Andreas menyebut "istriku" dengan sangat lancar dan senang.Owen pun dalam hati mengejek.Istri, istri .... Nyonya saja masih tidak tahu Anda itu Tuan Andreas. Kalau tahu, mungkin saja Anda bakal ditendang keluar ....Memikirkan ini, Owen diam-diam mencibir.Namun, Andreas yang tadinya masih tersenyum puas tiba-tiba memasang ekspresi tajam.Kemudian, dia menatap Owen dengan mata menyipit.Owen tertegun sejenak lalu sedikit panik. Dia langsung tersenyum menyanjung. "Tuan baik sekali ke Nyonya, kalau Nyonya tahu, dia pasti terharu."Begitu dia selesai berbicara, Andreas membalasnya dengan kesal, "Apa Nyonya? Dia bukannya nggak tahu aku itu Tuan Andreas? Kalau tahu ...."Andreas tidak menyelesaikan kata-katanya, tapi tatapannya seperti pisau tajam yang tertuju ke Owen.Owen tiba-tiba kaget, dia bisa-bisanya mengucapkan kata-kata di benaknya tadi!Merasakan tatapan tajam dari tuannya, Owen merasa hari ini adalah hari kematiannya.Dia menelan ludahnya, tidak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba,
"Dari dulu sampai sekarang, yang aku mau hanya kamu."Ini adalah isi hati Andreas, tapi begitu mendengar ini, Celine refleks menelan ludah lalu langsung mengakhiri panggilan.Andreas sengaja.Kata-kata Owen tadi jelas memengaruhi dia.Meski Celine suka padanya, yang Celine suka adalah suaminya.Namun, dia adalah Andreas Jayadi. Dia mau menggunakan identitasnya sebagai Tuan Andreas untuk menjadikan Celine sebagai Nyonya Keluarga Jayadi. Jadi, dia ingin mengungkapkan perasaannya sebagai Tuan Andreas.Dia juga sudah memperkirakan reaksi Celine ini.Lagi pula Celine akhirnya akan tahu, mungkin perlahan-lahan Celine bisa menerima Tuan Andreas.Andreas terus memikirkan rencananya ini.Sementara saat ini, detak jantung Celine berdetak kencang, dia bahkan mulai menyesal menanyakan pertanyaan tadi.Dari dulu, yang Tuan Andreas inginkan hanya dia???Kalau tidak ada suaminya, dia mungkin bisa memaksakan diri menerima perasaan Tuan Andreas ini, tapi sekarang dia dan suaminya ....Teringat pesta pe
Selama ini, Lily selalu berniat buruk terhadap Celine.Namun, Lily kebetulan adalah cucu kandung Kakek.Mengingat krisis yang dihadapi Celine beberapa hari ini, Hansen berkata dengan suara berat, "Celly, maaf ...."Permintaan maaf ini membuat Celine terkejut."Kak Hansen kenapa minta maaf? Aku baru saja mau berterima kasih padamu sudah menolongku dua kali berturut-turut. Tapi Kak Hansen, aku nggak mau menyusahkanmu. Aku bisa cari cara sendiri untuk menyelesaikan masalah rekan bisnis."Celine sangat mengerti kesusahan Hansen sekarang.Tuan Richard membesarkan Hansen dari kecil. Di hati Hansen, Tuan Richard adalah orang paling penting. Karena Tuan Richard penting baginya, cucu kandung yang disayangi Tuan Richard otomatis juga penting.Hansen tahu Celine salah paham. Dia merasa hatinya berdenyut sakit, rasa bersalahnya pun semakin besar.Akhirnya, Hansen tersenyum pahit dan berkata, "Bukan aku."Celine terdiam."Aku nggak membantumu, ada orang lain yang membantumu mencari rekan bisnis." H
Owen melihat Andreas lalu menebak dengan hati-hati, "Mungkin ... Nyonya ... tahu Tuan yang membantunya?""Dia tahu aku yang bantu, tapi dia tolak!"Andreas menggertakkan giginya, ekspresinya juga sangat gusar.Dia sudah menyuruh orang mempersiapkan pesta pernikahan, tapi dia masih belum mendapatkan Celine.Dia mulai panik dan akhirnya membuat keputusan."Sini!" Andreas mengulurkan tangannya ke arah Owen dengan telapak tangan menghadap ke atas.Owen bingung.Apanya?"HP!" seru Andreas sambil menggertakkan giginya.Owen langsung menyerahkan ponsel yang ada nomor Celine ke tangan tuannya.Saat ini, di Perusahaan Perhiasan Aurora.
