Celine merasa tidak berdaya.Namun, dia juga tahu, karena Yuni sudah datang, dia sudah pasti tidak akan bisa keluar dari sini.Sebenarnya bagus juga.Dia memang ingin menjelaskan kejadian tadi!Celine mendongak melihat Andreas dan berkata sambil tersenyum, "Ada hal-hal yang memang harus dijelaskan baru aku bisa pergi. Kalau nggak, orang lain bersikeras menuduhku begini, aku malah nggak punya kesempatan untuk melawan.""Celine, aku bisa ...." Andreas mengernyit."Nggak apa-apa, hanya aku dan Nona Bella yang tahu jelas apa yang terjadi tadi." Celine sudah membuat keputusan.Andreas meremas tangan Celine sambil berpikir sejenak, lalu akhirnya setuju. "Oke."Melihat Celine akhirnya tidak jadi pergi, Inez langsung diam-diam tersenyum senang.Setelah itu, dia pergi menopang Yuni dan menceritakan apa yang terjadi padanya."Bu, tadi Bella didorong Nona Celine sampai jatuh dari tangga, sekarang lagi diperiksa dokter. Tadi aku melihat kondisi Bella ... Bella kasihan sekali ....""Nona Celine yan
"Anak Keluarga Jayadi ...." gumam Bella.Kenapa dia malah lupa, orang lain mengira kalau yang berhubungan intim dengannya malam itu tidak lain adalah Andreas!Benar, yang berhubungan dengannya adalah Andreas!Dia hamil dengan anak Andreas!Inez melihat Bella sambil tersenyum puas. "Lihat kamu ini, kamu terkejut sampai jadi kayak orang bodoh begitu. Tentu saja ini anaknya Keluarga Jayadi!""Benar, aku ... aku ... nggak tahu ...." Bella langsung mengubah ekspresinya yang tadinya panik.Saat ini, wajahnya dipenuhi ekspresi senang dan terkejut, tapi itu bukan akting.Melihat Andreas dan Celine yang berdiri di belakang Yuni, dia sekarang jadi percaya diri. "Tuan Andreas, aku ... hamil."Hari itu di hotel, Andreas pergi tanpa mengatakan apa pun, bahkan setelah itu juga selalu menolak permintaannya untuk bertemu.Namun, dia sekarang hamil!Sekarang di sini begitu banyak orang, Andreas pasti harus memberinya penjelasan!Semua orang melihat Andreas, termasuk Omar, Fera dan Carla yang baru saja
Namun, kata-katanya ini tentu saja membuat orang semakin mengasihaninya, juga semakin percaya kalau dia benar-benar hamil dengan anak Andreas.Seperti dugaan, Yuni akhirnya bersuara, "Bagaimana kondisi kandungannya?""Nggak apa-apa ...." Dokter menjawab lalu melanjutkan, "Sebaiknya dijaga dulu, agar kandungannya stabil.""Oke." Yuni menjawab lalu berkata dengan wajah tanpa ekspresi, "Dengar-dengar tadi Bella jatuh dari tangga, tapi anaknya masih baik-baik saja, anak ini beruntung juga."Tidak ada yang tahu apa maksud Yuni.Inez langsung menyahut, "Benar, untung saja ada perlindungan dari Tuhan dan juga para leluhur Keluarga Jayadi!""Heh ...." Yuni tertawa, tapi sebelum ada yang menanyai arti dari tawanya ini, Yuni berkata pada Bella, "Kalau begitu, kamu ikuti kata-kata dokter, jaga kandungannya.""Baik, Nenek." Bella merasa penuh kemenangan.Yuni menyuruhnya menjaga kandungannya, artinya sudah mengakui anak di perutnya ini.Bella pun tenang, Inez juga ikut merasa lega.Dia sudah menjo
Namun, meski ketahuan, Bella tetap punya alasan."Meski nggak terluka, Nona Celine mendorongku itu kenyataan. Begini saja, aku nggak perlu apa-apa, Nona Celine minta maaf saja padaku." Bella bertatapan dengan Celine.Tadi sudah bilang memaafkan Celine, tapi sekarang malah meminta Celine minta maaf?Celine mengernyit.Andreas melempar setumpuk laporan hasil pemeriksaan itu ke meja lalu berjalan ke samping Celine. "Celine ...."Andreas ingin memberi tahu Celine untuk tidak perlu memedulikan Bella.Namun, Celine sudah lebih dulu berbicara, "Boleh!"Semua orang yang ada di sana tertegun, bahkan Bella juga tidak menyangka kalau Celine bakal tiba-tiba setuju semudah itu.Karena Celine mau minta maaf, dia bakal menerimanya dengan lapang dada!Sudut mulut Bella tanpa sadar terangkat, menunggu Celine meminta maaf padanya.Namun, Celine malah maju beberapa langkah lalu tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan Bella.Bella pun terkejut. "Kamu apa-apaan?"Celine mengangkat alisnya lalu menjawab s
Cepat jelaskan ....Melihat orang-orang yang sudah datang, Bella menelan ludah.Dia tidak mau!Namun, Celine lagi-lagi menarik pergelangan tangannya, terus Andreas menghalangi Inez, tidak ada yang membantunya. Bella terpaksa menggertakkan giginya dan menuruti permintaan Celine."Bu ... bukan Celine yang mendorongku ...."Begitu orang-orang mendekat, mereka mendengar suara Bella."Bella, kamu kenapa bicara sembarangan?" Inez orang pertama yang panik.Dia mau menghentikan Bella, tapi Bella sudah mengucapkannya, sudah tidak bisa mundur."Tadi ... bukan Celine yang mendorongku ...." ulang Bella.Fera sudah bisa menebak kejadian aslinya, tapi dia tetap bertanya, "Bukan Celine? Jadi tadi kamu jatuh dari tangga ...."Mata Bella berkelebat. "Aku ... aku yang nggak hati-hati."Dia tetap tidak berani mengakui kalau dia sengaja mau memfitnah Celine.Celine juga tidak peduli, asalkan bisa membuktikan kalau dirinya tidak bersalah."Bella!" Inez sangat kesal.Jelas-jelas Celine yang mendorongnya, ke
Kedatangan Albert juga di luar perkiraan Andreas.Dia tidak memberi tahu Albert perihal kecelakaan Celine, berarti satu-satunya kemungkinan adalah ....Andreas bertatapan dengan Albert dan melihat ancaman di matanya, Andreas pun semakin yakin kalau tebakannya benar.Albert mengirim orang untuk melindungi Celine, sama sepertinya.Mereka berdua tidak ingin Celine tahu tentang ini, jadi dia juga membantu Albert. "Benar, aku yang kasih tahu dia."Celine setengah percaya setengah tidak."Celly, baguslah kalau kamu nggak apa-apa. Kamu nggak tahu, tadi begitu dengar kamu kecelakaan, Kak Albertmu itu hampir pingsan."Vicky yang sudah lega mulai menyindir Albert.Melihat mereka berdua, Celine merasa kehangatan menyelimuti hatinya.Dia kenal mereka berdua tidak lama, tapi perhatian mereka terhadapnya sangat nyata seakan-akan sudah kenal sekian lama, terutama ... Albert!"Terima kasih Kak Albert, maaf sudah membuatmu khawatir.""Kak Vicky juga, terima kasih."Mungkin karena baru saja dituduh oleh
Di dalam kediaman Keluarga Jayadi.Setelah orang-orang tadi pergi, Yuni masih berdiri diam di tempat sekian lama.Dia tidak memberi izin, jadi yang lainnya juga tidak pergi.Menyadari keanehan Yuni, Fera pun punya sebuah tebakan dalam hatinya. "Nona Celine ini hebat juga, sikap anggota Keluarga Tjangnaka dari Grup Angkasa itu terhadapnya sangat berbeda."Berbeda!Memang berbeda!Yuni menunduk.Inez juga ikut menambahkan, "Masih muda begitu sudah sangat hebat dalam menghadapi pria."Dia mengira kalimat ini akan membuat Yuni semakin tidak menyukai Celine, tapi Yuni malah tiba-tiba melihatnya. Meski tidak mengatakan apa-apa, tatapannya itu membuat Inez merinding.Sampai setelah Yuni pergi dengan ekspresi serius, Inez baru rileks kembali."Sekarang sudah terlalu malam, Bella juga hamil, menginap saja di sini." Inez menarik Bella dan langsung menyuruhnya menginap.Namun Carla tidak mendapatkan perlakuan seperti ini.Dia melirik Fera dan melihat Fera sepertinya sedang memikirkan sesuatu.Dia
Awalnya Celine coba memberontak, tapi tidak berhasil, jadi dia membiarkannya.Celine mengira mereka akan terus seperti ini sampai ke tujuan, tapi setelah keluar dari jalan Gunung Salma, Andreas tiba-tiba berbicara."Malam itu, aku menerima sebuah kertas kecil, di atasnya tertulis pesan kamu mengajakmu ke hotel."Celine langsung mengerti kalau malam yang dia maksud adalah pas acara penutupan pentas Winny.Namun ...."Aku nggak memberimu kertas kecil, juga nggak mengajakmu ke hotel!" Celine terburu-buru berkata, seakan-akan sedang menjelaskan. Dia mana mungkin mengajak Andreas bertemu dii tempat seperti hotel?"Aku tahu, tapi waktu itu aku nggak tahu, terus bersamaan dengan kertas itu, ada sebuah anting-anting. Aku mengenali anting itu adalah satu dari anting-anting yang kamu pakai malam itu. Waktu itu aku terlalu senang dan terlalu merindukanmu, aku pikir ...."Dia mengira Celine juga merindukannya.Sebelum Andreas selesai bicara, jantung Celine sudah berdetak kencang.Dia tahu "rindu"