Wajah Celine berubah sangat merah. Wanita itu jelas sudah tertegun.Selanjutnya, dia merasa kepalanya sangat pusing dan berkata, "Suami? Suami apa?"Celine melihat ponselnya dan matanya tetap tidak bisa melihat layar ponsel itu dengan jelas. Rasa lelah pun segera menerjangnya. Wanita itu segera bersandar di sofa dan perlahan-lahan napasnya menjadi sangat tenang.Panggilan telepon mereka tetap tersambung.Andreas yang berada di hotel terlihat sangat serius."Celine?" Setelah memanggil wanita itu beberapa kali, Celine tetap tidak membalasnya.Wanita ini sepertinya sudah ketiduran gara-gara mabuk.Karena khawatir tidak ada yang menjaga wanita itu, Andreas pun menahan rasa sakitnya dan memanggil Owen."Tuan?" Owen langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan Andreas bertelanjang dada dan memberikan perintah, "Berikan satu set pakaian pengawal untukku!"Owen, "..."Setelah terdiam sejenak, Owen segera bertanya, "Tuan, untuk apa Tuan menginginkan baju pengawal?""Aku suruh kamu mengambilkanny
Dia sudah mabuk. Dia pasti sedang berhalusinasi.Dengan bantuan dari sosok tersebut, dia berhasil membalikkan tubuhnya. Sosok yang ada di dalam halusinasinya itu tetap tidak menghilang.Celine mengerutkan dahinya dan menjulurkan tangannya untuk memukul pipi pria itu.Andreas, "..."Celine, "..."Padahal dia sedang berhalusinasi. Kenapa rasa yang ada di tangannya sangat nyata?Celine lantas tertawa dan memencet wajah tampan itu.Andreas, "..."Wanita ini menganggap wajahnya mainan?Ketika dia hendak menangkap tangan wanita itu, Celine tiba-tiba saja mengerutkan dahinya."Wajahmu panas sekali ...." Celine meraba kening pria itu. Seperti merasa tangannya tidak bisa mengetahui suhu tubuh pria itu, Celine tiba-tiba duduk dan memegang wajah Andreas. Dahinya lantas menempel di dahi Andreas.Jarak mereka begitu dekat. Celine sepertinya tidak sadar bahwa tindakannya terasa sangat menggoda bagi seseorang.Benak Andreas pun tidak bisa memikirkan apa pun lagi.Celine berusaha merasakan suhu tubuh
Di dalam pantulan cermin itu, wajah Andreas terlihat sangat pucat. Bibirnya juga sangat pucat.Hanya saja, bekas pecah yang ada di bibirnya terlihat sangat jelas.Andreas jadi teringat pada gigitan wanita itu semalam. Dia juga menyadari bahwa tatapan James semakin lama semakin mengganggu."Lihat apa?" Andreas lantas membuang cermin yang ada padanya.James bergerak secara refleks dan menangkapnya. Dia pun menggoda dengan berkata, "Tuan Jayadi, kamu sudah terluka. Tuan seharusnya lebih tenang.""Pergi!" Andreas memejamkan matanya sambil mengusir pria itu.Dia juga sadar bahwa dia sudah terluka. Kalau semalam dia tidak terluka, dia dan Celine semalam tidak akan hanya berhenti dengan sebuah ciuman.Sejak dulu, dia sama sekali tidak sanggup menahan dirinya menghadapi Celine.James tersenyum dingin. Ketika dia berbalik pergi, Andreas tiba-tiba saja memanggilnya, "James!""..." James langsung menoleh dan berkata, "Ada perintah apa, Tuan Jayadi?""Bantu aku awasi Celine." Andreas melihat ke da
Pada saat itu, ponsel Celine pun berdering.Celine melihat muncul nama Hansen di layar ponselnya. Pria ini menghubunginya di waktu yang tepat."Nona Angel, kamu nggak keberatan aku menerima panggilan telepon, bukan?" Celine sudah mengangkat ponselnya.Angel pun tertegun sejenak. Sebelum wanita itu sempat memberikan jawabannya, Celine sudah menerima telepon itu dan mengaktifkan fitur pengeras suara."Celine, semalam setelah jatuh ke dalam air kamu nggak masuk angin, bukan?" Terdengar suara yang sangat perhatian dari ujung sana.Begitu mendengar suara itu, Angel langsung tahu kalau pemiliknya adalah Hansen.Dalam seketika, Angel menjadi sangat gugup.Celine sudah melihat reaksinya dan membalas, "Aku baik-baik saja. Aku juga sangat lincah.""Apa kamu berada di perusahaan?""Benar!""Nanti aku akan menjemputmu. Orang-orang dari Keluarga Sugito akan datang ke manor."Keluarga Sugito?"Untuk apa mereka datang?" Celine yang keheranan pun melihat ke arah Angel.Angel yang berada di ujung sana
Meskipun suaranya kecil, Celine sudah mendengarnya."Apa tadi kamu bilang Irina ...." Celine ingat bahwa di pesta semalam juga ada Irina.Mata Angel langsung bersinar. Dia sebenarnya tidak bermaksud mengkhianati Irina. Setelah dipikir-pikir, wanita itu pun berkata, "Irina hanya mengatakan bahwa kamu adalah kakak sepupunya dan kamu cukup dekat dengan Tuan Hansen ....""Benarkah?" Celine sama sekali tidak percaya kalau Irina hanya mengatakan hal itu.Celine juga tidak banyak bertanya.Setelah Angel pergi dari tempat itu, Celine menerima sebuah panggilan telepon. Wanita itu mengambil anting-anting yang dibuatnya dan meninggalkan Perusahaan Perhiasan Aurora....Sejak pagi, Irina terus menunggu telepon dari Angel.Setelah mendompleng pamor sahabatnya, Nona Angel, Irina merasa seperti memiliki kesempatan yang sangat besar. Dia bermaksud untuk mendekati Alvin dengan bantuan Angel.Setelah dia menikah dengan Alvin, Lily bahkan juga harus memberinya muka.Ketika mengetahui Alvin pergi ke arena
Memohon padanya?Bagaimana dengan masalah semalam?Bibir Celine langsung menukik. Wanita itu pun menciptakan jarak dengan Irina, lalu berkata, "Apa yang kamu tangisi? Bukankah kamu baik-baik saja? Irina, karena kamu baik-baik saja, kamu urus sendiri masalah administrasi. Kebetulan aku dan dia masih ada urusan. Kami pergi dulu."Irina ingin menipu Alvin. Celine tentu tidak akan memberinya kesempatan tersebut.Irina agak kaget. Di dalam hatinya, wanita itu merasa tidak puas karena sebuah kesempatan yang sangat sulit didapatkan telah dirusak oleh Celine.Keraguan Irina membuat Celine mengangkat alisnya dan bertanya, "Irina, boleh nggak?"Meskipun Celine tersenyum, ancaman samar Celine terasa sangat jelas oleh Irina.Dia seperti memberi tahu Irina bahwa, 'Kalau nggak boleh, jangan salahkan aku bicara sembarangan!'Setelah menarik napas, Irina akhirnya menyerah dan berkata, "Boleh! Tentu saja boleh. Kalau kalian ada urusan, kalian urus saja dulu. Aku bisa mengurus masalah administrasi rumah
Ketika Celine berjalan mendekat, Irina melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan Celine."Dasar! Kenapa dia menyuruhku datang?"Kalau bukan karena takut Celine bicara macam-macam di hadapan Alvin, Irina tidak akan memenuhi janji ini.Dia sudah menunggu selama dua menit dan Irina mulai kehilangan kesabarannya."Aku akan menunggunya satu menit lagi. Kalau dia tetap nggak muncul, jangan salahkan aku lagi!" Irina memeriksa jam pada ponselnya.Begitu dia mengatakannya, tiba-tiba terdengar suara seseorang di belakangnya."Aku sudah tiba." Celine tersenyum dan ketika berbicara, wanita itu langsung mengangkat kakinya dan menendang ke arah pantat Irina dengan kuat."Ah!"Irina masih belum meresponsnya.Tubuh Irina seperti kehilangan keseimbangan ketika bergerak mengikuti arah tendangan Celine. Setelah itu, wanita itu pun jatuh tercebur di dalam kolam permohonan tersebut."Uhuk uhuk uhuk!" Sekujur tubuh Irina basah kuyup. Wanita itu juga tersedak air. Setelah dia berdiri kembali, wanita itu m
Di dalam hatinya, Lily benar-benar tidak bisa menerimanya.Dia tidak akan memberi tahu siapa pun mengenai penemuan ini. Dia bahkan harus menutup kemungkinan rahasia ini sampai terbongkar.Lily melihat Irina dan tatapannya seperti sedang menyembunyikan rencana."Irina, kamu jangan bertempur melawan Celine lagi. Dia adalah wanita yang sangat hebat. Dia unggul dalam segala sisi kalau dibandingkan denganmu. Mata semua orang selalu tertuju padanya. Nggak ada siapa pun yang bisa mengubah fakta ini."Lily bisa mengatakan hal tersebut karena dia sangat memahami Celine.Sejak kecil, Irina selalu berada di bawah bayang-bayang Celine. Dulu ketika hubungan mereka cukup baik, Irina selalu cemburu pada wanita itu. Sejak dia memasukkan obat ke dalam minuman Celine di bar, hubungan mereka telah rusak dan ketenangan yang sebelumnya ada juga sudah menghilang.Dibandingkan dengan dulu, Irina hanya bisa semakin tidak senang melihat kebahagiaan Celine.Ternyata, Irina membalas dengan tidak senang, "Apanya