"Bastian, terjadi sesuatu di rumah." Suara Sarah disertai isakan dan kegelisahan membuat Bastian terkejut."Apa yang terjadi? Kamu jelaskan perlahan ...."Bastian melirik ke arah mobil mewah itu dengan enggan dan membatalkan niatnya, lalu bergegas ke rumah.Vila Keluarga Maira.Saat Bastian tiba, polisi sedang menanyakan situasi kondisi.Saat melihat Bastian, Sarah segera berlari ke arahnya sambil menangis dan menerkam ke pelukannya.Bastian melirik situasi di dalam vila dan menemukan rumahnya dihancurkan orang dan tiada benda yang utuh.Setelah polisi pulang, barulah Sarah berkata sambil menangis,"Celine, pasti Celine. Meskipun mereka merusakkan CCTV, aku yakin dia adalah dalangnya. Bastian, apa dia mengetahui sesuatu dan mau membalas dendam untuk ibunya?"Bastian melihat satu-satunya adegan yang tertangkap CCTV, di mana beberapa pria dengan setelan jas hitam yang tegap.Beberapa pria yang dia lihat di bawah gedung Menara Sailendra barusan tadi muncul dalam benaknya. Lambat daun, dia
Pengawal itu menyetel suhu AC dengan perhatian. Setengah jam kemudian, mobil tiba di luar hotel.Celine menatap hotel di depan mata dan tidak tahan mengerutkan kening.Apakah ini adalah tempat di mana Tuan Andreas ingin bertemu dengannya?Hotel?Apa yang ingin dia lakukan?Celine menelan air liur dan ingin melarikan diri secara refleks.Namun, dua pengawal di kiri kanannya agak membungkukkan badan dengan sopan dan mempersilakannya.Celine mengerutkan kening. Kedua pengawal Andreas ini adalah gagah dan tegap, juga jago bertarung, sedangkan dirinya hanyalah seorang wanita lemah, sehingga mustahil untuk melarikan diri.Celine memejamkan mata. Saat membuka mata kembali, dalam hatinya sudah menyerah.Dia membusungkan dada, lalu masuk ke hotel bagaikan seorang pahlawan yang akan bertempur di medan perang.Andreas tiba-tiba teringat sesuatu di tengah jalan dan tertunda, sehingga tiba di hotel setelah Celine.Saat melihat hotel di depan mata, ekspresi wajah Andreas sangat muram."Apa ... apa m
Celine dikejutkan oleh suara itu dan tiba-tiba berdiri, lalu menoleh ke arah suara itu berasal.Namun, terdapat sebuah sekat di belakangnya. Celine samar-samar melihat sosok pria melalui celah sekat, tetapi tidak bisa melihat dengan jelas.Saat dia ingin ke sebelah, Tuan Andreas berbicara lagi,"Nona Celine, silakan duduk.Suara itu kecil, tetapi sangat mendominasi.Celine mengerutkan kening.Silakan duduk? Duduk di sini?Celine seolah-olah mengembuskan napas lega. Tentu saja yang terbaik, jika tidak perlu berhadapan dengan Tuan Andreas."Terima kasih, Tuan Andreas."Celine duduk dan menghaturkan terima kasih atas pengaturan ini. Hal ini membuat Celine agak tenang, setidaknya Celine berada dalam jarak tertentu dengannya. Jika Andreas ingin melakukan penyimpangan, dia juga sempat bereaksi.Tentu saja, Andreas tidak tahu apa yang dipikirkan dalam hati Celine.Andreas menoleh dekorasi di sekelilingnya dengan puas. Meskipun dia tidak suka bunga segar ini, Celine pasti menyukainya.Begitu j
Celine tidak bisa berkata-kata, "..."Apa maksud Andreas?Apakah seperti yang Celine pikirkan?Dalam hati Celine agak gelisah. "Aku sangat mencintainya dan dalam seumur hidup hanya mencintai dia seorang.""Oh, ya?" Andreas mengerutkan kening dan suasana hatinya menjadi kacau dan aneh.Ini pertama kali dua dengar Celine bilang mencintainya.Ketika dia mendengarnya, dalam hati sangat bersemangat. Jika saat ini dia bukan menghadapinya dengan status Tuan Andreas, dia pasti akan menghampiri Celine dan memeluknya dengan erat.Namun, saat ini dia adalah Tuan Andreas yang tidak disukai oleh Celine.Ini pertama kali Andreas merasa identitas sebagai "Tuan Andreas" telah merugikan dirinya."Benar." Nada bicara Celine sangat tenang.Muncul sosok suaminya di dalam benaknya. Dia sendiri pun tidak menyadari senyuman pada wajahnya."Kalau begitu, coba kamu katakan, apa yang kamu sukai darinya?" Andreas melupakan frustrasi akibat identitas sebagai "Tuan Andreas", lalu menunggu jawaban dari Celine denga
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s