"Bastian, terjadi sesuatu di rumah." Suara Sarah disertai isakan dan kegelisahan membuat Bastian terkejut."Apa yang terjadi? Kamu jelaskan perlahan ...."Bastian melirik ke arah mobil mewah itu dengan enggan dan membatalkan niatnya, lalu bergegas ke rumah.Vila Keluarga Maira.Saat Bastian tiba, polisi sedang menanyakan situasi kondisi.Saat melihat Bastian, Sarah segera berlari ke arahnya sambil menangis dan menerkam ke pelukannya.Bastian melirik situasi di dalam vila dan menemukan rumahnya dihancurkan orang dan tiada benda yang utuh.Setelah polisi pulang, barulah Sarah berkata sambil menangis,"Celine, pasti Celine. Meskipun mereka merusakkan CCTV, aku yakin dia adalah dalangnya. Bastian, apa dia mengetahui sesuatu dan mau membalas dendam untuk ibunya?"Bastian melihat satu-satunya adegan yang tertangkap CCTV, di mana beberapa pria dengan setelan jas hitam yang tegap.Beberapa pria yang dia lihat di bawah gedung Menara Sailendra barusan tadi muncul dalam benaknya. Lambat daun, dia
Pengawal itu menyetel suhu AC dengan perhatian. Setengah jam kemudian, mobil tiba di luar hotel.Celine menatap hotel di depan mata dan tidak tahan mengerutkan kening.Apakah ini adalah tempat di mana Tuan Andreas ingin bertemu dengannya?Hotel?Apa yang ingin dia lakukan?Celine menelan air liur dan ingin melarikan diri secara refleks.Namun, dua pengawal di kiri kanannya agak membungkukkan badan dengan sopan dan mempersilakannya.Celine mengerutkan kening. Kedua pengawal Andreas ini adalah gagah dan tegap, juga jago bertarung, sedangkan dirinya hanyalah seorang wanita lemah, sehingga mustahil untuk melarikan diri.Celine memejamkan mata. Saat membuka mata kembali, dalam hatinya sudah menyerah.Dia membusungkan dada, lalu masuk ke hotel bagaikan seorang pahlawan yang akan bertempur di medan perang.Andreas tiba-tiba teringat sesuatu di tengah jalan dan tertunda, sehingga tiba di hotel setelah Celine.Saat melihat hotel di depan mata, ekspresi wajah Andreas sangat muram."Apa ... apa m
Celine dikejutkan oleh suara itu dan tiba-tiba berdiri, lalu menoleh ke arah suara itu berasal.Namun, terdapat sebuah sekat di belakangnya. Celine samar-samar melihat sosok pria melalui celah sekat, tetapi tidak bisa melihat dengan jelas.Saat dia ingin ke sebelah, Tuan Andreas berbicara lagi,"Nona Celine, silakan duduk.Suara itu kecil, tetapi sangat mendominasi.Celine mengerutkan kening.Silakan duduk? Duduk di sini?Celine seolah-olah mengembuskan napas lega. Tentu saja yang terbaik, jika tidak perlu berhadapan dengan Tuan Andreas."Terima kasih, Tuan Andreas."Celine duduk dan menghaturkan terima kasih atas pengaturan ini. Hal ini membuat Celine agak tenang, setidaknya Celine berada dalam jarak tertentu dengannya. Jika Andreas ingin melakukan penyimpangan, dia juga sempat bereaksi.Tentu saja, Andreas tidak tahu apa yang dipikirkan dalam hati Celine.Andreas menoleh dekorasi di sekelilingnya dengan puas. Meskipun dia tidak suka bunga segar ini, Celine pasti menyukainya.Begitu j
