Lengan yang merangkulnya itu membuatnya merasa tenang.Namun, bagi Carla dan Fera, adegan ini sangat menusuk mata.Mereka tidak menyangka kalau Andreas ternyata sepercaya itu pada Celine.Hanya dengan satu kalimat dari Celine, Andreas langsung percaya padanya tanpa syarat."Nona Celine nggak usah takut, kami semua percaya kalau kamu nggak sengaja," ujar Fera sambil tersenyum menenangkan.Namun, kata-kata yang terdengar seperti menenangkan itu mengandung makna yang lain.Celine tidak sengaja ... mendorong Bella!Namun, bukannya berarti Celine memang mendorong Bella?"Aku ...." tidak mendorongnya."Apanya nggak sengaja?"Sebelum Celine sempat berbicara, Andreas sudah menyela.Dia menatap orang-orang di bawah tangga dengan tatapan dingin lalu berkata, "Dia bilang dia nggak mendorongnya, berarti memang nggak. Siapa pun itu, perhatikan kata-kata kalian!"Andreas jelas terlihat marah, nada suaranya seperti sedang memberi peringatan.Fera terkejut lalu mencoba tersenyum sambil berkata, "Maksu
Celine merasa tidak berdaya.Namun, dia juga tahu, karena Yuni sudah datang, dia sudah pasti tidak akan bisa keluar dari sini.Sebenarnya bagus juga.Dia memang ingin menjelaskan kejadian tadi!Celine mendongak melihat Andreas dan berkata sambil tersenyum, "Ada hal-hal yang memang harus dijelaskan baru aku bisa pergi. Kalau nggak, orang lain bersikeras menuduhku begini, aku malah nggak punya kesempatan untuk melawan.""Celine, aku bisa ...." Andreas mengernyit."Nggak apa-apa, hanya aku dan Nona Bella yang tahu jelas apa yang terjadi tadi." Celine sudah membuat keputusan.Andreas meremas tangan Celine sambil berpikir sejenak, lalu akhirnya setuju. "Oke."Melihat Celine akhirnya tidak jadi pergi, Inez langsung diam-diam tersenyum senang.Setelah itu, dia pergi menopang Yuni dan menceritakan apa yang terjadi padanya."Bu, tadi Bella didorong Nona Celine sampai jatuh dari tangga, sekarang lagi diperiksa dokter. Tadi aku melihat kondisi Bella ... Bella kasihan sekali ....""Nona Celine yan
"Anak Keluarga Jayadi ...." gumam Bella.Kenapa dia malah lupa, orang lain mengira kalau yang berhubungan intim dengannya malam itu tidak lain adalah Andreas!Benar, yang berhubungan dengannya adalah Andreas!Dia hamil dengan anak Andreas!Inez melihat Bella sambil tersenyum puas. "Lihat kamu ini, kamu terkejut sampai jadi kayak orang bodoh begitu. Tentu saja ini anaknya Keluarga Jayadi!""Benar, aku ... aku ... nggak tahu ...." Bella langsung mengubah ekspresinya yang tadinya panik.Saat ini, wajahnya dipenuhi ekspresi senang dan terkejut, tapi itu bukan akting.Melihat Andreas dan Celine yang berdiri di belakang Yuni, dia sekarang jadi percaya diri. "Tuan Andreas, aku ... hamil."Hari itu di hotel, Andreas pergi tanpa mengatakan apa pun, bahkan setelah itu juga selalu menolak permintaannya untuk bertemu.Namun, dia sekarang hamil!Sekarang di sini begitu banyak orang, Andreas pasti harus memberinya penjelasan!Semua orang melihat Andreas, termasuk Omar, Fera dan Carla yang baru saja
Namun, kata-katanya ini tentu saja membuat orang semakin mengasihaninya, juga semakin percaya kalau dia benar-benar hamil dengan anak Andreas.Seperti dugaan, Yuni akhirnya bersuara, "Bagaimana kondisi kandungannya?""Nggak apa-apa ...." Dokter menjawab lalu melanjutkan, "Sebaiknya dijaga dulu, agar kandungannya stabil.""Oke." Yuni menjawab lalu berkata dengan wajah tanpa ekspresi, "Dengar-dengar tadi Bella jatuh dari tangga, tapi anaknya masih baik-baik saja, anak ini beruntung juga."Tidak ada yang tahu apa maksud Yuni.Inez langsung menyahut, "Benar, untung saja ada perlindungan dari Tuhan dan juga para leluhur Keluarga Jayadi!""Heh ...." Yuni tertawa, tapi sebelum ada yang menanyai arti dari tawanya ini, Yuni berkata pada Bella, "Kalau begitu, kamu ikuti kata-kata dokter, jaga kandungannya.""Baik, Nenek." Bella merasa penuh kemenangan.Yuni menyuruhnya menjaga kandungannya, artinya sudah mengakui anak di perutnya ini.Bella pun tenang, Inez juga ikut merasa lega.Dia sudah menjo
Namun, meski ketahuan, Bella tetap punya alasan."Meski nggak terluka, Nona Celine mendorongku itu kenyataan. Begini saja, aku nggak perlu apa-apa, Nona Celine minta maaf saja padaku." Bella bertatapan dengan Celine.Tadi sudah bilang memaafkan Celine, tapi sekarang malah meminta Celine minta maaf?Celine mengernyit.Andreas melempar setumpuk laporan hasil pemeriksaan itu ke meja lalu berjalan ke samping Celine. "Celine ...."Andreas ingin memberi tahu Celine untuk tidak perlu memedulikan Bella.Namun, Celine sudah lebih dulu berbicara, "Boleh!"Semua orang yang ada di sana tertegun, bahkan Bella juga tidak menyangka kalau Celine bakal tiba-tiba setuju semudah itu.Karena Celine mau minta maaf, dia bakal menerimanya dengan lapang dada!Sudut mulut Bella tanpa sadar terangkat, menunggu Celine meminta maaf padanya.Namun, Celine malah maju beberapa langkah lalu tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan Bella.Bella pun terkejut. "Kamu apa-apaan?"Celine mengangkat alisnya lalu menjawab s
Cepat jelaskan ....Melihat orang-orang yang sudah datang, Bella menelan ludah.Dia tidak mau!Namun, Celine lagi-lagi menarik pergelangan tangannya, terus Andreas menghalangi Inez, tidak ada yang membantunya. Bella terpaksa menggertakkan giginya dan menuruti permintaan Celine."Bu ... bukan Celine yang mendorongku ...."Begitu orang-orang mendekat, mereka mendengar suara Bella."Bella, kamu kenapa bicara sembarangan?" Inez orang pertama yang panik.Dia mau menghentikan Bella, tapi Bella sudah mengucapkannya, sudah tidak bisa mundur."Tadi ... bukan Celine yang mendorongku ...." ulang Bella.Fera sudah bisa menebak kejadian aslinya, tapi dia tetap bertanya, "Bukan Celine? Jadi tadi kamu jatuh dari tangga ...."Mata Bella berkelebat. "Aku ... aku yang nggak hati-hati."Dia tetap tidak berani mengakui kalau dia sengaja mau memfitnah Celine.Celine juga tidak peduli, asalkan bisa membuktikan kalau dirinya tidak bersalah."Bella!" Inez sangat kesal.Jelas-jelas Celine yang mendorongnya, ke
Kedatangan Albert juga di luar perkiraan Andreas.Dia tidak memberi tahu Albert perihal kecelakaan Celine, berarti satu-satunya kemungkinan adalah ....Andreas bertatapan dengan Albert dan melihat ancaman di matanya, Andreas pun semakin yakin kalau tebakannya benar.Albert mengirim orang untuk melindungi Celine, sama sepertinya.Mereka berdua tidak ingin Celine tahu tentang ini, jadi dia juga membantu Albert. "Benar, aku yang kasih tahu dia."Celine setengah percaya setengah tidak."Celly, baguslah kalau kamu nggak apa-apa. Kamu nggak tahu, tadi begitu dengar kamu kecelakaan, Kak Albertmu itu hampir pingsan."Vicky yang sudah lega mulai menyindir Albert.Melihat mereka berdua, Celine merasa kehangatan menyelimuti hatinya.Dia kenal mereka berdua tidak lama, tapi perhatian mereka terhadapnya sangat nyata seakan-akan sudah kenal sekian lama, terutama ... Albert!"Terima kasih Kak Albert, maaf sudah membuatmu khawatir.""Kak Vicky juga, terima kasih."Mungkin karena baru saja dituduh oleh
Di dalam kediaman Keluarga Jayadi.Setelah orang-orang tadi pergi, Yuni masih berdiri diam di tempat sekian lama.Dia tidak memberi izin, jadi yang lainnya juga tidak pergi.Menyadari keanehan Yuni, Fera pun punya sebuah tebakan dalam hatinya. "Nona Celine ini hebat juga, sikap anggota Keluarga Tjangnaka dari Grup Angkasa itu terhadapnya sangat berbeda."Berbeda!Memang berbeda!Yuni menunduk.Inez juga ikut menambahkan, "Masih muda begitu sudah sangat hebat dalam menghadapi pria."Dia mengira kalimat ini akan membuat Yuni semakin tidak menyukai Celine, tapi Yuni malah tiba-tiba melihatnya. Meski tidak mengatakan apa-apa, tatapannya itu membuat Inez merinding.Sampai setelah Yuni pergi dengan ekspresi serius, Inez baru rileks kembali."Sekarang sudah terlalu malam, Bella juga hamil, menginap saja di sini." Inez menarik Bella dan langsung menyuruhnya menginap.Namun Carla tidak mendapatkan perlakuan seperti ini.Dia melirik Fera dan melihat Fera sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Dia
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s