"Tentu saja."Suara Hansen tetap seperti biasa, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. "Aku senang sekali kamu bisa ikut senang untuk Celly. Kamu nggak keberatan dengan wasiat Kakek, 'kan?"Waktu berbicara, Hansen sengaja melihat Carla yang tetap duduk di sofa.Hari ini Keluarga Tjangnaka mengundang wartawan ke pesta tadi.Kabar kalau Celine mewarisi seluruh aset Keluarga Nadine pasti akan segera tersebar ke seluruh Mastika.Saat ini Jessy masih belum dapat kabarnya, tapi di pesta hari ini, Lala hadir, begitu juga dengan Carla. Mereka berdua sudah tahu secara langsung."Nggak! Tentu saja nggak!" Lala lebih dulu menjawab.Sikapnya itu seakan-akan benar-benar sangat senang. "Aku diadopsi Kakek, dulu Kakek kasih aku sebuah rumah, aku sudah sangat berterima kasih. Semua keputusan dia pasti benar. Selain itu, Celly itu cucu kandung Kakek, punya hubungan darah dengannya, semua milik Keluarga Nadine memang seharusnya jadi punya dia!"Dia berkata dengan sangat tulus.Kalau bukan sudah tahu dia itu
Celine malah merasa agak aneh.Dia ... tidak marah!Apalagi tawa Carla tadi tidak membuatnya merasa tidak nyaman.Namun kata-kata Lala ...."Aku lapar," ujar Celine tiba-tiba.Tadi di pesta dia tidak makan banyak.Dia tahu Hansen mengungkit ayam cemani hanya agar dia mau ikut pulang ke kediaman Nadine. Namun sekarang, dia benar-benar ingin makan ayam cemani."Lapar? Kebetulan Tuan Muda sudah pesan ke dapur untuk masak ayam cemani. Aku minta mereka hidangkan ke meja makan sekarang juga."Pengurus rumah segera mengurus semuanya.Malam ini nafsu makan Celine sangat bagus.Dia makan banyak, dari awal Hansen terus menemaninya dan mengambilkannya makanan.Sikapnya yang perhatian membuat Lala merasa sangat iri."Kakak baik banget sama Celine." Lala duduk di samping Hansen sambil menopang pipinya dengan satu tangan, tatapannya penuh dengan rasa iri.Kalau dulu, begitu dia bilang begitu, Hansen pasti langsung bersikap adil dan segera mengambilkan sayur juga untuknya.Namun hari ini, setelah sek
"Lala ...."Carla memanggil Lala.Lala berbalik lalu bertatapan dengan Carla. Di saat itu, samar-samar dia melihat sindiran di mata Carla, tapi setelah dilihat lagi Carla kembali memasang sikap merendah.Seakan-akan yang Lala lihat tadi hanyalah bayangannya.Oleh karena itu, Lala juga tidak terlalu memedulikannya.Carla tidak pernah berhak dipedulikan olehnya."Ada apa lagi?" Lala mengangkat dagunya dengan sikap sombong, seakan-akan melihat seekor semut.Carla juga tidak peduli.Dia menghindari tatapan dan berkata, "Nggak, nggak apa-apa."Lala mengernyit.Setelah melihat Carla sekilas, dia merasa sosok Carla sekarang benar-benar sangat menggoda untuk ditindas. Kalau bukan karena sekarang sudah malam dan suasananya hening, kamar Hansen juga tidak jauh dari sini, dia pasti akan memberi Carla sedikit pelajaran."Huh!"Lala mendengus dingin lalu keluar dari kamar.Setelah dia pergi, pintunya tidak tertutup.Carla mendengar Lala masuk ke kamarnya sendiri lalu waktu dia menutup pintunya, mul
Hansen tiba-tiba menoleh melihat Carla.Tatapan yang melekat itu membuat Carla tersentak."Apa maksudmu?" ujar Hansen secara perlahan.Karena sudah memulai, percobaan ini tetap harus dilanjutkan. "Maksud, maksudku aku merasa setelah Lala pulang, sepertinya agak berbeda dengan dia yang dulu."Ternyata bahkan Carla juga menyadarinya!Namun dia malah ....Sejak Lala pulang, dia tidak pernah mencurigai apakah Lala itu asli atau palsu.Dia percaya seratus persen dengan Lala.Namun, bahkan Carla saja menyadari "keanehan" dan "perbedaan" Lala, tapi dia malah buta!Dia teringat perjalanan ke Gunung Prana.Apakah Lala benar-benar "tersesat"?Atau dia sengaja "tersesat" untuk memisahkan dia dan Celly?Kalau bukan karena hari itu Celine bertemu Donny yang menemaninya naik gunung, apakah Celine kemungkinan besar akan kecelakaan di atas gunung?Semakin Hansen memikirkan hal-hal ini, dia semakin merasa bersalah.Kalau sampai hari itu benar-benar terjadi sesuatu pada Celine, dia tidak mungkin bisa me
Lala merasa dirinya sangat hebat.Namun dia tidak tahu, sekarang situasinya sudah berubah. Dulu dia yang menipu orang lain, sekarang sudah berubah, dia sudah jadi orang yang ditipu itu.Hansen tenggelam dalam kekagetannya karena kata-kata Lala tadi. "Ayo kita ke atap lihat matahari subuh, seperti pas kecil dulu!"Lala suka bangun pagi.Setiap kali bangun pagi, dia selalu duduk di atap sampai langit benar-benar terang.Lala bilang, sebelum bertemu Kakek, hidupnya seperti malam yang gelap. Setelah bertemu Kakek, hidupnya baru perlahan-lahan menerang.Setiap kali dia melihat langit yang menerang, dia mengingatkan dirinya untuk menghargai saat sekarang.Hansen tahu hobi Lala ini, dan setiap kali Lala ke atap, dia pasti akan menemaninya.Meski tidak mengobrol dan hanya duduk diam di lantai menunggu langit perlahan-lahan berubah terang.Lala yang palsu ini bisa-bisanya juga tahu hal ini!Bagaimana dia bisa tahu?Begitu pertanyaan ini baru muncul di otaknya, di hati Hansen langsung muncul jaw
"Grup Angkasa! Meski aku nggak begitu tahu dia sehebat apa, aku lihat dari karisma kakakmu, si Albert, sudah pasti nggak biasa. Aaaa! Celly, dia ternyata kakak sepupumu yang asli! Pantas saja dia sebaik itu sama kamu, dia pasti sudah tahu kamu itu adik sepupunya?"Setelah bertanya, Winny akhirnya diam sejenak, menunggu jawaban Celine."Dia nggak tahu." Di lihat dari situasi kemarin, Albert tidak seperti orang yang sudah tahu dari awal."Aaaa ...." Winny kembali berteriak penuh semangat.Suaranya sangat menusuk telinga, membuat Celine mengernyit. Kemudian, dia kembali mendengar suara Winny yang penuh semangat. "Kalau begitu, ini sangat ajaib. Dia nggak tahu kalian itu saudara kandung saja sudah sebaik itu sama kamu, bagaimana nantinya?"Teringat Albert, Celine merasa Albert benar-benar sangat baik terhadapnya.Setelah ada hubungan darah, Celine merasa seakan-akan mereka jadi lebih akrab."Terus Keluarga Nadine ...."Suara Winny kembali terdengar. "Si Hansen juga hebat sekali. Aset sebes
Winny benar-benar sudah bisa berdiri.Namun begitu dia berdiri, Nicholas tetap langsung berdiri untuk menopang lengannya."Kak, lihat!" Winny tersenyum sombong. "Kak, kasih tahu aku, dong!"Nicholas melihat Winny lalu pertama kalinya menceritakan tentang Sheryn secara mendetail. "Aku kenal Sheryn karena Celine."Winny tahu Sheryn dan Celine itu saling kenal.Namun dia tidak tahu kakaknya kenal dengan Sheryn karena Celine.Ketika Winny terlihat terkejut, Nicholas menyuruhnya duduk lalu melanjutkan masa lalunya dengan Sheryn."Aku selama ini suka Celine, sudah sangat lama. Aku tahu dia punya bakat desain, dengan identitasku sebagai manajer desain K&K, aku memintanya 'membantuku' mendesain gaun. Sebenarnya aku punya alasan egois, aku ingin memperbesar kesempatanku dengannya.""Meski aku tahu dia punya tunangan, aku tetap membiarkan perasaan egoisku ini. Waktu aku tahu dia dan Reza membatalkan tunangan mereka, aku langsung pulang, aku pikir kesempatanku akhirnya datang.""Tapi ternyata aku
"Jadi, kamu dan Sheryn ...."Winny tahu setelah tahu semua ini, kakaknya tidak mungkin menikah dengan Sheryn.Seperti yang dia duga ...."Kita sudah bikin akta nikah, sudah bikin pesta pernikahan. Sekarang ... lagi proses perceraian. Aku akan memberinya kompensasi secara finansial agar dia nggak akan hidup susah selama hidupnya."Namun, hanya bisa begitu.Setelah menceritakan semua ini, Nicholas seketika merasa lebih lega.Winny bisa merasakannya.Awalnya Sheryn yang membohongi Nicholas, tapi Nicholas tetap memberinya kompensasi, jaminan agar Sheryn bisa hidup tercukupi.Kewajibannya sudah dia lakukan.Namun ...."Apakah Sheryn bakal setuju?"Winny menggumam.Menyadari kata-katanya ini terdengar sedikit menurunkan semangat, dia langsung menjelaskan, "Dia harusnya bakal setuju, pada dasarnya memang dia yang salah."Mata Nicholas terlihat suram.Sebenarnya, dia tidak terlalu yakin apakah Sheryn bakal setuju atau tidak.Di kediaman Nadine.Setelah Celine sarapan, Hansen memberi tahu dia s