"Dasar kamu ini."Hansen menggeleng kepalanya dengan penuh kasih sayang.Kemudian, dia berlari ke pintu Lala dan membukakan pintu untuknya."Begini baru adil."Lala akhirnya puas. Dia berusaha pura-pura manja, tapi dalam hati berencana pergi lihat ada apa di gerbang kediaman Nadine sampai-sampai Hansen mau pulang dari pintu belakang.Oleh karena itu, waktu Hansen dan Celine sudah masuk ke ruang tamu, dia beralasan mau ganti baju dan kembali ke kamarnya lalu langsung menelepon seseorang.Orang yang dia telepon adalah pembantu di rumah yang diam-diam dia sogok.Dia suruh orang itu cari tahu ada apa yang berbeda di luar kediaman Nadine.Tak lama kemudian, dia mendapat jawabannya."Dengar-dengar Nyonya Tua Keluarga Jayadi ada di luar. Aku juga coba lihat keluar, memang benar ada sebuah mobil super mewah. Katanya nyonya itu datang untuk mencari Nona Celly. Pagi-pagi dia sudah datang terus menunggu sampai sekarang, kayaknya masih nggak ada maksud untuk pergi."Lala melihat ke langit yang sud
"Celly ...."Hansen tidak tahu tujuan Yuni datang.Dia cuma tahu Yuni sudah menunggu dari pagi sampai sekarang tapi tidak menyerah. Takutnya begitu menemui Celine, Yuni akan mempermasalahkan Keluarga Nadine yang mengabaikannya.Sementara amarah ini ...."Oke," ujar Hansen dengan ekspresi serius.Kalaupun Nyonya Yuni marah, dia tidak akan membiarkan Yuni melampiaskannya ke Celine.Hansen berpesan pada pengurus rumah untuk membiarkan mereka masuk.Tak lama kemudian, Nyonya Yuni terlihat dari jendela besar.Dari langkah kakinya terlihat kekesalan, Lala yang melihatnya pun mulai semangat mau melihat pertunjukan.Dia juga diam-diam berharap Yuni akan marah pada Celine lalu pergi dengan amarah di hati.Dengan begitu, akan susah kalau Celine mau menikah dengan Andreas!"Tuan Muda, Nyonya Yuni sudah datang ...."Pengurus rumah membawa Yuni masuk ke ruang tamu. Di meja sudah disiapkan sedikit makanan dan minuman.Begitu pengurus rumah selesai bicara, Hansen langsung maju untuk menyambut Yuni."
Celine tertegun.Tidak hanya dia, bahkan Lala juga tidak tahu apa yang terjadi.Sebentar! Nyonya Yuni bukannya mau mencari masalah dengan Celine? Apaan sikap yang tulus dan bahkan bisa dibilang "memohon" ini?Selain itu, dia seorang nyonya tua Keluarga Jayadi, apa yang bisa dibantu Celine? Sampai-sampai memohon padanya?"Nyonya Yuni, apa yang bisa kubantu?" tanya Celine.Di benaknya muncul beberapa hal, tapi langsung dielak olehnya."Cuma kamu yang bisa membantuku," gumam Yuni lagi. Kemudian, dia memanggil sopir yang datang bersamanya.Semua orang baru sadar kalau sopir itu membawa sebuah kotak.Kotak ini terlihat klasik dan indah, seperti sebuah barang antik. Hanya lihat sekilas saja sudah tahu kalau harganya tidak murah.Namun, isi dari kotak itu barulah inti dari semua ini.Semua orang fokus pada kotak itu, Yuni bahkan tidak menunggu sampai sopirnya menyerahkan kotak itu, dia langsung maju dan mengambil kotak itu sendiri.Sikapnya terlihat sangat terburu-buru."Celly, lihat ...." Yu
Celine langsung terkejut.Bahkan informasi ini saja bisa diketahui! Benar juga, apa yang tidak bisa diselidiki Keluarga Jayadi?Seharusnya bukan diselidiki setelah pesta kemarin, berarti sudah dari sebelumnya, Nyonya Yuni sudah tahu dia bisa memperbaiki kebaya.Celine semakin merasa Yuni sangat lucu."Kamu nggak mau melihat kebaya itu kembali ke bentuk awalnya?" kata Yuni mencoba untuk memancing Celine."Nggak."Dia tidak punya perasaan apa-apa pada kebaya itu.Yuni pun terdiam, apa perlu seterus terang itu?Yuni tidak bisa mengatakan apa-apa, tapi dia tetap tersenyum penuh kasih sayang seakan-akan sedang memikirkan sesuatu. Kemudian, dia menghela napas panjang dan berkata, "Kalau pengrajin itu masih hidup, entah apa yang akan dia rasakan waktu melihat kebaya yang hancur itu."Di benak Celine muncul kebaya yang dipajang di gelas kaca di kediaman Jayadi itu.Kalau dia masih hidup, apa yang akan dia rasakan?Dia bakal merasa sayang dan ingin mencoba memperbaiki bagian yang rusak agar kem
