"Lala ...."Carla memanggil Lala.Lala berbalik lalu bertatapan dengan Carla. Di saat itu, samar-samar dia melihat sindiran di mata Carla, tapi setelah dilihat lagi Carla kembali memasang sikap merendah.Seakan-akan yang Lala lihat tadi hanyalah bayangannya.Oleh karena itu, Lala juga tidak terlalu memedulikannya.Carla tidak pernah berhak dipedulikan olehnya."Ada apa lagi?" Lala mengangkat dagunya dengan sikap sombong, seakan-akan melihat seekor semut.Carla juga tidak peduli.Dia menghindari tatapan dan berkata, "Nggak, nggak apa-apa."Lala mengernyit.Setelah melihat Carla sekilas, dia merasa sosok Carla sekarang benar-benar sangat menggoda untuk ditindas. Kalau bukan karena sekarang sudah malam dan suasananya hening, kamar Hansen juga tidak jauh dari sini, dia pasti akan memberi Carla sedikit pelajaran."Huh!"Lala mendengus dingin lalu keluar dari kamar.Setelah dia pergi, pintunya tidak tertutup.Carla mendengar Lala masuk ke kamarnya sendiri lalu waktu dia menutup pintunya, mul
Hansen tiba-tiba menoleh melihat Carla.Tatapan yang melekat itu membuat Carla tersentak."Apa maksudmu?" ujar Hansen secara perlahan.Karena sudah memulai, percobaan ini tetap harus dilanjutkan. "Maksud, maksudku aku merasa setelah Lala pulang, sepertinya agak berbeda dengan dia yang dulu."Ternyata bahkan Carla juga menyadarinya!Namun dia malah ....Sejak Lala pulang, dia tidak pernah mencurigai apakah Lala itu asli atau palsu.Dia percaya seratus persen dengan Lala.Namun, bahkan Carla saja menyadari "keanehan" dan "perbedaan" Lala, tapi dia malah buta!Dia teringat perjalanan ke Gunung Prana.Apakah Lala benar-benar "tersesat"?Atau dia sengaja "tersesat" untuk memisahkan dia dan Celly?Kalau bukan karena hari itu Celine bertemu Donny yang menemaninya naik gunung, apakah Celine kemungkinan besar akan kecelakaan di atas gunung?Semakin Hansen memikirkan hal-hal ini, dia semakin merasa bersalah.Kalau sampai hari itu benar-benar terjadi sesuatu pada Celine, dia tidak mungkin bisa me
Lala merasa dirinya sangat hebat.Namun dia tidak tahu, sekarang situasinya sudah berubah. Dulu dia yang menipu orang lain, sekarang sudah berubah, dia sudah jadi orang yang ditipu itu.Hansen tenggelam dalam kekagetannya karena kata-kata Lala tadi. "Ayo kita ke atap lihat matahari subuh, seperti pas kecil dulu!"Lala suka bangun pagi.Setiap kali bangun pagi, dia selalu duduk di atap sampai langit benar-benar terang.Lala bilang, sebelum bertemu Kakek, hidupnya seperti malam yang gelap. Setelah bertemu Kakek, hidupnya baru perlahan-lahan menerang.Setiap kali dia melihat langit yang menerang, dia mengingatkan dirinya untuk menghargai saat sekarang.Hansen tahu hobi Lala ini, dan setiap kali Lala ke atap, dia pasti akan menemaninya.Meski tidak mengobrol dan hanya duduk diam di lantai menunggu langit perlahan-lahan berubah terang.Lala yang palsu ini bisa-bisanya juga tahu hal ini!Bagaimana dia bisa tahu?Begitu pertanyaan ini baru muncul di otaknya, di hati Hansen langsung muncul jaw
"Grup Angkasa! Meski aku nggak begitu tahu dia sehebat apa, aku lihat dari karisma kakakmu, si Albert, sudah pasti nggak biasa. Aaaa! Celly, dia ternyata kakak sepupumu yang asli! Pantas saja dia sebaik itu sama kamu, dia pasti sudah tahu kamu itu adik sepupunya?"Setelah bertanya, Winny akhirnya diam sejenak, menunggu jawaban Celine."Dia nggak tahu." Di lihat dari situasi kemarin, Albert tidak seperti orang yang sudah tahu dari awal."Aaaa ...." Winny kembali berteriak penuh semangat.Suaranya sangat menusuk telinga, membuat Celine mengernyit. Kemudian, dia kembali mendengar suara Winny yang penuh semangat. "Kalau begitu, ini sangat ajaib. Dia nggak tahu kalian itu saudara kandung saja sudah sebaik itu sama kamu, bagaimana nantinya?"Teringat Albert, Celine merasa Albert benar-benar sangat baik terhadapnya.Setelah ada hubungan darah, Celine merasa seakan-akan mereka jadi lebih akrab."Terus Keluarga Nadine ...."Suara Winny kembali terdengar. "Si Hansen juga hebat sekali. Aset sebes
Winny benar-benar sudah bisa berdiri.Namun begitu dia berdiri, Nicholas tetap langsung berdiri untuk menopang lengannya."Kak, lihat!" Winny tersenyum sombong. "Kak, kasih tahu aku, dong!"Nicholas melihat Winny lalu pertama kalinya menceritakan tentang Sheryn secara mendetail. "Aku kenal Sheryn karena Celine."Winny tahu Sheryn dan Celine itu saling kenal.Namun dia tidak tahu kakaknya kenal dengan Sheryn karena Celine.Ketika Winny terlihat terkejut, Nicholas menyuruhnya duduk lalu melanjutkan masa lalunya dengan Sheryn."Aku selama ini suka Celine, sudah sangat lama. Aku tahu dia punya bakat desain, dengan identitasku sebagai manajer desain K&K, aku memintanya 'membantuku' mendesain gaun. Sebenarnya aku punya alasan egois, aku ingin memperbesar kesempatanku dengannya.""Meski aku tahu dia punya tunangan, aku tetap membiarkan perasaan egoisku ini. Waktu aku tahu dia dan Reza membatalkan tunangan mereka, aku langsung pulang, aku pikir kesempatanku akhirnya datang.""Tapi ternyata aku
"Jadi, kamu dan Sheryn ...."Winny tahu setelah tahu semua ini, kakaknya tidak mungkin menikah dengan Sheryn.Seperti yang dia duga ...."Kita sudah bikin akta nikah, sudah bikin pesta pernikahan. Sekarang ... lagi proses perceraian. Aku akan memberinya kompensasi secara finansial agar dia nggak akan hidup susah selama hidupnya."Namun, hanya bisa begitu.Setelah menceritakan semua ini, Nicholas seketika merasa lebih lega.Winny bisa merasakannya.Awalnya Sheryn yang membohongi Nicholas, tapi Nicholas tetap memberinya kompensasi, jaminan agar Sheryn bisa hidup tercukupi.Kewajibannya sudah dia lakukan.Namun ...."Apakah Sheryn bakal setuju?"Winny menggumam.Menyadari kata-katanya ini terdengar sedikit menurunkan semangat, dia langsung menjelaskan, "Dia harusnya bakal setuju, pada dasarnya memang dia yang salah."Mata Nicholas terlihat suram.Sebenarnya, dia tidak terlalu yakin apakah Sheryn bakal setuju atau tidak.Di kediaman Nadine.Setelah Celine sarapan, Hansen memberi tahu dia s
Penerima tamu itu berteriak di dalam hari.Dulu mereka semua memang memanggilnya Nyonya Rasmi, kenapa hari ini ....Penerima tamu itu tahu kalau dia tidak pintar mengambil tindakan, dia hanya akan semakin dimarahi. Namun, apa yang harus dia lakukan.Dia yang diam sesaat kembali membuat Jessy marah.Hati Jessy dipenuhi amarah tanpa sebab, kebetulan orang ini yang ada di depannya, orang ini sial, dia hanya bisa diam menerima amarahnya. Jessy kembali mengangkat tangannya.Namun kali ini, seseorang mencengkeram pergelangan tangannya.Orang-orang di sekitar tertegun sejenak, lalu waktu melihat Hansen yang keluar dari lift, mereka langsung menghela napas lega di dalam hati.Untunglah, Tuan Muda Hansen sudah datang!Sementara orang yang datang bersamanya ....Orang-orang melihat ke arah wanita yang mencengkeram pergelangan tangan Jessy.Ada orang yang langsung mengenalinya."No ... Nona Celine!"Nona Celine!Dia bukannya orang yang dibicarakan paling banyak di media? Juga cucu kandung Tuan Ri
Ini namanya mendengarkan sarannya?Ini jelas-jelas lagi mempermalukan dia!Jessy memasang ekspresi gusar. Saat ini pergelangan tangannya masih dicengkeram erat oleh Celine, dia berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil. Dia langsung memelototi Celine dan berteriak, "Lepas!"Lepas ya lepas!Setelah melepaskan tangan Jessy, Celine sengaja mengelap tangannya dengan tisu.Membuat Jessy semakin marah. "Celine, kamu ....""Bibi, untuk apa kamu ke sini?"Tanpa menunggu dia selesai bicara, Hansen langsung menyela.Teringat dengan tujuannya datang ke sini, Jessy langsung bicara terang-terangan. "Tuan Richard sudah meninggal, tiba-tiba muncul seorang 'cucu kandung' dan sebuah surat wasiat. Siapa yang tahu semua ini asli atau palsu?"Hansen sudah menduga dia akan datang.Jadi dia sudah menyiapkan semuanya. "Karena Bibi meragukan keasliannya, pas .... Bibi, silakan."Hansen melihat ke arah ruang rapat.Jessy juga mengikuti arah pandangannya lalu mendengus dingin dan berjalan ke sana."Celly ...