Share

Bab 5. Menikah

Penulis: Atiek S
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 21:10:10

Setelah pembicaraan dengan Zain, Rayana langsung kembali ke butik untuk bekerja. Dia hanya kembali ke rumah ketika malam tiba.

Saat dirinya sudah selesai membereskan ruang makan dan masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, mendadak Ratri ikut masuk dan menutup pintunya.

“Ibu?” panggil Rayana bingung dan sedikit kaget. “Ada apa, Bu?” tanyanya, merasa sang ibu tampak ingin berbicara berdua dengannya.

“Rayana, katakan kepada Ibu dengan jujur. Kamu ingin menikah karena memang cinta kepada Zain … atau terpaksa karena sindiran Celine dan Nenek Citra?”

Pertanyaan sang ibunda membuat Rayana sempat kaget. Memang insting seorang ibu begitu kuat, bahkan hal seperti ini saja bisa dia ketahui.

Namun, dengan cepat wanita itu membalas tenang, “Ibu kenapa berpikiran begitu?”

Ratri terdiam, menatap netra sang putri lurus sebelum menjawab, “Bertahun-tahun Ibu membesarkan kamu, Ibu tahu sifatmu. Pun semenjak menikah dengan Ayah Burhan, Ibu kurang memerhatikan pergaulanmu, tapi Ibu yakin kalau kamu tidak pernah berpacaran. Jadi, Ibu curiga–”

“Ibu curiga aku mencari sembarang pria untuk dinikahi hanya untuk keluar dari rumah Ayah Burhan??” Rayana memotong ucapan ibunya, membuat mata Ratri terbelalak, tapi wanita itu menenangkan kembali dirinya sebelum berujung menganggukkan kepala. 

“Iya. Apalagi karena kamu berniat menikah minggu depan.”

Rayana pun tertawa, membuat sang ibu mengerjapkan mata.

“Ray, Ibu lagi bicara serius!” tegur Ratri.

“Aduh, Ibu. Maaf, tapi Ray enggak tahan. Habisnya tebakan Ibu lucu! Kentara Ibu terlalu banyak nonton drama.” balas Rayana, masih sedikit tertawa. 

Saat sudah tenang, Rayana mengenggam tangan ibunya.

“Bu, Ray tahu apa yang Ray lakukan, dan Zain bukan pria sembarangan. Dia pria baik dengan pekerjaan yang mapan. Pernikahan kami dilangsungkan tentunya bukan hanya karena Nenek Citra sering menyindir Ray. Ibu tenang saja.”

“Lalu, kenapa harus minggu depan? Pernikahan itu tidak sepantasnya dilaksanakan dengan mendadak tanpa berunding dengan keluarga terlebih dahulu, Ray!” Ratri menegaskan.

Pertanyaan ini, Rayana sudah tahu akan diajukan, jadi … dia juga sudah mempersiapkan jawaban. “Sejujurnya, sudah lama aku dan Zain membicarakan pernikahan, tapi aku terus menunda karena aku tidak rela meninggalkan Ibu sendiri di rumah ini, terutama dengan Celine dan Nenek Citra yang seperti itu.” Kemudian, dia tersenyum. “Tapi, karena Celine sudah akan menikah, hanya tersisa Nenek Citra, yang mana dia akan lebih tenang setelah aku tidak lagi berada di rumah ini.”

Mendengar penjelasan putrinya, Ratri sangat terkejut. Selama ini, dia sudah berusaha melindungi dan menutupi semuanya dari Rayana, tapi ternyata … putrinya tersebut sudah tahu secara jelas inti masalahnya.

Menundukkan kepala dan menatap genggaman tangan sang putri yang hangat, Ratri tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

Rayana … sudah dewasa.

“Bu, percaya sama Rayana. Rayana sudah memikirkan semuanya dengan matang dan tidak melakukannya secara sembarang,” tegas Rayana, melontarkan kalimat terakhir untuk menenangkan hati ibunya.

Di saat ini, Ratri pun memeluk sang putri, erat. “Mm, Ibu percaya pada Ray.”

Dipeluk seperti itu, Rayana terkejut. Dia membenamkan wajahnya di pundak sang ibu, menahan air mata yang berusaha keluar.

Dalam hati, Rayana berucap, ‘Maafkan Rayana sudah berbohong, Bu.’

***

Seminggu berlalu dengan cepat, dan sesuai perjanjian, Rayana telah siap dengan koper dan beberapa tas berisi keperluannya.

Saat dia keluar, Rayana melihat ada seorang lelaki paruh baya sedang berbincang dengan ayah dan ibunya. Rayana mendekat dan lelaki itu kemudian berdiri dan menunduk hormat padanya.

“Selamat pagi, Nona Rayana. Saya Pak Yono, saya diminta tolong Tuan Zain untuk mengantar Nona. Apakah Nona sudah siap?”

Rayana sedikit tercengang. Bukankah Zain yang seharusnya menjemputnya?

Menyadari ekspresi Rayana yang kebingungan, Pak Yono cepat-cepat menjelaskan, “Ada beberapa urusan kantor yang wajib dihadiri Tuan Zain, jadi beliau akan langsung menemui Nona di kantor catatan sipil.”

Mendengar itu membuat Citra mendengus. “Hah! Belum menikah sudah ditelantarkan, memang kamu kurang menarik kali Rayana!” sindirnya, membuat Pak Yono menautkan alis, tampak tidak setuju dengan kalimat itu.

“Ibu,” tegur Burhan, membuat Citra hanya mendengus.

Rayana sendiri mengabaikan ucapan neneknya dan tersenyum. “Aku mengerti. Tidak masalah, mari kita berangkat sekarang,” balasnya.

Bersama dengan ibu dan ayah tirinya, Rayana pun pergi ke kantor catatan sipil. Citra tidak ikut dengan alasan dirinya tidak enak badan. Jelas sebuah kebohongan mengingat dia masih semangat menghina Rayana sebelum kepergiannya.

Untunglah, karena dengan begitu Rayana tidak perlu mendengar cemoohan wanita tua itu lagi.

Sesampainya di kantor catatan sipil, tampak Zain sudah menunggu. Proses pernikahan tidak terlalu lama karena semua persyaratan sudah lengkap.

“Maaf saya belum sempat untuk merayakan pernikahan ini, tapi saya pastikan nanti ketika semua urusan sudah selesai, pesta resepsi tentu akan diadakan,” ujar Zain pada orang tua Rayana seusai prosesi. Saat ini mereka sudah berada di pelataran KUA setempat.

“Kami ikut Nak Zain saja bagaimana baiknya. Yang penting kalian sama-sama nyaman. Titip Rayana ya, Nak. Sering-seringlah menengok kami. Ibunya ini tidak bisa kalau berjauhan dengan Rayana,” ucap Ayah Rayana sambil melirik istri yang berdiri di sampingnya. Ratri terlihat sedih karena akan berpisah dengan anak gadisnya.

Semua proses sudah selesai. Rayana dan Zain sudah resmi menjadi suami istri. Orang tua Rayana kemudian pamit pulang. Begitu juga tamu-tamu lain yang bertindak sebagai saksi pernikahan mereka. Hanya tersisa Zain dan Rayana.

“Rayana, walau pernikahan ini diawali dengan kesepakatan demi keuntungan bersama, tapi bagiku pernikahan bukan permainan, jadi walau kita tidak saling mencintai, tapi aku akan tetap berkomitmen dalam pernikahan ini, dan aku harap kamu melakukan yang sama. Meski aku harap tidak terjadi, tapi bila memang suatu hari kamu jatuh hati pada orang lain, katakan padaku, dan kita bisa mengakhiri hubungan ini,” jelas pria tersebut.

Walau tidak berharap bahwa pria itu berniat memegang janjinya, tapi Rayana menganggukkan kepala. “Aku mengerti.”

“Aku tidak akan mencampuri privasimu, terkecuali hal tersebut mengganggu perjanjian kita. Sebaliknya, aku harap kamu juga tidak mencampuri urusanku, dan kita fokus dengan hidup masing-masing,” imbuh Zain lagi seraya menyerahkan satu dompet kecil kepada Rayana. “Di dalamnya ada kartu apartemenku, juga kartu debit berisi uang yang bisa kamu gunakan untuk keperluan sehari-harimu. Untuk hal lain, kamu bisa tanyakan kepada Pak Yono. Dia yang akan mengantarkanmu.”

“Kamu tidak ikut denganku?” tanya Rayana usai menerima segala hal yang Zain berikan.

“Aku masih ada urusan. Aku harap kamu mengerti.”

Rayana menganggukkan kepalanya lagi, tidak membantah dan hanya menatap suaminya yang wajahnya sedingin es itu. “Tidak perlu khawatir, aku mengerti. Mengenai kartu ini, aku akan menyimpannya saja. Aku masih bisa menghidupi diriku sendiri,” balasnya sembari tersenyum.

“Lakukan sesukamu, aku pergi.”

Kemudian, Zain pun langsung berjalan pergi, meninggalkan Rayana bersama Pak Yono yang telah menunggu di samping mobil.

‘Dia … sibuk sekali?’ batin Rayana dengan alis tertaut. ‘Apa pegawai zaman sekarang sesibuk itu, bahkan di hari pernikahannya sendiri?’ 

Bab terkait

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 6. Pegawai Biasa, Apartemen Mewah?

    Sekarang, Rayana tengah berdiri tepat di depan gedung apartemen yang begitu mewah. Dia tertegun melihat betapa megah dan menakjubkan area tempat ini, termasuk fasilitas-fasilitas yang disediakan.“Mari Nyonya, kita akan ke lantai 18,” kata Pak Yono sambil membawa koper-koper miliknya.Walau bertanya-tanya bagaimana seorang pegawai biasa bisa membeli apartemen di tempat mewah seperti ini, tapi Rayana hanya diam dan mengikuti Pak Yono di belakang. Agaknya bertanya tentang latar belakang Zain kepada orang lain bukanlah hal yang pantas.Tiba di lantai 18, Rayana kembali dibuat terkejut dengan interior ruangan yang menurutnya bukan sekadar mewah, tapi elegan dan eksklusif. Bukan bermaksud membandingkan, tapi … bahkan rumah ayah tirinya yang cukup berada sangat jauh dengan apartemen ini.“Nyonya, ada dua kamar di lantai ini, silahkan mau pakai yang mana. Sesuai pesan Tuan Zain, kamar atas tidak bisa diganggu,” ucap Pak Yono dengan sopan.Rayana mengangguk. Dia sudah dengar kalau Zain adala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 7. Melawan Nenek Citra

    Di Tiffancy Apparel, terlihat sosok Celine dan Citra yang sedang menatap tas pesanan Rayana.“Pokoknya kamu harus beli tas itu, Celine. Jangan mau kalah sama Rayana. Jangan sampai dia terlihat cantik dengan tas ini, huh tidak pantas sama sekali. Kamu yang lebih pantas!”Kalimat Citra membuat Celine tidak nyaman. “Tapi, Nek. Tas itu mahal. Mana mampu aku membelinya? Dua puluh juta loh!”“Alaaah kan bisa minta si Arya tunangan kamu itu.”“Nek, aku dan Arya baru bertunangan, belum menikah! Mana berani aku?!”Saat ini, Celine dan Citra sedang berbelanja di pusat perbelanjaan ternama kota. Citra yang tadi beralasan tidak enak badan tampak sehat, terbukti berbohong dan hanya malas melihat Rayana menikah.Di tengah berjalan-jalan, Celine tampak tertarik dengan salah satu tas yang ada di konter khusus toko dan langsung menanyakan apakah dia bisa membelinya. Siapa yang menyangka tas itu khusus dibuat atas pesanan seseorang, dan ketika dipastikan siapa pemesannya, itu ternyata adalah Rayana!Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 8. Aku Suamimu

    Citra yang sudah kembali berdiri, mendelik ke arah Zain. Dia ingat terakhir kali bertemu pria tersebut, Zain terlihat sangat biasa. Akan tetapi, hari ini bertemu lagi, kenapa pria itu mengeluarkan aura berkuasa yang begitu pekat?! Arya, tunangan Celine yang direktur saja, kalah jauh darinya!Karena tidak ada yang menjawabnya, Zain pun beralih pada Miss Eka, yang terlihat jelas adalah penanggung jawab di tempat tersebut. “Kamu, jelaskan.”Miss Eka yang terintimidasi pandangan Zain langsung bergidik ketakutan. “Itu … Tuan, tadi–”“Jangan berlagak seperti bos besar kamu, Zain!” potong Citra sebelum Miss Eka sempat menjawab, membuat semua orang terkejut menatap ke arah wanita tua tersebut. “Istrimu itu yang cari gara-gara! Sudah tahu suaminya hanya pegawai rendahan, pakai mau beli tas dengan harga mahal. Banyak gaya sekali!”Zain memicingkan mata. Dia melirik Rayana sekilas, tampak wanita itu menggelengkan kepala singkat. Pria itu pun mengalihkan pandangan pada Miss Eka. “Benar begitu?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 1. Utang? Bukan. Lamaran

    “Jadi, kapan Rayana akan menikah? Masa udah 30 tahun mau numpang di rumah ini terus?” Suara itu terdengar nyaring dari ruang makan, membuat Rayana yang hendak keluar dari dapur usai memasak sejumlah hidangan pun langsung menghentikan langkah. Hari itu adalah hari keluarga besar kediaman berkumpul untuk makan siang bersama dan membahas pertunangan adik tiri Rayana, Celline. Di ruang makan, selain ayah tiri, nenek dari pihak sang ayah tiri, juga dua saudara tirinya, terlihat ibu kandung Rayana, Ratri, tengah menyajikan hidangan yang Rayana masak untuk keluarga dari pernikahan keduanya itu. Awalnya, semua tampak baik-baik saja. Akan tetapi, entah apa yang terjadi di tengah percakapan, tapi mendadak dirinya menjadi topik utama pembicaraan sang nenek, Citra. “Bukan niat Rayana mau terus menumpang, Bu. Hanya saja belum bertemu jodohnya. Tidak bisa dipaksakan.” Ratri, Ibu Rayana, terlihat berusaha membela anak gadisnya. “Eh Ratri, jodoh kalau gak dicari, ya gak bakalan ketemu. Anakmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 2. Pekerjaanmu?

    “Apa? Menikahiku?” tanya Rayana dengan mulut sedikit ternganga, terkejut dengan perkataan pemuda di depannya.“Ayahmu dan ayahku dulu bersahabat. Ini buktinya.” Zain menunjuk pada foto yang tadi ia keluarkan. Rayana mengamati sebentar foto yang disodorkan Zain. Memang benar, itu adalah foto ayahnya. Berarti lelaki di hadapan ini sedang tidak berbohong.Pandangan Rayana beralih kepada Zain, saat ini banyak sekali pertanyaan berputar di kepalanya. Bagaimana bisa kebetulan begini? Saat Rayana membutuhkan sebuah pernikahan sebagai jalan keluar dari rumah ayah tirinya, ada seorang pria yang datang menawarkan pernikahan akibat janji lama?Apakah ini cara Tuhan memberi jalan untuk permasalahannya? Namun, walau begitu, Rayana masih bimbang. Bagaimana pun menikah bukanlah hal yang bisa dijadikan permainan. Bagaimana bisa menikah kalau tidak saling cinta? Jangankan cinta, bertemu pun baru kali ini.“Bagaimana, Rayana?” Zain bertanya saat dilihanya Rayana hanya diam memandangnya.Rayana agak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 3. Direndahkan Dan Dibela

    “Aku adalah–”“Alaaah, sudahlah! Tidak perlu dijawab! Kalau kamu jawab, nanti malah aku yang ditegur lagi!” potong Citra dengan kesal. “Lagi pula, kamu bisa kerja apa sih? Paling cuma pegawai rendahan, atau tukang bengkel. Lihat saja pakaiannya nggak etis untuk datang melamar,” tuding wanita tua itu dengan keji.Rayana bisa melihat Zain mengerjapkan matanya, agak terkejut. Pria itu menatap pakaiannya, tampak mempertanyakan apa yang bermasalah dari penampilannya?Rayana sendiri juga hanya bisa menggigit bibirnya. Walau Zain memang terlihat sedikit santai, tapi dia berpakaian rapi! Kenapa sang nenek harus menghina pria tersebut seperti itu?“Lihat anakmu itu Ratri, bahkan memilih suami pun nggak becus. Mau dikasih makan apa kalau hanya seorang pegawai biasa?!” tanya Citra. “Lihat dong Celine! Tunangannya punya jabatan Direktur di perusahaan. Direktur loh, Ratri! Gajinya besar, bisa beli rumah, mobil, dan perhiasan mahal. Kalau pegawai? Hahaha bisa beli apa?!”Rayana mulai tidak nyaman l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 4. Menarik

    “Pfft!” Rayana tak elak tertawa tertahan mendengar ucapan Zain.Hal itu membuat Celine mendelik. “Kamu–!” Wanita itu tampak kehabisan kata-kata.Sungguh, Rayana tidak menyangka Zain adalah pria yang pintar bersilat lidah, terutama melihat ekspresinya yang selalu datar dan tenang itu.Tujuan Zain sangat jelas adalah untuk menjebak Celine. Kalau adik tiri Rayana itu menyanggah ucapan Zain dan mengatakan dia tidak hamil, maka dia mengakui kalau dirinya cenderung buncit. Di sisi lain, kalau tidak menyanggah, berarti Celine membenarkan ucapan Zain bahwa dirinya hamil!Dua-duanya sama-sama memalukan!“Hmph!” Celine pun berdiri dari sofa. “Berbicara dengan kalian seperti berbicara dengan orang tidak berpendidikan! Lihat saja nanti kamu, Mbak. Kamu pasti akan menyesal menikah dengan pria seperti ini!” Lalu, dia pun meninggalkan ruang tamu.“Celine!” Citra yang menyadari Celine kesal, langsung ikut beranjak dari sofa. Dia mendelik ke arah Zain dan Rayana. ‘Awas saja kalian!’ batinnya, sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 8. Aku Suamimu

    Citra yang sudah kembali berdiri, mendelik ke arah Zain. Dia ingat terakhir kali bertemu pria tersebut, Zain terlihat sangat biasa. Akan tetapi, hari ini bertemu lagi, kenapa pria itu mengeluarkan aura berkuasa yang begitu pekat?! Arya, tunangan Celine yang direktur saja, kalah jauh darinya!Karena tidak ada yang menjawabnya, Zain pun beralih pada Miss Eka, yang terlihat jelas adalah penanggung jawab di tempat tersebut. “Kamu, jelaskan.”Miss Eka yang terintimidasi pandangan Zain langsung bergidik ketakutan. “Itu … Tuan, tadi–”“Jangan berlagak seperti bos besar kamu, Zain!” potong Citra sebelum Miss Eka sempat menjawab, membuat semua orang terkejut menatap ke arah wanita tua tersebut. “Istrimu itu yang cari gara-gara! Sudah tahu suaminya hanya pegawai rendahan, pakai mau beli tas dengan harga mahal. Banyak gaya sekali!”Zain memicingkan mata. Dia melirik Rayana sekilas, tampak wanita itu menggelengkan kepala singkat. Pria itu pun mengalihkan pandangan pada Miss Eka. “Benar begitu?”

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 7. Melawan Nenek Citra

    Di Tiffancy Apparel, terlihat sosok Celine dan Citra yang sedang menatap tas pesanan Rayana.“Pokoknya kamu harus beli tas itu, Celine. Jangan mau kalah sama Rayana. Jangan sampai dia terlihat cantik dengan tas ini, huh tidak pantas sama sekali. Kamu yang lebih pantas!”Kalimat Citra membuat Celine tidak nyaman. “Tapi, Nek. Tas itu mahal. Mana mampu aku membelinya? Dua puluh juta loh!”“Alaaah kan bisa minta si Arya tunangan kamu itu.”“Nek, aku dan Arya baru bertunangan, belum menikah! Mana berani aku?!”Saat ini, Celine dan Citra sedang berbelanja di pusat perbelanjaan ternama kota. Citra yang tadi beralasan tidak enak badan tampak sehat, terbukti berbohong dan hanya malas melihat Rayana menikah.Di tengah berjalan-jalan, Celine tampak tertarik dengan salah satu tas yang ada di konter khusus toko dan langsung menanyakan apakah dia bisa membelinya. Siapa yang menyangka tas itu khusus dibuat atas pesanan seseorang, dan ketika dipastikan siapa pemesannya, itu ternyata adalah Rayana!Me

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 6. Pegawai Biasa, Apartemen Mewah?

    Sekarang, Rayana tengah berdiri tepat di depan gedung apartemen yang begitu mewah. Dia tertegun melihat betapa megah dan menakjubkan area tempat ini, termasuk fasilitas-fasilitas yang disediakan.“Mari Nyonya, kita akan ke lantai 18,” kata Pak Yono sambil membawa koper-koper miliknya.Walau bertanya-tanya bagaimana seorang pegawai biasa bisa membeli apartemen di tempat mewah seperti ini, tapi Rayana hanya diam dan mengikuti Pak Yono di belakang. Agaknya bertanya tentang latar belakang Zain kepada orang lain bukanlah hal yang pantas.Tiba di lantai 18, Rayana kembali dibuat terkejut dengan interior ruangan yang menurutnya bukan sekadar mewah, tapi elegan dan eksklusif. Bukan bermaksud membandingkan, tapi … bahkan rumah ayah tirinya yang cukup berada sangat jauh dengan apartemen ini.“Nyonya, ada dua kamar di lantai ini, silahkan mau pakai yang mana. Sesuai pesan Tuan Zain, kamar atas tidak bisa diganggu,” ucap Pak Yono dengan sopan.Rayana mengangguk. Dia sudah dengar kalau Zain adala

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 5. Menikah

    Setelah pembicaraan dengan Zain, Rayana langsung kembali ke butik untuk bekerja. Dia hanya kembali ke rumah ketika malam tiba.Saat dirinya sudah selesai membereskan ruang makan dan masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, mendadak Ratri ikut masuk dan menutup pintunya.“Ibu?” panggil Rayana bingung dan sedikit kaget. “Ada apa, Bu?” tanyanya, merasa sang ibu tampak ingin berbicara berdua dengannya.“Rayana, katakan kepada Ibu dengan jujur. Kamu ingin menikah karena memang cinta kepada Zain … atau terpaksa karena sindiran Celine dan Nenek Citra?”Pertanyaan sang ibunda membuat Rayana sempat kaget. Memang insting seorang ibu begitu kuat, bahkan hal seperti ini saja bisa dia ketahui.Namun, dengan cepat wanita itu membalas tenang, “Ibu kenapa berpikiran begitu?”Ratri terdiam, menatap netra sang putri lurus sebelum menjawab, “Bertahun-tahun Ibu membesarkan kamu, Ibu tahu sifatmu. Pun semenjak menikah dengan Ayah Burhan, Ibu kurang memerhatikan pergaulanmu, tapi Ibu yakin kalau kamu tidak

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 4. Menarik

    “Pfft!” Rayana tak elak tertawa tertahan mendengar ucapan Zain.Hal itu membuat Celine mendelik. “Kamu–!” Wanita itu tampak kehabisan kata-kata.Sungguh, Rayana tidak menyangka Zain adalah pria yang pintar bersilat lidah, terutama melihat ekspresinya yang selalu datar dan tenang itu.Tujuan Zain sangat jelas adalah untuk menjebak Celine. Kalau adik tiri Rayana itu menyanggah ucapan Zain dan mengatakan dia tidak hamil, maka dia mengakui kalau dirinya cenderung buncit. Di sisi lain, kalau tidak menyanggah, berarti Celine membenarkan ucapan Zain bahwa dirinya hamil!Dua-duanya sama-sama memalukan!“Hmph!” Celine pun berdiri dari sofa. “Berbicara dengan kalian seperti berbicara dengan orang tidak berpendidikan! Lihat saja nanti kamu, Mbak. Kamu pasti akan menyesal menikah dengan pria seperti ini!” Lalu, dia pun meninggalkan ruang tamu.“Celine!” Citra yang menyadari Celine kesal, langsung ikut beranjak dari sofa. Dia mendelik ke arah Zain dan Rayana. ‘Awas saja kalian!’ batinnya, sebelum

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 3. Direndahkan Dan Dibela

    “Aku adalah–”“Alaaah, sudahlah! Tidak perlu dijawab! Kalau kamu jawab, nanti malah aku yang ditegur lagi!” potong Citra dengan kesal. “Lagi pula, kamu bisa kerja apa sih? Paling cuma pegawai rendahan, atau tukang bengkel. Lihat saja pakaiannya nggak etis untuk datang melamar,” tuding wanita tua itu dengan keji.Rayana bisa melihat Zain mengerjapkan matanya, agak terkejut. Pria itu menatap pakaiannya, tampak mempertanyakan apa yang bermasalah dari penampilannya?Rayana sendiri juga hanya bisa menggigit bibirnya. Walau Zain memang terlihat sedikit santai, tapi dia berpakaian rapi! Kenapa sang nenek harus menghina pria tersebut seperti itu?“Lihat anakmu itu Ratri, bahkan memilih suami pun nggak becus. Mau dikasih makan apa kalau hanya seorang pegawai biasa?!” tanya Citra. “Lihat dong Celine! Tunangannya punya jabatan Direktur di perusahaan. Direktur loh, Ratri! Gajinya besar, bisa beli rumah, mobil, dan perhiasan mahal. Kalau pegawai? Hahaha bisa beli apa?!”Rayana mulai tidak nyaman l

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 2. Pekerjaanmu?

    “Apa? Menikahiku?” tanya Rayana dengan mulut sedikit ternganga, terkejut dengan perkataan pemuda di depannya.“Ayahmu dan ayahku dulu bersahabat. Ini buktinya.” Zain menunjuk pada foto yang tadi ia keluarkan. Rayana mengamati sebentar foto yang disodorkan Zain. Memang benar, itu adalah foto ayahnya. Berarti lelaki di hadapan ini sedang tidak berbohong.Pandangan Rayana beralih kepada Zain, saat ini banyak sekali pertanyaan berputar di kepalanya. Bagaimana bisa kebetulan begini? Saat Rayana membutuhkan sebuah pernikahan sebagai jalan keluar dari rumah ayah tirinya, ada seorang pria yang datang menawarkan pernikahan akibat janji lama?Apakah ini cara Tuhan memberi jalan untuk permasalahannya? Namun, walau begitu, Rayana masih bimbang. Bagaimana pun menikah bukanlah hal yang bisa dijadikan permainan. Bagaimana bisa menikah kalau tidak saling cinta? Jangankan cinta, bertemu pun baru kali ini.“Bagaimana, Rayana?” Zain bertanya saat dilihanya Rayana hanya diam memandangnya.Rayana agak

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 1. Utang? Bukan. Lamaran

    “Jadi, kapan Rayana akan menikah? Masa udah 30 tahun mau numpang di rumah ini terus?” Suara itu terdengar nyaring dari ruang makan, membuat Rayana yang hendak keluar dari dapur usai memasak sejumlah hidangan pun langsung menghentikan langkah. Hari itu adalah hari keluarga besar kediaman berkumpul untuk makan siang bersama dan membahas pertunangan adik tiri Rayana, Celline. Di ruang makan, selain ayah tiri, nenek dari pihak sang ayah tiri, juga dua saudara tirinya, terlihat ibu kandung Rayana, Ratri, tengah menyajikan hidangan yang Rayana masak untuk keluarga dari pernikahan keduanya itu. Awalnya, semua tampak baik-baik saja. Akan tetapi, entah apa yang terjadi di tengah percakapan, tapi mendadak dirinya menjadi topik utama pembicaraan sang nenek, Citra. “Bukan niat Rayana mau terus menumpang, Bu. Hanya saja belum bertemu jodohnya. Tidak bisa dipaksakan.” Ratri, Ibu Rayana, terlihat berusaha membela anak gadisnya. “Eh Ratri, jodoh kalau gak dicari, ya gak bakalan ketemu. Anakmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status