Bella melihat Celine sedang menunduk sambil memakan sebuah kue kecil. Ekspresinya yang penuh konsentrasi seakan-akan di matanya hanya ada kue itu."Nona Celine juga suka kue kecil?"Tiba-tiba, terdengar suara Yuni.Celine masih sibuk memikirkan baju tradisional tadi, "jejak" di baju tradisional itu membuat hatinya terasa gatal.Dulu, waktu baju itu dibawa ke dia, dia terus memikirkan berbagai cara, tapi tetap tidak menemukan solusinya.Waktu akhirnya dia menemukan solusinya, baju itu sudah dibawa kembali oleh pemiliknya.Selama ini, hal ini selalu menjadi penyesalan di hatinya.Dia sama sekali tidak menyangka kalau hari ini dia akan melihat baju itu di kediaman Keluarga Jayadi.Awalnya dia tidak berpikir terlalu banyak, tapi waktu sudah duduk, pikirannya tidak terkendali dan dipenuhi dengan cara-cara untuk memperbaiki baju itu.Karena terlalu fokus, dia sama sekali tidak menyadari situasi di sekitarnya.Di meja makan yang sangat besar itu, semua orang melihat Celine.Setelah sekian lam
Terutama saat melihat Celine makan satu kue lagi.Di meja makan, yang lainnya senang melihat hal ini.Bella tertawa sombong. Kalau Celine makan kue sebanyak itu, pasti bakal muntah!Dia sangat menantikan penampilan Celine yang menyedihkan nanti!Mungkin karena makan terlalu cepat, Celine tersedak. Tepat pada saat ini, sebuah gelas ditaruh di depannya. Celine pun langsung mengambilnya.Setelah dia minum dan menelan kue yang menyangkut di tenggorokan, seseorang mengambil kue di depan Celine.Celine mendongak dan melihat Andreas sedang makan dengan lahap, satu kue dihabiskan dalam satu suap, seakan-akan takut ada yang mau merebutnya darinya.Ketika Celine tertegun, Andreas menelan dengan susah payah, lalu satu piring kecil habis.Di meja makan, orang-orang yang awalnya menikmati penderitaan Celine langsung kehilangan kata-kata."Nenek Yuni ...." Bella tidak tahan ingin meminta Yuni menghentikan Andreas.Namun, sebelum dia sempat mengatakan apa-apa, Andreas langsung melihatnya. "Nona Bella
Bella semakin kesal.Namun, dia tidak berani memperlihatkannya."Baik, Tuan Andreas yang rekomendasi, aku pasti bakal coba." Bella tersenyum dan mulai makan di depan tatapan orang-orang.Baru makan satu saja dia sudah mulai jijik dan tidak ingin meneruskannya lagi.Namun, Andreas mana mungkin membiarkannya berhenti?"Kenapa? Kue yang dibuat Keluarga Jayadi nggak enak?" tanya Andreas sambil mengernyit.Koki Keluarga Jayadi adalah koki-koki handal, mana mungkin tidak enak?Bella segera menjawab, "Nggak, nggak, enak kok, enak.""Kalau enak, makan lagi! Habiskan saja." Andreas kembali memberi Bella misi tanpa merasa kasihan.Bella tidak bisa menolak, jadi terpaksa memakannya satu per satu.Andreas mengambilkan makanan kesukaan Celine sambil terkadang memberi Bella tatapan mendesak.Di satu sisi penuh dengan kasih sayang, satu lagi tidak berperasaan. Dua sisi bergantian dengan sangat lancar.Dia sama sekali tidak menyembunyikan setiap kelakuannya.Seakan-akan setiap saat memberi tahu semua
Andreas akhirnya ikut.Meninggalkan semua orang lainnya di meja makan. Orang-orang yang dari tadi diam saja juga akhirnya mulai bersuara."Nggak kusangka Andreas sesayang itu pada Nona Celine!"Inez mengangkat gelas araknya.Dia dari tadi minum arak terus.Melihat Andreas dan Celine saling bertatapan mesra, orang lain cemburu, sedangkan dia malah merasa sangat marah.Sekarang dia yakin kalau Andreas pasti ikut campur masalah Timothy karena Celine, jadinya sampai sekarang Timothy masih ditahan di kantor polisi, bahkan Renald juga tidak bisa apa-apa."Benar, Andreas jarang-jarang sebaik ini sama seorang wanita. Hal ini mengingatkanku ke nona Keluarga Nadine yang satunya lagi ...."Fera berkata sambil tersenyum lembut.Kata-katanya ini membuat orang-orang di meja makan tertegun, juga berhasil membuat orang penasaran.Bella orang pertama yang bersuara. "Nona Keluarga Nadine yang mana?"Fera melihat Bella lalu berkata, "Hal ini sudah berlalu sangat lama, kamu dari kecil sudah keluar negeri,
Di depan mesin jahit, tergantung sebuah foto yang sangat besar.Itu adalah foto baju tradisional yang tergantung di bawah tadi, yang ada sedikit kerusakan.Nyonya Tua sedang memperbaiki baju itu?Namun, dari baju contoh yang dibuat sampai setengah, jelas terlihat kalau caranya sepertinya salah.Yuni menyadari ketertarikan Celine pada daerah itu.Namun, dia tidak terlalu memikirkannya."Duduklah." Yuni duduk di kursi di belakang meja kerja. Dia menatap Celine lalu melihat setumpuk dokumen di depannya.Suara Yuni menarik perhatian Celine padanya.Namun, Celine tidak duduk. "Aku berdiri saja!"Andreas bilang Yuni marah karena suatu perbuatannya, makanya mengadakan jamuan keluarga ini untuk mempersulit Celine.Kalau begitu, bukannya berarti amarah Yuni akan reda jika dia berdiri dan membiarkan Yuni mempersulitnya.Yuni melihat Celine dengan tatapan penuh makna. "Perlakuan Andreas terhadapmu memang sangat spesial, tapi kamu harusnya tahu alasannya, 'kan?"Alasan Andreas memperlakukannya den
Dia tidak menyangka Celine akan berbicara seperti itu.Apa dia benar-benar berpikiran seterbuka itu? Atau hanya mengatakannya karena tahu dia mau mengadu domba mereka?Apa pun alasannya, sudah cukup untuk membuat Yuni melihatnya.Namun ....Kalaupun begitu, ada satu hal yang tidak bisa berubah."Tapi, latar belakang istrinya Andreas, bagi Andreas maupun Keluarga Jayadi sangatlah penting. Di saat kamu datang ke Mastika, informasi tentangmu sudah diantar ke tanganku."Yuni juga tidak menyembunyikan hal ini.Kalau Celine benar-benar berpikiran terbuka, lebih baik langsung ke intinya.Celine juga tidak terkejut.Suara Yuni kembali terdengar."Ibumu meninggalkan sebuah perusahaan perhiasan untukmu, meski skalanya nggak kecil, dengan Keluarga Jayadi tetap saja berbeda jauh. Jadi, kamu nggak pantas untuk Andreas dan Keluarga Jayadi!"Celine sudah menduga akan ada topik pembicaraan ini.Dia akui, kedudukan Keluarga Jayadi memang terlalu tinggi, tapi siapa yang tidak pantas ....Celine mengangk
"Waktu aku kenal Andreas, dia bukan Tuan Andreas. Setelah tahu kalau dia adalah Tuan Andreas, aku tahu ada hal yang nggak bisa kudapatkan meski aku mau.""Aku memang punya perasaan pada Andreas, tapi aku nggak pernah punya perasaan pada Tuan Andreas. Jadi, kalau Nyonya Tua khawatir aku, wanita Binara yang nggak pantas untuk Keluarga Jayadi mau menikah dengannya, Nyonya boleh tenang, aku nggak bermaksud seperti itu, juga nggak suka dengan Tuan Andreas!"Orang yang selama ini membuatnya deg-degan dan memengaruhi perasaannya hanya Andreas.Bukan Tuan Andreas!Yuni mengerti maksud Celine.Tadi ketika Celine tidak menjawab pertanyaan apakah uang lebih penting dari Andreas, Yuni masih yakin kalau Celine tidak akan melepaskan kesempatan untuk menikah dengan keluarga konglomerat ini.Namun dia tidak menyangka ....Yuni menatap Celine lalu berkata, "Kamu mencintai Andreas, bukan Tuan Andreas?"Mencintai Andreas ....Celine merasa detak jantungnya seakan-akan berhenti sejenak.Apa dia mencintain
Yuni tentu saja bisa melihat kalau Celine sedang merendah.Dia memikirkan kata-kata Celine tadi lalu jadi semakin semangat.Dia meletakkan dokumen di tangannya dan segera berjalan ke depan mesin jahit lalu ikut melihat ke foto raksasa yang ada di depan."Baju ini sempat terbakar, aku terus mencari ahli yang bisa memperbaikinya. Sebenarnya, belasan tahun yang lalu di Kota Salabram, ada seorang master yang bisa memperbaikinya, tapi sayangnya dia tiba-tiba meninggal ...."Yuni menghela napas panjang.Dia menyayangkan baju yang tidak bisa diperbaiki dan juga menyayangkan seorang master seperti itu harus meninggal.Mata Celine terlihat suram.Teringat liburan semester terakhir di mana dia bertemu dengan bapak tua itu ....Di liburan semester itu, bapak tua itu kecelakaan. Setelah membantunya melakukan upacara pemakaman, Celine tidak pernah ke sana lagi."Waktu itu, dengar-dengar master itu punya seorang murid, sudah bertahun-tahun aku berusaha untuk mencari muridnya itu, tapi sama sekali ti
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta