Owen melihat Andreas lalu menebak dengan hati-hati, "Mungkin ... Nyonya ... tahu Tuan yang membantunya?""Dia tahu aku yang bantu, tapi dia tolak!"Andreas menggertakkan giginya, ekspresinya juga sangat gusar.Dia sudah menyuruh orang mempersiapkan pesta pernikahan, tapi dia masih belum mendapatkan Celine.Dia mulai panik dan akhirnya membuat keputusan."Sini!" Andreas mengulurkan tangannya ke arah Owen dengan telapak tangan menghadap ke atas.Owen bingung.Apanya?"HP!" seru Andreas sambil menggertakkan giginya.Owen langsung menyerahkan ponsel yang ada nomor Celine ke tangan tuannya.Saat ini, di Perusahaan Perhiasan Aurora.
"Bastian, terjadi sesuatu di rumah." Suara Sarah disertai isakan dan kegelisahan membuat Bastian terkejut."Apa yang terjadi? Kamu jelaskan perlahan ...."Bastian melirik ke arah mobil mewah itu dengan enggan dan membatalkan niatnya, lalu bergegas ke rumah.Vila Keluarga Maira.Saat Bastian tiba, polisi sedang menanyakan situasi kondisi.Saat melihat Bastian, Sarah segera berlari ke arahnya sambil menangis dan menerkam ke pelukannya.Bastian melirik situasi di dalam vila dan menemukan rumahnya dihancurkan orang dan tiada benda yang utuh.Setelah polisi pulang, barulah Sarah berkata sambil menangis,"Celine, pasti Celine. Meskipun mereka merusakkan CCTV, aku yakin dia adalah dalangnya. Bastian, apa dia mengetahui sesuatu dan mau membalas dendam untuk ibunya?"Bastian melihat satu-satunya adegan yang tertangkap CCTV, di mana beberapa pria dengan setelan jas hitam yang tegap.Beberapa pria yang dia lihat di bawah gedung Menara Sailendra barusan tadi muncul dalam benaknya. Lambat daun, dia
Pengawal itu menyetel suhu AC dengan perhatian. Setengah jam kemudian, mobil tiba di luar hotel.Celine menatap hotel di depan mata dan tidak tahan mengerutkan kening.Apakah ini adalah tempat di mana Tuan Andreas ingin bertemu dengannya?Hotel?Apa yang ingin dia lakukan?Celine menelan air liur dan ingin melarikan diri secara refleks.Namun, dua pengawal di kiri kanannya agak membungkukkan badan dengan sopan dan mempersilakannya.Celine mengerutkan kening. Kedua pengawal Andreas ini adalah gagah dan tegap, juga jago bertarung, sedangkan dirinya hanyalah seorang wanita lemah, sehingga mustahil untuk melarikan diri.Celine memejamkan mata. Saat membuka mata kembali, dalam hatinya sudah menyerah.Dia membusungkan dada, lalu masuk ke hotel bagaikan seorang pahlawan yang akan bertempur di medan perang.Andreas tiba-tiba teringat sesuatu di tengah jalan dan tertunda, sehingga tiba di hotel setelah Celine.Saat melihat hotel di depan mata, ekspresi wajah Andreas sangat muram."Apa ... apa m
Celine dikejutkan oleh suara itu dan tiba-tiba berdiri, lalu menoleh ke arah suara itu berasal.Namun, terdapat sebuah sekat di belakangnya. Celine samar-samar melihat sosok pria melalui celah sekat, tetapi tidak bisa melihat dengan jelas.Saat dia ingin ke sebelah, Tuan Andreas berbicara lagi,"Nona Celine, silakan duduk.Suara itu kecil, tetapi sangat mendominasi.Celine mengerutkan kening.Silakan duduk? Duduk di sini?Celine seolah-olah mengembuskan napas lega. Tentu saja yang terbaik, jika tidak perlu berhadapan dengan Tuan Andreas."Terima kasih, Tuan Andreas."Celine duduk dan menghaturkan terima kasih atas pengaturan ini. Hal ini membuat Celine agak tenang, setidaknya Celine berada dalam jarak tertentu dengannya. Jika Andreas ingin melakukan penyimpangan, dia juga sempat bereaksi.Tentu saja, Andreas tidak tahu apa yang dipikirkan dalam hati Celine.Andreas menoleh dekorasi di sekelilingnya dengan puas. Meskipun dia tidak suka bunga segar ini, Celine pasti menyukainya.Begitu j
