Di dalam pantulan cermin itu, wajah Andreas terlihat sangat pucat. Bibirnya juga sangat pucat.Hanya saja, bekas pecah yang ada di bibirnya terlihat sangat jelas.Andreas jadi teringat pada gigitan wanita itu semalam. Dia juga menyadari bahwa tatapan James semakin lama semakin mengganggu."Lihat apa?" Andreas lantas membuang cermin yang ada padanya.James bergerak secara refleks dan menangkapnya. Dia pun menggoda dengan berkata, "Tuan Jayadi, kamu sudah terluka. Tuan seharusnya lebih tenang.""Pergi!" Andreas memejamkan matanya sambil mengusir pria itu.Dia juga sadar bahwa dia sudah terluka. Kalau semalam dia tidak terluka, dia dan Celine semalam tidak akan hanya berhenti dengan sebuah ciuman.Sejak dulu, dia sama sekali tidak sanggup menahan dirinya menghadapi Celine.James tersenyum dingin. Ketika dia berbalik pergi, Andreas tiba-tiba saja memanggilnya, "James!""..." James langsung menoleh dan berkata, "Ada perintah apa, Tuan Jayadi?""Bantu aku awasi Celine." Andreas melihat ke da
Pada saat itu, ponsel Celine pun berdering.Celine melihat muncul nama Hansen di layar ponselnya. Pria ini menghubunginya di waktu yang tepat."Nona Angel, kamu nggak keberatan aku menerima panggilan telepon, bukan?" Celine sudah mengangkat ponselnya.Angel pun tertegun sejenak. Sebelum wanita itu sempat memberikan jawabannya, Celine sudah menerima telepon itu dan mengaktifkan fitur pengeras suara."Celine, semalam setelah jatuh ke dalam air kamu nggak masuk angin, bukan?" Terdengar suara yang sangat perhatian dari ujung sana.Begitu mendengar suara itu, Angel langsung tahu kalau pemiliknya adalah Hansen.Dalam seketika, Angel menjadi sangat gugup.Celine sudah melihat reaksinya dan membalas, "Aku baik-baik saja. Aku juga sangat lincah.""Apa kamu berada di perusahaan?""Benar!""Nanti aku akan menjemputmu. Orang-orang dari Keluarga Sugito akan datang ke manor."Keluarga Sugito?"Untuk apa mereka datang?" Celine yang keheranan pun melihat ke arah Angel.Angel yang berada di ujung sana
Meskipun suaranya kecil, Celine sudah mendengarnya."Apa tadi kamu bilang Irina ...." Celine ingat bahwa di pesta semalam juga ada Irina.Mata Angel langsung bersinar. Dia sebenarnya tidak bermaksud mengkhianati Irina. Setelah dipikir-pikir, wanita itu pun berkata, "Irina hanya mengatakan bahwa kamu adalah kakak sepupunya dan kamu cukup dekat dengan Tuan Hansen ....""Benarkah?" Celine sama sekali tidak percaya kalau Irina hanya mengatakan hal itu.Celine juga tidak banyak bertanya.Setelah Angel pergi dari tempat itu, Celine menerima sebuah panggilan telepon. Wanita itu mengambil anting-anting yang dibuatnya dan meninggalkan Perusahaan Perhiasan Aurora....Sejak pagi, Irina terus menunggu telepon dari Angel.Setelah mendompleng pamor sahabatnya, Nona Angel, Irina merasa seperti memiliki kesempatan yang sangat besar. Dia bermaksud untuk mendekati Alvin dengan bantuan Angel.Setelah dia menikah dengan Alvin, Lily bahkan juga harus memberinya muka.Ketika mengetahui Alvin pergi ke arena
Memohon padanya?Bagaimana dengan masalah semalam?Bibir Celine langsung menukik. Wanita itu pun menciptakan jarak dengan Irina, lalu berkata, "Apa yang kamu tangisi? Bukankah kamu baik-baik saja? Irina, karena kamu baik-baik saja, kamu urus sendiri masalah administrasi. Kebetulan aku dan dia masih ada urusan. Kami pergi dulu."Irina ingin menipu Alvin. Celine tentu tidak akan memberinya kesempatan tersebut.Irina agak kaget. Di dalam hatinya, wanita itu merasa tidak puas karena sebuah kesempatan yang sangat sulit didapatkan telah dirusak oleh Celine.Keraguan Irina membuat Celine mengangkat alisnya dan bertanya, "Irina, boleh nggak?"Meskipun Celine tersenyum, ancaman samar Celine terasa sangat jelas oleh Irina.Dia seperti memberi tahu Irina bahwa, 'Kalau nggak boleh, jangan salahkan aku bicara sembarangan!'Setelah menarik napas, Irina akhirnya menyerah dan berkata, "Boleh! Tentu saja boleh. Kalau kalian ada urusan, kalian urus saja dulu. Aku bisa mengurus masalah administrasi rumah
Ketika Celine berjalan mendekat, Irina melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan Celine."Dasar! Kenapa dia menyuruhku datang?"Kalau bukan karena takut Celine bicara macam-macam di hadapan Alvin, Irina tidak akan memenuhi janji ini.Dia sudah menunggu selama dua menit dan Irina mulai kehilangan kesabarannya."Aku akan menunggunya satu menit lagi. Kalau dia tetap nggak muncul, jangan salahkan aku lagi!" Irina memeriksa jam pada ponselnya.Begitu dia mengatakannya, tiba-tiba terdengar suara seseorang di belakangnya."Aku sudah tiba." Celine tersenyum dan ketika berbicara, wanita itu langsung mengangkat kakinya dan menendang ke arah pantat Irina dengan kuat."Ah!"Irina masih belum meresponsnya.Tubuh Irina seperti kehilangan keseimbangan ketika bergerak mengikuti arah tendangan Celine. Setelah itu, wanita itu pun jatuh tercebur di dalam kolam permohonan tersebut."Uhuk uhuk uhuk!" Sekujur tubuh Irina basah kuyup. Wanita itu juga tersedak air. Setelah dia berdiri kembali, wanita itu m
Di dalam hatinya, Lily benar-benar tidak bisa menerimanya.Dia tidak akan memberi tahu siapa pun mengenai penemuan ini. Dia bahkan harus menutup kemungkinan rahasia ini sampai terbongkar.Lily melihat Irina dan tatapannya seperti sedang menyembunyikan rencana."Irina, kamu jangan bertempur melawan Celine lagi. Dia adalah wanita yang sangat hebat. Dia unggul dalam segala sisi kalau dibandingkan denganmu. Mata semua orang selalu tertuju padanya. Nggak ada siapa pun yang bisa mengubah fakta ini."Lily bisa mengatakan hal tersebut karena dia sangat memahami Celine.Sejak kecil, Irina selalu berada di bawah bayang-bayang Celine. Dulu ketika hubungan mereka cukup baik, Irina selalu cemburu pada wanita itu. Sejak dia memasukkan obat ke dalam minuman Celine di bar, hubungan mereka telah rusak dan ketenangan yang sebelumnya ada juga sudah menghilang.Dibandingkan dengan dulu, Irina hanya bisa semakin tidak senang melihat kebahagiaan Celine.Ternyata, Irina membalas dengan tidak senang, "Apanya
"Huh! Apa kamu pikir kamu boleh bersikap seenaknya pada cucu perempuanku?"Tuan Richard lantas melihat ke arah Liam dengan tidak senang. Namun ketika dia melihat ke arah Celine, sorot matanya langsung berubah menjadi sangat penuh kasih sayang.Pria itu menepuk punggung tangan Celine dan berkata, "Celine, hari ini mereka datang untuk meminta maaf. Tapi kalau kamu nggak mau memaafkan mereka juga nggak masalah. Semuanya terserah kamu saja."Begitu Tuan Richard mengatakannya, wajah Liam dan Nyonya Mariska berubah panik.Sebelumnya, mereka merasa bahwa Celine tidak mungkin memiliki hubungan dengan Tuan Richard. Hanya saja, hari ini Angel kembali dan memberi tahu mereka bahwa Celine adalah cucu yang telah diakui oleh Tuan Richard.Di saat yang sama, Keluarga Nadine juga mengumumkan bahwa investasi yang sebelumnya sempat sudah disetujui di Kota Binara diputuskan akan dibatalkan.Saat itu, Liam akhirnya sadar betapa gawatnya masalah ini. Tanpa menunda-nunda lagi, pria itu langsung menyeret ora
"Alvin?"Liam dan Nyonya Mariska terlihat terkejut.Bukan hanya mereka, Hansen dan Richard juga menatap Celine.Celine merasa tatapan itu terasa sangat aneh.Dia tidak ingin menggali masalah ini lebih jauh.Sekarang setelah meminta maaf dan mengembalikan nama baiknya, Celine menatap Richard dan berkata, "Kakek, mari kita lupakan masalah ini."Richard masih terlihat serius.Seluruh ruangan masih sunyi senyap.Akhirnya Richard berkata dengan nada dingin, "Celly nggak akan memperpanjang masalah ini, tapi aku nggak mudah untuk dibodohi. Hansen, mari kita tunda masalah investasi untuk sementara. Kita akan lihat nanti."Liam sudah sangat puas dengan Richard yang tidak langsung menolaknya.Setelah meminta maaf kepada Celine berulang kali, Liam mengajak semua orang di ruangan itu pergi.Di dalam mobil, Liam dan Nyonya Mariska tidak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat, keduanya berkata serempak."Alvin ....""Alvin ...."Keduanya saling memandang dan tahu telah memikirkan sesuat