Wajah Celine memerah. Tadi dia masih bisa bicara dengan lugas, tetapi sekarang dia malah terdiam seribu bahasa."Ka ... kamu ...."Obrolan omong kosong macam apa ini?Celine menarik napas dalam-dalam sambil menyentuh pipinya yang panas dan akhirnya berhasil menenangkan hatinya yang agak kacau, kemudian berkata dengan penuh pembelaan diri, "Siapa yang kangen kamu?""Kamu ...."Andreas tertawa terbahak-bahak.Satu kata samar itu membawa akal sehat Celine kembali.Celine hendak menutup telepon karena malu, tetapi tiba-tiba Andreas tidak bisa menahan tawanya dan menarik luka di bahunya dan mengerang pelan.Celine agak terkejut. "Ada apa denganmu?"Andreas menunduk dan melihat lukanya berdarah lagi.Dia tidak ingin Celine khawatir, tetapi rasa sakit dari lukanya menjadi semakin parah dan merasa pusing saat hendak bangun. Dia berhasil menstabilkan tubuhnya, tetapi tanpa sengaja menjatuhkan gelas air di sampingnya.Owen mendengar suara itu dan segera bergegas ke kamar. "Tuan ...."Celine juga
"Oke." Hansen menyalakan mobil.Setengah jam kemudian, mobil berhenti di luar Rumah Sakit Gladius.Celine menunggu sampai mobil memasuki tempat parkir bawah tanah, kemudian meminta Hansen untuk mengantarnya ke pintu rumah sakit. Dia keluar dari mobil terlebih dahulu, lalu berlari ke rumah sakit....Di bangsal, Andreas terlihat pucat.Tadi dia pingsan dan terbangun di bangsal rumah sakit.Dokter memeriksa dan menemukan lukanya terinfeksi. Setelah Andreas bangun, hal pertama yang dia pikirkan adalah Celine. Dia ingin bertanya pada Owen, tetapi saat berikutnya dia melihat Marco masuk dari pintu."Tuan Ketiga, ada apa denganmu? Tadi kudengar kamu pingsan, apa sekarang kamu baik-baik saja? Menurutku seharusnya kamu nggak pergi dari rumah sakit dan harus tinggal di sini di bawah pengawasan dokter sampai kamu pulih."Kaki Marco terluka.Dia menggunakan tongkat dan ditopang oleh dua perawat di sampingnya.Melihat Andreas tidak mengatakan apa pun, Marco bertanya dengan panik, "Sudah ada inform
Saat panik, Carla menyentuh dada dan perut Andreas dengan sembarangan dan mencoba membantunya menyeka air di tubuhnya.Andreas meraih pergelangan tangan Carla dengan jijik."Ah .... Andreas ...." Pergelangan tangan Carla sakit dan dia menatap Andreas dengan wajah sedih.Marco menatap kedua orang itu dengan penuh minat.Andreas ingin menghempas tangan Carla, tetapi tiba-tiba sosok tidak asing yang muncul di pintu bangsal membuatnya membeku.Celine ....Kok dia ada di sini?Saat Andreas tertegun, suara menggoda Marco terdengar di telinganya. "Carla nggak sengaja, dia itu juga peduli padamu. Lihat, kamu menyakitinya."Mata Andreas berkilat seolah takut Marco akan menemukan Celine, jadi Andreas langsung membuang muka."Apa kamu baik-baik saja?" Andreas melepaskan pergelangan tangan Carla.Carla sangat terkejut saat mendengar kekhawatiran langka ini.Akan tetapi, Carla langsung bereaksi dan menggelengkan kepalanya. "Iya."Saat Andreas tertegun tadi, Carla tahu Celine sudah tiba.Senyuman mu
Dia bilang kalau saja bukan karena ucapannya hari itu membuat temannya salah paham dengan Celine, mereka tidak akan menyinggung Keluarga Nadine.Dia bertanya berulang kali hanya untuk mengetahui ternyata Celine adalah cucu Richard.Pantas saja Lily menyuruhnya untuk jangan menyinggung perasaan Celine hari itu.Akan tetapi, dia mana ada menyinggungnya? Dia sedang memberinya pelajaran!Lantas bagaimana kalau masuk ke dalam Keluarga Nadine?Dia terlihat tidak bisa melakukan apa-apa, tetapi ada banyak hal yang bisa dia lakukan secara diam-diam.Irina melirik ke arah Hansen di sebelah Celine dan menelepon Lily, "Kak Lily, aku melihat Celine. Dia mabuk, mungkin ini adalah kesempatan bagus."Lily yang berada di ujung lain telepon terlihat girang. "Benarkah? Kamu di mana?"Irina menyebutkan nama barnya. "Tapi Hansen juga ada di sini."Lily tidak peduli. Dia tentu saja punya cara untuk menyingkirkan Hansen dan menyuruh Irina untuk tetap di bar sebelum mengakhiri panggilan....Rumah Sakit Gladi
Hansen mengatakan ini dan menutup telepon.James tidak sempat bertanya lagi dan langsung pergi ke Bar Rhodes tanpa berani menunda lebih lama.Tepat setelah James pergi, Carla juga kembali ke vila Keluarga Nadine.Melihat sosok itu, dia kenal orang itu adalah James."Apa yang kamu lakukan di sini, Tuan Muda James?" Carla agak terkejut. James, Andreas dan Hansen pernah menjadi teman baik yang membicarakan segalanya.Akan tetapi Lala menghilang, Andreas dan Hansen putus hubungan. Hansen juga mengasingkan James.Mereka sudah bertahun-tahun tidak berhubungan satu sama lain, jadi mengapa mereka tiba-tiba datang berkunjung?"Tuan Muda James mabuk semalam. Tuan Muda membawanya kembali dan tinggal di rumah selama satu malam. Tuan Muda James baru saja datang dan bilang ada sesuatu yang tertinggal. Entah apa itu, tapi ... Tuan Muda James agak aneh. Ternyata dia bertanya tentang Nona Celly, tapi nggak mengherankan juga karena kita tinggal di Kota Binara, mungkin saja dia mengenal Nona Celly."Sete
Celine sangat muak sehingga dia melontarkan satu kata dengan ketus, "Enyahlah!""Enyah?"Reza mencibir.Melihat Celine hendak melepaskan diri, dia menarik Celine ke dalam pelukannya dengan kuat secara tiba-tiba dan membantunya masuk ke dalam mobil yang kebetulan diparkir di sebelahnya.Saat James bergegas ke bar, dia mencari-cari dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Celine sebelum langsung menelepon Hansen.Akan tetapi, telepon langsung dimatikan.James semakin merasa ada yang tidak beres dan dia hanya bisa menelepon Andreas dalam keputusasaan....Di bangsal, Andreas mendengar Celine hilang dan langsung melepaskan infus di tangannya tanpa memedulikan hal lain."Tuan, apa yang terjadi?" Owen baru saja berkeliling memeriksa rumah sakit.Begitu memasuki bangsal, dia melihat Andreas bangun dari ranjang."Celine hilang." Andreas meluncur ke bawah dan sudah berada di pintu.Owen tahu apa yang akan Andreas lakukan dan bergegas mengadang pria itu. "Tuan, orang-orang di luar belum pergi.
Celine menganggapnya lucu."Kamu mencintai Lily-mu dan aku telah mewujudkannya untukmu sejak lama. Bukankah kalian sudah menjadi pasangan? Lagi pula, aku punya suami dan sudah menikah. Omong kosong apa yang kamu bicarakan tentang menikah denganku?"Celine melirik kamera dengan lampu indikator merah berkedip dan merasakan firasat buruk.Reza menyadari tatapannya dan memikirkan rencananya dengan raut wajah bangga bercampur kegilaan."Sudah begitu lama, siapa suamimu? Aku belum menemukan kesempatan untuk bertemu dengannya, tapi nggak masalah ...."Reza tersenyum sinis dan mengambil foto dari kamera yang ditempatkan, "Apa menurutmu dia akan menceraikanmu kalau melihat sesuatu yang memalukan tentangmu?"Celine mengerti maksudnya."Reza, jangan mimpi!"Celine berusaha untuk bangun. Biasanya Reza sama sekali tidak bisa menyentuhnya, tetapi sekarang dia dibius dan seluruh tubuhnya terasa lemah hingga kesulitan untuk berdiri.Melihatnya seperti ini, Reza pun sama sekali tidak terburu-buru menye
"Mau mati?"Reza mencibir dengan sinis. Dia tidak percaya Celine akan benar-benar mati dan hanya ingin menakutinya.Jadi dia sama sekali tidak takut. Kalau bukan khawatir akan mengirimkan video itu agar semua orang mengira keduanya sedang jatuh cinta, dia ingin menyumbat mulutnya dengan sesuatu.Akan tetapi demi menciptakan efek romantis, Reza terpaksa memegang dagunya dengan satu tangan dan mencoba menarik roknya dengan tangan lain."Reza, kalau kamu berani, aku nggak akan pernah mengampunimu!" Celine memelototi Reza dengan mata merah.Reza tersenyum jahat."Nggak mengampuniku? Celine, lihatlah dengan jelas. Sekarang aku nggak akan melepaskanmu!" Tangan Reza mencubit dagu Celine dengan kuat dan hampir mengubah bentuk wajah Celine.Reza menjadi semakin sombong melihat Celine tidak mampu melawan.Sepertinya semua rasa frustrasi dan kebencian telah menghilang dalam waktu singkat.Dia diam-diam berencana melakukan hubungan intim dengan Celine sebelum mempublikasikan videonya untuk mencipt