Gian melihat tuannya melihat ke lantai dansa dengan tatapan iri, sepertinya tuannya yang ingin berdansa bersama Nyonya.Namun, sarannya ini malah dibalas dengan tatapan dingin oleh Andreas."Kamu kayaknya kurang kerjaan," ujar Andreas datar.Gian terdiam.Jadi ... apa maksud Tuan?Sebenarnya mau menyingkirkan Nona Winny atau tidak?Dalam pekerjaannya, Gian yakin kalau dia adalah asisten terbaik tuannya. Hanya dengan satu tatapan dari tuannya, dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya.Namun jelas terlihat ... dalam hal menyangkut Nyonya, dia sama sekali tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Andreas.Gian melihat ke arah Owen untuk meminta tolong.Owen membalasnya dengan ekspresi menyindir, tapi dia tidak lupa membantu rekannya yang bodoh ini.Owen membuat gerakan menarik ritsleting di depan mulutnya.Gian pun terdiam.Owen menyuruhnya menutup mulut?Gian langsung menutup mulutnya.Tatapan Andreas terus mengikuti sosok Celine yang bergerak di lantai dansa. Senyuman di wajah
Setelah itu, terdengar suara seorang wanita yang galak. "Untuk apa ketuk pintu? Langsung buka saja! Aku tahu dia ada di dalam, aku juga datang bukan untuk mencarinya!"Suara itu terdengar sangat angkuh dan penuh amarah.Timothy mengenali suara itu ....Bella!"Awas kamu!" Bella merampas kartu pintu dari manajer dengan kesal, lalu terdengar suara pintu terbuka.Bella sama sekali tidak melihat orang yang ada di dalam ruangan dan langsung mencari-cari di layar CCTV."Orang yang kamu cari ada di sana!"Timothy tiba-tiba berkata sambil menunjuk sudut kanan bawah di dinding sebelah kiri. Tempat itu sangat tersembunyi.Bella berjalan ke arah sana dengan sepatu hak tingginya. Dia pun melihat Andreas sedang berdiri di bersandar di pembatas, seakan-akan sedang melihat ke satu tempat dengan senyuman samar di wajahnya.Apa yang dia lihat? Sampai-sampai sesenang itu!Bella melihat ke arah pandangannya, tapi arah tatapannya jelas tidak terlihat dari layar itu.Bella menggertakkan giginya, lalu mende
Oleh karena itu, Andreas baru melihat Celine dari lantai dua, bukan dari ruangan ini.Karena Andreas tidak tahu di sini ada ruangan CCTV yang bisa melihat semua area di gedung ini.Ini juga alasan kenapa dia langsung ke sini untuk mencari Andreas.Bahkan dia saja lebih tahu banyak tentang tempat ini daripada Andreas, membuktikan kalau keluarga Timothy menyembunyikan gedung acara ini dengan sangat baik."Kamu mau bilang apa?"Timothy kembali menuang arak dengan santai, tatapannya tetap tertuju pada sosok yang sedang menari di lantai dansa.Saat ini, dua orang yang tadinya sedang menari sepertinya sudah lelah. Winny membisikkan sesuatu di telinga Celine, lalu mereka meninggalkan lantai dansa lalu menghilang dari layar.Timothy segera mencari-cari di layar lain, lalu akhirnya kembali melihat mereka berdua di layar yang lain.Dia mengambil remotnya, lalu layar CCTV itu menjadi besar, menggantikan CCTV di lantai dansa tadi.Perbuatannya ini membuat Bella semakin yakin kalau Timothy menyukai
Celine dan Winny meninggalkan lantai dansa ke sebuah taman untuk suasana yang lebih tenang.Di bawah penerangan yang redup, mereka tetap bisa melihat indahnya bunga di taman ini."Sudah lama aku nggak sesenang ini. Terakhir kita bermain sesenang ini kayaknya pas sekolah ...."Winny menggandeng tangan Celine lalu berbaring di rerumputan di antara bunga-bunga.Malam hari ini, bintang berkelap-kelip.Malam ini, seperti malam di Kota Binara.Celine berbaring di samping Winny. Tadi saat menari, tubuhnya sangat rileks. Sekarang, berbaring di sini melihat bintang di langit, hatinya sangat rileks.Malam ini, Winny sangat cerewet.Ketika membicarakan "suami" Celine, Winny tiba-tiba teringat dengan Reza Linoa."Menurut aku, Reza itu memang sudah seharusnya begitu. Memangnya dia merasa Lily itu wanita yang baik? Pasangan bodoh itu bisa dibilang kena imbasnya. Cuma sayang sekali ...."Sayang Tuan Richard terkena imbasnya juga!Teringat Kakek, mata Celine kembali sedih.Winny tahu dia telah menyent
Celine tidak memberi tahu Winny identitas Andreas.Dengan identitas seperti Andreas, dia ada di Binara mungkin karena keperluan bisnis.Grup Jayadi adalah perusahaan yang berpusat di Mastika. Apa yang terjadi selama di Binara, baik untuk Andreas maupun untuknya, hanyalah sebuah paragraf kecil di kehidupan mereka.Sementara kehidupan mereka masing-masing masih harus berlanjut, tidak akan ada interaksi lagi di antara mereka.Celine juga tidak berharap dirinya terlibat dalam konflik yang tidak ada habisnya.Winny mendorong Celine lalu melihat dengan jelas ada kepahitan di mata Celine. Seketika, Winny semakin yakin kalau mereka berdua sedang bertengkar.Ketika Winny mau bertanya dan menasihatinya, tiba-tiba suara seseorang memotongnya."Apakah Anda berdua tamu yang datang untuk menghadiri acara penutupan?"Mereka pun melihat ke arah asal suara.Di luar kumpulan bunga, seorang staf sedang melihat mereka dengan senyuman sopan di wajahnya, menunggu jawaban mereka."Iya, ada apa?" tanya Winny
Suara staf itu menyebar ke seluruh aula dengan bantuan mikrofon."Selamat kepada tamu beruntung hari ini. Hadiah yang Anda dapatkan adalah ... Surat rekomendasi untuk Sekolah Tari Kerajaan Skarlat!"Seiring dengan ucapan itu, suasana di aula hening seketika.Sebagian besar tamu di sini adalah penari atau orang-orang yang terlibat di dunia tari.Sekolah Tari Kerajaan Skarlat adalah tempat impian semua penari.Di benak mereka, terngiang-ngiang "Sekolah Tari Kerajaan Skarlat", seakan-akan sedang memastikan kalau yang mereka dengar tadi itu nyata.Setelah beberapa saat, orang-orang baru mulai berseru kaget."Surat rekomendasi untuk Sekolah Tari Kerajaan Skarlat .... Ini bukannya sama dengan diterima menjadi murid di sana?""Astaga, hadiahnya ternyata ini, tapi kenapa yang beruntung bukan aku?""Tapi dia bukan anggota tim tari kita ...."Semua orang melihat Celine, ada yang iri, ada juga yang berharap dia bukan penari. Mereka berharap dia menolak hadiah ini lalu penyelenggara kembali mengam
Ketika dia kembali, dia akan membawa kabar baik ini ke Winny.Setelah keluar dari aula, Celine mengikuti staf belok beberapa kali di gedung acara ini lalu naik ke sebuah lift.Namun, staf itu berdiri di luar lift, tidak ikut masuk.Celine bingung. "Kamu nggak ikut naik?""Bos sudah berpesan meminta Anda naik sendiri," ujar staf itu.Bos yang dimaksud staf itu kembali meyakinkan Celine kalau orang dibalik semua ini adalah Andreas. Begitu memikirkan akan menghadapi Andreas sendiri, Celine berusaha untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, seiring dengan tertutupnya pintu lift, rasa sakit di hatinya tadi kembali terasa, kelopak matanya terus berkedut, seakan-akan ada firasat buruk.Perasaan itu terus mengikuti Celine sampai suara lift terdengar. Lift itu berhenti di lantai paling atas lalu pintunya terbuka. Celine melihat sebuah kamar yang sangat luas ....Di bawah,Andreas yang tadi menerima telepon kembali ke aula. Ketika dia mencari Celine, dia tidak melihat soso
Sementara wanita yang Timothy sukai itu ....Bagus kalau wanita itu tipe yang suka harta dan ketenaran, tapi malam ini dia terus memperhatikan Winny. Winny bukanlah wanita yang materialistis.Dia sepertinya dibesarkan dengan sangat baik. Ketika mendengar surat rekomendasi Sekolah Tari Kerajaan Skarlat, lalu mendengar temannya menanyakan soal memberikan hadiah itu ke orang lain ....Di mata Winny hanya ada impian dan mimpi.Impian?Heh .... Orang seperti ini takutnya akan merasa seperti masuk neraka saat jatuh ke tangan Timothy.Wanita itu tersenyum sinis, dalam hatinya tidak ada rasa kasihan.Melihat para penari yang mengelilingi Winny perlahan-lahan bubar dan sibuk minum-minum, tidak ada yang memperhatikan Winny lagi, wanita itu memberi kode pada salah satu "staf" di sana.Setelah itu, "staf" itu langsung menghampiri Winny.Sebelum staf itu mendekat, Winny sudah mengenalinya. Tadi staf ini yang membawa Celine pergi.Winny melihat ke belakang staf itu, tapi tidak melihat Celine.Seketi
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja