Kedatangan Albert juga di luar perkiraan Andreas.Dia tidak memberi tahu Albert perihal kecelakaan Celine, berarti satu-satunya kemungkinan adalah ....Andreas bertatapan dengan Albert dan melihat ancaman di matanya, Andreas pun semakin yakin kalau tebakannya benar.Albert mengirim orang untuk melindungi Celine, sama sepertinya.Mereka berdua tidak ingin Celine tahu tentang ini, jadi dia juga membantu Albert. "Benar, aku yang kasih tahu dia."Celine setengah percaya setengah tidak."Celly, baguslah kalau kamu nggak apa-apa. Kamu nggak tahu, tadi begitu dengar kamu kecelakaan, Kak Albertmu itu hampir pingsan."Vicky yang sudah lega mulai menyindir Albert.Melihat mereka berdua, Celine merasa kehangatan menyelimuti hatinya.Dia kenal mereka berdua tidak lama, tapi perhatian mereka terhadapnya sangat nyata seakan-akan sudah kenal sekian lama, terutama ... Albert!"Terima kasih Kak Albert, maaf sudah membuatmu khawatir.""Kak Vicky juga, terima kasih."Mungkin karena baru saja dituduh oleh
Di dalam kediaman Keluarga Jayadi.Setelah orang-orang tadi pergi, Yuni masih berdiri diam di tempat sekian lama.Dia tidak memberi izin, jadi yang lainnya juga tidak pergi.Menyadari keanehan Yuni, Fera pun punya sebuah tebakan dalam hatinya. "Nona Celine ini hebat juga, sikap anggota Keluarga Tjangnaka dari Grup Angkasa itu terhadapnya sangat berbeda."Berbeda!Memang berbeda!Yuni menunduk.Inez juga ikut menambahkan, "Masih muda begitu sudah sangat hebat dalam menghadapi pria."Dia mengira kalimat ini akan membuat Yuni semakin tidak menyukai Celine, tapi Yuni malah tiba-tiba melihatnya. Meski tidak mengatakan apa-apa, tatapannya itu membuat Inez merinding.Sampai setelah Yuni pergi dengan ekspresi serius, Inez baru rileks kembali."Sekarang sudah terlalu malam, Bella juga hamil, menginap saja di sini." Inez menarik Bella dan langsung menyuruhnya menginap.Namun Carla tidak mendapatkan perlakuan seperti ini.Dia melirik Fera dan melihat Fera sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Dia
Awalnya Celine coba memberontak, tapi tidak berhasil, jadi dia membiarkannya.Celine mengira mereka akan terus seperti ini sampai ke tujuan, tapi setelah keluar dari jalan Gunung Salma, Andreas tiba-tiba berbicara."Malam itu, aku menerima sebuah kertas kecil, di atasnya tertulis pesan kamu mengajakmu ke hotel."Celine langsung mengerti kalau malam yang dia maksud adalah pas acara penutupan pentas Winny.Namun ...."Aku nggak memberimu kertas kecil, juga nggak mengajakmu ke hotel!" Celine terburu-buru berkata, seakan-akan sedang menjelaskan. Dia mana mungkin mengajak Andreas bertemu dii tempat seperti hotel?"Aku tahu, tapi waktu itu aku nggak tahu, terus bersamaan dengan kertas itu, ada sebuah anting-anting. Aku mengenali anting itu adalah satu dari anting-anting yang kamu pakai malam itu. Waktu itu aku terlalu senang dan terlalu merindukanmu, aku pikir ...."Dia mengira Celine juga merindukannya.Sebelum Andreas selesai bicara, jantung Celine sudah berdetak kencang.Dia tahu "rindu"
Lalu terdengar suara Andreas di sampingnya."Masih mau dengar?"Celine tertegun sejenak.Seakan-akan sikapnya yang memalukan dilihat orang, Celine refleks ingin menjelaskan, tapi Andreas tidak memberinya kesempatan."Untuk apa dengar orang lain? Kalau kamu mau, kita bisa ....""Andreas!"Sebelum Andreas mengucapkan kata-kata yang memalukan, Celine segera menghentikannya.Namun, begitu bertatapan dengannya, Celine seakan-akan terkejut dengan tatapannya dan langsung menghindar."Aku nggak mau dengar.""Kamu sendiri yang memutarnya!""Kenapa kamu memutar rekaman begini?"Celine ingin membuktikan kalau dia bukan orang yang suka mendengar hal-hal seperti ini.Namun, mungkin karena terlalu heboh, semakin dia menjelaskan, dia semakin panik dan kata-katanya semakin tidak bisa dipercaya.Di sebelah, Andreas melihatnya dengan penuh cinta lalu tiba-tiba serius kembali."Aku dan Bella nggak pernah punya hubungan apa pun, anak di perutnya juga bukan punyaku. Jadi, aku nggak mengkhianatimu."Suasana
Celine melihat Sheryn yang digendong Nicholas. Saat ini, mata Sheryn tertutup, sepertinya pingsan. Sementara di rok putihnya ada noda merah yang lumayan besar.Detak jantung Celine seakan-akan berhenti."Sheryn ...." Ekspresi Nicholas sangat serius.Celine menyadari sesuatu dan langsung pergi mencari perawat serta dokter.Perawat itu mengenali Celine, tahu kalau identitas Celine tidak biasa. Dia pun langsung mengatur semuanya lalu mengantar Sheryn masuk ke ruang operasi secepat mungkin.Di luar ruang operasi.Nicholas duduk di kursi dengan mata kosong.Celine berdiri di sampingnya, dalam hatinya dia merasa bersalah. Awalnya dia mau pergi menjemput Sheryn, kalau setelah dia bangun, dia bersikeras mau menjemput Sheryn, apakah tidak akan terjadi hal seperti ini?Setelah entah berapa lama, lampu ruang operasi akhirnya mati.Dokter keluar dengan ekspresi suram. "Tuan Nicholas, Nona Sheryn tidak apa-apa, tapi ... kandungannya nggak berhasil diselamatkan."Nicholas terhuyung ke belakang.Samp
Sheryn ingin sekali menampar wajah Celine, tapi ...."Kak Celly ...."Sheryn tiba-tiba menarik tangan Celine lalu melihat ekspresi bersalah di wajah Celine. Dia menyembunyikan kebencian di hatinya lalu tersenyum.Senyumannya terlihat sangat pahit."Apa kamu bisa janji satu hal?" tanya Sheryn sambil melihat Celine.Dengan kondisinya saat ini, Celine tidak bisa menolak."Boleh, kamu bilang saja, aku pasti akan berusaha melakukannya."Celine sudah bersiap-siap untuk membantu Sheryn membujuk Nicholas pulang ke Binara untuk mengadakan acara pernikahan.Namun, di luar dugaannya, Sheryn tidak mengajukan permintaan ini."Kak Celly, jangan kasih tahu Nicho kalau aku sempat menelepon dan memintamu pergi menjemputku. Sebenarnya, tadi pagi aku dan Nicho sempat berantam, aku masih marah sama Nicholas, semua salahku sendiri ...."Dia meminta Celine jangan memberi tahu Nicholas kalau dia pernah meminta Celine menjemputnya untuk menyembunyikan kenyataan kalau semalam dia menjebak Celine.Dia tidak ing
"Celly ...."Nicholas tiba-tiba bersuara, memotong kata-kata Celine.Dia menoleh melihat Celine, ingin memberi tahu Celine kalau dia sebenarnya tidak mengharapkan anak itu, bahwa anak itu hanya sebuah tanggung jawab. Dia pernah berpikir, kalau tidak ada kesalahan di malam itu, apakah dia masih pantas mengejar Celine.Namun, kenyataan memberi tahu dia kalau dia sudah tidak pantas.Nicholas melihat ke belakang Celine, melirik para pria lalu akhirnya berhenti di Andreas.Meski berjarak jauh, dia tetap bisa melihat dengan jelas kalau Andreas sedang melihat Celine, sementara cinta di matanya sama sekali tidak bisa disembunyikan.Andreas ... sangat mencintai Celine!"Celly, aku suka kamu."Kata-kata Nicholas setelah dia berhenti beberapa saat membuat Celine lupa mengendalikan ekspresinya.Setelah sadar kembali, Celine tidak tahu harus bagaimana. "Kak Nicholas, aku ....""Hehe, lihat kamu sepanik itu .... Bukan suka antara pria dan wanita, kamu itu seperti seorang adik, seperti Winny ...." Ni
Inez mengerti kekhawatiran ibunya Bella.Dia pun berkata sambil tertawa, "Kak, aku tahu kamu khawatir persiapannya kurang karena terlalu buru-buru, tapi orang yang akan dinikahi Bella berasal dari Keluarga Jayadi. Nyonya Tua juga sudah memberi perintah, jadi kamu tenang saja, besok Bella pasti mendapatkan pesta pernikahan yang mewah."Setelah besok, Keluarga Bakri dan Keluarga Jayadi kembali dihubungkan dengan pernikahan.Mungkin dengan adanya hubungan ini, Andreas akan melepas Timothy keluar.Inez sibuk memikirkan hal ini.Sementara Bella malah bengong melihat undangan di tangannya."Keluarga Jayadi dan Keluarga Bakri .... Kenapa nggak cetak namaku dan Andreas?" ujar Bella tidak puas.Kebetulan saat ini Yudi mengantarkan sedikit makanan kecil dan teh, Bella pun memanggilnya. "Pak Yudi, undangannya nggak boleh begini, harus cetak ulang, taruh namaku dan nama Andreas. Oh iya, tambah foto kami juga. Cuma ada Keluarga Jayadi dan Keluarga Nadine begini, undangannya terlalu asal-asalan."Be