Hansen memang sudah menyiapkan hal ini.Orang-orang yang hadir di sini sudah datang bahkan sebelum langit terang. Mereka bersedia menunggu di sini hanya karena Hansen memberi tahu mereka satu hal.Celine akan datang hari ini!Jessy tentu saja tidak tahu.Dia sangat kesal, tapi begitu melihat wajah para orang tua di sana, dia langsung tersenyum. "Om Hadi, Om Kasim, Om Satria ...."Para om ini meski sudah lama pensiun, saham mereka juga tidak banyak,mereka adalah sahabat Richard, kedudukan dan status mereka berbeda.Waktu Jessy berbicara, para om itu berdiri lalu berjalan ke arahnya.Jessy tertegun sejenak lalu sadar kembali dan ikut menghampiri mereka, berencana bersalaman dengan mereka. Namun, para om itu hanya melewatinya.Tangan Jessy yang sudah terulur seketika membeku di udara.Senyumnya juga sama.Kemudian, dia mendengar suara yang menusuk telinganya dari belakang."Ini Celly, ya? Cantik sekali. Aku Kakek Hadi, dulu pernah menggendong ibumu.""Dasar pak tua, bisa-bisanya ungkit i
"Beberapa gadis itu kita sudah pernah lihat, meski mata Lala dan Carla mirip Linda, tapi jiwanya berbeda. Sementara Celly ... mirip, bentuk dan juga jiwanya, seperti difotokopi. Kalau bukan karena genetik, mana mungkin seperti ini?""Benar, Lala anaknya Linda, cucunya Tuan Richard, nggak mungkin salah.""Benar, di usiaku ini, aku sudah lihat sangat banyak orang. Aku juga yakin kalau Celly itu cucu kandung Tuan Richard!"Tiga pak tua itu saling menyetujui satu sama lain, membuat tuduhan Jessy tidak ada efeknya sama sekali.Jessy benar-benar sudah mau meledak.Dasar bapak-bapak tua bangka!"Om-om sekalian, ada satu hal lagi yang harus kalian tahu, orang yang pura-pura jadi cucu kandung Tuan Richard itu bernama Lily Maira. Celine Maira, Lily Maira, mereka itu kakak beradik!"Tiga bapak tua itu kembali mengernyit.Hal ini mereka memang tidak tahu.Tuan Kasim melihat Hansen dan bertanya, "Celly bukan putrinya Keluarga Tjangnaka?"Hansen yang dari tadi tidak bersuara akhirnya punya kesempata
Orang-orang ini benar-benar tidak punya batasan demi menyanjung Celine!"Aku keberatan!" Jessy bisa dibilang berteriak.Ruang rapat yang tadi dipenuhi dengan suara orang memperkenalkan diri secara teratur langsung hening karena teriakannya. Namun hanya dalam sekejap, perkenalan diri itu kembali berlanjut ....Seperti film yang dihentikan sesaat, tapi langsung kembali diputar.Jessy terdiamMereka bisa-bisanya mengabaikan dia?Dia itu satu-satunya generasi kedua Keluarga Nadine!Mereka berani-beraninya mengabaikan dia? Benar-benar menyebalkan!Jessy bersikeras mau mencari kembali harga dirinya. "Aku keberatan, aku keberatan! Kalian nggak dengar?"Pengenalan diri tidak berhenti, seakan-akan mereka benar-benar tidak mendengarnya."Berhenti! Kalian berhenti sekarang juga!" Jessy menggertakkan giginya, suara teriakannya semakin lama semakin menggila.Tepat pada saat ini, pintu ruang rapat dibuka dari luar, orang yang datang itu terlihat sangat panik, sampai-sampai dia tidak bisa mengendalik
Setelah tertegun sesaat, dia mengangguk ke Celine dengan canggung baru berbalik pergi.Tuan Hadi lebih dulu memecahkan keheningan di ruangan. "Hahaha, sekarang Tuan Richard yang ada di atas sudah mendapatkan yang dia mau. Celly, mulai sekarang kalau ada apa-apa, tinggal bilang saja. Kita bertiga lebih muda banyak dari Tuan Richard, kesehatan kita masih baik, harusnya masih bisa hidup beberapa tahun lagi. Kalau perlu bantuan, jangan sungkan-sungkan."Tuan Kasim berkata, "Benar, kamu itu cucu kandung Tuan Richard. Sudah seharusnya Grup Nadine diserahkan ke kamu."Tuan Satria juga berkata, "Celly, nggak ada apa-apa juga boleh cari kami. Sekarang kami sudah pensiun, bosan sekali. Kalau ada waktu luang, boleh datang mengobrol sama kami."Tiga bapak tua itu tertawa.Celine tahu hari ini mereka bertiga datang untuk mendukungnya, dia merasa sangat berterima kasih. Dia langsung berdiri dan membungkuk hormat pada mereka. "Kakek-Kakek tenang saja, begitu ada waktu aku pasti langsung pergi menggan
Mata Lala penuh dengan kelembutan dan niat baik.Namun saat Hansen mendengar kata-katanya, dia merasa sangat menyindir.Membantunya?Lala mana mungkin membantu Celine? Kalau bukan karena memikirkan rencana Andreas, Hansen tidak mungkin membiarkan Lala palsu ini mendekati Celine. Namun, demi mempercepat rencana, ada hal-hal yang mau tidak mau harus dia lakukan.Karena tidak ingin Lala palsu ini menunjukkan terlalu banyak kebaikan palsu terhadap Celine, Hansen mengalihkan topik. "Celly, kamu sudah menerima Grup Nadine secara resmi, misiku sudah selesai."Celine melihat ke Hansen.Tiba-tiba dia merasa Hansen seakan-akan terlihat lega seakan-akan bebannya sudah terangkat.Beban terangkat?"Kak, aku nggak bisa menjalankan perusahaan, apalagi Grup Nadine yang sebesar ini. Aku terima wasiat Kakek, tapi aku harap semuanya tetap seperti semula. Aku taruh nama saja, semua keputusan tetap perlu Kakak yang buat."Celine benar-benar berpikir seperti itu.Apalagi kalaupun dia mewarisi Grup Nadine, d
Lala berjalan ke sisi Hansen lalu merangkul lengannya dengan akrab."Kak, nggak kusangka ternyata karisma Celly di sini sangat besar!"Nada suaranya dipenuhi dengan kekaguman.Selain kagum, dia terdengar seakan-akan merasa senang untuk Celine.Namun Hansen tahu, "kekaguman" itu palsu."Di mana pun Celly berada, dia punya kemampuan untuk membuat orang percaya padanya. Dia memang orang Keluarga Nadine asli!" Hansen melihat ke arah Celine.Kasih sayang yang nyata di matanya membuat Lala merasa sangat kesal.Orang Keluarga Nadine asli?Memangnya kenapa?Tuan Richard sudah mati, Aurora sudah mati, semua orang Keluarga Nadine sudah mati. Kalau Celine juga mati, di dunia ini sudah tidak ada orang Keluarga Nadine yang asli!"Kak, kamu berencana mau melakukan apa saja selama cuti?" Lala melihat Hansen.Dia bertanya secara asal, seakan-akan hanya perhatian dari seorang adik ke kakaknya. Dia menyembunyikan pikirannya dengan sangat bagus.Hansen seakan-akan sudah punya rencana dari awal. "Kamu ing
"Dasar kamu ini."Hansen menggeleng kepalanya dengan penuh kasih sayang.Kemudian, dia berlari ke pintu Lala dan membukakan pintu untuknya."Begini baru adil."Lala akhirnya puas. Dia berusaha pura-pura manja, tapi dalam hati berencana pergi lihat ada apa di gerbang kediaman Nadine sampai-sampai Hansen mau pulang dari pintu belakang.Oleh karena itu, waktu Hansen dan Celine sudah masuk ke ruang tamu, dia beralasan mau ganti baju dan kembali ke kamarnya lalu langsung menelepon seseorang.Orang yang dia telepon adalah pembantu di rumah yang diam-diam dia sogok.Dia suruh orang itu cari tahu ada apa yang berbeda di luar kediaman Nadine.Tak lama kemudian, dia mendapat jawabannya."Dengar-dengar Nyonya Tua Keluarga Jayadi ada di luar. Aku juga coba lihat keluar, memang benar ada sebuah mobil super mewah. Katanya nyonya itu datang untuk mencari Nona Celly. Pagi-pagi dia sudah datang terus menunggu sampai sekarang, kayaknya masih nggak ada maksud untuk pergi."Lala melihat ke langit yang sud
"Celly ...."Hansen tidak tahu tujuan Yuni datang.Dia cuma tahu Yuni sudah menunggu dari pagi sampai sekarang tapi tidak menyerah. Takutnya begitu menemui Celine, Yuni akan mempermasalahkan Keluarga Nadine yang mengabaikannya.Sementara amarah ini ...."Oke," ujar Hansen dengan ekspresi serius.Kalaupun Nyonya Yuni marah, dia tidak akan membiarkan Yuni melampiaskannya ke Celine.Hansen berpesan pada pengurus rumah untuk membiarkan mereka masuk.Tak lama kemudian, Nyonya Yuni terlihat dari jendela besar.Dari langkah kakinya terlihat kekesalan, Lala yang melihatnya pun mulai semangat mau melihat pertunjukan.Dia juga diam-diam berharap Yuni akan marah pada Celine lalu pergi dengan amarah di hati.Dengan begitu, akan susah kalau Celine mau menikah dengan Andreas!"Tuan Muda, Nyonya Yuni sudah datang ...."Pengurus rumah membawa Yuni masuk ke ruang tamu. Di meja sudah disiapkan sedikit makanan dan minuman.Begitu pengurus rumah selesai bicara, Hansen langsung maju untuk menyambut Yuni."