Celine tidak bisa berkata-kata, "..."Apa maksud Andreas?Apakah seperti yang Celine pikirkan?Dalam hati Celine agak gelisah. "Aku sangat mencintainya dan dalam seumur hidup hanya mencintai dia seorang.""Oh, ya?" Andreas mengerutkan kening dan suasana hatinya menjadi kacau dan aneh.Ini pertama kali dua dengar Celine bilang mencintainya.Ketika dia mendengarnya, dalam hati sangat bersemangat. Jika saat ini dia bukan menghadapinya dengan status Tuan Andreas, dia pasti akan menghampiri Celine dan memeluknya dengan erat.Namun, saat ini dia adalah Tuan Andreas yang tidak disukai oleh Celine.Ini pertama kali Andreas merasa identitas sebagai "Tuan Andreas" telah merugikan dirinya."Benar." Nada bicara Celine sangat tenang.Muncul sosok suaminya di dalam benaknya. Dia sendiri pun tidak menyadari senyuman pada wajahnya."Kalau begitu, coba kamu katakan, apa yang kamu sukai darinya?" Andreas melupakan frustrasi akibat identitas sebagai "Tuan Andreas", lalu menunggu jawaban dari Celine denga
Jika Tuan Andreas tidak gila, bagaimana mungkin bilang seperti itu padanya.Ketika suami utamanya mengungkit tentang pernikahan, sebenarnya dalam hatinya menaruh harapan besar. Akan tetapi, Tuan Andreas menceritakan pernikahan padanya, dia malah seperti diburu iblis.Celine menelan air liur sambil menatap hotel di depan mata. Dia bahkan tidak berani tunggu lama, langsung berbalik menaiki taksi ke Kompleks Tiara.Saat di restoran, senyuman Andreas menjadi kaku.Tadi Celine terlalu cepat melarikan diri, bahkan membuat Andreas merasa diri sendiri adalah iblis.Dia ingin memberikan sebuah pernikahan dengan identitas sebagai Tuan Andreas kepada Celine. Apakah hal ini begitu menakutkan?Bunga segar yang berhamburan di lantai tetap menimbulkan suasana yang romantis. Akan tetapi, suasana dingin yang menyelimuti udara membuat pemain biola dan pelayan menggigil.Setelah Celine pergi, Owen menghampiri secara diam-diam, tetapi tidak berani terlalu dekat dengan Andreas."Tuan, apa mau mengejar Nyon
Celine mengerutkan kening. Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya mengangkat panggilan.Namun, begitu panggilannya tersambung, bukan suara dari Bastian, melainkan ... Sarah."Celine, apa kabarmu akhir-akhir ini? Apa ada yang perlu dibantu? Kalau butuh, katakan saja padaku, bagaimanapun, kita adalah sekeluarga. Celine ...."Saat mendengar suara Sarah yang lembut dan penuh kasih, Celine merasa dirinya sedang ilusi.Meskipun dulu tinggal bersama, mereka berdua juga jarang kontak, apalagi Sarah meneleponnya secara pribadi.Selama ini hubungan mereka terbatas pada formalitas dan hanya basa-basi.Apalagi sekarang dia sudah pecah belah dengan Keluarga Maira. Sarah meneleponnya pada larut malam, bahkan menggunakan ponsel Bastian. Kedengarannya sedang memberi perhatian padanya, tetapi Celine tahu bahwa Sarah tidak pernah peduli padanya."Nona Sarah, selama ini kita bukanlah sekeluarga."Tidak menunggu Sarah habis bicara, Celine langsung menyelanya.Di sisi lain, Sarah mencibir dan sejak awal sudah
Suara hati meyakinkan Celine bahwa Bastian pergi ke Desa Kenanga bukan karena urusan bisnis....Sejak Celine melarikan diri restoran pada malam itu, Andreas selalu mempertimbangkan saran dari Owen.Saat masih ragu-ragu, dia menerima panggilan dari Kota Mastika, lalu pulang ke Kota Mastika jelang malam.Saat urusan di Kota Mastika selesai, sudah 5 hari berlalu.Saat Andreas pulang ke Kota Binara sudah larut malam. Begitu pulang turun dari pesawat, dia bergegas pulang ke Kompleks Tiara. Sebenarnya dia ingin menemui Celine.Beberapa hari ini dia sengaja menahan kerinduannya terhadap Celine. Padahal butuh 1 bulan untuk menyelesaikannya, dia bekerja siang dan malam, akhirnya menyelesaikannya dalam waktu 5 hari. Tujuannya hanya ingin segera pulang ke Kota Binara dan bertemu dengan Celine.Andreas menjinjing makanan malam favorit Celine pulang ke rumah, tetapi rumahnya gelap gulita.Bahkan, tiada orang di dalam kamar Celine. Aura seluruh rumah yang dingin seperti sudah beberapa hari tiada or
Setiap pakaian di sederet gaun di lemari baju di belakangnya bernilai tidak rendah dari miliaran.Itu adalah benda yang tidak mampu dia lihat saat dia masih sebagai nona di Keluarga Maira. Dia hanya pantas mengenakannya saat menjadi nona di keluarga kaya seperti Keluarga Nadine ini.Dia teringat jamuan malam yang diadakan oleh Richard untuk Celine itu. Gaun yang dikenakan oleh Celine pada saat itu jauh tidak bisa dibandingkan dengan yang dipakainya sekarang.Sungguh cucu perempuan kandung lebih disayangi.Lily merasa makin bangga saat bercermin.Setelah besok malam ... tidak, setelah malam ini, Celine akan sepenuhnya menghilang dari dunia ini. Dia bakal tidak punya kekhawatiran untuk selamanya....Desa Kenanga.Celine telah tiba di Desa Kenanga pada beberapa hari yang lalu. Dia mencari hotel yang dihuni oleh Bastian.Namun, ponselnya dicuri pada beberapa jam yang lalu.Saat ini, Celine berada di luar hotel Bastian inap. Dia sudah menunggu selama beberapa jam, tetapi Bastian tak kunjun
Nyonya Keluarga Jayadi bernama Fera itu mau membunuh Celine, terus Nyonya Yuni ini mau memanfaatkan Celine untuk memancing pamannya menghadiri pesta ulang tahun ini.Dari tadi sikap baiknya semua ada tujuannya.Namun hadiah balasan ini ....Albert mencibir.Yuni tidak bisa berkata-kata.Sebentar, dia bilang biasa saja itu hanya merendah, merendah!Bukan serius bilang benda ini biasa saja!Hadiah ini harganya ratusan miliar!"He ... hehehe ...."Ekspresi Yuni sangat canggung, dulu selalu dia yang menyusahkan orang, otaknya berputar mencari cara agar bisa menunjukkan nilai dari hadiah ini.Suara Albert kembali terdengar, kata-katanya bagaikan petir yang menyambar semua orang."Sebuah barang palsu ...."Donny menyela, "Albert Tjangnaka!"Albert hanya sempat mengatakan beberapa kata sebelum ditegur oleh Donny. Donny memasang ekspresi tegas untuk memberi keponakannya pelajaran. "Kamu nggak sopan!""Paman!" Albert agak kesal, bergumam dengan kesal, "Aku juga nggak salah, ini memang palsu!"P
Andreas melamun melihat Celine.Melihat tuannya yang dimabuk cinta, Owen diam-diam mengangkat alisnya. Namun, dia mau tidak mau harus mengganggu pikiran tuannya."Apakah perlu perketat perlindungan Nyonya malam ini?" ujar Owen.Lucen sudah mulai beraksi, kalau dilihat secara kasar, targetnya adalah Dylan.Namun, target Fera selama ini adalah Celine!Apa yang mau Nyonya Fera lakukan pada Nyonya?Owen teringat pada Dylan, dalam hatinya samar-samar ada sebuah tebakan, membuat ekspresinya ikut suram. Kalau tebakannya benar, Nyonya Fera benar-benar ... kejam!Owen melihat Andreas lalu terkejut dengan ekspresi di wajah Andreas.Andreas tidak mengatakan apa-apa, tapi seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang mengutarakan semuanya.Tak lama kemudian, Andreas mengambil kotak yang berisi "Seri Lastu" di ruang baca Yuni.Ketika dia kembali ke hall utama, perhatian semua orang tertuju pada kotak yang dia bawa. Hampir semua orang samar-samar merasa kalau benda yang ada di dalam kotak ini pasti
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa