Winny benar-benar sudah bisa berdiri.Namun begitu dia berdiri, Nicholas tetap langsung berdiri untuk menopang lengannya."Kak, lihat!" Winny tersenyum sombong. "Kak, kasih tahu aku, dong!"Nicholas melihat Winny lalu pertama kalinya menceritakan tentang Sheryn secara mendetail. "Aku kenal Sheryn karena Celine."Winny tahu Sheryn dan Celine itu saling kenal.Namun dia tidak tahu kakaknya kenal dengan Sheryn karena Celine.Ketika Winny terlihat terkejut, Nicholas menyuruhnya duduk lalu melanjutkan masa lalunya dengan Sheryn."Aku selama ini suka Celine, sudah sangat lama. Aku tahu dia punya bakat desain, dengan identitasku sebagai manajer desain K&K, aku memintanya 'membantuku' mendesain gaun. Sebenarnya aku punya alasan egois, aku ingin memperbesar kesempatanku dengannya.""Meski aku tahu dia punya tunangan, aku tetap membiarkan perasaan egoisku ini. Waktu aku tahu dia dan Reza membatalkan tunangan mereka, aku langsung pulang, aku pikir kesempatanku akhirnya datang.""Tapi ternyata aku
"Jadi, kamu dan Sheryn ...."Winny tahu setelah tahu semua ini, kakaknya tidak mungkin menikah dengan Sheryn.Seperti yang dia duga ...."Kita sudah bikin akta nikah, sudah bikin pesta pernikahan. Sekarang ... lagi proses perceraian. Aku akan memberinya kompensasi secara finansial agar dia nggak akan hidup susah selama hidupnya."Namun, hanya bisa begitu.Setelah menceritakan semua ini, Nicholas seketika merasa lebih lega.Winny bisa merasakannya.Awalnya Sheryn yang membohongi Nicholas, tapi Nicholas tetap memberinya kompensasi, jaminan agar Sheryn bisa hidup tercukupi.Kewajibannya sudah dia lakukan.Namun ...."Apakah Sheryn bakal setuju?"Winny menggumam.Menyadari kata-katanya ini terdengar sedikit menurunkan semangat, dia langsung menjelaskan, "Dia harusnya bakal setuju, pada dasarnya memang dia yang salah."Mata Nicholas terlihat suram.Sebenarnya, dia tidak terlalu yakin apakah Sheryn bakal setuju atau tidak.Di kediaman Nadine.Setelah Celine sarapan, Hansen memberi tahu dia s
Penerima tamu itu berteriak di dalam hari.Dulu mereka semua memang memanggilnya Nyonya Rasmi, kenapa hari ini ....Penerima tamu itu tahu kalau dia tidak pintar mengambil tindakan, dia hanya akan semakin dimarahi. Namun, apa yang harus dia lakukan.Dia yang diam sesaat kembali membuat Jessy marah.Hati Jessy dipenuhi amarah tanpa sebab, kebetulan orang ini yang ada di depannya, orang ini sial, dia hanya bisa diam menerima amarahnya. Jessy kembali mengangkat tangannya.Namun kali ini, seseorang mencengkeram pergelangan tangannya.Orang-orang di sekitar tertegun sejenak, lalu waktu melihat Hansen yang keluar dari lift, mereka langsung menghela napas lega di dalam hati.Untunglah, Tuan Muda Hansen sudah datang!Sementara orang yang datang bersamanya ....Orang-orang melihat ke arah wanita yang mencengkeram pergelangan tangan Jessy.Ada orang yang langsung mengenalinya."No ... Nona Celine!"Nona Celine!Dia bukannya orang yang dibicarakan paling banyak di media? Juga cucu kandung Tuan Ri
Ini namanya mendengarkan sarannya?Ini jelas-jelas lagi mempermalukan dia!Jessy memasang ekspresi gusar. Saat ini pergelangan tangannya masih dicengkeram erat oleh Celine, dia berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil. Dia langsung memelototi Celine dan berteriak, "Lepas!"Lepas ya lepas!Setelah melepaskan tangan Jessy, Celine sengaja mengelap tangannya dengan tisu.Membuat Jessy semakin marah. "Celine, kamu ....""Bibi, untuk apa kamu ke sini?"Tanpa menunggu dia selesai bicara, Hansen langsung menyela.Teringat dengan tujuannya datang ke sini, Jessy langsung bicara terang-terangan. "Tuan Richard sudah meninggal, tiba-tiba muncul seorang 'cucu kandung' dan sebuah surat wasiat. Siapa yang tahu semua ini asli atau palsu?"Hansen sudah menduga dia akan datang.Jadi dia sudah menyiapkan semuanya. "Karena Bibi meragukan keasliannya, pas .... Bibi, silakan."Hansen melihat ke arah ruang rapat.Jessy juga mengikuti arah pandangannya lalu mendengus dingin dan berjalan ke sana."Celly ...
Hansen memang sudah menyiapkan hal ini.Orang-orang yang hadir di sini sudah datang bahkan sebelum langit terang. Mereka bersedia menunggu di sini hanya karena Hansen memberi tahu mereka satu hal.Celine akan datang hari ini!Jessy tentu saja tidak tahu.Dia sangat kesal, tapi begitu melihat wajah para orang tua di sana, dia langsung tersenyum. "Om Hadi, Om Kasim, Om Satria ...."Para om ini meski sudah lama pensiun, saham mereka juga tidak banyak,mereka adalah sahabat Richard, kedudukan dan status mereka berbeda.Waktu Jessy berbicara, para om itu berdiri lalu berjalan ke arahnya.Jessy tertegun sejenak lalu sadar kembali dan ikut menghampiri mereka, berencana bersalaman dengan mereka. Namun, para om itu hanya melewatinya.Tangan Jessy yang sudah terulur seketika membeku di udara.Senyumnya juga sama.Kemudian, dia mendengar suara yang menusuk telinganya dari belakang."Ini Celly, ya? Cantik sekali. Aku Kakek Hadi, dulu pernah menggendong ibumu.""Dasar pak tua, bisa-bisanya ungkit i
"Beberapa gadis itu kita sudah pernah lihat, meski mata Lala dan Carla mirip Linda, tapi jiwanya berbeda. Sementara Celly ... mirip, bentuk dan juga jiwanya, seperti difotokopi. Kalau bukan karena genetik, mana mungkin seperti ini?""Benar, Lala anaknya Linda, cucunya Tuan Richard, nggak mungkin salah.""Benar, di usiaku ini, aku sudah lihat sangat banyak orang. Aku juga yakin kalau Celly itu cucu kandung Tuan Richard!"Tiga pak tua itu saling menyetujui satu sama lain, membuat tuduhan Jessy tidak ada efeknya sama sekali.Jessy benar-benar sudah mau meledak.Dasar bapak-bapak tua bangka!"Om-om sekalian, ada satu hal lagi yang harus kalian tahu, orang yang pura-pura jadi cucu kandung Tuan Richard itu bernama Lily Maira. Celine Maira, Lily Maira, mereka itu kakak beradik!"Tiga bapak tua itu kembali mengernyit.Hal ini mereka memang tidak tahu.Tuan Kasim melihat Hansen dan bertanya, "Celly bukan putrinya Keluarga Tjangnaka?"Hansen yang dari tadi tidak bersuara akhirnya punya kesempata
Orang-orang ini benar-benar tidak punya batasan demi menyanjung Celine!"Aku keberatan!" Jessy bisa dibilang berteriak.Ruang rapat yang tadi dipenuhi dengan suara orang memperkenalkan diri secara teratur langsung hening karena teriakannya. Namun hanya dalam sekejap, perkenalan diri itu kembali berlanjut ....Seperti film yang dihentikan sesaat, tapi langsung kembali diputar.Jessy terdiamMereka bisa-bisanya mengabaikan dia?Dia itu satu-satunya generasi kedua Keluarga Nadine!Mereka berani-beraninya mengabaikan dia? Benar-benar menyebalkan!Jessy bersikeras mau mencari kembali harga dirinya. "Aku keberatan, aku keberatan! Kalian nggak dengar?"Pengenalan diri tidak berhenti, seakan-akan mereka benar-benar tidak mendengarnya."Berhenti! Kalian berhenti sekarang juga!" Jessy menggertakkan giginya, suara teriakannya semakin lama semakin menggila.Tepat pada saat ini, pintu ruang rapat dibuka dari luar, orang yang datang itu terlihat sangat panik, sampai-sampai dia tidak bisa mengendalik
Setelah tertegun sesaat, dia mengangguk ke Celine dengan canggung baru berbalik pergi.Tuan Hadi lebih dulu memecahkan keheningan di ruangan. "Hahaha, sekarang Tuan Richard yang ada di atas sudah mendapatkan yang dia mau. Celly, mulai sekarang kalau ada apa-apa, tinggal bilang saja. Kita bertiga lebih muda banyak dari Tuan Richard, kesehatan kita masih baik, harusnya masih bisa hidup beberapa tahun lagi. Kalau perlu bantuan, jangan sungkan-sungkan."Tuan Kasim berkata, "Benar, kamu itu cucu kandung Tuan Richard. Sudah seharusnya Grup Nadine diserahkan ke kamu."Tuan Satria juga berkata, "Celly, nggak ada apa-apa juga boleh cari kami. Sekarang kami sudah pensiun, bosan sekali. Kalau ada waktu luang, boleh datang mengobrol sama kami."Tiga bapak tua itu tertawa.Celine tahu hari ini mereka bertiga datang untuk mendukungnya, dia merasa sangat berterima kasih. Dia langsung berdiri dan membungkuk hormat pada mereka. "Kakek-Kakek tenang saja, begitu ada waktu aku pasti langsung pergi menggan
Babak final dimulai.Peserta babak final naik ke panggung secara bergantian untuk menunjukkan karya mereka.Tiba-tiba, terdengar suara pembawa acara berkata, "Selanjutnya, kami persilakan Tuan Tuvin Sarwen ...."Tuvin Sarwen ....Nama ini masuk ke telinga Celine, membuat Celine membeku sejenak.Data peserta di depannya juga dibalik ke "Tuvin Sarwen".Tunangannya bilang dia tidak akan datang.Dia ... harusnya tidak akan datang?Jelas-jelas sudah memastikan Tuvin itu bukan Andreas, tapi entah kenapa Celine tetap memikirkannya, bahkan dia diam-diam berharap Tuvin bisa muncul di sini.Tidak peduli apakah dia itu Andreas atau bukan."Tuan Tuvin ...." Melihat tidak ada yang naik ke panggung, pembawa acara hendak memanggil lagi, tapi tiba-tiba ada staf yang memberitahunya lewat HT.Pembawa acara pun langsung mengalihkan topik. "Tuan Tuvin tiba-tiba ada urusan, tidak bisa mengikuti babak final ini. Tapi kami percaya Tuan Tuvin yang mencintai desain pasti akan bertemu kita lagi. Kita tetap bisa
Cepat pergi?Di seberang telepon sangat berisik, Sheryn curiga dia salah dengar. "Apa katamu?"Hari ini dia bisa datang karena membayar uang.Apalagi Nicholas ada di sini, dia tidak akan pergi.Namun, suara pria di seberang terdengar semakin tajam. "Cepat pergi dari sana!""Kenapa?" tanya Sheryn kesal."Istriku dan juga keluarganya juga ke sana. Kalian nggak boleh sampai bertemu!" Suara pria itu terdengar sangat tidak sabaran.Jelas terdengar dia takut dengan istrinya.Rasa takut ini pun membuat Sheryn semakin marah.Pria ini adalah menantu Keluarga Tantra, istrinya adalah bibinya Nicholas, keluarga istrinya sudah pasti Keluarga Tantra.Inilah kenapa Sheryn sengaja menggoda dia.Dari Keluarga Tantra tidak hanya Nicholas yang datang?Saat sedang berpikir, Sheryn melihat beberapa wajah yang familier masuk ke lokasi, yaitu orang Keluarga Tantra.Mereka langsung berjalan menghampiri Nicholas.Setelah mereka datang, Nicholas sepertinya sedang memperkenalkan Celine. Meski jaraknya sangat jau
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu