Share

Catatan Author

Author: reefisme
last update Last Updated: 2024-10-09 23:44:45

Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.

Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya.

"Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.

Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.

Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.

Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.

Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.

Mata Aveline melebar ketakutan.

‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’

Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.

Namun, pria itu begitu kuat.

Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.

Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.

Sekelompok pria berpakaian hitam lewat, tak jauh dari mereka.

Aveline bisa merasakan degup jantungnya memacu lebih cepat.

Ia ingin berteriak meminta pertolongan, namun bibirnya masih terkunci oleh ciuman paksa pria itu.

Anehnya, mereka yang lewat tak memperhatikan, menganggap mereka hanyalah pasangan yang sedang berciuman di tempat sepi.

Kelompok itu berlalu begitu saja, tanpa sedikit pun menoleh.

Setelah kelompok itu pergi, pria tersebut melepaskan bibirnya dari Aveline.

Napas gadis itu terengah, dan wajahnya memerah akibat percampuran rasa malu, marah, dan kebingungan.

‘Apa yang baru saja terjadi?’ pikirnya, terperangkap dalam kegelisahan yang mencekam.

Sang pria menatapnya dengan tatapan dingin, seolah tak terjadi apa-apa.

“Maaf,” ucapnya dalam bahasa Inggris yang terdengar fasih. “Nanti aku akan ganti rugi,” tambahnya tanpa emosi.

"Maaf?" Aveline terkejut, pikirannya berputar cepat. “Ganti rugi?”

Semua rasa takut berubah menjadi amarah yang membara.

“Ganti rugi apa, BRENGSEK!!” teriaknya marah sambil melayangkan tamparan kuat ke wajah pria itu.

PLAK!!

Tamparan itu mendarat dengan keras, membuat wajah pria itu terpaling ke samping.

Ekspresinya berubah sejenak, jelas tidak menyangka gadis yang tampak lemah ini memiliki kekuatan sebesar itu.

Tapi Aveline tidak berhenti.

Dengan napas yang tersengal-sengal, ia bersiap memberikan tamparan berikutnya.

Namun sebelum tangannya bisa melayang, sang pria dengan sigap menangkap pergelangan tangan gadis itu.

Aveline terkesiap.

Pria itu lebih cepat dari yang ia duga.

Detik itu, ia bisa melihat jelas wajah pria tersebut di bawah cahaya samar.

Ryunosuke Ashikaga, pria yang berdiri di depannya, adalah pemandangan yang memukau namun berbahaya.

Ia terlihat berbeda dari kebanyakan pria Jepang pada umumnya, ia terlihat berdarah campuran. Jepang dengan ras kaukasia.

Wajahnya sangat tampan dengan garis rahang tajam yang tegas, mata hazel yang tenang namun memancarkan aura kekuasaan, serta rambut hitam pekat yang sedikit acak, menambah daya tarik liar pada dirinya.

Bibir yang tadi mencuri ciumannya kini menutup rapat dalam ketegangan.

Ryunosuke pun terpaku sejenak saat melihat Aveline dengan lebih jelas.

Matanya yang menilai, langsung dapat merasakan bahwa gadis ini… berbeda.

Aveline Ellworth memiliki kecantikan yang tak tertandingi, dengan rambut cokelat bergelombang yang berkilauan di bawah sinar bulan.

Kulitnya putih pucat namun bercahaya, dan mata kelabu yang kini membara dalam kemarahan, membuatnya semakin menarik.

Wajah gadis itu memiliki kelembutan yang menyamarkan kekuatan batinnya, membuat Ryunosuke tertegun sejenak.

Namun, Aveline tidak tinggal diam.

Ketika ia hendak memaki lagi, Ryunosuke tiba-tiba memalingkan wajahnya, melihat ke arah kelompok pria yang tadi lewat.

Komplotan itu ternyata berbalik, terlihat bergerak mendekat lagi ke arah mereka.

Dengan cepat, tanpa peringatan, Ryunosuke kembali mengecup bibir Aveline.

Ciuman kedua ini lebih singkat namun tetap mendesak.

Aveline terkesiap dalam keterkejutannya, hatinya berdebar lebih kencang.

“Namaku Ryu. Ryunosuke. Aku akan menebusnya nanti,” bisik Ryunosuke di antara ciumannya sebelum akhirnya melepaskan Aveline dan bergerak cepat menjauh dari tempat mereka berdiri.

Aveline hanya bisa berdiri mematung, masih merasakan panas bibir Ryunosuke di bibirnya.

Tangannya otomatis terangkat, menyentuh bibirnya yang baru saja dicuri untuk kedua kalinya.

Shock merayap pelan ke seluruh tubuhnya. Ciuman pertamanya… dicuri begitu saja!

"BRENGSEK!" Aveline berteriak, suara marahnya menggema di lorong sempit itu. “Aku akan balas kau, brengsek! Aku akan bilang pada ayahku, dan kau akan mati dalam hitungan hari!”

Namun seketika itu juga Aveline terdiam.

Napasnya tertahan saat menyadari sesuatu; Ia tidak bisa menghubungi ayahnya.

Matanya melebar saat mengingat bahwa dirinya sekarang berada di Jepang, ribuan mil jauhnya dari Amerika, dan lebih penting lagi… dia melarikan diri dari ayahnya, Arion Ellworth, pria paling protektif yang pernah ada di hidupnya.

Dengan perasaan campur aduk antara marah, malu, dan frustrasi, Aveline mendengkus.

Ryunosuke Ashikaga, pria asing yang baru saja mencuri ciuman pertamanya, akan menjadi musuh besar bagi dirinya.

"Sialan," gerutu gadis itu, menendang kecil batu di dekat kakinya. "Aku akan membalasmu, pria brengsek. Tunggu saja."

* * *

============================================

ReeFellows!

Itu draft yang Author buat saat tetiba terpikirkan ide itu. Entah kapan akan Author bikin bukunya, karena Author sedang dalam persiapan membuat buku lain.

Kemugkinan buku lain tersebut akan tayang awal November. Pastikan teman-teman follow akun Author dan pantau notifikasinya yaa. Karena pasti ReeFellows akan dapat notif itu, saat buku baru Author keluar. Atau follow akun isnt4gram Author @reef.is.me untuk mengikuti update terbaru dari Author.

Yang mau kasih tambahan ide, boleh ikut bawelin di kolom komentar yaa!

Oya satu lagi. Kalau boleh, Author minta bantu berikan ulasan berbintang kalian di cover depan yaa... Itu untuk penilaian dari bagi Author juga atas buku ini.

Thanks a lot and God Bless you all!! 

Sampai Ketemu Lagi di Buku Author yang lain!!

Comments (31)
goodnovel comment avatar
Roxena
ganti tema aja min.. takutnya dibayang2i oleh cerita sebelumnya cerita kehidupan arion sm elara sdh sempurna ganti cerita lain aja
goodnovel comment avatar
Indie Love
kak tor kapan dikeluarin buku avelinenya??
goodnovel comment avatar
Tauristy
ayoo lanjut AUTHOOORRR aku menunggu!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 1 : Pertukaran Gila

    "Keperawananmu untukku, atau.. kau menyerah atas nyawa nenekmu." Pria bermata kelabu itu menatap tanpa sorot emosi dan segera setelahnya udara dingin menyeruak dalam ruangan di mana ia dan seorang gadis berkacamata bulat berada."A-apa?""Kau tidur denganku, atau kau biarkan wanita tua itu mati. Pilihanmu.""Kau! Kau memang pria brengsek! Manusia kejam!!" Gadis itu memekik marah.Tangannya yang memegang berkas dari Rumah Sakit tempat neneknya dirawat, gemetar hebat.Saat ini neneknya membutuhkan transfusi darah Rh-Null dengan segera, atau ia akan tidak tertolong.Dan pria di hadapannya ini, satu-satunya orang yang ia ketahui saat ini --detik ini, memiliki darah dengan golongan yang sama.Sekitar satu jam setengah yang lalu, Elara menerima kabar dari pihak rumah sakit, bahwa neneknya mengalami kecelakaan.Elara yang saat itu tengah berada di kampus, bergegas datang ke rumah sakit tempat neneknya dilarikan.“Bagaimana nenek saya, Dok?” tanya Elara panik ketika tiba di ruang IGD dan bert

    Last Updated : 2024-04-21
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 2 : Keluarga White

    Elara berdiri di depan rumah besar berlantai dua di hadapannya. Tidak ada pilihan lain bagi Elara saat ini, selain meminta bantuan dari ayah tirinya, Tony White. Ia masuk dan tepat di depan sana, di ruang keluarga, ia bisa melihat Tony dan Tina --adiknya, duduk bersantai. “Kamu baru pulang heh?!” Suara lengkingan memekakkan telinga, langsung menggema seantero ruangan. Elara menghentikan langkah dan menoleh pada wanita yang mengeluarkan suara melengking, Tina Palmer --bibi tiri Elara. Wanita paruh baya itu memang tidak pernah menyukai kehadiran Elara dalam keluarga White. Elara hanya menatap datar sang bibi, ia tidak bisa menghabiskan waktu berdebat dengan Tina, sementara neneknya memerlukan penanganan segera. Ia pun memutar langkah, mendekati ayah tirinya. “Ayah…” Elara berhenti di samping Tony duduk. “Aku butuh bantuan ayah.” “Hah! Benar-benar anak tak tahu diri!” umpat Tina. “Dari kecil sudah merepotkan, sekarang pun masih ingin merepotkan!” “Bantuan apa?” Suara dalam Tony

    Last Updated : 2024-04-21
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 3 : Pencatatan Pernikahan

    04:55 sore. Rasa sesak itu benar-benar terasa menghimpit di dada Elara. Ia baru saja menemukan dirinya memang berada di jalan buntu. Setelah penandatanganan satu berkas, Elara mendapatkan sejumlah uang --cukup banyak, dari ayah tirinya. Namun saat ia mengutarakan maksudnya pada pihak Rumah Sakit, ia tidak mendapatkan jawaban sesuai harapannya. Meskipun tadi Elara mengatakan bersedia membayar mahal pada pihak Rumah Sakit untuk darah neneknya, pihak Rumah Sakit menolak mentah-mentah. Mereka mengatakan tidak mampu mencari atau mendapatkan darah Rh-Null dalam waktu sesingkat itu. Itu darah yang langka. Bahkan jika pun ditemukan, pihak lain telah lebih dulu membelinya dengan harga sangat tinggi. Elara membuang napas beratnya. Ia kini berdiri di depan pintu ruangan yang sama. Kamar dengan angka 707 di atasnya. Itu bangsal di Rumah Sakit tempat nenek-nya dirawat. Tapi bukan bangsal milik sang nenek. Melainkan milik pria yang memiliki golongan darah langka, yang sama seperti nenek nya.

    Last Updated : 2024-04-21
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 4 : Telah Diincar Sebelumnya

    Sungguh Elara telah pasrah.Tangannya yang memegang akta pernikahan, sedikit bergetar.Demi Tuhan, dirinya masih muda dan memiliki begitu banyak mimpi serta hal-hal yang ingin ia lakukan. Tapi saat ini, ia telah menjadi istri seseorang.Elara melirik pria yang berdiri di sampingnya yang tengah menerima telepon.Pria itu kembali mengenakan pakaian proyek yang tadi siang Elara lihat. Namun itu sama sekali tidak mampu menutupi kharisma misterius pria tersebut.Wajah tampannya terlalu angkuh. Dengan rupa sempurna seperti itu --meski ia mengenakan pakaian lusuh sekalipun, wanita mana yang tidak terhipnotis oleh pesonanya? Elara terkesiap, pria itu telah mengakhiri teleponnya dan menoleh pada Elara.“Aku kerja dulu. Mulai hari ini ada satu mulut lagi yang harus kuberi makan. Kau. Setelah selesai urusanku, aku akan kembali ke Rumah Sakit. Sekarang aku akan mengantarmu dulu kembali ke sana.” Tanpa berjeda, pria itu berkata pada Elara. “Tidak perlu. Aku akan pergi sendiri. Kau urus saja ker

    Last Updated : 2024-04-21
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 5 : Gilirannya Memenuhi Bagian

    “Nenek! Tidaak! Bangun Nek! Kumohon! Jangan tinggalkan aku! Neneek…!” Ratapan pilu Elara terdengar begitu menyayat hati.Tubuhnya membungkuk, memeluk tubuh kaku sang nenek di atas brankar yang telah ditutupi selimut hingga muka.Rasa sakit yang bagai mengiris seluruh sisa jiwa dan harapan dalam dirinya, membuat Elara tak henti memohon dalam tangis.“Neneek…”Ia tidak ingin ditinggalkan seperti ini.Ia sudah tidak memiliki siapapun lagi.Bagaimana ia akan merasa rela ditinggalkan begitu saja oleh seseorang yang paling memerhatikan dan tulus menyayangi dirinya, setelah mendiang ibunya?“Kami telah berusaha semaksimal yang kami bisa, maaf kami tidak bisa menolongnya,” Seorang dokter berkata untuk kesekian kalinya pada Elara, sebelum ia akhirnya meninggalkan bangsal tempat Elara dan tubuh kaku Nyonya Willow berada.Elara tidak lagi menanggapi dokter tadi, karena ia telah menghujani dokter itu dengan puluhan, bahkan ratusan pertanyaan mengapa tindakan operasi yang dilakukan justru membuat

    Last Updated : 2024-04-21
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 6 : Jika Sudah Tidak Punya Siapa Siapa

    “Aku benar-benar minta maaf, El!” Jeanne mendekap erat tubuh Elara dan berulang kali mengatakan penyesalan, permintaan maaf serta belasungkawa kepada Elara.“Tidak apa, J.”“Apanya yang tidak apa!” Jeanne tergugu mendengar jawaban Elara. “Aku seharusnya berada di samping mu saat kau melalui itu semua kemarin. Aku benar-benar minta maaf!”Gadis teman dekat Elara itu baru saja kembali dari luar kota dan ia menerima berita duka dari Elara tentang neneknya.Yang lebih menyedihkan lagi untuk Jeanne, saat mendengar dari Elara bahwa anggota keluarga White tidak satu pun yang hadir pada pemakaman itu.Jeanne adalah salah satu yang mengetahui bahwa Elara bukanlah anak kandung Tony White, dan satu-satunya yang mengetahui serta melihat sendiri perlakuan keluarga White yang kurang manusiawi terhadap Elara.Sekali waktu ia pernah berkunjung ke rumah Elara yang tidak masuk kuliah karena sakit.Betapa terkejutnya Jeanne saat menerima hinaan dari wanita paruh baya yang kemudian ia ketahui, sebagai bib

    Last Updated : 2024-05-03
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 7 : Sudah Waktunya Hidup Sendiri

    Elara berada di dalam kamarnya yang sempit. Kamar itu tidak seperti kamar lainnya yang berada dalam kediaman White ini.Tentu saja tidak, karena Elara menempati salah satu kamar di samping area servis. Kamar untuk pelayan di sana.Sejak Annie Willow --ibu kandungnya-- meninggal, Elara dipaksa untuk keluar dari kamar miliknya dan berpindah ke kamar pelayan, dengan alasan kamar Elara akan digunakan oleh Dianne Palmer, anak dari Tina.Elara menghela napas yang terasa begitu berat dan menyisakan sedikit sesak dalam dadanya.Ia masih dalam masa berkabung, rasa kehilangan yang nyata dan begitu membuat dirinya --sekali lagi-- merasa luar biasa kesepian, semenjak kepergian mendiang ibunya.Namun Elara tahu, ia tidak boleh terus terlarut dalam duka ini.Amarahnya pada keluarga White, membuat Elara bertekad untuk betul-betul tidak tergantung lagi pada mereka dan membalas mereka kelak.Elara lalu meletakkan album foto yang sejak tadi ia pegang dengan erat. Rasa rindu yang kuat, membuat Elara meng

    Last Updated : 2024-05-03
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 8 : Sahabat Yang Akan Pergi

    “El!”Elara mendongak dan mengarahkan pandangan pada sumber teriakan itu. Mata zamrud-nya menangkap sosok Jeanne yang berlari padanya.Kantin tempat Elara berada sedang tidak terlalu ramai, sehingga lengkingan suara Jeanne terdengar begitu jelas.“El!”“Tidak perlu berteriak, aku mendengarmu,” ujar Elara.“Apa kau sudah dengar?” Jeanne terengah saat berhenti di dekat Elara.“Iya. Aku dengar. Kau berteriak begitu kencang, bagaimana aku tidak mendengarnya?” ledek Elara.“Bukan!” Jeanne menggeleng kuat-kuat. Ia menarik kursi di depan Elara dan duduk dengan tergesa. “Edric sudah pulang dan sedang dipanggil dekan.”Elara menatap Jeanne. “Dipanggil dekan?”Anggukan kuat dari Jeanne menjawab pertanyaan Elara itu.“Kenapa?”“Mana ku tahu!” Jeanne menyorotkan tatapan menuding pada Elara. “Kup

    Last Updated : 2024-05-04

Latest chapter

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Catatan Author

    Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 94 : Cinta Sesungguhnya

    Langit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 93 : Seorang Ellworth Junior

    Arion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand Inauguration

    Arion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 91 : Menemui Imelda

    Elara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

    Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

    Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

    Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 87 : Kembali Lagi

    Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e

DMCA.com Protection Status