Celine tidak penting, masalahnya Hansen tadi berbalik sambil mengangkat telepon, lalu sambil mendengarkan telepon sambil naik ke atas, sama sekali tidak melihatnya.Seakan-akan dari awal sampai akhir hanya ada Celine dan Hansen, sedangkan dia tidak ada di sini.Tidak hanya itu, Yuni tadi bukannya datang untuk menyusahkan Celine?Kalaupun tidak, dia menunggu seharian di sini, amarah yang sudah mendidih seharian harusnya dilampiaskan, tapi situasi tadi ...."He ... hehe ...."Lala tertawa saking kesalnya.Di permukaan dia tertawa, tapi hatinya dipenuhi dengan amarah, diam-diam mengumpat Yuni .Lalu teringat Yuni mengundang Celine ke kediaman Jayadi sepuluh hari lagi untuk melihat kebaya, takutnya melihat kebaya hanya alasan, tujuan aslinya adalah untuk menyanjung Celine.Lala menyadarinya.Sekarang Celine mewarisi Grup Nadine, juga putri mantan kepala Keluarga Tjangnaka. Bahkan orang seperti Yuni juga harus merendah untuk menyanjung Celine.Perasaan iri membuat Lala semakin kesal.Dia se
"Kemarin semuanya tenang saja, tapi hari ini .... Ini dikirim dari istri Direktur Grup Universal. Anak perempuan mereka yang paling kecil ulang tahun kedelapan belas, jadi mengundang Nona ke pestanya.""Yang ini dikirim sama istrinya Komandan Sucipto, putra pertamanya ulang tahun pernikahan, mengundang Nona untuk hadir.""Terus yang ini ....""Yang ini ...."Setiap mengambil satu undangan, Wahyu melaporkan orang yang mengundang, matanya mulai berkunang-kunang.Seakan-akan setiap keluarga di Mastika punya hal gembira yang mau dirayakan dan mengundang Celine untuk hadir.Wahyu tentu saja tahu kenapa bisa begini. Sekarang Celine adalah nona dengan kedudukan paling atas di Mastika. Setelah kemarin memproses informasi ini seharian, mereka akhirnya mulai bertindak."Nona, lihat, Nona tertarik sama keluarga yang mana?"Wahyu melihat Celine. Sejak tahu Celine adalah cucu kandung Richard, dia kembali semangat seperti waktu Richard masih hidup.Tidak hanya cara panggilnya berubah, dia bahkan mer
Donny sama sekali tidak melihat Albert, dia langsung menghampiri Celine dan terus menatap Celine.Tatapannya seperti ayah yang tidak puas melihat putrinya, tapi juga seperti melihat seseorang yang dia cintai melalui putrinya."Aku datang menjemput Celly ke kantor."Donny berkata.Yang namanya bos memang berbeda, hanya bicara biasa saja sudah membuat orang tidak bisa melawan. Orang-orang yang tadinya masih mau mengatakan sesuatu bahkan tidak bisa menyela lagi.Albert dalam hati berpikir, kamu datang menjemput Celly, siapa yang berani rebutan denganmu?Sementara Hansen dalam hati berpikir, karena mau menjemput Celly ke kantor, dia tidak bisa berkata apa-apa.Andreas yang berdiri jauh dalam hati berpikir, untung saja dia pintar, dia Cuma datang melihat-lihat istrinya.Celine tanpa sadar tenggelam dalam tatapan Donny terhadapnya. Apakah ini tatapan seorang ayah kepada putrinya? Hanya dengan ditatap saja Celine bisa merasakan "kebahagiaan", hatinya terasa hangat, membuatnya merasa tidak pua
Seperti dugaannya, Hansen masih tetap Hansen yang dulu.Memangnya kenapa kalau Hansen pintar? Asalkan dia memakai wajah Lala ini, Hansen akan percaya apa pun yang dia katakan. Benar-benar ... mudah ditipu!Tepat ketika dia sudah kesenangan, dia mendengar Hansen berkata, "Kalau begitu, hari ini nggak usah ke kantor, istirahat saja di rumah.""Nggak!" Tidak bisa!Setelah menjawab, Lala baru sadar kalau reaksinya ini berlebihan.Dia berusaha untuk tersenyum lalu berkata manja seperti biasa, "Kak, aku bisa, kok. Celly selelah itu saja tetap ke kantor, aku mana boleh istirahat di rumah? Aku mau bantu Kakak dan Celly."Membantu?Dia cuma mau tahu lebih banyak tentang Grup Nadine sebagai persiapan untuk rencananya.Dia mau ... Grup Nadine!Hansen tersenyum penuh kasih sayang. "Oke kalau begitu, naiklah, dasar kamu ini."Hansen berkata ringan, tapi begitu dia membelakangi Lala, senyumannya langsung menghilang....Celine pertama kalinya duduk satu mobil dengan ayahnya.Meski ruangannya luas, C