"Kamu yang mengatakannya dan aku menuliskannya. Kamu sendiri yang membubuhkan cap jarimu di atas sana. Apa kamu curiga bahwa aku memalsukan kesepakatan ini?"Ketika berbicara, sorot mata Andreas terlihat gelap, "Sudah kubilang! Tunggu dulu sampai kamu sadar untuk membicarakan masalah kesepakatan. Siapa sangka kamu malah mencurigaiku. Sudahlah! Karena kamu nggak mau mengakuinya, kalau begitu koyak saja kesepakatan itu. Tanpa kesepakatan itu aku juga bisa membantumu."Andreas pun segera mengambil kesepakatan yang ada di tangan Celine.Wajah tampan pria itu terlihat sangat terluka.Rasanya seperti Celine sudah memfitnah dirinya.Menyaksikannya, rasa bersalah pun merayap di dalam hati Celine. Saat itu, dia merasa seperti sudah melakukan sebuah dosa yang sangat besar.Padahal, Andreas hanya ingin membantunya. Dia malah mencurigai Andreas.Apalagi, dia juga harus membayar 1 triliun yang diminta oleh Lily. Sekarang, dia benar-benar membutuhkan uang.Mungkin kenyataannya memang seperti yang di
Setelah memberikan perintah tersebut, wajah Andreas sudah kembali normal ketika dia berjalan ke arah Celine."Ayo! Kita beli bunga untuk ibu kita!" Andreas segera menggandeng tangan Celine.Celine pun tertegun sejenak.Ibu kita?"Dia ibuku!" suara Celine sangat tegas ketika mengoreksinya.Andreas hanya tersenyum dan membalas, "Benar! Ibumu ...."Bukankah ibu wanita ini adalah ibunya juga?Jadi, dia tidak salah menggunakan panggilan ibu kita.Mereka berdua sudah tiba di pemakaman. Andreas meletakkan bunga di depan batu nisan. Ada foto wanita yang sangat cantik di batu nisan tersebut.Lalu mata Celine sangat persis dengan mata wanita itu.Lebih tepatnya lagi, Andreas pernah bertemu dengan beberapa orang yang memiliki mata yang sama dengan wanita di dalam foto tersebut selain Celine.Akan tetapi, Andreas tidak berpikir terlalu jauh.Kedua orang itu pun berdiam di sana untuk waktu yang sangat lama. Begitu senja tiba, mereka baru kembali ke kota.Andreas mengantarkan Celine kembali ke Kompl
Tuan Richard lantas bergumam, "Marganya Nadine. Nadine ...."Mata Tuan Richard pun berubah sedikit lebih gelap.Bukan dia.Putrinya itu dulu pernah bersumpah bahwa seumur hidupnya, namanya adalah Linda Marni. Meskipun dia disambar petir, dia tidak akan menggunakan marga Nadine.Jadi, ibu anak ini jelas bukanlah Linda.Tuan Richard lantas menarik napas dan menyingkirkan kekecewaan yang ada di dalam hatinya. Pria itu melihat Celine dan berkata, "Di mana ibumu?"Sudut bibir Celine pun bergerak-gerak ketika menjawab, "Dia sudah meninggal."Tuan Richard pun tertegun sejenak. Dia sepertinya tidak menyangka jawabannya seperti itu.Pria itu menatap Celine dengan sorot mata sedih. Setelah itu, dia menarik pergelangan tangan Celine dan berkata, "Sini! Ayo duduk!""Putriku dan ibumu punya tanggal lahir yang sama. Ini disebut jodoh. Mungkin kita bisa berjumpa juga karena jodoh. Bagaimana kalau kita bersama-sama merayakan ulang tahun mereka? Pas sekali kita punya kue." Tuan Richard pun mengusulkan
Suara tendangan dan pukulan mengiringi teriakan Bastian. Setelah berlangsung cukup lama, mereka baru berhenti.Kalau bukan karena Andreas mulai merindukan Celine, Andreas tentu masih ingin melanjutkan perundungan ini.Andreas pun mengibaskan tangannya."Sudah!" Owen meminta pengawal untuk berhenti.Setelah itu, dia pun keluar dari ruangan bersama dengan Andreas."Tuan, bagaimana kita membereskannya?" tanya Owen dengan hati-hati.Andreas merapikan lengan bajunya dan tersenyum ringan, lalu berkata, "Lemparkan saja ke sebuah tempat. Dia tahu jalan pulang. Selain itu ...."Andreas teringat pada Celine yang sudah mengirimkan satu triliun kepada Bastian.Organisasi Swastamita memiliki cara supaya Bastian memberikan satu triliun tersebut. Dia tidak mau Bastian tahu bahwa kejadian malam ini ada hubungannya dengan Celine.Setelah mengerutkan dahinya, Andreas tiba-tiba saja sudah punya ide."Gunakan umpan nama Tuan Jayadi agar Bastian masuk ke dalam pasar saham."Pria itu sudah mengambil satu tr
