Awalnya Celine coba memberontak, tapi tidak berhasil, jadi dia membiarkannya.Celine mengira mereka akan terus seperti ini sampai ke tujuan, tapi setelah keluar dari jalan Gunung Salma, Andreas tiba-tiba berbicara."Malam itu, aku menerima sebuah kertas kecil, di atasnya tertulis pesan kamu mengajakmu ke hotel."Celine langsung mengerti kalau malam yang dia maksud adalah pas acara penutupan pentas Winny.Namun ...."Aku nggak memberimu kertas kecil, juga nggak mengajakmu ke hotel!" Celine terburu-buru berkata, seakan-akan sedang menjelaskan. Dia mana mungkin mengajak Andreas bertemu dii tempat seperti hotel?"Aku tahu, tapi waktu itu aku nggak tahu, terus bersamaan dengan kertas itu, ada sebuah anting-anting. Aku mengenali anting itu adalah satu dari anting-anting yang kamu pakai malam itu. Waktu itu aku terlalu senang dan terlalu merindukanmu, aku pikir ...."Dia mengira Celine juga merindukannya.Sebelum Andreas selesai bicara, jantung Celine sudah berdetak kencang.Dia tahu "rindu"
Lalu terdengar suara Andreas di sampingnya."Masih mau dengar?"Celine tertegun sejenak.Seakan-akan sikapnya yang memalukan dilihat orang, Celine refleks ingin menjelaskan, tapi Andreas tidak memberinya kesempatan."Untuk apa dengar orang lain? Kalau kamu mau, kita bisa ....""Andreas!"Sebelum Andreas mengucapkan kata-kata yang memalukan, Celine segera menghentikannya.Namun, begitu bertatapan dengannya, Celine seakan-akan terkejut dengan tatapannya dan langsung menghindar."Aku nggak mau dengar.""Kamu sendiri yang memutarnya!""Kenapa kamu memutar rekaman begini?"Celine ingin membuktikan kalau dia bukan orang yang suka mendengar hal-hal seperti ini.Namun, mungkin karena terlalu heboh, semakin dia menjelaskan, dia semakin panik dan kata-katanya semakin tidak bisa dipercaya.Di sebelah, Andreas melihatnya dengan penuh cinta lalu tiba-tiba serius kembali."Aku dan Bella nggak pernah punya hubungan apa pun, anak di perutnya juga bukan punyaku. Jadi, aku nggak mengkhianatimu."Suasana
Celine melihat Sheryn yang digendong Nicholas. Saat ini, mata Sheryn tertutup, sepertinya pingsan. Sementara di rok putihnya ada noda merah yang lumayan besar.Detak jantung Celine seakan-akan berhenti."Sheryn ...." Ekspresi Nicholas sangat serius.Celine menyadari sesuatu dan langsung pergi mencari perawat serta dokter.Perawat itu mengenali Celine, tahu kalau identitas Celine tidak biasa. Dia pun langsung mengatur semuanya lalu mengantar Sheryn masuk ke ruang operasi secepat mungkin.Di luar ruang operasi.Nicholas duduk di kursi dengan mata kosong.Celine berdiri di sampingnya, dalam hatinya dia merasa bersalah. Awalnya dia mau pergi menjemput Sheryn, kalau setelah dia bangun, dia bersikeras mau menjemput Sheryn, apakah tidak akan terjadi hal seperti ini?Setelah entah berapa lama, lampu ruang operasi akhirnya mati.Dokter keluar dengan ekspresi suram. "Tuan Nicholas, Nona Sheryn tidak apa-apa, tapi ... kandungannya nggak berhasil diselamatkan."Nicholas terhuyung ke belakang.Samp
Sheryn ingin sekali menampar wajah Celine, tapi ...."Kak Celly ...."Sheryn tiba-tiba menarik tangan Celine lalu melihat ekspresi bersalah di wajah Celine. Dia menyembunyikan kebencian di hatinya lalu tersenyum.Senyumannya terlihat sangat pahit."Apa kamu bisa janji satu hal?" tanya Sheryn sambil melihat Celine.Dengan kondisinya saat ini, Celine tidak bisa menolak."Boleh, kamu bilang saja, aku pasti akan berusaha melakukannya."Celine sudah bersiap-siap untuk membantu Sheryn membujuk Nicholas pulang ke Binara untuk mengadakan acara pernikahan.Namun, di luar dugaannya, Sheryn tidak mengajukan permintaan ini."Kak Celly, jangan kasih tahu Nicho kalau aku sempat menelepon dan memintamu pergi menjemputku. Sebenarnya, tadi pagi aku dan Nicho sempat berantam, aku masih marah sama Nicholas, semua salahku sendiri ...."Dia meminta Celine jangan memberi tahu Nicholas kalau dia pernah meminta Celine menjemputnya untuk menyembunyikan kenyataan kalau semalam dia menjebak Celine.Dia tidak ing
"Celly ...."Nicholas tiba-tiba bersuara, memotong kata-kata Celine.Dia menoleh melihat Celine, ingin memberi tahu Celine kalau dia sebenarnya tidak mengharapkan anak itu, bahwa anak itu hanya sebuah tanggung jawab. Dia pernah berpikir, kalau tidak ada kesalahan di malam itu, apakah dia masih pantas mengejar Celine.Namun, kenyataan memberi tahu dia kalau dia sudah tidak pantas.Nicholas melihat ke belakang Celine, melirik para pria lalu akhirnya berhenti di Andreas.Meski berjarak jauh, dia tetap bisa melihat dengan jelas kalau Andreas sedang melihat Celine, sementara cinta di matanya sama sekali tidak bisa disembunyikan.Andreas ... sangat mencintai Celine!"Celly, aku suka kamu."Kata-kata Nicholas setelah dia berhenti beberapa saat membuat Celine lupa mengendalikan ekspresinya.Setelah sadar kembali, Celine tidak tahu harus bagaimana. "Kak Nicholas, aku ....""Hehe, lihat kamu sepanik itu .... Bukan suka antara pria dan wanita, kamu itu seperti seorang adik, seperti Winny ...." Ni
Inez mengerti kekhawatiran ibunya Bella.Dia pun berkata sambil tertawa, "Kak, aku tahu kamu khawatir persiapannya kurang karena terlalu buru-buru, tapi orang yang akan dinikahi Bella berasal dari Keluarga Jayadi. Nyonya Tua juga sudah memberi perintah, jadi kamu tenang saja, besok Bella pasti mendapatkan pesta pernikahan yang mewah."Setelah besok, Keluarga Bakri dan Keluarga Jayadi kembali dihubungkan dengan pernikahan.Mungkin dengan adanya hubungan ini, Andreas akan melepas Timothy keluar.Inez sibuk memikirkan hal ini.Sementara Bella malah bengong melihat undangan di tangannya."Keluarga Jayadi dan Keluarga Bakri .... Kenapa nggak cetak namaku dan Andreas?" ujar Bella tidak puas.Kebetulan saat ini Yudi mengantarkan sedikit makanan kecil dan teh, Bella pun memanggilnya. "Pak Yudi, undangannya nggak boleh begini, harus cetak ulang, taruh namaku dan nama Andreas. Oh iya, tambah foto kami juga. Cuma ada Keluarga Jayadi dan Keluarga Nadine begini, undangannya terlalu asal-asalan."Be
Di vila Kompleks Jade Garden,melihat berita di internet, Albert langsung memasang wajah suram.Vicky juga khawatir, dia bisa melihat Albert sedang mengkhawatirkan Celine."Sudah mau siang, aku mau ajak Celine makan, Bos nggak akan keberatan, 'kan?"Vicky meminta izin pada Albert sambil merapikan tasnya.Ajak makan?"Kebetulan aku juga lapar."Tanpa menunggu Vicky keluar, Albert sudah lebih dulu ke garasi.Ketika mereka tiba di rumah sakit dan baru saja turun dari mobil, mereka kebetulan bertemu dengan seseorang yang juga sedang turun dari mobil.Hansen?Mereka berdua kebetulan saling bertatapan.Namun, mereka sama-sama tidak menyapa dan langsung berjalan ke arah rumah sakit.Di rumah sakit,Winny baru saja mengganti perbannya, Celine menyuap makanan-makanan yang sederhana. Setelah makan hanya beberapa suap, Winny tertidur.Ketika Celine membersihkan sisa makanan lalu keluar, dia melihat tiga orang ini."Kak Albert, Kak Vicky, Kak? Kenapa kalian ada di sini?"Hansen paling duluan maju
"Kalau begitu, ayo kita pergi coba." Vicky juga sangat bekerja sama.Mereka berdua membicarakan makanan di restoran itu sambil perlahan-lahan berjalan menjauh.Albert dan Hansen yang tadinya masih saling bermusuhan seketika berbalik secara bersamaan lalu mengejar Celine dan Vicky."Aku juga lapar, aku ikut," ujar Albert sambil tersenyum cerah."Celly, restoran itu punya temanku, nanti aku suruh dia rekomendasi makanannya." Hansen tiba-tiba sudah mengatur semuanya.Albert menyeletuk, "Heh, kita yang makan, untuk apa minta rekomendasi?"Hansen menjawab, "Oh, aku rekomendasi untuk Celly, nggak berencana rekomendasi untukmu!""Tuan Muda Hansen ....""Tuan Albert ...."Pertarungan mereka masih berlanjut.Celine seketika merasa bingung."He ... hehe, Kak Vicky, Kak Albert ... biasanya juga begini?" tanya Celine setelah melihat Albert dengan tatapan aneh.Direktur utama Grup Angkasa yang menguasai seluruh manajemen perusahaankenapa ... seperti seorang anak SD?Vicky menggeleng lalu berkata,