"Tim Tari Mastika? Apa hubungannya denganku?"Andreas seperti harimau yang dibangunkan sebelum saatnya. "Seluruh Grup Jayadi sudah nggak ada pekerjaan lain? Atau Grup Jayadi cuma ada bisnis hiburan?"Gian jarang-jarang berkeringat dingin.Kelihatannya suasana hati tuannya hari ini lebih parah dari yang dia perkirakan!Pasti karena semalam dipanggil ke kediaman tua Keluarga Jayadi, jadi kehilangan waktu berduaan dengan Nyonya.Namun, Tuan jelas-jelas pagi-pagi sudah pulang. Sekarang sudah sore, Tuan harusnya sudah bermesraan setengah harian, harusnya suasana hatinya bagus.Kenapa malah terasa seperti orang yang tidak puas?Apa jangan-jangan suami istri ini sedang bertengkar?Seketika, Gian bersikap dengan lebih hati-hati lagi. "Tuan, Tim Tari Mastika ini berbeda.""Apanya yang berbeda? Pacarmu ada di sana?"Andreas memasang ekspresi kesal.Ekspresi Gian berubah suram, dia langsung berkata dengan tegas, "Tuan, semua waktuku sudah kuberikan ke pekerjaanku, aku sudah bersumpah akan menjadi
Hansen setiap hari berangkat pagi pulang malam. Setelah pulang, lampu ruang bacanya selalu menyala sampai tengah malam. Terkadang, sebelum langit cerah, sudah terdengar suara mesin mobil di garasi.Di hari pertunjukan Winny ini, pagi-pagi sekali Winny sudah menelepon Celine.Dia kembali berpesan pada Celine, "Malam jam delapan, kamu jangan sampai lupa. Datangnya lebih cepat, harus ya."Winny terdengar sangat bersemangat."Siap, siap, aku pasti datang lebih cepat." Celine tertawa, padahal Winny sudah mengelilingi dunia, kenapa masih saja sesemangat ini.Namun, Winny malah berkata kalau kali ini berbeda.Karena kali ini di antara penonton ada Celine!"Dandan yang cantik," ujar Winny sambil terkekeh.Celine malah tidak setuju. "Hari ini hari besarmu, untuk apa aku pakai cantik-cantik? Justru kamu ... kamu itu pemeran utamanya, nanti aku bawakan gaun untuk kamu pakai di pesta perayaan!"Selama sepuluh hari ini, Celine mendesain lalu membuat sebuah gaun menurut ukuran Winny.Celine pun teri
Ketika Richard masih hidup, dia tidak suka orang lain memakai mobilnya.Bahkan Carla mau nebeng saja tidak boleh.Hansen tahu jelas kebiasaan Richard ini, tapi dia malah membiarkan Celine memakai mobil Richard!Carla naik ke mobilnya dengan ekspresi bingung.Di Menara Nadine lantai paling atas, Hansen sedang duduk di kantornya.Asistennya sedang melaporkan jadwal hari ini, memastikan jadwal Hansen sebelum sore hari ini."Tuan Muda, malam ini ada janji makan malam dengan Tuan Liam Sugito, sudah ditentukan jam tujuh malam."Liam Sugito adalah kepala Keluarga Sugito di Mastika.Meski Keluarga Sugito tidak ikut campur dalam dunia bisnis, mereka punya kedudukan yang sangat tinggi di dunia pemerintahan.Keluarga Nadine dan Keluarga Sugito adalah teman lama, hubungan antara kedua keluarga sangat baik.Kali ini, Hansen mengajak makan karena ingin meminta bantuan.Namun ...."Jam tujuh kemalaman," gumam Hansen.Asistennya agak terkejut karena makan malam jam tujuh tidak termasuk kemalaman.Dia
"Hadeh!"Sutradara terpaksa menelan amarahnya.Di mobil SUV, Bella dengan mudah mendapatkan tiket penonton melalui koneksi Keluarga Bakri.Hanya saja, karena sudah sangat dekat dengan waktu pertunjukan, dia hanya berhasil mendapatkan tiket kursi biasa.Namun, asalkan bisa masuk dan bertemu Andreas, tiket kursi mana pun sama saja.Selanjutnya, Bella segera memilih baju, tas dan perhiasannya lewat tabletnya. Setelah sampai di tempat tinggalnya, semuanya sudah ditentukan, hanya perlu dipakai.Namun, demi bisa menunjukkan kondisi terbaik di depan Andreas, dia memesan jasa perawatan wajah.Akhirnya, dia dandan lalu melihat dirinya di cermin.Kemudian, dia tersenyum puas. "Kalau orang yang diajak Tuan Andreas itu Celine, penampilanku sekarang sudah pasti bisa mengalahkan Celine."Sementara saat ini di kediaman Keluarga Nadine.Winny berkali-kali berpesan pada Celine untuk dandan yang cantik, tapi Celine tidak menganggapnya serius.Tokoh utama hari ini adalah Winny.Dia memakai kaus putih pol
Timothy tidak menyangka akan ada orang yang datang menyambutnya.Dia tidak pernah mengekspos informasi kalau dia akan datang menonton pertunjukan. Namun, sesaat kemudian, dia pun paham kalau mereka dapat informasi entah dari mana kalau dia membeli tiket, makanya sampai seheboh ini."Sayang, sini ...."Timothy melambaikan tangannya ke pasangannya.Dia semakin bangga dengan perlakuan ini.Timothy dikelilingi orang-orang lalu masuk ke teater lewat jalur khusus dengan senyum puas di wajahnya.Tak lama kemudian, sebuah mobil sedan berhenti di luar. Andreas memakai kemeja putih, sama seperti saat dia bertemu Celine untuk pertama kalinya.Sebelum datang, dia bahkan sengaja membuat gaya rambut yang sama.Bahkan ketika memasuki teater dan melihat kaca, Andreas selalu memeriksa bayangan dirinya. Setelah berkali-kali memastikan gayanya sudah seperti gaya yang disukai Celine, dia baru berjalan maju dengan puas.Di belakangnya ada Gian, dia pertama kalinya melihat tuannya begitu peduli dengan penam
Harus diakui, Bella benar-benar sangat cocok jadi seorang artis terkenal.Namun, di antara mereka tidak ada hubungan apa-apa, jadi Celine tidak bermaksud memedulikannya.Celine tersenyum tipis dan mengangguk ringan lalu kembali memotret panggungnya.Bella mengernyit.Celine bisa-bisanya mengabaikannya?Bella menatap Celine.Celine memakai jins dan kaus, pakaiannya yang kasual membuatnya seakan-akan bersinar. Sebelumnya di kafe, Bella hanya merasa Celine memang cantik.Namun hari ini, begitu melihat Celine lagi, wajah ini membuatnya merasa semakin terancam,Terutama ketika melihat Andreas memberinya tempat yang paling bagus di seluruh teater. Sementara dirinya ....Bella melihat kursinya yang agak belakang.Kursinya sangat jauh dari sini."Dia bisa-bisanya juga mengajakmu? Dia yang memberimu tiket ini, 'kan?" Bella tiba-tiba duduk di samping Celine.Dia bisa menebak kalau salah satu tempat di samping Celine pasti milik Andreas.Mereka menonton pertunjukan bersama ....Bella tersenyum pa
Andreas sedikit kecewa.Wanita di sampingnya fokus melihat panggung, tidak meliriknya sama sekali!Apa dia tidak lebih menarik dari pertunjukan di atas panggung?"Uhuk ... uhuk uhuk ...." Andreas batuk ringan, seperti sedang menarik perhatian.Namun, aksinya tidak menarik perhatian Celine, malah menarik perhatian orang lain.Mereka saling bertatapan ....Di wajah Andreas dan Hansen muncul kekagetan secara bersamaan.Mungkin karena penerangannya terlalu gelap, Andreas terus memerhatikan Celine, jadi dia tidak melihat Hansen.Hansen juga tidak menyadari di sini ada Andreas.Di saat ini, di antara mereka berdua ada Celine. Mereka saling bertatapan hanya untuk sedetik, lalu mereka tersenyum tipis secara bersamaan lalu dengan kompak mengalihkan tatapan dan senyum mereka pun menghilang.Di atas panggung, para penari tenggelam dalam pertunjukan mereka.Sebagai penari inti tim tari, Winny banyak melakukan gerakan kesulitan tinggi, menarik tepuk tangan para penonton.Di bawah suara tepukan tang
Celine tentu saja bakal merayakan kesuksesan Winny.Celine tertawa senang sambil melihat ponselnya.Andreas yang di sebelah semakin cemburu.Tadi ketika pertunjukan berlangsung, dia terus memperhatikan dan waspada terhadap Hansen. Sekarang, pertunjukan sudah selesai, kalau dia tidak beraksi, takutnya Celine akan pergi bersama Hansen.Andreas mencondongkan tubuhnya ke Celine. "Sayang ...."Hanya satu kata ini, apalagi suaranya sengaja dikecilkan, tapi suara itu berhasil menutupi segala suara yang ada di sekitar.Celine merasa otaknya seakan-akan meledak, lalu dia merasa seperti ada aliran listrik melalui tubuhnya.An ... dreas?"Heh ...." Mana mungkin?Posisi di sampingnya ini bukannya punya Bella?Mana mungkin ada Andreas?Celine menghirup napas dalam-dalam lalu sengaja tidak melihat ke sampingnya seperti sedang menghindar.Seakan-akan asalkan dia tidak melihat ke samping, panggilan sayang tadi hanyalah imajinasinya.Namun, ada orang yang tidak mengizinkannya kabur."Sayang, kenapa kam
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja