Memohon padanya?Bagaimana dengan masalah semalam?Bibir Celine langsung menukik. Wanita itu pun menciptakan jarak dengan Irina, lalu berkata, "Apa yang kamu tangisi? Bukankah kamu baik-baik saja? Irina, karena kamu baik-baik saja, kamu urus sendiri masalah administrasi. Kebetulan aku dan dia masih ada urusan. Kami pergi dulu."Irina ingin menipu Alvin. Celine tentu tidak akan memberinya kesempatan tersebut.Irina agak kaget. Di dalam hatinya, wanita itu merasa tidak puas karena sebuah kesempatan yang sangat sulit didapatkan telah dirusak oleh Celine.Keraguan Irina membuat Celine mengangkat alisnya dan bertanya, "Irina, boleh nggak?"Meskipun Celine tersenyum, ancaman samar Celine terasa sangat jelas oleh Irina.Dia seperti memberi tahu Irina bahwa, 'Kalau nggak boleh, jangan salahkan aku bicara sembarangan!'Setelah menarik napas, Irina akhirnya menyerah dan berkata, "Boleh! Tentu saja boleh. Kalau kalian ada urusan, kalian urus saja dulu. Aku bisa mengurus masalah administrasi rumah
Ketika Celine berjalan mendekat, Irina melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan Celine."Dasar! Kenapa dia menyuruhku datang?"Kalau bukan karena takut Celine bicara macam-macam di hadapan Alvin, Irina tidak akan memenuhi janji ini.Dia sudah menunggu selama dua menit dan Irina mulai kehilangan kesabarannya."Aku akan menunggunya satu menit lagi. Kalau dia tetap nggak muncul, jangan salahkan aku lagi!" Irina memeriksa jam pada ponselnya.Begitu dia mengatakannya, tiba-tiba terdengar suara seseorang di belakangnya."Aku sudah tiba." Celine tersenyum dan ketika berbicara, wanita itu langsung mengangkat kakinya dan menendang ke arah pantat Irina dengan kuat."Ah!"Irina masih belum meresponsnya.Tubuh Irina seperti kehilangan keseimbangan ketika bergerak mengikuti arah tendangan Celine. Setelah itu, wanita itu pun jatuh tercebur di dalam kolam permohonan tersebut."Uhuk uhuk uhuk!" Sekujur tubuh Irina basah kuyup. Wanita itu juga tersedak air. Setelah dia berdiri kembali, wanita itu m
Di dalam hatinya, Lily benar-benar tidak bisa menerimanya.Dia tidak akan memberi tahu siapa pun mengenai penemuan ini. Dia bahkan harus menutup kemungkinan rahasia ini sampai terbongkar.Lily melihat Irina dan tatapannya seperti sedang menyembunyikan rencana."Irina, kamu jangan bertempur melawan Celine lagi. Dia adalah wanita yang sangat hebat. Dia unggul dalam segala sisi kalau dibandingkan denganmu. Mata semua orang selalu tertuju padanya. Nggak ada siapa pun yang bisa mengubah fakta ini."Lily bisa mengatakan hal tersebut karena dia sangat memahami Celine.Sejak kecil, Irina selalu berada di bawah bayang-bayang Celine. Dulu ketika hubungan mereka cukup baik, Irina selalu cemburu pada wanita itu. Sejak dia memasukkan obat ke dalam minuman Celine di bar, hubungan mereka telah rusak dan ketenangan yang sebelumnya ada juga sudah menghilang.Dibandingkan dengan dulu, Irina hanya bisa semakin tidak senang melihat kebahagiaan Celine.Ternyata, Irina membalas dengan tidak senang, "Apanya
"Huh! Apa kamu pikir kamu boleh bersikap seenaknya pada cucu perempuanku?"Tuan Richard lantas melihat ke arah Liam dengan tidak senang. Namun ketika dia melihat ke arah Celine, sorot matanya langsung berubah menjadi sangat penuh kasih sayang.Pria itu menepuk punggung tangan Celine dan berkata, "Celine, hari ini mereka datang untuk meminta maaf. Tapi kalau kamu nggak mau memaafkan mereka juga nggak masalah. Semuanya terserah kamu saja."Begitu Tuan Richard mengatakannya, wajah Liam dan Nyonya Mariska berubah panik.Sebelumnya, mereka merasa bahwa Celine tidak mungkin memiliki hubungan dengan Tuan Richard. Hanya saja, hari ini Angel kembali dan memberi tahu mereka bahwa Celine adalah cucu yang telah diakui oleh Tuan Richard.Di saat yang sama, Keluarga Nadine juga mengumumkan bahwa investasi yang sebelumnya sempat sudah disetujui di Kota Binara diputuskan akan dibatalkan.Saat itu, Liam akhirnya sadar betapa gawatnya masalah ini. Tanpa menunda-nunda lagi, pria itu langsung menyeret ora
"Alvin?"Liam dan Nyonya Mariska terlihat terkejut.Bukan hanya mereka, Hansen dan Richard juga menatap Celine.Celine merasa tatapan itu terasa sangat aneh.Dia tidak ingin menggali masalah ini lebih jauh.Sekarang setelah meminta maaf dan mengembalikan nama baiknya, Celine menatap Richard dan berkata, "Kakek, mari kita lupakan masalah ini."Richard masih terlihat serius.Seluruh ruangan masih sunyi senyap.Akhirnya Richard berkata dengan nada dingin, "Celly nggak akan memperpanjang masalah ini, tapi aku nggak mudah untuk dibodohi. Hansen, mari kita tunda masalah investasi untuk sementara. Kita akan lihat nanti."Liam sudah sangat puas dengan Richard yang tidak langsung menolaknya.Setelah meminta maaf kepada Celine berulang kali, Liam mengajak semua orang di ruangan itu pergi.Di dalam mobil, Liam dan Nyonya Mariska tidak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat, keduanya berkata serempak."Alvin ....""Alvin ...."Keduanya saling memandang dan tahu telah memikirkan sesuat
Celine agak terkejut saat memikirkan panggilan telepon itu.Akan tetapi, Carla tersenyum pada Celine sambil berjalan ke arahnya dan memegang tangannya dengan penuh kasih sayang. "Kakek, kalau kamu begitu terburu-buru, kamu akan membuat Celly dan suaminya takut. Bukankah begitu, Celly?""..."Senyuman di wajah Celine menegang.Richard melihatnya dan malah mengira dia sedang malu."Yang Carla katakan masuk akal. Ayo kita ganti harinya, tapi tetapkan tanggalnya dan beri tahu aku sebelumnya. Aku juga harus siap-siap dulu!"Sepertinya Richard memberikan perhatian khusus pada suami Celine.Akan tetapi, Celine malah panik.Dia sedang memikirkan tentang suaminya dan tidak mendengar apa yang Carla katakan padanya dengan jelas sampai dia tiba-tiba berkata, "Celly, maafkan aku karena nggak bisa pulang untuk menemanimu untuk sementara waktu dan harus tinggal di luar, jangan kangen, ya!"Setelah Carla selesai berbicara, dia tersenyum pada Celine dan berlari ke lantai dua menuju ke kamarnya.Alis Ce
Keesokan harinya, Celine pergi ke perusahaan.Saat dia keluar, mobil Hansen sudah menunggu."Celly, aku akan mengantarmu."Hansen membukakan pintu mobil untuk Celine. Begitu Celine masuk ke dalam mobil, orang lain masuk.Hansen memperhatikan James di kursi belakang dan raut wajahnya terlihat kesal."Hansen, tolong antar aku ke perusahaan."James melirik Hansen dan menyapa Celine seolah menganggap Hansen sebagai sopirnya.Hansen diam-diam memutar matanya dan menahan keinginan untuk mengusir James dari mobil.Menurut rutenya, Hansen mengantar Celine terlebih dahulu sebelum James.Setelah Hansen pergi, Hansen menghubungi nomor telepon Andreas."Andreas, aku berusaha sangat keras untuk bisa masuk ke rumah Keluarga Nadine. Tenang saja, aku akan mengawasi si cantik itu untukmu, tapi ada masalah ...."Semalam saat sedang berjalan-jalan keluar, James mendengar pelayan itu berbicara tentang persiapan menjamu suami Celine.Dia berpura-pura bertanya dan mengetahui Richard ingin bertemu dengan sua
Wajah Celine memerah. Tadi dia masih bisa bicara dengan lugas, tetapi sekarang dia malah terdiam seribu bahasa."Ka ... kamu ...."Obrolan omong kosong macam apa ini?Celine menarik napas dalam-dalam sambil menyentuh pipinya yang panas dan akhirnya berhasil menenangkan hatinya yang agak kacau, kemudian berkata dengan penuh pembelaan diri, "Siapa yang kangen kamu?""Kamu ...."Andreas tertawa terbahak-bahak.Satu kata samar itu membawa akal sehat Celine kembali.Celine hendak menutup telepon karena malu, tetapi tiba-tiba Andreas tidak bisa menahan tawanya dan menarik luka di bahunya dan mengerang pelan.Celine agak terkejut. "Ada apa denganmu?"Andreas menunduk dan melihat lukanya berdarah lagi.Dia tidak ingin Celine khawatir, tetapi rasa sakit dari lukanya menjadi semakin parah dan merasa pusing saat hendak bangun. Dia berhasil menstabilkan tubuhnya, tetapi tanpa sengaja menjatuhkan gelas air di sampingnya.Owen mendengar suara itu dan segera bergegas ke kamar. "Tuan ...."Celine juga