Saat itu, langit sudah berubah gelap.Sepuluh menit yang lalu, ada yang sudah memanggil Alvin. Celine jadi menunggu sendirian selama beberapa saat. Dia mendengar suara musik dari dalam ruangan. Celine tahu bahwa pesta dansanya sudah dimulai.Ketika dia bersiap-siap untuk masuk, sebelum tiba di pintu, seorang pelayan tiba-tiba saja datang dan menyampaikan pesan, "Nona Celine, tuan muda memanggilmu."Tuan muda?Alvin?Celine sama sekali tidak curiga. Dia pun mengikuti pelayan tersebut.Celine sangat asing dengan lingkungan vila ini. Akan tetapi, setelah berjalan beberapa langkah, dia merasa lokasi yang ditujunya semakin lama semakin terpencil. Muncul perasaan curiga di dalam hati Celine ketika bertanya, "Di mana Alvin?"Begitu Celine bertanya, tiba-tiba saja ada yang mendorongnya dengan sangat kuat.Di samping terdapat sebuah kolam renang. Celine yang tidak waspada langsung terjun ke dalam kolam tersebut.Air kolam pun terciprat ke mana-mana. Celine tersedak dan akhirnya kepalanya keluar
Sekelompok orang itu lantas menerjang ke arah Celine. Celine menarik napas dalam dan segera masuk ke dalam air.Mereka tidak berhasil menangkap Celine. Para wanita yang berada di tepi kolam menjadi khawatir. Mereka berusaha untuk menemukannya dan tiba-tiba saja ada seseorang yang menunjuk ke sebuah arah sambil berkata, "Di sana! Cepat! Dia berada di sana!"Orang-orang yang ada di dalam kolam langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh wanita itu.Pada saat itu, Celine sudah berenang sampai di belakang seseorang. Ketika orang itu menoleh, Celine tiba-tiba saja keluar dan meninju wajah orang yang paling dekat dengannya dengan keras."Ah!"Teriakan keras pun terdengar.Semua orang sampai tertegun. Celine menggunakan kesempatan tersebut untuk kembali masuk ke dalam air."Apa yang kalian lakukan? Jangan biarkan dia kabur!" Para wanita yang berada di tepi kolam pun mendesak.Setelah mengatakannya, tiba-tiba saja ada seseorang di dalam kolam yang berteriak. Pada detik berikutnya, orang itu me
Liam melihat ke arah Hansen. Pria itu menebak bahwa wanita ini datang bersama dengan Hansen.Putrinya sangat menyukai Hansen. Jadi, dia tentu tidak menyukai wanita yang mendampingi Hansen ini.Hanya saja, dia tetap bersikap sangat sopan kepada Hansen ketika berkata, "Hansen, dia adalah ...."Hansen segera menangkap tangan Celine dan berkata, "Paman Liam, aku yang membawanya ke sini. Kalau semua orang nggak menyukainya, aku akan segera meninggalkan tempat ini. Hanya saja sebelum pergi, aku akan menjelaskan masalah tadi. Dia bukan tipe orang yang suka menantang orang lain."Celine melihat Hansen dengan agak kaget.Celine sama sekali belum menjelaskan apa pun dan Hansen sudah percaya padanya.Sebuah perasaan aneh telah muncul di dalam hatinya. Angin bertiup dan Celine langsung bersin. Hansen yang ada di samping segera melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Celine.Tindakan pria itu kelihatan oleh Angel dan wanita itu langsung menggertakkan giginya.Sang ibu yang melihatnya segera mencai
Sekelompok pria dan wanita yang basah kuyup itu pun berjalan mendekati Hansen. Ketika mereka hendak meminta maaf, Hansen malah menghentikan mereka."Nggak usah lagi!"Suara Hansen terdengar sangat dingin.Sekelompok orang itu mengira Hansen sedang memberi muka pada Paman Liam sehingga dia menyuruh mereka tidak perlu meminta maaf. Ketika perasaan mereka sedang melambung, Hansen kembali mengatakan sesuatu, "Mereka seharusnya bukan meminta maaf padaku, tapi padanya."Hansen sama sekali tidak melihat sekelompok orang itu.Matanya melirik Liam dan akhirnya berhenti pada tubuh Celine."Dia?" Wajah para wanita itu terlihat sangat tidak senang.Celine hanyalah teman yang diajak Tuan Hansen ke tempat ini. Dia sama sekali tidak pantas mendapatkan ucapan maaf mereka.Liam juga melihat Celine sekilas. Dia sama sekali tidak bermaksud untuk berbicara.Senyuman sinis telah muncul di dalam mata Celine. Dia tiba-tiba saja menatap Hansen dan berkata, "Kakak, aku dingin. Kalau nggak ada urusan lain lagi,
Alvin malah tidak peduli.Dia hanya menyukai Celine dan tidak ada pikiran aneh terhadap wanita itu. Jadi mau Celine sudah menikah atau belum, dia tidak mempermasalahkannya. Soal menggoda Tuan Hansen, dengan moral yang dimiliki Celine, wanita itu tidak mungkin melakukan hal tersebut."Menggoda Tuan Hansen? Apakah kamu sudah melihatnya? Kalau kamu nggak melihatnya dan sembarangan memfitnah temanku, percayalah aku akan merobek mulutmu!"Ketika Alvin mengatakan kalimat tersebut, orang-orang itu pun kaget sekali.Tuan Alvin ternyata menganggap Celine sebagai temannya.Hanya saja, bukankah Angel mengatakan bahwa Alvin sangat pandang tinggi. Perangainya juga aneh dan suka menyendiri. Tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam kriterianya.Mereka sontak tercengang, lalu Alvin kembali melancarkan sebuah tendangan dan salah seorang di antara mereka langsung ditendang masuk ke dalam kolam.Terdengar suara air dan semua orang pun tersadar. Mereka menemukan bahwa sorot mata Alvin sudah terlihat sema
Celine sudah kembali ke manor Keluarga Nadine.Mereka pulang lebih awal dari pesta dansa tersebut. Ketika mereka kembali ke manor, sang kakek masih belum tidur.Melihat Celine berbalut handuk dan memakai jas Hansen, lalu rambut Celine juga basah, sang kakek pun segera mendekatinya."Celine, ada apa ini? Kenapa kamu jadi seperti ini?"Baru saja sang kakek bertanya, Celine pun bersin.Ekspresi wajah Tuan Richard jadi semakin tidak senang. Dia segera berpesan pada pengurus rumah, "Cepat suruh Tante Noni untuk menyiapkan air hangat! Celine, kamu mandilah dulu untuk mengusir rasa dingin."Celine memang ingin berendam air hangat.Wanita itu menatap sang kakek dengan ekspresi menenangkan. Dia tidak banyak bicara dan langsung naik ke lantai atas, lalu pergi ke kamarnya.Hanya saja, wajah Tuan Richard malah terlihat semakin masam.Pria itu pun melirik Hansen dan bertanya dengan suara dingin."Seingatku, malam ini ada pesta dansa untuk memperingati ulang tahun anak kembar Keluarga Sugito. Kamu m
"Nggak! Nggak usah lagi! Bukan hal yang begitu penting." Sebuah senyuman langsung muncul di wajah Celine.Setelah Tante Noni meninggalkan tempat itu, hati Celine terasa sangat tenang.Bayangan suami nomor satunya terus muncul di dalam benaknya. Dia sampai berkali-kali mengambil ponselnya dan ingin menghubungi pria itu, tapi dia ragu-ragu.Akhirnya, dia pun menghubungi nomor telepon suaminya itu.Hanya saja, dia tetap mendapatkan balasan bahwa ponsel sang suami sedang tidak aktif.Celine yang merasa kesal sampai panik. Dia bermaksud untuk tidur dan melupakannya. Dia tidak mau berpikiran macam-macam. Akan tetapi, otaknya malah terus berpikir macam-macam. Dia sama sekali tidak bisa tidur.Wanita itu langsung mengganti bajunya. Ketika keluar kamar, kebetulan Hansen keluar dari ruang baca."Kakak?" Celine kaget dan berteriak.Sejak Hansen menyelamatkannya malam itu, dia semakin terbiasa memanggil pria ini dengan sebutan kakak. Awalnya, rasanya masih canggung. Akan tetapi sekarang, Celine be
Sebuah senyuman langsung muncul di wajah Andreas.Ketika mobil akan menuju ke parkiran bawah tanah, Andreas tiba-tiba saja berkata, "Berhenti!"Owen tertegun. Dia kira telah muncul masalah pada luka pria itu. Dia segera menghentikan mobilnya dan bertanya dengan cemas, "Tuan, apakah lukamu ....""Aku baik-baik saja." Tatapan Andreas masih berhenti di ruangan yang lampunya menyala.Meskipun dia bilang dia baik-baik saja, keringat yang bermunculan di kepalanya semakin lama semakin banyak.Owen mengikuti tatapan pria itu dan menemukan kamar yang lampunya menyala. Saat itu, dia baru sadar bahwa Tuan Andreas bukan mau pulang, tapi dia ingin memastikan bahwa nyonya sedang berada di rumah."Ayo jalan!" Andreas takut dia sedang diikuti. Dia tidak berani berlama-lama di tempat itu.Owen juga paham dan segera menjalankan perintahnya dan mengendarai mobil tersebut meninggalkan tempat itu....Hotel Binara. Carla tergesa-gesa turun dari mobil.Sebenarnya dia tadi berada di rumah sakit. Begitu menda