Di belakang ada orang yang berjalan menghampirinya lalu menempel di punggungnya.Orang itu bukan Celine!Andreas sangat familier dengan tubuh Celine.Andreas refleks mencengkeram tangan yang merangkulnya dari belakang, tenaganya seakan-akan ingin mematahkan tulang orang itu. "Siapa kamu!"Bella berseru kaget.Dia jelas-jelas melihat Andreas sudah meminum anggur merah itu, kenapa tenaganya masih sekuat ini?"Aku ...." Meski kamar ini gelap gulita, Bella tetap ketakutan merasakan aura yang dipancarkan Andreas.Untuk sesaat, dia tidak berani menyebut namanya.Dia ketakutan, tapi juga iri.Dia tidak ingin mengakui perasaan Andreas terhadap Celine, tapi dia tetap harus menggunakan anting-anting Celine untuk menjebak Andreas.Tadi, seharusnya karena satu anting itu yang membuat Andreas meminum anggur merah itu tanpa ragu."Apa yang kamu lakukan ke Celine?" Suara Andreas kembali terdengar.Kali ini, cengkeramannya semakin kuat.Bella merasa tangannya akan segera patah.Dia menggigit bibirnya
Namun, setelah berdering sekian lama, tidak ada yang menerima panggilan.Bella melempar ponselnya dengan kesal. Dia tidak rela, malam ini dia harus memastikan hubungannya dengan Andreas karena bagaimanapun juga, dia sudah menghubungi media dan Inez.Besok pagi-pagi, mereka akan kebetulan muncul di sini dan melihat "hubungan" antara dia dan Andreas.Bella menatap Andreas, wajahnya benar-benar tampan.Bella tidak peduli akibatnya kalau sampai Andreas tahu dia menjebaknya. Asalkan Keluarga Bakri dan media memberinya tekanan, meski dia adalah Kepala Keluarga Jayadi, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa padanya.Sementara untuk kesan Andreas terhadapnya, asalkan mereka menikah, dengan pesona dan juga triknya, dia yakin bisa menjatuhkan Andreas dengan mudah.Sementara kesempatan sekarang ini adalah kesempatan yang paling bagus.Oleh karena itu, dia harus menggenggamnya erat-erat!"Andreas, kamu itu milikku. Posisi Nyonya Keluarga Jayadi juga milikku!"Bella bertekad mendapatkannya.Dia meng
Winny tidak tahu pria ini mau membawanya ke mana, tapi dia punya firasat kalau tempat itu sudah pasti bukan tempat yang bagus.Seperti dugaannya ....Timothy berjalan ke sebuah meja kerja lalu memencet sebuah tombol, sebuah pintu rahasia pun terbuka.Tubuh Winny sangat lemas, tapi kesadarannya sangat jelas.Dia jelas-jelas melihat di belakang pintu rahasia itu ada kamar lain. Penerangan di kamar itu sangat bagus, lalu berbagai macam "mainan" yang memalukan membuat Winny ingin muntah.Orang ini punya hobi unik!"Suka, nggak?" Timothy menunduk melihat semua reaksi Winny.Kekagetan dan kejijikan di wajah polos Winny membuatnya tertawa."Kamu ...." Kalau di situasi biasa, Winny pasti sudah memarahinya "psikopat".Namun sekarang, dia masih di bawah kendali pria ini, dia masih tidak boleh membuat pria ini marah.Namun, dia juga tidak bisa memaksakan diri untuk memuji.Setelah berhenti sejenak, senyuman di wajah Timothy semakin lebar. "Nggak apa-apa, kamu boleh memarahiku psikopat!"Winny ter
Suka yang mana, pilih sendiri ....Setiap kali Winny melihat satu "mainan", hatinya dipenuhi dengan kejijikan.Namun, dia tetap melihat ke sekitar secara perlahan, seakan-akan memang sedang memilih. Dia sedang mengulur waktu.Tadi setelah dia meminum air itu, tangannya mulai bertenaga. Kelihatannya pria ini berhasil "dibujuk" olehnya dan memberinya obat penawar dari obat yang sebelumnya.Namun, meski dia sudah sedikit bertenaga, masih tidak cukup untuk melawan orang ini.Oleh karena itu, dia perlu waktu.Di saat yang sama, dia melihat alat-alat mesum itu, benar-benar sedang memilih.Memilih satu yang bisa dia gunakan.Tiba-tiba dia melihat sebuah cambuk, matanya pun berhenti di sana. "Aku suka yang itu."Timothy mengikuti arah pandang Winny. Begitu melihat cambuk itu, senyumannya terlihat jahat tapi juga nakal. "Oke, ikut kata kamu!"Timothy sangat bersemangat.Dia segera pergi mengambil cambuk itu. Ketika berbalik dan berjalan menghampiri Winny, Winny jelas melihat kekejaman di mata T
Gerakan Winny sangat lincah, dalam sekejap dia sudah memborgol Timothy di kaki kasur."Keluarga Jayadi bukan pemimpin mutlak!"Winny dulunya tidak punya perasaan apa-apa pada Keluarga Jayadi. Namun sekarang, dia hanya merasa jijik dan benci.Setelah itu, Winny berbalik.Dia ingin segera meninggalkan tempat ini. Dia hanya benar-benar aman setelah keluar dari gedung acara ini.Winny membuka pintu kamar rahasia, lalu lari ke lift.Timothy sudah bernapas normal, hatinya dipenuhi dengan amarah.Winny mau kabur? Dia akan membuktikan kalau itu hanya mimpi belaka!Saat ini, Timothy tidak punya ponsel, tapi di ruang rahasia ini ada satu alat yang bisa mengirim sinyal. Timothy melihat suatu tempat yang tidak menonjol.Dia mengulurkan tangannya lalu dengan mudah memencet sebuah tombol.Tombol itu terhubung dengan ponsel pengawalnya. Tidak sampai semenit, pengawalnya akan segera datang, Winny tetap tidak akan bisa kabur!Di luar kamar rahasia,Winny baru saja mendekati lift saat pintu lift terbuka
"Apanya masalah besar?"Timothy tidak setuju, dia bahkan malas melihat ke luar jendela.Ekspresi Inez semakin jelek. "Ada yang mati memangnya bukan masalah besar?"Timothy terkekeh lalu berkata dengan nada dingin, "Memangnya kenapa? Sebelumnya bukannya sudah pernah? Bukannya tetap bisa disembunyikan dengan mudah? Ibu, ingat bantu aku urus masalah ini!"Setelah itu, Timothy mengakhiri panggilan.Inez merasa sangat kesal. Meski setiap kali dia bisa mengurus hal ini dengan baik, seiring bertambahnya korban, pasti akan ada masalah.Dia tidak pernah memberi tahu Renald tentang perbuatan anaknya ini.Kalau Renald sampai tahu, takutnya dia akan semakin mendukung anak haram yang dia sembunyikan di luar!Anak haram itu ....Inez menghirup napas dalam-dalam, untuk sementara dia tidak berencana memberi tahu keberadaan anak haram itu ke Timothy. Dia mencari nomor tadi lalu mengirimkan sebuah pesan."Aku akan mengurus masalah ini, tapi lain kali jangan ulangi lagi, fokus ke pekerjaanmu. Bikin penca
"Dokter ... ambulans ...." Celine mulai menangis karena panik.Pengawal tadi mendesaknya, "Kamu kenapa masih belum pergi? Cepat pergi, kita sudah menelepon ambulans, mereka akan segera datang."Celine tidak percaya.Orang ini menyatakan kalau ini kecelakaan, tapi Celine tidak percaya.Untuk apa mereka mengusir semua orang?Celine menggenggam satu tangan Winny, lalu mengelus lembut wajah Winny yang berdarah sambil diam-diam menenangkannya, bahwa dia tidak akan meninggalkannya!Melihat Celine tidak bergerak, pengawal itu maju untuk menariknya, tapi seketika Celine mencengkeram pergelangan tangannya dan melemparnya dengan bantuan bahunya. Pengawal itu dibanting ke lantai dan meringis kesakitan.Pengawal lainnya tidak menyangka kalau wanita ini ternyata bisa berkelahi, mereka pun mulai waspada.Namun, mereka tidak takut.Wanita yang pernah berlatih ilmu bela diri juga tidak mungkin bisa menang melawan beberapa pengawal.Celine mematahkan pergelangan tangan pengawal yang terjatuh tadi.Kemu
Melihat situasinya tidak bagus, para pengawal tidak berani melawan Hansen, mereka terpaksa pergi."Winny ...." Celine berusaha sekuat tenaga untuk berdiri lalu berjalan terpincang-pincang menghampiri Winny. Dia menggenggam tangan Winny dengan tangan yang gemetar.Dia menyentuh detak nadi di pergelangan tangannya baru menghela napas lega."Kak, Winny ... Winny ...." Air mata mengalir deras dari mata Celine, wajahnya dipenuhi ekspresi panik.Dia bahkan tidak berani menyentuh Winny sembarangan, takut memperparah kondisinya.Hansen melihat kekhawatiran di wajah Celine, dia segera menenangkan Celine. "Jangan khawatir, aku sudah panggil ambulans, mereka bakal segera datang."Di Mastika, Keluarga Nadine punya rumah sakit swasta sendiri.Hanya dalam beberapa menit, bahkan tanpa kehebohan, ambulans itu sudah membawa Winny pergi.Pengawal tadi naik ke atas untuk melaporkan situasi ini ke Timothy, tapi sekarang Timothy sudah tidak ada di kamar tadi.Setelah menelepon Inez, dia pergi lewat pintu b
Suatu kali, waktu Bastian mabuk, Sarah mendengar Bastian berkata, "Aurora, betapa baiknya kalau kamu mati!"Heh, suami Aurora ingin Aurora mati!Ini lebih menyedihkan lagi.Oleh karena itu, Sarah merencanakan kecelakaan itu.Seperti rencananya, Aurora mati dan Bastian yang mengambil alih perusahaan.Dia pun menjadi istri Bastian. Selama ini, dia selalu merasa bangga dan hidup dengan menganggap dirinya pemenang.Namun, waktu tahu Aurora adalah putri Keluarga Nadine di Mastika, lalu sekarang tahu kalau ayah kandung Celine adalah orang sehebat itu,dia tiba-tiba merasakan sesuatu.Seakan-akan dia tidak pernah berhasil menyentuh Aurora.Cantik, berbakat, dari keluarga kaya, lalu pernah berhubungan dengan Keluarga Tjangnaka. Orang seperti itu mana mungkin tertarik dengan Bastian?Sarah bahkan punya sebuah dugaan.Aurora sama sekali tidak pernah dianggap oleh Aurora, apalagi dia.Seketika, Sarah merasa sangat kesal, dia pun menggumam, "Tapi dia sudah mati!""Benar! Celine juga harusnya sudah
Sebelum Sarah selesai bicara, Lily sudah memelototinya.Dia seakan-akan berkata, kenapa harus memilih di antara dua pilihan yang Celine berikan?Dia tidak mau pilih dua-duanya.Sarah semakin panik. "Kamu mau hidup kayak di neraka?"Hidup seperti di neraka ....Lily bertatapan dengan Celine dan tiba-tiba sesuatu di hatinya akhirnya runtuh.Hal-hal yang dia lakukan cukup untuk membuat Celine membencinya setengah mati. Kalau Celine yang menentukan hukumannya, dia mungkin akan hidup seperti di neraka.Namun ....Dia tetap tidak rela kalah dari Celine."Pergi!" ujar Celine ketus.Dia tidak mau melihat Lily lagi.Dia sudah merusak imajinasi Lily dengan tangannya sendiri. Awalnya dia juga ingin membuat Lily merasakan hukuman fisik, tapi begitu melihat Lily, kejijikan di hatinya membuatnya malas turun tangan sendiri.Lily ... hanya akan mengotori tangannya!Sarah sama sekali tidak berani berlama-lama lagi, dia langsung menarik Lily berdiri lalu menyeret Lily keluar seperti sedang kabur.Namun,
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny