"Waktu aku kenal Andreas, dia bukan Tuan Andreas. Setelah tahu kalau dia adalah Tuan Andreas, aku tahu ada hal yang nggak bisa kudapatkan meski aku mau.""Aku memang punya perasaan pada Andreas, tapi aku nggak pernah punya perasaan pada Tuan Andreas. Jadi, kalau Nyonya Tua khawatir aku, wanita Binara yang nggak pantas untuk Keluarga Jayadi mau menikah dengannya, Nyonya boleh tenang, aku nggak bermaksud seperti itu, juga nggak suka dengan Tuan Andreas!"Orang yang selama ini membuatnya deg-degan dan memengaruhi perasaannya hanya Andreas.Bukan Tuan Andreas!Yuni mengerti maksud Celine.Tadi ketika Celine tidak menjawab pertanyaan apakah uang lebih penting dari Andreas, Yuni masih yakin kalau Celine tidak akan melepaskan kesempatan untuk menikah dengan keluarga konglomerat ini.Namun dia tidak menyangka ....Yuni menatap Celine lalu berkata, "Kamu mencintai Andreas, bukan Tuan Andreas?"Mencintai Andreas ....Celine merasa detak jantungnya seakan-akan berhenti sejenak.Apa dia mencintain
Yuni tentu saja bisa melihat kalau Celine sedang merendah.Dia memikirkan kata-kata Celine tadi lalu jadi semakin semangat.Dia meletakkan dokumen di tangannya dan segera berjalan ke depan mesin jahit lalu ikut melihat ke foto raksasa yang ada di depan."Baju ini sempat terbakar, aku terus mencari ahli yang bisa memperbaikinya. Sebenarnya, belasan tahun yang lalu di Kota Salabram, ada seorang master yang bisa memperbaikinya, tapi sayangnya dia tiba-tiba meninggal ...."Yuni menghela napas panjang.Dia menyayangkan baju yang tidak bisa diperbaiki dan juga menyayangkan seorang master seperti itu harus meninggal.Mata Celine terlihat suram.Teringat liburan semester terakhir di mana dia bertemu dengan bapak tua itu ....Di liburan semester itu, bapak tua itu kecelakaan. Setelah membantunya melakukan upacara pemakaman, Celine tidak pernah ke sana lagi."Waktu itu, dengar-dengar master itu punya seorang murid, sudah bertahun-tahun aku berusaha untuk mencari muridnya itu, tapi sama sekali ti
Setelah dia meninggalkan ruang makan, dia melihat Andreas duduk di sofa sambil melihat ke lantai tiga, sangat mirip dengan seorang pengawal.Awalnya dia ingin pergi bicara dengan Andreas.Namun, baru saja dia mendekat, belum sempat mengatakan sepatah kata pun, Andreas sudah mengusirnya!Dia mana pernah mendapat perlakuan seperti itu?Semuanya gara-gara Celine!Asalkan ada Celine, Andreas tidak akan melihatnya.Hari ini, malam itu ... juga begitu!Begitu teringat kegagalan rencananya malam itu, Bella semakin marah."Celine, kamu bukannya bilang mau meninggalkan Mastika dan pulang ke Binara? Kamu bohong, 'kan? Kamu susah payah menggoda Tuan Andreas, mana mungkin melewatkan kesempatan untuk menikah ke Keluarga Jayadi? Tapi Celine, Keluarga Jayadi nggak mungkin setuju! Kamu yang bukan siapa-siapa nggak pantas untuk Keluarga Jayadi. Oh iya ...."Bella tersenyum sinis. "Dengar-dengar ibumu sudah mati dari kamu kecil. Pantas saja, kamu hebat sekali dalam menggoda pria, pasti kamu latih dengan
Suara teriakan Inez langsung mengejutkan semua orang yang ada di kediaman.Fera dan Carla langsung sadar kembali dari kekagetan mereka lalu saling bertatapan dan segera berlari ke atas.Situasi saat ini ....Bella terjatuh di lantai.Meski tadi dia sudah bersiap-siap.Dia seorang aktris, sudah pernah berkali-kali berakting adegan seperti ini, dia tahu bagaimana caranya jatuh agar pas terlihat parah tapi tidak melukai tubuhnya.Namun, perut bagian bawahnya samar-samar terasa sakit.Akan tetapi, di situasi seperti ini, dia tidak terlalu memedulikannya.Bella melihat Celine yang masih berdiri di tangga lalu muncul tatapan sombong di matanya dan dia mulai menyalahkan Celine."Nona Celine, kamu ... kenapa kamu mendorongku?"Kenapa mendorongnya?Celine sadar kembali dan melihat situasi di depannya.Seluruh proses kejadian tadi berputar ulang di benaknya, dia sangat yakin kalau dia tidak mendorong Bella, Bella sendiri yang ....Namun, Bella malah menuduhnya mendorongnya?Celine bengong sejena
Lengan yang merangkulnya itu membuatnya merasa tenang.Namun, bagi Carla dan Fera, adegan ini sangat menusuk mata.Mereka tidak menyangka kalau Andreas ternyata sepercaya itu pada Celine.Hanya dengan satu kalimat dari Celine, Andreas langsung percaya padanya tanpa syarat."Nona Celine nggak usah takut, kami semua percaya kalau kamu nggak sengaja," ujar Fera sambil tersenyum menenangkan.Namun, kata-kata yang terdengar seperti menenangkan itu mengandung makna yang lain.Celine tidak sengaja ... mendorong Bella!Namun, bukannya berarti Celine memang mendorong Bella?"Aku ...." tidak mendorongnya."Apanya nggak sengaja?"Sebelum Celine sempat berbicara, Andreas sudah menyela.Dia menatap orang-orang di bawah tangga dengan tatapan dingin lalu berkata, "Dia bilang dia nggak mendorongnya, berarti memang nggak. Siapa pun itu, perhatikan kata-kata kalian!"Andreas jelas terlihat marah, nada suaranya seperti sedang memberi peringatan.Fera terkejut lalu mencoba tersenyum sambil berkata, "Maksu
Celine merasa tidak berdaya.Namun, dia juga tahu, karena Yuni sudah datang, dia sudah pasti tidak akan bisa keluar dari sini.Sebenarnya bagus juga.Dia memang ingin menjelaskan kejadian tadi!Celine mendongak melihat Andreas dan berkata sambil tersenyum, "Ada hal-hal yang memang harus dijelaskan baru aku bisa pergi. Kalau nggak, orang lain bersikeras menuduhku begini, aku malah nggak punya kesempatan untuk melawan.""Celine, aku bisa ...." Andreas mengernyit."Nggak apa-apa, hanya aku dan Nona Bella yang tahu jelas apa yang terjadi tadi." Celine sudah membuat keputusan.Andreas meremas tangan Celine sambil berpikir sejenak, lalu akhirnya setuju. "Oke."Melihat Celine akhirnya tidak jadi pergi, Inez langsung diam-diam tersenyum senang.Setelah itu, dia pergi menopang Yuni dan menceritakan apa yang terjadi padanya."Bu, tadi Bella didorong Nona Celine sampai jatuh dari tangga, sekarang lagi diperiksa dokter. Tadi aku melihat kondisi Bella ... Bella kasihan sekali ....""Nona Celine yan
"Anak Keluarga Jayadi ...." gumam Bella.Kenapa dia malah lupa, orang lain mengira kalau yang berhubungan intim dengannya malam itu tidak lain adalah Andreas!Benar, yang berhubungan dengannya adalah Andreas!Dia hamil dengan anak Andreas!Inez melihat Bella sambil tersenyum puas. "Lihat kamu ini, kamu terkejut sampai jadi kayak orang bodoh begitu. Tentu saja ini anaknya Keluarga Jayadi!""Benar, aku ... aku ... nggak tahu ...." Bella langsung mengubah ekspresinya yang tadinya panik.Saat ini, wajahnya dipenuhi ekspresi senang dan terkejut, tapi itu bukan akting.Melihat Andreas dan Celine yang berdiri di belakang Yuni, dia sekarang jadi percaya diri. "Tuan Andreas, aku ... hamil."Hari itu di hotel, Andreas pergi tanpa mengatakan apa pun, bahkan setelah itu juga selalu menolak permintaannya untuk bertemu.Namun, dia sekarang hamil!Sekarang di sini begitu banyak orang, Andreas pasti harus memberinya penjelasan!Semua orang melihat Andreas, termasuk Omar, Fera dan Carla yang baru saja
Namun, kata-katanya ini tentu saja membuat orang semakin mengasihaninya, juga semakin percaya kalau dia benar-benar hamil dengan anak Andreas.Seperti dugaan, Yuni akhirnya bersuara, "Bagaimana kondisi kandungannya?""Nggak apa-apa ...." Dokter menjawab lalu melanjutkan, "Sebaiknya dijaga dulu, agar kandungannya stabil.""Oke." Yuni menjawab lalu berkata dengan wajah tanpa ekspresi, "Dengar-dengar tadi Bella jatuh dari tangga, tapi anaknya masih baik-baik saja, anak ini beruntung juga."Tidak ada yang tahu apa maksud Yuni.Inez langsung menyahut, "Benar, untung saja ada perlindungan dari Tuhan dan juga para leluhur Keluarga Jayadi!""Heh ...." Yuni tertawa, tapi sebelum ada yang menanyai arti dari tawanya ini, Yuni berkata pada Bella, "Kalau begitu, kamu ikuti kata-kata dokter, jaga kandungannya.""Baik, Nenek." Bella merasa penuh kemenangan.Yuni menyuruhnya menjaga kandungannya, artinya sudah mengakui anak di perutnya ini.Bella pun tenang, Inez juga ikut merasa lega.Dia sudah menjo