Celine tidak sadar kalau dia mengutarakan perasaannya.Bella tertegun sejenak lalu mencibir, "Sayang? Nona Celine, kamu sepertinya nggak tahu berapa harganya, ya? Bisa-bisanya kamu bilang sayang sekali ...."Bella melirik baju yang dilihat oleh Celine.Meski baju ini digantung di tempat yang paling sudut, harganya tetap setinggi langit. Celine mana punya hak menyayangkan baju ini?"Nona Bella, kamu mungkin nggak tahu, selain bisa desain perhiasan, Celly juga bisa desain baju." Carla juga menyadari keanehan sikap Celine.Penjelasan Carla membuat Bella tertegun sejenak.Namun dalam sekejap, Bella seakan-akan mengerti lalu sama sekali tidak menutupi ejekannya terhadap Celine. "Ternyata sok jadi 'ahli', cuma pura-pura .... Heh!"Sok jadi "ahli", pura-pura?Celine mengernyit lalu mengalihkan pandangannya.Dia tetap berpura-pura tidak mendengar ejekan Bella tadi.Sampai sudah duduk, Celine masih tetap memikirkan baju tradisional itu."Jamuan keluarga hari ini agak spesial. Biasanya, jamuan k
Bella melihat Celine sedang menunduk sambil memakan sebuah kue kecil. Ekspresinya yang penuh konsentrasi seakan-akan di matanya hanya ada kue itu."Nona Celine juga suka kue kecil?"Tiba-tiba, terdengar suara Yuni.Celine masih sibuk memikirkan baju tradisional tadi, "jejak" di baju tradisional itu membuat hatinya terasa gatal.Dulu, waktu baju itu dibawa ke dia, dia terus memikirkan berbagai cara, tapi tetap tidak menemukan solusinya.Waktu akhirnya dia menemukan solusinya, baju itu sudah dibawa kembali oleh pemiliknya.Selama ini, hal ini selalu menjadi penyesalan di hatinya.Dia sama sekali tidak menyangka kalau hari ini dia akan melihat baju itu di kediaman Keluarga Jayadi.Awalnya dia tidak berpikir terlalu banyak, tapi waktu sudah duduk, pikirannya tidak terkendali dan dipenuhi dengan cara-cara untuk memperbaiki baju itu.Karena terlalu fokus, dia sama sekali tidak menyadari situasi di sekitarnya.Di meja makan yang sangat besar itu, semua orang melihat Celine.Setelah sekian lam
Terutama saat melihat Celine makan satu kue lagi.Di meja makan, yang lainnya senang melihat hal ini.Bella tertawa sombong. Kalau Celine makan kue sebanyak itu, pasti bakal muntah!Dia sangat menantikan penampilan Celine yang menyedihkan nanti!Mungkin karena makan terlalu cepat, Celine tersedak. Tepat pada saat ini, sebuah gelas ditaruh di depannya. Celine pun langsung mengambilnya.Setelah dia minum dan menelan kue yang menyangkut di tenggorokan, seseorang mengambil kue di depan Celine.Celine mendongak dan melihat Andreas sedang makan dengan lahap, satu kue dihabiskan dalam satu suap, seakan-akan takut ada yang mau merebutnya darinya.Ketika Celine tertegun, Andreas menelan dengan susah payah, lalu satu piring kecil habis.Di meja makan, orang-orang yang awalnya menikmati penderitaan Celine langsung kehilangan kata-kata."Nenek Yuni ...." Bella tidak tahan ingin meminta Yuni menghentikan Andreas.Namun, sebelum dia sempat mengatakan apa-apa, Andreas langsung melihatnya. "Nona Bella
Bella semakin kesal.Namun, dia tidak berani memperlihatkannya."Baik, Tuan Andreas yang rekomendasi, aku pasti bakal coba." Bella tersenyum dan mulai makan di depan tatapan orang-orang.Baru makan satu saja dia sudah mulai jijik dan tidak ingin meneruskannya lagi.Namun, Andreas mana mungkin membiarkannya berhenti?"Kenapa? Kue yang dibuat Keluarga Jayadi nggak enak?" tanya Andreas sambil mengernyit.Koki Keluarga Jayadi adalah koki-koki handal, mana mungkin tidak enak?Bella segera menjawab, "Nggak, nggak, enak kok, enak.""Kalau enak, makan lagi! Habiskan saja." Andreas kembali memberi Bella misi tanpa merasa kasihan.Bella tidak bisa menolak, jadi terpaksa memakannya satu per satu.Andreas mengambilkan makanan kesukaan Celine sambil terkadang memberi Bella tatapan mendesak.Di satu sisi penuh dengan kasih sayang, satu lagi tidak berperasaan. Dua sisi bergantian dengan sangat lancar.Dia sama sekali tidak menyembunyikan setiap kelakuannya.Seakan-akan setiap saat memberi tahu semua
Andreas akhirnya ikut.Meninggalkan semua orang lainnya di meja makan. Orang-orang yang dari tadi diam saja juga akhirnya mulai bersuara."Nggak kusangka Andreas sesayang itu pada Nona Celine!"Inez mengangkat gelas araknya.Dia dari tadi minum arak terus.Melihat Andreas dan Celine saling bertatapan mesra, orang lain cemburu, sedangkan dia malah merasa sangat marah.Sekarang dia yakin kalau Andreas pasti ikut campur masalah Timothy karena Celine, jadinya sampai sekarang Timothy masih ditahan di kantor polisi, bahkan Renald juga tidak bisa apa-apa."Benar, Andreas jarang-jarang sebaik ini sama seorang wanita. Hal ini mengingatkanku ke nona Keluarga Nadine yang satunya lagi ...."Fera berkata sambil tersenyum lembut.Kata-katanya ini membuat orang-orang di meja makan tertegun, juga berhasil membuat orang penasaran.Bella orang pertama yang bersuara. "Nona Keluarga Nadine yang mana?"Fera melihat Bella lalu berkata, "Hal ini sudah berlalu sangat lama, kamu dari kecil sudah keluar negeri,
Di depan mesin jahit, tergantung sebuah foto yang sangat besar.Itu adalah foto baju tradisional yang tergantung di bawah tadi, yang ada sedikit kerusakan.Nyonya Tua sedang memperbaiki baju itu?Namun, dari baju contoh yang dibuat sampai setengah, jelas terlihat kalau caranya sepertinya salah.Yuni menyadari ketertarikan Celine pada daerah itu.Namun, dia tidak terlalu memikirkannya."Duduklah." Yuni duduk di kursi di belakang meja kerja. Dia menatap Celine lalu melihat setumpuk dokumen di depannya.Suara Yuni menarik perhatian Celine padanya.Namun, Celine tidak duduk. "Aku berdiri saja!"Andreas bilang Yuni marah karena suatu perbuatannya, makanya mengadakan jamuan keluarga ini untuk mempersulit Celine.Kalau begitu, bukannya berarti amarah Yuni akan reda jika dia berdiri dan membiarkan Yuni mempersulitnya.Yuni melihat Celine dengan tatapan penuh makna. "Perlakuan Andreas terhadapmu memang sangat spesial, tapi kamu harusnya tahu alasannya, 'kan?"Alasan Andreas memperlakukannya den
Dia tidak menyangka Celine akan berbicara seperti itu.Apa dia benar-benar berpikiran seterbuka itu? Atau hanya mengatakannya karena tahu dia mau mengadu domba mereka?Apa pun alasannya, sudah cukup untuk membuat Yuni melihatnya.Namun ....Kalaupun begitu, ada satu hal yang tidak bisa berubah."Tapi, latar belakang istrinya Andreas, bagi Andreas maupun Keluarga Jayadi sangatlah penting. Di saat kamu datang ke Mastika, informasi tentangmu sudah diantar ke tanganku."Yuni juga tidak menyembunyikan hal ini.Kalau Celine benar-benar berpikiran terbuka, lebih baik langsung ke intinya.Celine juga tidak terkejut.Suara Yuni kembali terdengar."Ibumu meninggalkan sebuah perusahaan perhiasan untukmu, meski skalanya nggak kecil, dengan Keluarga Jayadi tetap saja berbeda jauh. Jadi, kamu nggak pantas untuk Andreas dan Keluarga Jayadi!"Celine sudah menduga akan ada topik pembicaraan ini.Dia akui, kedudukan Keluarga Jayadi memang terlalu tinggi, tapi siapa yang tidak pantas ....Celine mengangk
"Waktu aku kenal Andreas, dia bukan Tuan Andreas. Setelah tahu kalau dia adalah Tuan Andreas, aku tahu ada hal yang nggak bisa kudapatkan meski aku mau.""Aku memang punya perasaan pada Andreas, tapi aku nggak pernah punya perasaan pada Tuan Andreas. Jadi, kalau Nyonya Tua khawatir aku, wanita Binara yang nggak pantas untuk Keluarga Jayadi mau menikah dengannya, Nyonya boleh tenang, aku nggak bermaksud seperti itu, juga nggak suka dengan Tuan Andreas!"Orang yang selama ini membuatnya deg-degan dan memengaruhi perasaannya hanya Andreas.Bukan Tuan Andreas!Yuni mengerti maksud Celine.Tadi ketika Celine tidak menjawab pertanyaan apakah uang lebih penting dari Andreas, Yuni masih yakin kalau Celine tidak akan melepaskan kesempatan untuk menikah dengan keluarga konglomerat ini.Namun dia tidak menyangka ....Yuni menatap Celine lalu berkata, "Kamu mencintai Andreas, bukan Tuan Andreas?"Mencintai Andreas ....Celine merasa detak jantungnya seakan-akan berhenti sejenak.Apa dia mencintain
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s