Celine tidak bisa berkata-kata, "..."Apa maksud Andreas?Apakah seperti yang Celine pikirkan?Dalam hati Celine agak gelisah. "Aku sangat mencintainya dan dalam seumur hidup hanya mencintai dia seorang.""Oh, ya?" Andreas mengerutkan kening dan suasana hatinya menjadi kacau dan aneh.Ini pertama kali dua dengar Celine bilang mencintainya.Ketika dia mendengarnya, dalam hati sangat bersemangat. Jika saat ini dia bukan menghadapinya dengan status Tuan Andreas, dia pasti akan menghampiri Celine dan memeluknya dengan erat.Namun, saat ini dia adalah Tuan Andreas yang tidak disukai oleh Celine.Ini pertama kali Andreas merasa identitas sebagai "Tuan Andreas" telah merugikan dirinya."Benar." Nada bicara Celine sangat tenang.Muncul sosok suaminya di dalam benaknya. Dia sendiri pun tidak menyadari senyuman pada wajahnya."Kalau begitu, coba kamu katakan, apa yang kamu sukai darinya?" Andreas melupakan frustrasi akibat identitas sebagai "Tuan Andreas", lalu menunggu jawaban dari Celine denga
Jika Tuan Andreas tidak gila, bagaimana mungkin bilang seperti itu padanya.Ketika suami utamanya mengungkit tentang pernikahan, sebenarnya dalam hatinya menaruh harapan besar. Akan tetapi, Tuan Andreas menceritakan pernikahan padanya, dia malah seperti diburu iblis.Celine menelan air liur sambil menatap hotel di depan mata. Dia bahkan tidak berani tunggu lama, langsung berbalik menaiki taksi ke Kompleks Tiara.Saat di restoran, senyuman Andreas menjadi kaku.Tadi Celine terlalu cepat melarikan diri, bahkan membuat Andreas merasa diri sendiri adalah iblis.Dia ingin memberikan sebuah pernikahan dengan identitas sebagai Tuan Andreas kepada Celine. Apakah hal ini begitu menakutkan?Bunga segar yang berhamburan di lantai tetap menimbulkan suasana yang romantis. Akan tetapi, suasana dingin yang menyelimuti udara membuat pemain biola dan pelayan menggigil.Setelah Celine pergi, Owen menghampiri secara diam-diam, tetapi tidak berani terlalu dekat dengan Andreas."Tuan, apa mau mengejar Nyon
Celine mengerutkan kening. Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya mengangkat panggilan.Namun, begitu panggilannya tersambung, bukan suara dari Bastian, melainkan ... Sarah."Celine, apa kabarmu akhir-akhir ini? Apa ada yang perlu dibantu? Kalau butuh, katakan saja padaku, bagaimanapun, kita adalah sekeluarga. Celine ...."Saat mendengar suara Sarah yang lembut dan penuh kasih, Celine merasa dirinya sedang ilusi.Meskipun dulu tinggal bersama, mereka berdua juga jarang kontak, apalagi Sarah meneleponnya secara pribadi.Selama ini hubungan mereka terbatas pada formalitas dan hanya basa-basi.Apalagi sekarang dia sudah pecah belah dengan Keluarga Maira. Sarah meneleponnya pada larut malam, bahkan menggunakan ponsel Bastian. Kedengarannya sedang memberi perhatian padanya, tetapi Celine tahu bahwa Sarah tidak pernah peduli padanya."Nona Sarah, selama ini kita bukanlah sekeluarga."Tidak menunggu Sarah habis bicara, Celine langsung menyelanya.Di sisi lain, Sarah mencibir dan sejak awal sudah
Suara hati meyakinkan Celine bahwa Bastian pergi ke Desa Kenanga bukan karena urusan bisnis....Sejak Celine melarikan diri restoran pada malam itu, Andreas selalu mempertimbangkan saran dari Owen.Saat masih ragu-ragu, dia menerima panggilan dari Kota Mastika, lalu pulang ke Kota Mastika jelang malam.Saat urusan di Kota Mastika selesai, sudah 5 hari berlalu.Saat Andreas pulang ke Kota Binara sudah larut malam. Begitu pulang turun dari pesawat, dia bergegas pulang ke Kompleks Tiara. Sebenarnya dia ingin menemui Celine.Beberapa hari ini dia sengaja menahan kerinduannya terhadap Celine. Padahal butuh 1 bulan untuk menyelesaikannya, dia bekerja siang dan malam, akhirnya menyelesaikannya dalam waktu 5 hari. Tujuannya hanya ingin segera pulang ke Kota Binara dan bertemu dengan Celine.Andreas menjinjing makanan malam favorit Celine pulang ke rumah, tetapi rumahnya gelap gulita.Bahkan, tiada orang di dalam kamar Celine. Aura seluruh rumah yang dingin seperti sudah beberapa hari tiada or
Tubuh mereka hanya terpisah oleh dua lapis pakaian.Andreas seharusnya segera melepaskan diri, tapi saat itu, tubuh Andreas membeku, dia bahkan berhenti bernapas.Di telinganya terngiang kata-kata wanita ini tadi, yaitu "Akhirnya pulang juga".Dia bisa merasakan dengan jelas penantian dan kerinduan wanita ini. Teringat dengan kata-kata staf hotel tadi, muncul kilatan di mata Andreas.Wanita ini sedang bertengkar dengan suaminya.Orang yang dia tunggu dan rindukan juga sudah pasti adalah suaminya.Kenapa dia bisa-bisanya merasa kalau itu dia? Seakan-akan yang ditunggu wanita ini adalah dia.Namun, mana mungkin?Andreas tertawa pahit, dia menekan rasa cemburu yang muncul di hatinya. Dia ingin melepas lengan yang memeluk pinggangnya, tapi lengan itu malah memeluknya semakin erat.Seakan-akan takut dia menghilang.Suaranya seperti kucing kecil menangis, terdengar sangat sedih. "Jangan tinggalkan aku lagi, Andreas ...."Hati Andreas seketika melunak.Meski tahu orang yang dimaksud wanita in
Andreas menggelengkan kepala untuk menyingkirkan perasaan aneh itu.Setelah mengurus pria yang pingsan itu, dia hendak menutup pintu, tapi malah kembali mendengar suara wanita itu."Andreas, tolong ...."Suaranya terdengar sangat menderita.Andreas mengira wanita itu dalam bahaya, jadi dia yang tadinya mau menutup pintu akhirnya merasa khawatir.Dia memberi tahu dirinya sendiri, dia akan pergi setelah memastikan wanita itu baik-baik saja.Andreas pun membuka lampu di kamar dan memastikan tidak ada orang lain, dia hanya melihat samar-samar ada orang yang berbaring di sofa.[Tuan Andreas ambil saja, Nyonya ada di kamar.]Kata-kata staf hotel tadi terngiang-ngiang di benaknya.Orang yang berbaring di sofa harusnya adalah "nyonya" yang dia maksud.Pada akhirnya, rasa penasaran Andreas menang dan dia pun berjalan ke sofa.Selangkah, dua langkah, tiga langkah ....Langkahnya sangat ringan, tapi detak jantungnya malah semakin cepat.Sampai waktu dia melihat wajah orang yang berbaring di sofa
Benar ada Tuan Andreas!Dia tahu, suami istri biasanya pasti baikan, apalagi Tuan Andreas dan istrinya.Meski dia sudah sering melihat orang-orang yang suka selingkuh, Tuan Andreas dan istrinya benar-benar saling mencintai.Seperti yang dia duga, baru beberapa saat saja Tuan Andreas sudah menemukan lokasi Nyonya dan datang ke sini untuk berbaikan.Manajer itu berlari menghampiri Andreas dan berkata, "Tuan Andreas kenapa ada di sini?"Bukannya harusnya pergi ke kamar?Melihat Andreas mengernyit, dia akhirnya mengerti. "Tuan nggak bawa kartu kamar? Tuan, ini ...."Manajer itu menyerahkan sebuah kartu kepada Andreas dengan penuh hormat.Andreas melihat kartu itu, tapi tidak mengambilnya.Manajer pun terdiam.Kemudian, tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu. "Tuan jangan salah paham, kartu ini biasanya hanya dipakai waktu keadaan darurat. Tuan tenang saja, staf hotel kami nggak akan masuk ke kamar tamu sembarangan."Andreas bingung.Namun, orang ini memanggilnya "Tuan Andreas".Dilihat dari eks
Mata Celine bergetar.Orang-orang bisa melihat betapa Andreas mencintainya. Teringat dengan kenangan-kenangan masa lalu, Andreas memang sangat mencintai dia."Aku mana mungkin marah padanya." Dia juga sangat mencintai Andreas!Dia ingin sekali Andreas bisa langsung muncul di hadapannya.Manajer tidak mengerti dengan ekspresi di wajah Celine, dia pun segera turun untuk meminta orang mengantarkan buah-buahan untuk Celine.Langit perlahan-lahan berubah gelap.Di luar Hotel Binara.Di sebuah mobil biasa yang berhenti di tepi jalan, Lala sedang mencengkeram setir mobil sambil melihat Andreas turun dari sebuah mobil lalu berjalan masuk ke hotel.Melihat sosok Andreas yang tidak terlihat lagi, cengkeraman Lala semakin kuat.Andreas ....Dia jelas-jelas tidak suka dengan acara seperti ini, tapi hari ini dia malah menghadiri pesta ini.Selama dua hari ini, Lala memperhatikan semua gerak-gerik Andreas. Dia yakin kalau Celine tidak tahu Andreas ada di Binara, sementara Andreas kalaupun melihat Ce
