Namun, meski ketahuan, Bella tetap punya alasan."Meski nggak terluka, Nona Celine mendorongku itu kenyataan. Begini saja, aku nggak perlu apa-apa, Nona Celine minta maaf saja padaku." Bella bertatapan dengan Celine.Tadi sudah bilang memaafkan Celine, tapi sekarang malah meminta Celine minta maaf?Celine mengernyit.Andreas melempar setumpuk laporan hasil pemeriksaan itu ke meja lalu berjalan ke samping Celine. "Celine ...."Andreas ingin memberi tahu Celine untuk tidak perlu memedulikan Bella.Namun, Celine sudah lebih dulu berbicara, "Boleh!"Semua orang yang ada di sana tertegun, bahkan Bella juga tidak menyangka kalau Celine bakal tiba-tiba setuju semudah itu.Karena Celine mau minta maaf, dia bakal menerimanya dengan lapang dada!Sudut mulut Bella tanpa sadar terangkat, menunggu Celine meminta maaf padanya.Namun, Celine malah maju beberapa langkah lalu tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan Bella.Bella pun terkejut. "Kamu apa-apaan?"Celine mengangkat alisnya lalu menjawab s
Cepat jelaskan ....Melihat orang-orang yang sudah datang, Bella menelan ludah.Dia tidak mau!Namun, Celine lagi-lagi menarik pergelangan tangannya, terus Andreas menghalangi Inez, tidak ada yang membantunya. Bella terpaksa menggertakkan giginya dan menuruti permintaan Celine."Bu ... bukan Celine yang mendorongku ...."Begitu orang-orang mendekat, mereka mendengar suara Bella."Bella, kamu kenapa bicara sembarangan?" Inez orang pertama yang panik.Dia mau menghentikan Bella, tapi Bella sudah mengucapkannya, sudah tidak bisa mundur."Tadi ... bukan Celine yang mendorongku ...." ulang Bella.Fera sudah bisa menebak kejadian aslinya, tapi dia tetap bertanya, "Bukan Celine? Jadi tadi kamu jatuh dari tangga ...."Mata Bella berkelebat. "Aku ... aku yang nggak hati-hati."Dia tetap tidak berani mengakui kalau dia sengaja mau memfitnah Celine.Celine juga tidak peduli, asalkan bisa membuktikan kalau dirinya tidak bersalah."Bella!" Inez sangat kesal.Jelas-jelas Celine yang mendorongnya, ke
Kedatangan Albert juga di luar perkiraan Andreas.Dia tidak memberi tahu Albert perihal kecelakaan Celine, berarti satu-satunya kemungkinan adalah ....Andreas bertatapan dengan Albert dan melihat ancaman di matanya, Andreas pun semakin yakin kalau tebakannya benar.Albert mengirim orang untuk melindungi Celine, sama sepertinya.Mereka berdua tidak ingin Celine tahu tentang ini, jadi dia juga membantu Albert. "Benar, aku yang kasih tahu dia."Celine setengah percaya setengah tidak."Celly, baguslah kalau kamu nggak apa-apa. Kamu nggak tahu, tadi begitu dengar kamu kecelakaan, Kak Albertmu itu hampir pingsan."Vicky yang sudah lega mulai menyindir Albert.Melihat mereka berdua, Celine merasa kehangatan menyelimuti hatinya.Dia kenal mereka berdua tidak lama, tapi perhatian mereka terhadapnya sangat nyata seakan-akan sudah kenal sekian lama, terutama ... Albert!"Terima kasih Kak Albert, maaf sudah membuatmu khawatir.""Kak Vicky juga, terima kasih."Mungkin karena baru saja dituduh oleh
Di dalam kediaman Keluarga Jayadi.Setelah orang-orang tadi pergi, Yuni masih berdiri diam di tempat sekian lama.Dia tidak memberi izin, jadi yang lainnya juga tidak pergi.Menyadari keanehan Yuni, Fera pun punya sebuah tebakan dalam hatinya. "Nona Celine ini hebat juga, sikap anggota Keluarga Tjangnaka dari Grup Angkasa itu terhadapnya sangat berbeda."Berbeda!Memang berbeda!Yuni menunduk.Inez juga ikut menambahkan, "Masih muda begitu sudah sangat hebat dalam menghadapi pria."Dia mengira kalimat ini akan membuat Yuni semakin tidak menyukai Celine, tapi Yuni malah tiba-tiba melihatnya. Meski tidak mengatakan apa-apa, tatapannya itu membuat Inez merinding.Sampai setelah Yuni pergi dengan ekspresi serius, Inez baru rileks kembali."Sekarang sudah terlalu malam, Bella juga hamil, menginap saja di sini." Inez menarik Bella dan langsung menyuruhnya menginap.Namun Carla tidak mendapatkan perlakuan seperti ini.Dia melirik Fera dan melihat Fera sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Dia
Awalnya Celine coba memberontak, tapi tidak berhasil, jadi dia membiarkannya.Celine mengira mereka akan terus seperti ini sampai ke tujuan, tapi setelah keluar dari jalan Gunung Salma, Andreas tiba-tiba berbicara."Malam itu, aku menerima sebuah kertas kecil, di atasnya tertulis pesan kamu mengajakmu ke hotel."Celine langsung mengerti kalau malam yang dia maksud adalah pas acara penutupan pentas Winny.Namun ...."Aku nggak memberimu kertas kecil, juga nggak mengajakmu ke hotel!" Celine terburu-buru berkata, seakan-akan sedang menjelaskan. Dia mana mungkin mengajak Andreas bertemu dii tempat seperti hotel?"Aku tahu, tapi waktu itu aku nggak tahu, terus bersamaan dengan kertas itu, ada sebuah anting-anting. Aku mengenali anting itu adalah satu dari anting-anting yang kamu pakai malam itu. Waktu itu aku terlalu senang dan terlalu merindukanmu, aku pikir ...."Dia mengira Celine juga merindukannya.Sebelum Andreas selesai bicara, jantung Celine sudah berdetak kencang.Dia tahu "rindu"
Lalu terdengar suara Andreas di sampingnya."Masih mau dengar?"Celine tertegun sejenak.Seakan-akan sikapnya yang memalukan dilihat orang, Celine refleks ingin menjelaskan, tapi Andreas tidak memberinya kesempatan."Untuk apa dengar orang lain? Kalau kamu mau, kita bisa ....""Andreas!"Sebelum Andreas mengucapkan kata-kata yang memalukan, Celine segera menghentikannya.Namun, begitu bertatapan dengannya, Celine seakan-akan terkejut dengan tatapannya dan langsung menghindar."Aku nggak mau dengar.""Kamu sendiri yang memutarnya!""Kenapa kamu memutar rekaman begini?"Celine ingin membuktikan kalau dia bukan orang yang suka mendengar hal-hal seperti ini.Namun, mungkin karena terlalu heboh, semakin dia menjelaskan, dia semakin panik dan kata-katanya semakin tidak bisa dipercaya.Di sebelah, Andreas melihatnya dengan penuh cinta lalu tiba-tiba serius kembali."Aku dan Bella nggak pernah punya hubungan apa pun, anak di perutnya juga bukan punyaku. Jadi, aku nggak mengkhianatimu."Suasana
Celine melihat Sheryn yang digendong Nicholas. Saat ini, mata Sheryn tertutup, sepertinya pingsan. Sementara di rok putihnya ada noda merah yang lumayan besar.Detak jantung Celine seakan-akan berhenti."Sheryn ...." Ekspresi Nicholas sangat serius.Celine menyadari sesuatu dan langsung pergi mencari perawat serta dokter.Perawat itu mengenali Celine, tahu kalau identitas Celine tidak biasa. Dia pun langsung mengatur semuanya lalu mengantar Sheryn masuk ke ruang operasi secepat mungkin.Di luar ruang operasi.Nicholas duduk di kursi dengan mata kosong.Celine berdiri di sampingnya, dalam hatinya dia merasa bersalah. Awalnya dia mau pergi menjemput Sheryn, kalau setelah dia bangun, dia bersikeras mau menjemput Sheryn, apakah tidak akan terjadi hal seperti ini?Setelah entah berapa lama, lampu ruang operasi akhirnya mati.Dokter keluar dengan ekspresi suram. "Tuan Nicholas, Nona Sheryn tidak apa-apa, tapi ... kandungannya nggak berhasil diselamatkan."Nicholas terhuyung ke belakang.Samp
Sheryn ingin sekali menampar wajah Celine, tapi ...."Kak Celly ...."Sheryn tiba-tiba menarik tangan Celine lalu melihat ekspresi bersalah di wajah Celine. Dia menyembunyikan kebencian di hatinya lalu tersenyum.Senyumannya terlihat sangat pahit."Apa kamu bisa janji satu hal?" tanya Sheryn sambil melihat Celine.Dengan kondisinya saat ini, Celine tidak bisa menolak."Boleh, kamu bilang saja, aku pasti akan berusaha melakukannya."Celine sudah bersiap-siap untuk membantu Sheryn membujuk Nicholas pulang ke Binara untuk mengadakan acara pernikahan.Namun, di luar dugaannya, Sheryn tidak mengajukan permintaan ini."Kak Celly, jangan kasih tahu Nicho kalau aku sempat menelepon dan memintamu pergi menjemputku. Sebenarnya, tadi pagi aku dan Nicho sempat berantam, aku masih marah sama Nicholas, semua salahku sendiri ...."Dia meminta Celine jangan memberi tahu Nicholas kalau dia pernah meminta Celine menjemputnya untuk menyembunyikan kenyataan kalau semalam dia menjebak Celine.Dia tidak ing
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta