Liam melihat ke arah Hansen. Pria itu menebak bahwa wanita ini datang bersama dengan Hansen.Putrinya sangat menyukai Hansen. Jadi, dia tentu tidak menyukai wanita yang mendampingi Hansen ini.Hanya saja, dia tetap bersikap sangat sopan kepada Hansen ketika berkata, "Hansen, dia adalah ...."Hansen segera menangkap tangan Celine dan berkata, "Paman Liam, aku yang membawanya ke sini. Kalau semua orang nggak menyukainya, aku akan segera meninggalkan tempat ini. Hanya saja sebelum pergi, aku akan menjelaskan masalah tadi. Dia bukan tipe orang yang suka menantang orang lain."Celine melihat Hansen dengan agak kaget.Celine sama sekali belum menjelaskan apa pun dan Hansen sudah percaya padanya.Sebuah perasaan aneh telah muncul di dalam hatinya. Angin bertiup dan Celine langsung bersin. Hansen yang ada di samping segera melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Celine.Tindakan pria itu kelihatan oleh Angel dan wanita itu langsung menggertakkan giginya.Sang ibu yang melihatnya segera mencai
Sekelompok pria dan wanita yang basah kuyup itu pun berjalan mendekati Hansen. Ketika mereka hendak meminta maaf, Hansen malah menghentikan mereka."Nggak usah lagi!"Suara Hansen terdengar sangat dingin.Sekelompok orang itu mengira Hansen sedang memberi muka pada Paman Liam sehingga dia menyuruh mereka tidak perlu meminta maaf. Ketika perasaan mereka sedang melambung, Hansen kembali mengatakan sesuatu, "Mereka seharusnya bukan meminta maaf padaku, tapi padanya."Hansen sama sekali tidak melihat sekelompok orang itu.Matanya melirik Liam dan akhirnya berhenti pada tubuh Celine."Dia?" Wajah para wanita itu terlihat sangat tidak senang.Celine hanyalah teman yang diajak Tuan Hansen ke tempat ini. Dia sama sekali tidak pantas mendapatkan ucapan maaf mereka.Liam juga melihat Celine sekilas. Dia sama sekali tidak bermaksud untuk berbicara.Senyuman sinis telah muncul di dalam mata Celine. Dia tiba-tiba saja menatap Hansen dan berkata, "Kakak, aku dingin. Kalau nggak ada urusan lain lagi,
Alvin malah tidak peduli.Dia hanya menyukai Celine dan tidak ada pikiran aneh terhadap wanita itu. Jadi mau Celine sudah menikah atau belum, dia tidak mempermasalahkannya. Soal menggoda Tuan Hansen, dengan moral yang dimiliki Celine, wanita itu tidak mungkin melakukan hal tersebut."Menggoda Tuan Hansen? Apakah kamu sudah melihatnya? Kalau kamu nggak melihatnya dan sembarangan memfitnah temanku, percayalah aku akan merobek mulutmu!"Ketika Alvin mengatakan kalimat tersebut, orang-orang itu pun kaget sekali.Tuan Alvin ternyata menganggap Celine sebagai temannya.Hanya saja, bukankah Angel mengatakan bahwa Alvin sangat pandang tinggi. Perangainya juga aneh dan suka menyendiri. Tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam kriterianya.Mereka sontak tercengang, lalu Alvin kembali melancarkan sebuah tendangan dan salah seorang di antara mereka langsung ditendang masuk ke dalam kolam.Terdengar suara air dan semua orang pun tersadar. Mereka menemukan bahwa sorot mata Alvin sudah terlihat sema
Celine sudah kembali ke manor Keluarga Nadine.Mereka pulang lebih awal dari pesta dansa tersebut. Ketika mereka kembali ke manor, sang kakek masih belum tidur.Melihat Celine berbalut handuk dan memakai jas Hansen, lalu rambut Celine juga basah, sang kakek pun segera mendekatinya."Celine, ada apa ini? Kenapa kamu jadi seperti ini?"Baru saja sang kakek bertanya, Celine pun bersin.Ekspresi wajah Tuan Richard jadi semakin tidak senang. Dia segera berpesan pada pengurus rumah, "Cepat suruh Tante Noni untuk menyiapkan air hangat! Celine, kamu mandilah dulu untuk mengusir rasa dingin."Celine memang ingin berendam air hangat.Wanita itu menatap sang kakek dengan ekspresi menenangkan. Dia tidak banyak bicara dan langsung naik ke lantai atas, lalu pergi ke kamarnya.Hanya saja, wajah Tuan Richard malah terlihat semakin masam.Pria itu pun melirik Hansen dan bertanya dengan suara dingin."Seingatku, malam ini ada pesta dansa untuk memperingati ulang tahun anak kembar Keluarga Sugito. Kamu m
"Nggak! Nggak usah lagi! Bukan hal yang begitu penting." Sebuah senyuman langsung muncul di wajah Celine.Setelah Tante Noni meninggalkan tempat itu, hati Celine terasa sangat tenang.Bayangan suami nomor satunya terus muncul di dalam benaknya. Dia sampai berkali-kali mengambil ponselnya dan ingin menghubungi pria itu, tapi dia ragu-ragu.Akhirnya, dia pun menghubungi nomor telepon suaminya itu.Hanya saja, dia tetap mendapatkan balasan bahwa ponsel sang suami sedang tidak aktif.Celine yang merasa kesal sampai panik. Dia bermaksud untuk tidur dan melupakannya. Dia tidak mau berpikiran macam-macam. Akan tetapi, otaknya malah terus berpikir macam-macam. Dia sama sekali tidak bisa tidur.Wanita itu langsung mengganti bajunya. Ketika keluar kamar, kebetulan Hansen keluar dari ruang baca."Kakak?" Celine kaget dan berteriak.Sejak Hansen menyelamatkannya malam itu, dia semakin terbiasa memanggil pria ini dengan sebutan kakak. Awalnya, rasanya masih canggung. Akan tetapi sekarang, Celine be
Sebuah senyuman langsung muncul di wajah Andreas.Ketika mobil akan menuju ke parkiran bawah tanah, Andreas tiba-tiba saja berkata, "Berhenti!"Owen tertegun. Dia kira telah muncul masalah pada luka pria itu. Dia segera menghentikan mobilnya dan bertanya dengan cemas, "Tuan, apakah lukamu ....""Aku baik-baik saja." Tatapan Andreas masih berhenti di ruangan yang lampunya menyala.Meskipun dia bilang dia baik-baik saja, keringat yang bermunculan di kepalanya semakin lama semakin banyak.Owen mengikuti tatapan pria itu dan menemukan kamar yang lampunya menyala. Saat itu, dia baru sadar bahwa Tuan Andreas bukan mau pulang, tapi dia ingin memastikan bahwa nyonya sedang berada di rumah."Ayo jalan!" Andreas takut dia sedang diikuti. Dia tidak berani berlama-lama di tempat itu.Owen juga paham dan segera menjalankan perintahnya dan mengendarai mobil tersebut meninggalkan tempat itu....Hotel Binara. Carla tergesa-gesa turun dari mobil.Sebenarnya dia tadi berada di rumah sakit. Begitu menda
Wajah Celine berubah sangat merah. Wanita itu jelas sudah tertegun.Selanjutnya, dia merasa kepalanya sangat pusing dan berkata, "Suami? Suami apa?"Celine melihat ponselnya dan matanya tetap tidak bisa melihat layar ponsel itu dengan jelas. Rasa lelah pun segera menerjangnya. Wanita itu segera bersandar di sofa dan perlahan-lahan napasnya menjadi sangat tenang.Panggilan telepon mereka tetap tersambung.Andreas yang berada di hotel terlihat sangat serius."Celine?" Setelah memanggil wanita itu beberapa kali, Celine tetap tidak membalasnya.Wanita ini sepertinya sudah ketiduran gara-gara mabuk.Karena khawatir tidak ada yang menjaga wanita itu, Andreas pun menahan rasa sakitnya dan memanggil Owen."Tuan?" Owen langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan Andreas bertelanjang dada dan memberikan perintah, "Berikan satu set pakaian pengawal untukku!"Owen, "..."Setelah terdiam sejenak, Owen segera bertanya, "Tuan, untuk apa Tuan menginginkan baju pengawal?""Aku suruh kamu mengambilkanny
Dia sudah mabuk. Dia pasti sedang berhalusinasi.Dengan bantuan dari sosok tersebut, dia berhasil membalikkan tubuhnya. Sosok yang ada di dalam halusinasinya itu tetap tidak menghilang.Celine mengerutkan dahinya dan menjulurkan tangannya untuk memukul pipi pria itu.Andreas, "..."Celine, "..."Padahal dia sedang berhalusinasi. Kenapa rasa yang ada di tangannya sangat nyata?Celine lantas tertawa dan memencet wajah tampan itu.Andreas, "..."Wanita ini menganggap wajahnya mainan?Ketika dia hendak menangkap tangan wanita itu, Celine tiba-tiba saja mengerutkan dahinya."Wajahmu panas sekali ...." Celine meraba kening pria itu. Seperti merasa tangannya tidak bisa mengetahui suhu tubuh pria itu, Celine tiba-tiba duduk dan memegang wajah Andreas. Dahinya lantas menempel di dahi Andreas.Jarak mereka begitu dekat. Celine sepertinya tidak sadar bahwa tindakannya terasa sangat menggoda bagi seseorang.Benak Andreas pun tidak bisa memikirkan apa pun lagi.Celine berusaha merasakan suhu tubuh