Ketika dia kembali, dia akan membawa kabar baik ini ke Winny.Setelah keluar dari aula, Celine mengikuti staf belok beberapa kali di gedung acara ini lalu naik ke sebuah lift.Namun, staf itu berdiri di luar lift, tidak ikut masuk.Celine bingung. "Kamu nggak ikut naik?""Bos sudah berpesan meminta Anda naik sendiri," ujar staf itu.Bos yang dimaksud staf itu kembali meyakinkan Celine kalau orang dibalik semua ini adalah Andreas. Begitu memikirkan akan menghadapi Andreas sendiri, Celine berusaha untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, seiring dengan tertutupnya pintu lift, rasa sakit di hatinya tadi kembali terasa, kelopak matanya terus berkedut, seakan-akan ada firasat buruk.Perasaan itu terus mengikuti Celine sampai suara lift terdengar. Lift itu berhenti di lantai paling atas lalu pintunya terbuka. Celine melihat sebuah kamar yang sangat luas ....Di bawah,Andreas yang tadi menerima telepon kembali ke aula. Ketika dia mencari Celine, dia tidak melihat soso
Sementara wanita yang Timothy sukai itu ....Bagus kalau wanita itu tipe yang suka harta dan ketenaran, tapi malam ini dia terus memperhatikan Winny. Winny bukanlah wanita yang materialistis.Dia sepertinya dibesarkan dengan sangat baik. Ketika mendengar surat rekomendasi Sekolah Tari Kerajaan Skarlat, lalu mendengar temannya menanyakan soal memberikan hadiah itu ke orang lain ....Di mata Winny hanya ada impian dan mimpi.Impian?Heh .... Orang seperti ini takutnya akan merasa seperti masuk neraka saat jatuh ke tangan Timothy.Wanita itu tersenyum sinis, dalam hatinya tidak ada rasa kasihan.Melihat para penari yang mengelilingi Winny perlahan-lahan bubar dan sibuk minum-minum, tidak ada yang memperhatikan Winny lagi, wanita itu memberi kode pada salah satu "staf" di sana.Setelah itu, "staf" itu langsung menghampiri Winny.Sebelum staf itu mendekat, Winny sudah mengenalinya. Tadi staf ini yang membawa Celine pergi.Winny melihat ke belakang staf itu, tapi tidak melihat Celine.Seketi
Ke toilet?Winny melihat ke sekitar, sepertinya sedang mencari toilet.Timothy melihat kekhawatiran Winny terhadap Celine. Dia pun melambaikan tangannya ke Winny dan berkata, "Nona Winny, sini duduk dulu."Winny mengalihkan tatapannya dan melihat baik-baik pria yang duduk di sofa itu.Kemeja hitam, kaca mata emas, umurnya terlihat seperti dua puluhan tahun. Jelas-jelas pria itu sedang tersenyum ramah, tapi Winny merasa sangat tidak nyaman dengan tatapannya."Sini duduk, minum teh dulu. Nanti Nona Celine sudah balik kita bicarakan masalah surat rekomendasi Sekolah Tari Kerajaan Skarlat."Timothy menuangkan segelas teh untuk Winny.Winny ragu-ragu sejenak lalu akhirnya berjalan menghampiri Timothy.Timothy menyadari sesuatu saat melihat Winny lebih rileks ketika dia mengungkit Celine.Setelah Winny duduk, Timothy terus mengungkit Celine. "Kata Nona Celine, kamu dan dia adalah sahabat terbaik?""Iya."Winny agak waspada, dia sengaja duduk di tempat yang paling jauh dari Timothy.Timothy a
Winny menggertakkan giginya karena tidak dijawab, dia berseru, "Mana Celly? Apa yang kalian lakukan padanya?""Kamu bukannya seharusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri?"Terdengar suara pria di belakangnya.Winny merasa jantungnya seakan-akan berhenti berdetak, dia menoleh dengan susah payah.Dia melihat pria yang tadi duduk di sofa sedang berjalan menghampirinya, senyuman di wajahnya membuatnya merinding."Siapa kamu?" Winny berusaha untuk menopang diri sendiri agar dia bersandar pada dinding, dia tidak mau terbaring lemas di lantai."Kamu nggak tahu aku?"Timothy sudah bisa menebak kalau Winny tidak tahu identitasnya.Namun, begini juga bagus.Timothy terkekeh, tatapannya ke Winny semakin berani."Aku bermarga Jayadi! Demi kamu, aku melakukan banyak hal, misalnya ... mensponsori pertunjukan hari ini, lalu menyediakan tempat untuk acara penutupan."Demi dia?Pria di depannya ini membuat Winny merasa takut.Namun, saat ini masih ada satu hal yang harus dia pastikan. "Mana Celine?"Timot
Celine naik mobil, tapi melihat di mobil itu tidak ada kuncinya, jadi tidak bisa dinyalakan.Di jalanan tidak ada orang, juga tidak ada mobil lain.Celine terpaksa berjalan mengikuti peta. Baterai ponselnya sudah hampir habis, Celine juga tidak mengenali jalanan di Mastika.Oleh karena itu, dia terpaksa berlari sambil berusaha mengingat jalan yang ditunjukkan peta.Akhirnya, sebelum baterai ponselnya benar-benar habis, dia melihat ada sebuah sepeda sewaan di pinggir jalan. Setelah memindai kode QR di atasnya, Celine mengendarai sepeda itu ke gedung acara tadi.Angin malam berembus, Celine entah kenapa merasa dingin.Kedinginan itu bersatu dengan kekhawatiran di hatinya.Ingin sekali rasanya dia segera muncul di sisi Winny dan memastikan kalau Winny baik-baik saja, memastikan kalau ponsel Winny hanya hilang dan Winny sekarang sedang berdansa.Namun, mengingat semua yang terjadi malam ini, Celine semakin gelisah.Tempat acara yang tiba-tiba diganti .... Gedung acara milik Grup Jayadi ...
Di belakang ada orang yang berjalan menghampirinya lalu menempel di punggungnya.Orang itu bukan Celine!Andreas sangat familier dengan tubuh Celine.Andreas refleks mencengkeram tangan yang merangkulnya dari belakang, tenaganya seakan-akan ingin mematahkan tulang orang itu. "Siapa kamu!"Bella berseru kaget.Dia jelas-jelas melihat Andreas sudah meminum anggur merah itu, kenapa tenaganya masih sekuat ini?"Aku ...." Meski kamar ini gelap gulita, Bella tetap ketakutan merasakan aura yang dipancarkan Andreas.Untuk sesaat, dia tidak berani menyebut namanya.Dia ketakutan, tapi juga iri.Dia tidak ingin mengakui perasaan Andreas terhadap Celine, tapi dia tetap harus menggunakan anting-anting Celine untuk menjebak Andreas.Tadi, seharusnya karena satu anting itu yang membuat Andreas meminum anggur merah itu tanpa ragu."Apa yang kamu lakukan ke Celine?" Suara Andreas kembali terdengar.Kali ini, cengkeramannya semakin kuat.Bella merasa tangannya akan segera patah.Dia menggigit bibirnya
Namun, setelah berdering sekian lama, tidak ada yang menerima panggilan.Bella melempar ponselnya dengan kesal. Dia tidak rela, malam ini dia harus memastikan hubungannya dengan Andreas karena bagaimanapun juga, dia sudah menghubungi media dan Inez.Besok pagi-pagi, mereka akan kebetulan muncul di sini dan melihat "hubungan" antara dia dan Andreas.Bella menatap Andreas, wajahnya benar-benar tampan.Bella tidak peduli akibatnya kalau sampai Andreas tahu dia menjebaknya. Asalkan Keluarga Bakri dan media memberinya tekanan, meski dia adalah Kepala Keluarga Jayadi, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa padanya.Sementara untuk kesan Andreas terhadapnya, asalkan mereka menikah, dengan pesona dan juga triknya, dia yakin bisa menjatuhkan Andreas dengan mudah.Sementara kesempatan sekarang ini adalah kesempatan yang paling bagus.Oleh karena itu, dia harus menggenggamnya erat-erat!"Andreas, kamu itu milikku. Posisi Nyonya Keluarga Jayadi juga milikku!"Bella bertekad mendapatkannya.Dia meng
Winny tidak tahu pria ini mau membawanya ke mana, tapi dia punya firasat kalau tempat itu sudah pasti bukan tempat yang bagus.Seperti dugaannya ....Timothy berjalan ke sebuah meja kerja lalu memencet sebuah tombol, sebuah pintu rahasia pun terbuka.Tubuh Winny sangat lemas, tapi kesadarannya sangat jelas.Dia jelas-jelas melihat di belakang pintu rahasia itu ada kamar lain. Penerangan di kamar itu sangat bagus, lalu berbagai macam "mainan" yang memalukan membuat Winny ingin muntah.Orang ini punya hobi unik!"Suka, nggak?" Timothy menunduk melihat semua reaksi Winny.Kekagetan dan kejijikan di wajah polos Winny membuatnya tertawa."Kamu ...." Kalau di situasi biasa, Winny pasti sudah memarahinya "psikopat".Namun sekarang, dia masih di bawah kendali pria ini, dia masih tidak boleh membuat pria ini marah.Namun, dia juga tidak bisa memaksakan diri untuk memuji.Setelah berhenti sejenak, senyuman di wajah Timothy semakin lebar. "Nggak apa-apa, kamu boleh memarahiku psikopat!"Winny ter
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s