"Baiklah!"Setelah cukup lama, Celine pun membalas perkataan Andreas seperti berjanji padanya.Lampu di ruang IGD masih menyala.Andreas menanyakan apa yang telah terjadi. Pria itu kemudian melakukan panggilan telepon untuk mendatangkan dokter-dokter ternama dari Rumah Sakit Gladius.Setelah melewati proses di Instalasi Gawat Darurat, pria tua itu akhirnya sudah sadar.Pria itu langsung dibawa ke ruang perawatan intensif. Celine baru menyelesaikan prosedur administrasi rumah sakit. Hansen sudah muncul di tempat itu.Di ruang pasien, Andreas langsung mengenali Tuan Richard setelah melihatnya terbaring di ranjang.Dia tidak menyangka Tuan Richard sampai datang ke Kota Binara.Dia lebih tidak menyangka bahwa pria tua yang makan kue ulang tahun bersama dengan Celine untuk merayakan ulang tahun putrinya adalah Tuan Richard."Kakek!"Hansen pun masuk dengan tergesa-gesa. Dia melihat sosok yang terbaring dan memejamkan matanya, lalu bergumam. Akan tetapi, tidak ada reaksi apa pun.Setelah mem
Hansen dan Carla sama-sama tertegun.Mereka berdua saling bertukar pandang. Carla masih bingung dengan \apa yang telah terjadi.Ketika dia ingin memberi tahu Tuan Richard bahwa dia memang adalah cucunya,Tuan Richard tiba-tiba saja merasa panik dan berkata, "Ada apa? Apa kamu nggak mau? Ada banyak sekali keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menjadi cucuku."Tuan Richard pun mencoba untuk memancingnya."Baiklah! Aku akan menjadi cucu Kakek ...." Carla mengira kakeknya masih tidak sadar karena penyakitnya sudah kambuh.Jadi, dia pun menuruti keinginan sang kakek.Tuan Richard senang bukan main. Dia segera berpesan pada Hansen."Baiklah! Hansen, pergi dan siapkan sebuah pesta yang mewah agar semua orang tahu bahwa aku sudah menemukannya."Hansen dan Carla juga sudah tahu siapa sosok yang dimaksud oleh kakek mereka ini.Sosok itu adalah Linda.Mau Lala ataupun Carla, mereka bisa memiliki kesempatan untuk menjadi anggota Keluarga Nadine karena mereka memiliki sepasang mata yang persis
"Tentu saja aku kagum! Mereka adalah Keluarga Nadine dari Kota Mastika. Siapa pun gadis beruntung itu, kurasa sekarang dia sudah nggak tidur selama beberapa hari karena terlalu gembira."Mata Celine memantulkan cahaya seperti membayangkan Keluarga Nadine saja, Celine sudah bisa melihat uang di hadapannya.Andreas sampai mendelikkan matanya melihat gayanya yang sangat matre.Ingin sekali pria itu memberi tahu Celine bahwa dia tidak perlu merasa kagum pada gadis beruntung itu.Alasannya karena banyak sekali yang dimiliki oleh Celine jika dibandingkan dengan gadis itu.Bagaimanapun juga, Perusahaan Jayadi adalah perusahaan nomor satu di negara tersebut."Kamu mau ke sana?" Andreas pun bertanya untuk mencari tahu."Tentu saja! Aku juga mau melihat siapa gadis beruntung itu." Dia sudah berjanji pada Tuan Hansen. Jadi, dia tidak enak hati ingkar janji.Andreas pun mengerutkan dahinya.Kalau wanita ini pergi, Andreas hanya tidak perlu pergi. Kalau mereka tidak bertemu, jati dirinya tidak akan
Celine kaget sekali. Suara suami nomor satunya yang sangat manja pun terdengar di telinganya."Kamu nggak usah menghadiri jamuan malam ini."Suaranya yang sangat menggoda membuat Celine memikirkan hal yang lain.Wajah Celine berangsur-angsur memerah. Jangan pergi ke jamuan? Apa pria ini ingin melakukan ....Sebuah halusinasi langsung muncul di dalam benak Celine. Telinganya juga jadi terasa panas.Celine pun menunduk dan tidak berani menatap matanya ketika mengatakan, "Nggak bagus, bukan?""Apanya yang nggak bagus? Jamuan itu juga nggak menarik. Lebih baik kamu dan aku ...."Suami nomor satunya ini semakin berani saja. Celine segera menutup bibir pria itu.Andreas pun tertegun. Bibirnya mengenai telapak tangan wanita itu. Tiba-tiba ada suatu perasaan aneh muncul di dalam hatinya. Melihat Celine mengalihkan tatapannya dan wajahnya yang merah, Andreas tahu bahwa Celine memikirkan hal yang melenceng.Andreas tiba-tiba saja tertawa lirih.Suara tawa Andreas membuat Celine tertegun. Wanita
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s