Seolah merasakan tatapan Elara, Pati menoleh dan tersenyum tipis. "Butuh bantuan, Elara? Aku bisa bantu menyelesaikan bagian dari tugas analisis ini jika kamu mau."Elara tersenyum kaku, merasa canggung namun tetap berusaha bersikap biasa. "Tidak, terima kasih, Pati. Aku rasa aku bisa mengatasinya."Susie mendekat dan ikut melihat layar komputer Elara. "Kalau ada yang butuh didiskusikan, aku selalu siap membantu. Kita kan tim."Ia menyadari bahwa meskipun mereka adalah pengawal elit, Susie dan Pati juga sangat profesional dalam peran mereka sebagai Business Analyst.Mereka menguasai pekerjaan ini dengan sempurna, bahkan mungkin lebih baik daripada kebanyakan orang yang benar-benar berkarier di bidang ini.Semua demi menyempurnakan penyamaran mereka.Karena itulah, Elara kemudian merasakan sedikit ‘kengerian’ dibalik kekagumannya.Bukankah ia harus berterima kasih pada Arion?Pria itu ternyata sedemikian rupa memikirkannya. Sampai memasukkan pengawal bagi Elara, tanpa sepengetahuan wani
Elara menatap pintu masuk megah di hadapannya.Sinar lampu kristal dari dalam gala memancar lembut melalui kaca-kaca besar, menciptakan bayangan gemerlap di lantai marmer.Ia mengenakan gaun cantik berwarna navy yang anggun, namun terlihat lebih rendah hati dibandingkan tamu-tamu lain yang mengenakan gaun mewah dengan perhiasan berkilauan.Sesungguhnya dua paket berupa gaun mewah sampai di rumahnya --entah siapa yang mengirimkan gaun-gaun itu. Elara sempat menduga, keduanya adalah kiriman Arion.Namun pria itu sama sekali tidak mengatakan apa-apa --seolah menghilang beberapa hari ini, setelah mengganggu dirinya pada rapat bulanan dan pada saat di kantin tempo hari.Elara tidak tahu untuk apa Arion mengirimkan gaun-gaun itu, sementara undangan gala pun ia tidak menerimanya.Setelah menimbang begitu lama, Elara memutuskan mengenakan gaun yang ia beli sendiri.Sambil menunggu seseorang yang ia nantikan, Elara menghela napas, berusaha menenangkan hatinya.Kehadirannya di acara gala mewah
Ethan Wayne turun dari mobil mewahnya dengan tergesa-gesa, wajah tampan dan ramahnya menunjukkan sedikit ketegangan.Ia terlambat dua puluh menit dari waktu yang ia janjikan pada Elara, sesuatu yang jarang terjadi. Semua itu karena ia harus menangani Dianne, yang terlibat dalam masalah kecil yang tidak bisa diabaikan.Penjaga pintu segera memberi hormat, tanpa memintanya menunjukkan undangan.Ethan mengangguk singkat, tahu betul bahwa posisinya sebagai pria muda paling berpengaruh di Madison dan sebagai keponakan dari James Wayne membuatnya tak perlu melewati prosedur yang biasa.Begitu Ethan masuk ke dalam gedung, ia membuka ponselnya dan melihat pesan yang dikirim Elara saat Ethan masih berada di dalam mobil tadi, yang mengatakan bahwa ia sudah berada di dalam ballroom.Meskipun perasaan bersalah mencuat, tapi Ethan memang merasa lega. Setidaknya, Elara sudah masuk dan menunggunya di dalam.Namun, ia tidak tahu bahwa Elara dibawa masuk oleh bibi-nya sendiri.Saat memasuki ballroom y
Arion duduk di kursi belakang mobil mewahnya yang meluncur cepat di jalan menuju gala.Tangannya mencengkeram telepon dengan erat, mencoba lagi menghubungi Elara, namun panggilannya tidak dijawab.Wajahnya yang biasanya dingin kini tampak sedikit gelisah. Dia menurunkan teleponnya, lalu menekan nomor lain dengan cepat."Toba," Suara Arion rendah namun penuh otoritas ketika pengawal pribadinya menjawab di ujung sana.‘Ya, Tuan,’ jawab Pati, suaranya tenang dan penuh hormat."Situasi?" Arion langsung ke intinya.‘Nyonya Muda sempat menunggu di depan pintu. Tapi kemudian masuk bersama seorang wanita terhormat. Tauristy sudah berada di dalam dan mengawasi, seperti perintah Anda,’ lapor Pati dengan nada profesional.Arion mengerutkan kening. “Menunggu di depan pintu?”‘Benar Tuan. Nyonya tidak langsung masuk, tapi seperti menunggu seseorang.’Bibir sensual milik Arion tertarik ke atas. Elara ternyata menunggu dirinya di sana. Meskipun istrinya itu tidak mengangkat telepon darinya, ternyata
Sesampainya di lantai dansa, Ethan dan Elara berdiri berhadapan. Ethan meletakkan satu tangannya di punggung Elara, sementara tangan lainnya memegang lembut tangan wanita bermanik zamrud tersebut. Musik mulai mengalun lebih merdu, dan mereka mulai bergerak mengikuti irama waltz yang menggema di seluruh ballroom. Elara dan Ethan berdansa dengan anggun di tengah ballroom, menarik perhatian pasangan dansa lainnya. Di sekitar mereka, bisik-bisik mulai terdengar, pelan namun jelas. “Bukankah itu Tuan Muda keluarga Wayne?” Salah satu pasangan berbisik, matanya tak lepas dari sosok Ethan yang memimpin Elara di lantai dansa. “Ya, itu Ethan Wayne, pewaris terkaya di Wisconsin,” jawab yang lainnya dengan nada kagum. “Siapa wanita yang berdansa dengannya? Apa dia tunangan baru Ethan?” Pertanyaan itu terlempar, diiringi tatapan penasaran dari beberapa pasangan yang mencoba menebak identitas Elara. Elara bisa merasakan tatapan dan bisik-bisik itu, setiap kata seolah berbisik langsung ke te
Gemerlap lampu kristal menggantung di langit-langit tinggi, menciptakan bayangan yang berkilauan di atas para tamu yang berpakaian anggun. Musik klasik yang lembut mengalun, mengiringi setiap langkah di lantai dansa. Arion Ellworth baru saja tiba, mengenakan setelan hitam yang elegan, berjalan memasuki ballroom dengan penuh aura yang menekan. Namun, di balik wajahnya yang tenang, hatinya bergejolak. Matanya segera menangkap sosok Elara di tengah keramaian. Wanita itu tampak memukau dalam gaun malam biru navy yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Namun, yang membuat darahnya mendidih adalah pemandangan Elara dalam dekapan pria lain. Sesampainya di hadapan mereka, Arion dengan tenang namun tegas menyela dansa itu. Tanpa memberi kesempatan pada pria itu untuk menyadari kehadirannya, Arion dengan mudah mengambil alih Elara, menariknya lebih dekat padanya. Elara, yang awalnya terkejut, langsung menyadari siapa yang kini memegang tangannya. Jantungnya berdegup kencang, bukan han
Arion mempercepat langkahnya, menyela tanpa ragu ketika melihat Ethan menyentuh lengan Elara. Dengan sekali gerakan, Arion memisahkan mereka, memegang tangan Elara dengan tegas. "Maaf Mr. Wayne," Suaranya terdengar dingin dan penuh otoritas. "Tapi istriku akan pulang bersamaku." Ethan terperangah, pupil pria itu melebar melihat sosok Arion yang kembali muncul dan menyela tegas, serta kalimat terakhir yang diucapkan rekan bisnisnya itu. CEO G&P Ltd itu awalnya amat terkejut, namun segera memasang senyum tipis, meskipun terlihat jelas ada ketegangan yang melintas di wajahnya. "Apa maksudmu, Mr. Ellworth?" kata Ethan dengan nada tenang, tapi matanya tajam –hilang sudah semua kesan ramah yang selalu mengikuti sosok dan pribadi seorang Ethan Wayne. Arion balas menatap Ethan dengan sorot tenang yang tak kalah tajam. "Kau mendengarnya, Mr. Wayne. Elara adalah istriku. Aku adalah suaminya." Kata-kata Arion terdengar berat, memberikan penekanan yang jelas, di balik setiap suku kata. Pr
Pagi itu, suasana di kantor VeraCore berjalan seperti biasa.Para pegawai sibuk dengan pekerjaan mereka, tak ada yang menduga bahwa hari ini akan menjadi hari yang tak terlupakan.Tiba-tiba pintu kaca utama kantor terbuka, dan seorang pria tinggi, tampan, dengan setelan jas mahal yang sempurna, melangkah masuk. Suara langkahnya bergema di lantai marmer, memikat perhatian setiap orang di ruangan itu.Hampir seketika, bisikan mulai beredar di antara para pegawai wanita."Apakah itu Ethan Wayne?" Seorang dari mereka berbisik, matanya berbinar penuh kekaguman."Pria paling diidamkan di seluruh Wisconsin?" Yang lain menimpali, suaranya hampir tak percaya.Nama Ethan Wayne dikenal luas, tidak hanya karena dia CEO G&P Ltd yang sangat sukses, tetapi juga karena ketampanan dan pesona yang memikat banyak hati.Tak lama kemudian, bisikan-bisikan itu berubah menjadi obrolan riuh.Para wanita di kantor, yang selama ini hanya melihat Ethan di televisi atau di halaman majalah, kini menyaksikan sendir