalnya dia pikir pertanyaan di hatinya akan segera terjawab, tapi ternyata tuannya malah menjawab dengan d
Realistis dan mementingkan keuntungan, mulai gila dengan proyek perkembangan Grup Jayadi ke luar negeri.Dia dari awal sudah bisa menebak waktu neneknya tahu identitas asli Celine adalah putri Keluarga Tjangnaka, neneknya pasti tidak akan melepaskan kesempatan ini.Andreas memang mau mengembangkan Grup Jayadi, tapi kalau sudah melibatkan Celine, dia tidak bisa diam saja."Andreas ...."Yuni masih bermaksud mendesak Andreas, tapi Andreas malah langsung menutup telepon.Suara nada sibuk yang tiba-tiba membuat Yuni tertegun sejenak. Dia tidak percaya kalau Andreas sengaja menutup telepon, jadi dia anggap ada masalah dengan sinyalnya.Oleh karena itu, Yuni kembali menelepon Andreas.Kali ini, Andreas tidak menerima panggilan.Yuni telepon lagi berkali-kali, tapi tetap tidak terhubung.Kalau Yuni masih saja tidak tahu apa yang terjadi, berarti sia-sia dia hidup selama ini.Setelah mengerti maksud Andreas, hatinya langsung dipenuhi amarah."Si Andreas ini!" Tangan Yuni yang menggenggam ponse
Yuni refleks teringat dengan kebaya yang mau diperbaiki di ruang bacanya.Hari itu pas di kamar baca, dengar dari kata-kata Celine waktu itu, Yuni tahu Celine mengerti soal ini.Kebetulan, dia yang tua ini bisa menggunakan alasan memperbaiki kebaya untuk mengunjungi Celine, kedatangannya juga tidak akan terlihat sangat tiba-tiba.Berpikir seperti itu, Yuni akhirnya menunjukkan ekspresi puas.Sementara saat ini, ada orang lain yang juga sedang memikirkan Celine.Fera bersandar di pelukan Omar.Saat ini, perasaannya sudah tenang. Teringat ulang tahunnya yang akan datang, Fera tiba-tiba berkata, "Kak Omar, di ulang tahun kali ini, aku mau pakai lebih spesial. Aku mau meninggalkan lebih banyak kenangan yang tak terlupakan bersamamu."Omar tentu saja memanjakan Fera.Hanya sebuah pakaian saja, Omar langsung setuju. "Tentu saja boleh, gaun merek mana pun, asalkan kamu suka, aku belikan.""Merek yang lain bagus-bagus saja, tapi aku lebih suka gaun K&K. Ada seorang desainer yang desainnya sang
Orang itu memakai pakaian hitam, menggunakan payung hitam, bersembunyi dalam kegelapan malam. Kalau tidak dilihat dengan teliti, tidak akan terlihat ada orang di depan batu nisan.Orang itu juga tidak berbicara, hanya berdiri melamun sambil melihat batu nisan yang ada di depannya.Waktu berjalan detik demi detik, sampai sudah sangat malam, orang itu baru pergi.Tetap diam-diam, seakan-akan tidak pernah ada yang datang.Di kediaman Nadine.Waktu Celine dan Hansen kembali ke rumah, Carla dan Lala sudah pulang.Melihat Celine dan Hansen masuk, tatapan Lala berubah sekilas.Dia jelas-jelas melihat mereka berdua naik ke mobil dan pergi duluan, kalaupun ada hal tidak terduga di perjalanan, jarak waktunya dengan waktu dia tiba tetap terlalu lama.Namun setelah dia pulang, dia menunggu dua jam mereka baru tiba.Dalam dua jam ini, mereka ke mana?Lala merasa kesal.Namun, semua suasana hatinya seketika disembunyikan.Begitu Celine dan Hansen masuk rumah, Lala langsung berdiri dari sofa dan berl
"Tentu saja."Suara Hansen tetap seperti biasa, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. "Aku senang sekali kamu bisa ikut senang untuk Celly. Kamu nggak keberatan dengan wasiat Kakek, 'kan?"Waktu berbicara, Hansen sengaja melihat Carla yang tetap duduk di sofa.Hari ini Keluarga Tjangnaka mengundang wartawan ke pesta tadi.Kabar kalau Celine mewarisi seluruh aset Keluarga Nadine pasti akan segera tersebar ke seluruh Mastika.Saat ini Jessy masih belum dapat kabarnya, tapi di pesta hari ini, Lala hadir, begitu juga dengan Carla. Mereka berdua sudah tahu secara langsung."Nggak! Tentu saja nggak!" Lala lebih dulu menjawab.Sikapnya itu seakan-akan benar-benar sangat senang. "Aku diadopsi Kakek, dulu Kakek kasih aku sebuah rumah, aku sudah sangat berterima kasih. Semua keputusan dia pasti benar. Selain itu, Celly itu cucu kandung Kakek, punya hubungan darah dengannya, semua milik Keluarga Nadine memang seharusnya jadi punya dia!"Dia berkata dengan sangat tulus.Kalau bukan sudah tahu dia itu
Celine malah merasa agak aneh.Dia ... tidak marah!Apalagi tawa Carla tadi tidak membuatnya merasa tidak nyaman.Namun kata-kata Lala ...."Aku lapar," ujar Celine tiba-tiba.Tadi di pesta dia tidak makan banyak.Dia tahu Hansen mengungkit ayam cemani hanya agar dia mau ikut pulang ke kediaman Nadine. Namun sekarang, dia benar-benar ingin makan ayam cemani."Lapar? Kebetulan Tuan Muda sudah pesan ke dapur untuk masak ayam cemani. Aku minta mereka hidangkan ke meja makan sekarang juga."Pengurus rumah segera mengurus semuanya.Malam ini nafsu makan Celine sangat bagus.Dia makan banyak, dari awal Hansen terus menemaninya dan mengambilkannya makanan.Sikapnya yang perhatian membuat Lala merasa sangat iri."Kakak baik banget sama Celine." Lala duduk di samping Hansen sambil menopang pipinya dengan satu tangan, tatapannya penuh dengan rasa iri.Kalau dulu, begitu dia bilang begitu, Hansen pasti langsung bersikap adil dan segera mengambilkan sayur juga untuknya.Namun hari ini, setelah sek