Perasaan itu terus berputar di hati Celine untuk sekian lama.Sampai waktu Dylan dan Albert datang lalu melihat raut wajahnya yang pucat."Celly, kamu kenapa? Nggak enak badan?" Albert segera maju dan mengamati Celine dengan ekspresi khawatir.Sejak Celine datang ke Binara, meski mereka selalu menjaganya dengan hati-hati dan biasanya juga tidak ada yang aneh, Celine sedang hamil, mereka tetap tidak boleh lengah."Aku nggak apa-apa, mungkin semalam tidurnya nggak nyenyak."Celine berusaha tersenyum, rasa depresi dan tidak berdaya di dalam mimpi masih terasa, jadi senyumannya terlihat sangat terpaksa.Dylan dan Albert langsung menyadarinya.Mana mungkin tidak apa-apa?Albert juga tahu jelas alasannya. Sampai sekarang masih belum ada kabar tentang Andreas, dia tidak tega bertanya lagi."Celly, hari ini kamu istirahat saja di rumah."Begitu Albert selesai bicara, Celine langsung teringat dengan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional. "Nggak bisa, aku harus ke kantor.""Di kantor m
"Bantu aku!"Nadanya sudah tidak memohon seperti tadi, malah terdengar seperti memerintah.Suasana seketika hening.Ekspresi "Master Gion" berubah-ubah, sementara wajah Lala terlihat dingin dan bertekad, seakan-akan sedang menekan seorang bawahannya.Dia sebenarnya harus langsung setuju, tapi dia akhirnya bertanya lagi. "Apakah kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Mata Lala pun bergetar.Setelah terdiam beberapa saat, Lala mengangguk dengan tegas. "Aku hanya punya pilihan ini, aku nggak bisa kehilangan dia. Cuma sekali ini saja, hari ke luar negerinya sudah ditentukan. Setelah keluar negeri, semuanya akan baik-baik saja."Dia tidak percaya Celine bisa mencari sampai ke luar negeri.Kalaupun pusat bisnis Keluarga Tjangnaka ada di luar negeri, tapi dunia ini sangat luas, dia pasti bisa menghindari mereka. Selain itu, orang-orang dia juga di luar negeri."Nona, aku mengerti. Ini terakhir kalinya, setelah ini, aku benar-benar mau pensiun. Aku sudah tua, sudah nggak bisa kerja keras."Pangg
Pengemis itu tidak marah dengan sikap Lala yang jijik padanya.Di bawah rambut berantakan dan bau, pengemis itu tersenyum puas lalu berbalik pergi.Waktu dia menabrak Lala, dia sudah memberikan kertas itu padanya.Sekarang, dia tinggal menunggu Lala melihatnya.Muncul kilatan sinar di mata Lily, lalu segera berjalan kembali ke tempatnya.Lala ditabrak lumayan kuat.Waktu dia berdiri, hatinya tetap kesal. Melihat pengemis yang sudah pergi itu, Lala bahkan merasa jijik mau memarahinya.Andreas sudah pergi.Lala segera memanggil sebuah taksi untuk pulang.Lampu di kamar Andreas menyala. Lala berdiri lama di depan pintu, tapi akhirnya tidak masuk. Waktu dia kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tiba-tiba di sakunya keluar sebuah kertas yang diremas.Kertas itu sangat berantakan, bahkan sedikit bau busuk.Ini bukan miliknya!Lala refleks teringat dengan pengemis yang menabraknya tadi.Ini dari pengemis itu!Kenapa pengemis itu menaruh kertas ini di sakunya?Lala membuka kertas itu, waktu di
Di kegelapan malam, sosok pengemis itu terlihat kotor dan bau. Orang-orang yang melihatnya refleks menghindar.Dia berjalan terhuyung-huyung ke satu arah.Di benaknya terus terngiang-ngiang informasi yang baru saja dia dengar. Hamil .... Celine hamil .... Hamil anak Andreas.Kenapa .... Kenapa dia seberuntung itu?Pantas saja Albert dan Dylan juga datang ke sini.Terus Andreas dan ....Bukan, ada yang salah.Lily tiba-tiba teringat dengan sosok itu.Orang itu jelas-jelas sedang mengikuti Tuan Andreas.Lala ... sedang menguntit Tuan Andreas?Seakan-akan mengetahui sesuatu, Lily langsung berjalan dengan terburu-buru. Tatapannya yang tadinya tidak fokus jadi cerah, dia mencari-cari ke sekitar sambil terus berjalan maju.Dia mencari-cari ingin menemukan orang itu.Namun, setelah sekian lama, dia tetap tidak menemukannya.Sampai dia melihat bar yang tidak jauh di depannya.Bar Artemis.Ada ingatan-ingatan yang muncul di benaknya, membuatnya menghentikan langkahnya.Sebelum dia sempat berpik
Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran