Carla semakin lama semakin tidak mengerti Hansen.Hansen jelas-jelas sangat suka Celine, waktu di Binara, dia bisa melihat perasaan cinta Hansen saat dia melihat Celine.Namun, sejak pulang ke Mastika, tatapan Hansen terhadap Celine perlahan-lahan berubah.Memang masih penuh kasih sayang dan kelembutan, berbeda dengan tatapannya terhadap orang lain, tapi tatapannya sangat tenang.Namun, Carla yakin kalau Hansen masih menyukai Celine!Carla mengira kata-katanya ini akan merangsang ambisi Hansen.Namun, di luar dugaannya, Hansen hanya tertawa kecil.Kemudian, Hansen berkata, "Carla, jangan macam-macam dengan Celine! Kalau nggak ...."Sampai setelah Hansen pergi, peringatannya masih terngiang-ngiang di benak Carla bersamaan dengan tawa Hansen tadi.Apakah dia salah lihat?Tawa Hansen tadi itu terlihat mengandung keputusasaan.Seakan-akan sudah menerima sesuatu sebagai kenyataan.Sementara kenyataan itu ....Kenyataan apa yang membuat Hansen mau tidak mau menerima kenyataan ini?Carla tida
Karena wanita itu sudah minta maaf, Fera pun tidak mempermasalahkannya lagi.Dia menatap wanita itu dengan tatapan penuh makna.Di acara pelelangan amal Grup Nadine kali ini ....Fera teringat sesuatu, lalu tiba-tiba berkata penuh makna, "Tuan Richard meninggal, kamu belum sempat pergi memberi hormat. Dengan identitasmu, kamu harusnya pergi memberi hormat."Memberi hormat pada Tuan Richard?Muncul keengganan di hati wanita itu, tapi dia tetap menuruti permintaan Fera."Baik, besok aku ... besok pagi-pagi aku pergi."Keesokan paginya, dia sudah tiba di kuburan.Dia membawa buket bunga lalu menaruhnya di depan batu nisan Richard. Melihat foto Richard di batu nisan, muncul senyuman sinis di wajah wanita itu.Awalnya dia masih memakai kacamata hitam dan masker.Namun, dia tiba-tiba melepas kacamata hitamnya. Tanpa kacamata hitam yang menutupi matanya, kesombongan di matanya semakin terlihat jelas."Kakek, aku sudah kembali, apa kamu masih mengenaliku?"Suara wanita itu serak.Tanpa menungg
Ketika Hansen bergegas sampai di kuburan, wanita di rekaman CCTV tadi sudah tidak ada.Namun, buket bunga di depan batu nisan Richard sangat menonjol.Bunga bakung ungu ....Hansen refleks mengambil buket bunga itu dan mengamatinya dengan teliti, memastikan kalau itu adalah bunga bakung ungu. Kemudian, Hansen langsung mendongak dan melihat ke sekeliling, seakan-akan sedang mencari sesuatu.Namun, di area penglihatannya, tidak ada orang lain.Di benaknya, seakan-akan ada suara seseorang terdengar dari jauh."Kakak, mulai sekarang, kamu itu kakakku ....""Hari ini Kakek memberiku bunga bakung, warna ungu. Mulai sekarang, bunga bakung ungu adalah bunga keberuntunganku.""Kakak, Kakek mengizinkanku menanam bunga bakung ungu di halaman. Dia juga memberikanku bibit bunga bakung ....""Kakak, tahun ini bunga bakungnya mekar dengan sangat indah. Di sekolah, aku bertemu dengan seseorang yang sama cantiknya, namanya Andreas Jayadi.""Kakak, di masa depan, Lala mau menikah dengan Andreas dan menj
"Celly, kalau ada seorang kenalan lama yang sudah sangat lama nggak bertemu tiba-tiba pulang, apakah kamu bakal senang?" Hansen mendongak melihat langit yang gelap.Kenalan lama yang sudah sangat lama tidak bertemu?Inikah alasan Hansen minum alkohol hari ini?Apakah ini juga rahasia yang dia sembunyikan hari itu?Celine tersenyum sambil bertanya, "Apa dia temanmu yang sangat baik?"Mata Hansen berkelebat. Beberapa hari ini, dia tidak menemukan petunjuk lagi tentang wanita yang ada di kuburan hari itu. Namun, dia menonton ulang rekaman CCTV itu berkali-kali dan semakin yakin kalau orang itu adalah Lala!Di kecelakaan waktu itu, semua orang bilang Lala sudah meninggal.Namun, mayat Lala tidak pernah ditemukan.Kalau masih hidup, harus ada orangnya. Kalau sudah mati, harus ada mayatnya.Kalau benar orang itu adalah Lala ....Hansen melihat Celine sekilas, lalu ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mengurungkan niatnya mengungkit Lala. "Dia itu ... lebih dekat daripada teman ...."Mantan pac
Celine hanya mendengar jelas kata "Kakek".Seketika, kerinduan terhadap Richard memenuhi hatinya."Kakek ....""Kak, aku merindukan Kakek.""Kata Ibu, setelah meninggal, orang akan jadi bintang. Saat ini, apakah Kakek juga lagi melihat kita dari atas?"Celine mendongak melihat ke langit agar air matanya tidak menetes.Namun, air matanya membuat banyak cahaya seperti kunang-kunang muncul di penglihatannya."Kak, aku kayaknya melihat Kakek, dia lagi melihat kita dari atas ....""Kak, ada satu hal yang perlu bantuanmu.""Luka Winny sudah jauh membaik. Beberapa hari lagi, aku mau pulang ke Binara, aku mau mencari Lily ...."Lily ....Dia tidak pernah lupa bagaimana Richard meninggal.Dia sudah lama tidak mendengar kabar tentang Lily, seakan-akan Lily menghilang tanpa jejak. Namun, meski harus mencari ke seluruh dunia, dia akan menangkap Lily.Dia mau Lily mendapatkan balasan atas perbuatannya!.........Keesokan harinya waktu bangun,Celine merasa kepalanya sangat berat dan sakit ketika di
Ditambah dengan penghinaan di acara pernikahan waktu itu, Bella akhirnya tidak tahan lagi.Dia maju lalu mendorong Celine sekuat tenaga.Celine tidak sempat menghindar, dia terdorong mundur beberapa langkah. Ketika dia sudah berdiri stabil, di belakangnya ada sepasang tangan yang menopangnya.Sepasang tangan itu sangat lembut dan ringan.Celine refleks berbalik lalu tertegun saat melihat wanita itu.Wanita itu berambut panjang sebahu, dia memakai topi baret dan baju putih dipadu dengan rok hitam menunjukkan bentuk tubuhnya. Meski dia memakai kacamata hitam, tapi bagian wajahnya yang terlihat, selain terlihat kecantikannya, entah kenapa membuat Celine merasa akrab."Apakah kamu baik-baik saja?" tanya wanita itu.Suaranya yang serak mengagetkan orang.Mungkin karena menyadari kekagetan Celine, wanita itu menertawai dirinya sendiri. "Maaf, suaraku sangat jelek, aku sempat terluka, jadi ...."Setelah menyadari sesuatu, Celine segera meminta maaf. "Maaf, aku nggak bermaksud seperti itu, aku
"He, hehe ...." Wanita itu tertawa senang.Seakan-akan berhasil melampiaskan kekesalannya.Sementara Celine malah membelalak melihat kelakuannya. Namun, melihat sosok Bella yang menjauh, dia tahu kebencian Bella terhadapnya pasti akan semakin besar.Namun saat ini, dia merasa sangat puas.Ketika mereka saling bertatapan, mereka pun tertawa."Kalau begitu ... kita termasuk teman?" Wanita itu menatap Celine. Meski ditutupi kacamata, Celine bisa merasakan ketulusan di matanya."Tentu saja, kita teman!"Tidak hanya karena tadi wanita ini membantunya.Juga karena ....Celine merasa orang di depannya ini membuatnya merasa familier."Aku sudah harus pergi, aku ada janji sama orang lain." Wanita itu melihat jam, lalu berpamitan dengan buru-buru sama Celine, setelah itu dia berlari ke arah lift.Melihat sosok belakang itu, Celine tiba-tiba mengernyit.Kenapa untuk sesaat dia seakan-akan melihat Lily?Lily ....Bagaimana mungkin?Meski wanita tadi memakai kacamata hitam, wajahnya bukan wajah Lil
Banyak yang sudah tahu tujuan lain Carla mengadakan acara pelelangan malam ini, tapi mereka tidak mengungkapkannya."Aku mana tahu jadwal Tuan Andreas?" Meski bicara begitu, Carla tersipu.Membiarkan mereka salah paham.Namun, Andreas ....Dia sudah mengirimkan undangan untuk Andreas.Namun, dia tidak yakin apakah Andreas akan datang atau tidak.Namun ... agar Andreas datang, dia sudah melemparkan umpan, dan umpan itu ....Carla merasakan sebuah tatapan, waktu dia melihat ke sana, dia kebetulan melihat Celine sedang menghampirinya.Heh, sudah datang?Bagus kalau sudah datang!"Maaf, saya permisi dulu." Carla tersenyum dan langsung berjalan menghampiri Celine juga.Begitu sampai di depan Celine, Carla langsung merangkul lengan Celine dengan akrab.Celine mengernyit lalu berkata, "Aku sudah datang seperti yang kamu suruh. Kamu bilang kamu punya informasi tentang lokasi Lily, aku harap kamu nggak ingkar janji.""Aku tentu saja nggak bakal ingkar janji."Carla menatap Celine, senyumannya p
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta